Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pembangunan Perkotaan

Volume 5, Nomor 2, Juli – Desember 2017


p-ISSN 2338-6754
e-ISSN 2581-1304
http://ejpp.balitbang.pemkomedan.go.id/index.php/JPP

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT PAPAN PARTIKEL


DARI BAHAN POLIPROPILEN DAN SERBUK TEMPURUNG KELAPA
MEDAN LABUHAN DENGAN MENGGUNAKAN UJI FISIS

Irfandi1*, Deo Demonta Panggabean2, Mukti Hamjah Harahap3


1,2,3)
Jurusan Fisika, Fakultas FMIPA, Universitas Negeri Medan
Jl. Willem Iskandar Pasar V – Kotak Pos No. 1589 – Medan 20221
*Penulis Korespodensi : irfandi@unimed.ac.id

Abstrak
Telah dilakukan penelitian tentang pengembangan pembuatan papan partikel komposit yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan kayu yang semakin meningkat. Bahan baku papan komposit yang
berlignoselulosa misalnya Serbuk tempurung Kelapa YANG didapat dari Kampung Lalang Medan.
Pada penelitian ini telah dievaluasi sifat fisis dari bahan tersebut diantaranya uji fisis yang dilakukan
meliputi: Kerapatan, Kadar Air dan Pengembangan Tebal dengan perlakuan komposisi polipropilen
dan serbuk tempuru yang ng kelapa bervariasi yaitu: 30 : 70, 40 : 60, 50 : 50, 60 : 40, 70 : 30 dengan
menggunakan standar SNI 03 – 2105 – 2006. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa nilai sifat fisis
papan partikel komposit Polipropilena dan serbuk tempurung kelapa yang dihasilkan memenuhi
standar SNI 03 – 2105 – 2006

Kata Kunci : Papan Partikel, Plastik Daur Ulang, Serbuk Tempurung Kelapa, sifat fisis

Pendahuluan – 292,451 Kgf/ cm2, untuk nilai Modulus elastisitas


Kesadaran akan sampah memang belum tidak memenuhi standart SNI 03 – 2105 – 2006, karena
menjadi sebuah hal yang dianggap penting oleh interval Modulus elastistisitasnya dari hasil penelitian
masyarakat maupun aparatur Negara sendiri. didapat pada interval 6196,698 Kgf/ cm2 – 9684,816
Jangankan memilah-milah jenis sampah, membuang Kgf/cm2, sedangkan pada nilai kuat rekat internal yang
pada tempat yang benar pun rasanya enggan. Sumber disyaratkan SNI 03 – 2105 – 2006 yaitu minimal 1,5
sampah paling banyak, menurut MEIP, berasal dari Kgf/cm2 pada penelitian didapatkan yaitu 8,412 Kgf/
permukiman atau rumah tangga. Di Bogor misalnya, cm2 - 11,622 Kgf/ cm2 dan pada uji impak didapatkan
sampah rumah tangga mencapai 62%, dan dari pasar- nilai teringgi 3,858 joule/ cm2 dan nilai terendah 1,808
pasar berjumlah 24,42%. Di Jakarta, 67,86% berasal joule/ cm2. Dari hasil perankingan kualitas papan
dari rumah tangga, 9,15% dari pasar-pasar, 4,5% dari partikel yang lebih baik adalah perlakuan pada
pertokoan, 3,2% dari kantor-kantor, 2,92% dari komposisi limbah plastik sebesar 50% banding 50 %
jalanan, 8% dari pabrik. Dari semua itu, paling banyak serbuk tempurung kelapa.
adalah jenis organik, bahkan bisa mencapai 75% dari Dari penelitian sebelumnya ada upaya untuk
jumlah sampah yang ada. Walaupun yang organik bisa melakukan sebuah gerakan efisiensi penggunaan kayu
didaur ulang dan dimanfaatkan untuk menyuburkan dan alternativ pencarian bahan baku sebagai pengganti
tanah atau pupuk kompos, namun sayangnya belum kayu yang mempunyai sifat sama atau minimal hampir
dikelola secara maksimal dan profesional. sama dengan kayu perlu ditingkatkan. Upaya ini
Penelitian yang dilakukan Irfandi, 2015 didasari oleh pemikiran bahwa masih banyak jenis
menyatakan bahwa sampah plastik (High Density tanaman yang mempunyai karakteristik serta sifat yang
Polyethylene) dari botol bekas oli kendaraan bermotor hampir sama bahkan menyerupai dengan karakteristik
dan limbah serbuk tempurung kelapa (STK) memiliki kayu yang bila dilihat dari dimensi dan teksturnya
potensi sangat besar sebagai bahan baku produksi memenuhi syarat bagi industri pengolahan kayu.
papan komposit. Dengan penngujian secara mekanis Beberapa varietas tumbuhan yang bisa dibudidayakan
didapatkan yaitu, pada pengujian kuat lentur dengan diluar hutan dapat berasal dari tanaman perkebunan dan
menggunakan standar SNI 03 – 2105 – 2006 pertanian. Tanaman perkebunan dan pertanian yang
mensyaratkan yaitu minimal 80 Kgf/cm2 sedangkan ada di Indonesia yang bahan karakteristiknya dan
yang didapat pada penelitian sebesar 103,619 Kgf/ cm2 teksturnya menyerupai kayu adalah tempurung kelapa

103
dan Negara Indonesia merupakan penghasil kelapa selama 24 jam pada samper berukuran 5cm x 5cm x
(kopra) terbesar ketiga dunia, dengan total produksi 1cm, dengan rumus :
mencapai 14 milyar butir pertahun. Komponen utama PT = (T_2- T_(1 ))/T_1 ×100% ..................... ( 2.3 )
buah kelapa berupa sabut kelapa dan tempurung kelapa Dimana :
belum dimanfaatkan optimal dan dianggap tidak PT : pengembangan tebal (%)
mempunyai nilai ekonomis. T1 : tebal sampel sebelum perendaman (cm)
T1 : tebal sampel sesudah perendaman (cm)
Metode
Pada penelitian ini menggunakan serbuk Hasil dan Pembahasan
tempurung kelapa dengan ukuran 80 mess sebagai 1. Hasil Pengujian Kerapatan
bahan baku yang diambil dari tempurung kelapa dari Kerapatan merupakan salah satu sifat fisis yang
kecamatan Medan Labuhan Kota Medan. Dalam menunjukkan perbandingan antara massa benda
pembuatan papan komposit digunakan perekat terhadap volumenya atau banyaknya massa zat per
polipropilen (pp) daur ulang dari Aqua cup bekas. satuan volume. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan berbagai tingkat skala perbandingan antara nilai kerapatan papan partikel yang dihasilkan berkisar
bahan dan perekat Polipropilen daur ulang dengan antara 0.80 gr/cm3 sampai dengan 0,91 gr/cm3, nilai
Persentase 70%:30%, 60%:40%, 50%:50%, 40%:60%, kerapatan tertinggi pada komposisi 30:70 dan yang
30%:70%. Beberapa alat yang dipergunakan dalam terendah pada komposisi 70:30 perbandingan antara
proses pembuatan papan komposit adalah hot and cold Plastik daur ulang dengan serbuk tempurung kelapa.
press. Proses pembuatannya yaitu polipropilena aqua
gelas bekas dibersihkan, setelah kering dipotong-
0.8 0.69358
potong dengan ukuran ± 0,5 cm x 0,5 cm , serbuk 3
tempurung kelapa yang telah disaring dengan ayakan 0.7 0.57421
80 mess dikeringkan dengan oven blower 500C sampai 1 0.49097
benar kering. Lalu diuapkan pelarutnya dalam oven. 0.6
Selanjutnya diektrusi dalam alat ekstruder pada suhu 8
Kadar Air (%)
0.5 0.35552
170oC hingga terbentuk polyblend. Selanjutnya
coupling agent siap digunakan. 0.4 1
Selanjutnya untuk pembuatan sampel papan 0.24026
komposit dilakukan dengan pengempaan panas (hot 0.3 4
press) sebesar 1700C dengan tekanan sebesar 40 bar
selama 15 menit, dengan 2 kali pengulangan papan 0.2
komposit diujikan dengan berdasarkan SNI 03-2105- 0.1
2006 untuk papan partikel. Untuk mengetahui sifat-
sifat fisik papan partikel komposit dilakukan beberapa 0
pengujian sebagai berikut : 30 : 70 40 : 60 50 : 50 60 : 40 70 : 30
Pengujian kerapatan dilakukan pada kondisi
kering udara dan volome kering udara, sampel Komposisi campuran plastik daur
berukuran 10cm x 10cm x 1cm ditimbang beratnya, lalu ulang dan Serbuk Tempurung Kelapa
diukur rata-rata panjang, lebar dan tebalnya untuk
menentukan volumenya. Kerapatan sampel papan Gambar 1. Grafik Nilai Kerapatan
partikel komposit dihitung dengan rumus :
ρ = m/V .................... ( 2.1 )
Kerapatan yang dihasilkan sudah mencapai
Dimana :
kerapatan yang telah menjadi standart yang diinginkan
ρ : kerapatan (gr/cm3) yaitu 0,8 gr/cm3. Akan tetapi pada perbandingan 30:70,
m : massa sampel (gr) dan 40:60 untuk Polipropilen banding serbuk
v : volume sampel (cm3)
tempurung kelapa terjadi kerapatan yang cukup tinggi
Selanjutnyan Kadar air dihitung dari massa 0.90 - 0.91 gr/cm3. Hal tersebut menunjukkan bahwa
sampel sebelum dan sesudah di oven dari sampel distibusi Serbuk Tempurung Kelapa (STK) cukup
berukuran 5cm x 5cm x 1cm dengan rumus : dominan sehingga terjadi penguatan pada papan
KA = (m_1- m_(2 ))/m_2 × 100% ................ ( 2.2 )
partikel tersebut, hal ini menyebabkan penguatan
Dimana :
terjadi cukup tinggi. Dan pada komposisi 50:50 – 70:30
KA : kadar air (%) terjadi pendistribusian sedikit lebih merata dalam hal
m1 : massa awal sampel (gr)
rekatan dari plastic daur ulang dan partikel-partikel
m2 : massa akhir sampel (gr)
tempurung kelapa dapat terikat dengan baik ini
Terakhir Pengembangan tebal dihitung atas
menghasilkan hasil kerapatan yang didapat lebih
tebal sebelum dan sesudah perendaman dalam air optimal yaitu 0.80 – 0.86 gr/cm3 sehingga sesuai
dengan (SNI) 03- 2105 – 2006 .

Jurnal Pembangunan Perkotaan 5 (2) (2017): 103-107

104
Hasil penelitian menunjukkan bahwa papan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03 – 2105
partikel yang dihasilkan termasuk dalam kategori – 2006, papan partikel, mensyaratkan nilai kadar air
kerapatan sedang dan kerapatan tinggi. Untuk papan partikel < 14%. Dari hasil pengujian semua
komposisi 30:70, 40:60 dikategorikan kerapatan tinggi papan komposit yang dihasilkan tidak mencapai kadar
dan komposisi, 50:50, 60:40, 70:30 dikategorikan air minimum yang disyaratkan. Rendahnya kadar air
kerapatan sedang. Kategori ini disesuaikan dengan papan komposit yang dihasilkan diduga disebabkan
penggolongan menurut Tsoumis (1991) yang membagi perlakuan panas pengempaan dengan menggunakan
papan partikel menjadi papan partikel dengan suhu 170 0C yang membuat kadar air pada papan
kerapatan rendah (0,25 gr/cm3 – 0,40gr/cm3) kerapatan komposit mengalami penguapan serta tercampur secara
sedang (0,40gr/cm3 -0,80gr/cm3) dan kerapatan tinggi meratanya antara serbuk tempurung kelapa dengan
(0,80gr/cm3 – 1,20gr/cm3). Standar Nasional polipropilena pada saat di campuran dengan
Indonesia (SNI) 03- 2105 – 2006, papan partikel, menggunakan eksruder, penjemuran serta penguapan
mensyaratkan nilai kerapatan papan partikel sebesar yang kontiniu juga mempengaruhi kadar air bahan.
(0,50 – 0,90) gr/cm3. Jadi sebagian besar papan Hasil tersebut sangat baik untuk penggunaan interior
partikel yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan dan eksterior karena nilai kadar air sangat rendah.
yang di tetapkan. Hasil Pengujian Pengembangan Tebal
Pengembangan tebal adalah besaran yang
2.
Hasil Pengujian Kadar Air menyatakan pertambahan tebal contoh uji dalam
Kadar air menunjukkan besarnya kandungan persen terhadap tebal awalnya setelah contoh uji
air yang tersimpan dalam suatu benda yang dinyatakan direndam dalam air pada suhu kamar selama 24 jam.
dalam persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil rata-rata pengembangan tebal berfariasi antara
kadar air papan partikel yang dihasilkan berkisar antara 0.35 % untuk komposisi 60:40 hingga 1,64% untuk
0,24% untuk komposisi papan partikel 70:30 sampai komposisi 30:70 untuk variasi polipropilen dengan
dengan 0,69 % untuk komposisi papan partikel dengan serbuk tempurung kelapa (STK). Pada Variasi 30:70
perbandingan 30:70 untuk plastik daur ulang sangat tinggi dikarenakan jumlah persentase plastik
Polipropilen yang dicampur dengan serbuk tempurung polipropilen lebih sedikit, sehingga plastik polipropilen
kelapa (STK). tidak dapat mengikat secara sempurna serbuk
tempurung kelapa, hal ini mengakibatkan penyerapan
0.8 0.693583 air lebih tinggi sehingga pengembangan tebal juga
sangat dominan.
0.7
0.574211 2
0.6 0.490978 1.64
Pengembangan Tebal (%)
Kadar Air (%)

0.5
0.355521 1.5
0.4
0.3 0.240264
1
0.2
0.1 0.46 0.44
0.5 0.35 0.27
0
30 : 70 40 : 60 50 : 50 60 : 40 70 : 30
0
Komposisi campuran plastik daur ulang 30 : 70 40 : 60 50 : 50 60 : 40 70 : 30
dan Serbuk Tempurung Kelapa Komposisi campuran plastik daur ulang
dan serbuk tempurung kelapa
Gambar 2. Grafik Nilai Kadar Air

Hasil penelitian menunjukkan nilai kadar air Gambar 3. Grafik Nilai Pengembangan Tebal
rendah. Hal ini disebabkan plastik polipropilena yang
digunakan sebagai matrik bersifat hidropobik,
sehingga papan partikel tidak mudah menyerap uap air Standar Nasional Indonesia (SNI) 03 –2105 –
dari lingkungannya, berdasarkan perlakuan komposisi 2006, Papan Partikel, nilai pengembangan tebal yang di
bahan menunjukkan bahwa semakin banyak serbuk isyaratkan maksimum 12%. Sedangkan nilai
tempurung kelapa (STK) maka kadar air juga semakain pengembangan tebal papan komposit yang dihasilkan
tinggi. Hal ini disebabkan oleh sifat dari Serbuk dari pengujian dibawah 12%, sehingga papan komposit
tempurung kelapa adalah sebagai salah satu bahan memenuhi standar. Dengan demikian papan komposit
berlegnisellulosa yang hidrofinik. cenderung memiliki sifat hidrofobik sehingga lebih
tahan terhadap air. Terjadinya perbedaan yang sangat

Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Papan Partikel Dari Bahan Polipropilen


Dan Serbuk Tempurung Kelapa Medan Labuhan Dengan Menggunakan Uji Fisis
Irfandi, Deo Demonta Panggabean, Mukti Hamjah Harahap 105
ekstrim pada grafik adalah dikarenakan tidak
merataannya campuran antara serbuk tempurung Fajriyanto dan Firdaus F, 2008. Panel Dinding
kelapa dengan plastik daur ulang polipropilena Bangunan Ramah Lingkungan dari
sehingga pada variasi volume plastik polipropilen daur Komposit Limbah Pabrik Kertas (SLUDGE),
ulang dan serbuk tempurung kelapa 30:70 terjadi Sabut Kelapa dan Sampah Plastik : Pengaruh
kenaikan yang tinggi sampai melewati batas yaitu: 1,64 Komposisi Bahan dan Beban Pengempaan
%, ini merupakan persetase yang tertinggi Terhadap Kuat Lentur (Bending). Prosiding
dibandingkan dengan persentase komposisi yang lain. Seminar Nasional TEKNOIN 2008 ISBN :
Hal ini dikarenakan sedikitnya jumlah plastik daur 978-979-3980-15-7. Bidang Teknik Mesin.
ulang dan tidak merata pencampurannya maka uji Pusat Penelitian Sain dan Teknologi,
pengembangan tebal sangat tinggi bila di bandingkan Direktorat Penelitian dan Pengabdian
dengan variasi-variasi yang lainnya. Masyarakat. Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta.
Kesimpulan
Secara umum papan komposit serbuk tempurung Irfandi, I. (2013). Preparation and Characterization of
kelapa dengan plastic daur ulang didapat nilai sifat fisis Composite Materials from Particle Board
dari hasil penelitian papan komposit yang dihasilkan Polypropylene Recycling and Coconut Shell
tergolong baik dan memenuhi standar yang ditetapkan Powder with Physical Propertis. EINSTEIN,
SNI 03 – 2105 – 2006 kecuali nilai modulus elastis 1(1).
yang masih jauh dibawah standar. Untuk Pengujian
fisis didapatkan hasil antara lain : Pada uji kerapatan Kusnadi, A. 2003. Sifat Fisis dan Mekanis Papan
didapatkan berkisar antara 0.80 gr/cm3 sampai dengan Komposit dari Berbagai Limbah Serbuk
0,91 gr/cm3 sedangkan kerapatan menurut SNI 03 – Kayu dan Non-Kayu dengan Plastik
2105 – 2006 ditetapkan sebesar 0,4 gr/cm3 sampai Polyethylene dan Polyprophylene Daur
dengan 0,9 gr/cm3, Nilai kadar air yang ditetapkan SNI Ulang [skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan.
03 – 2105 – 2006 sebesar 5-13% sedangkan hasil Institut Pertanian Bogor.
penelitian didapat 0,24- 0,69 %, dan nilai
pengembangan tebal menurut SNI 03 – 2105 – 2006 Nurmalita, 2010. Pengaruh Orientasi Serat sabut
yaitu maksimum 12% komposisi sedangkan yang Kelapa dengan Resin polyester terhadap
dihasilkan dari penelitian ini adalah 0,35 % - 1,64%. Karakteristik Papan lembaran. [Thesis],
Dari hasil penelitian ini dapat direkomendasikan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
kualitas papan partikel serbuk tempurung kelapa dan Alam, Universitas Sumatera Utara.
polipropilen daur ulang dapat dijadikan sebagai
alternative bahan baku papan komposit pengganti kayu. Mahmud Zainal dan yulius Ferry, 2005. Prospek
Pengolahan Hasil Samping Buah Kelapa.
Daftar Pustaka Perspektif-Volum 4 Nomor 2 Edisi
Allorerung, D., dan A. Lay. 1998. Kemungkinan Desember 2005. Pusat Penelitian dan
pengembangan pengolahan buah kelapa Pengembangan Perkebunan. Indonesian
secara terpadu skala pedesaan. Prosiding Center for Estate Crops and Developmen.
Konperensi Nasional Kelapa IV. Bandar Bogor.
Lampung 21 – 23 April 1998 Pp.327 – 340.
Prasetyawan, Danu, 2009. Sifat Fisis dan Mekanis
Arya fatta, Meningkatkan Arang Tempurung Kelapa Papan Komposit dari Serbuk Sabut Kelapa
jadi Karbon Aktif. (Cocopeat) Dengan Plastik Polyethylene .
http://aryafatta.wordpress.com/, di akses 26 Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan
Desember 2010 Institut Pertanian Bogor

Bil Meyer, W. F, 1994. Text Book of Polymer Science Rohmawati, 2008. Kualitas Papan Partikel Plastik
3rd edition, Jhon Wiley & Sons, New York. Daur ulang. Departemen Hasil Hutan
Firdaus F dan Fajriyanto, 2006. Karakteristik Mekanik Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Produk Fiberboard dari Komposit Sampah
Plastik (Thermoplastik)-Limbah Tandan
Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Jurnal Standart Nasional Indonesia, 2006. Papan Partikel SNI
TEKNOIN ISSN 0853-8697 (Terakreditasi) 03-2105-2006. Badan Standarisasi Nasional.
Edisi September 2006, Vol.11,No.3. Jakarta
Penelitian yang dibiayai dalam program
Riset Unggulan Terpadu (RUT XII) 2005-
2006 oleh Menristek RI.

Jurnal Pembangunan Perkotaan 5 (2) (2017): 103-107

106
Surdia T dan Saito S, 1985. Pengetahuan Bahan Widodo B, 2008. Analisa Sifat Mekanik Komposit
Tehnik. PT Pradnya Paramita. Pustaka Epoksi dengan Pengaut Serat Pohon Aren
Teknologi dan Informasi. Jakarta. (Ijuk) Model Lamina Berorientasi Sudut
Acak (Random). Jurnal Teknologi
Twotik. Manfaat dibalik tempurung Kelapa. TECNOSCIENTIA ISSN : 1979-8415
http://twotikwordpress.com// di akses 26 (terakreditasi). Edisi Agustus 2008 Vol.1 No
Desember 2010 1. Penelitian Teknik Mesin, ITN Malang.

Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Papan Partikel Dari Bahan Polipropilen


Dan Serbuk Tempurung Kelapa Medan Labuhan Dengan Menggunakan Uji Fisis
Irfandi, Deo Demonta Panggabean, Mukti Hamjah Harahap 107

Anda mungkin juga menyukai