Abstrak
Telah dilakukan penelitian tentang pengembangan pembuatan papan partikel komposit yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan kayu yang semakin meningkat. Bahan baku papan komposit yang
berlignoselulosa misalnya Serbuk tempurung Kelapa YANG didapat dari Kampung Lalang Medan.
Pada penelitian ini telah dievaluasi sifat fisis dari bahan tersebut diantaranya uji fisis yang dilakukan
meliputi: Kerapatan, Kadar Air dan Pengembangan Tebal dengan perlakuan komposisi polipropilen
dan serbuk tempuru yang ng kelapa bervariasi yaitu: 30 : 70, 40 : 60, 50 : 50, 60 : 40, 70 : 30 dengan
menggunakan standar SNI 03 – 2105 – 2006. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa nilai sifat fisis
papan partikel komposit Polipropilena dan serbuk tempurung kelapa yang dihasilkan memenuhi
standar SNI 03 – 2105 – 2006
Kata Kunci : Papan Partikel, Plastik Daur Ulang, Serbuk Tempurung Kelapa, sifat fisis
103
dan Negara Indonesia merupakan penghasil kelapa selama 24 jam pada samper berukuran 5cm x 5cm x
(kopra) terbesar ketiga dunia, dengan total produksi 1cm, dengan rumus :
mencapai 14 milyar butir pertahun. Komponen utama PT = (T_2- T_(1 ))/T_1 ×100% ..................... ( 2.3 )
buah kelapa berupa sabut kelapa dan tempurung kelapa Dimana :
belum dimanfaatkan optimal dan dianggap tidak PT : pengembangan tebal (%)
mempunyai nilai ekonomis. T1 : tebal sampel sebelum perendaman (cm)
T1 : tebal sampel sesudah perendaman (cm)
Metode
Pada penelitian ini menggunakan serbuk Hasil dan Pembahasan
tempurung kelapa dengan ukuran 80 mess sebagai 1. Hasil Pengujian Kerapatan
bahan baku yang diambil dari tempurung kelapa dari Kerapatan merupakan salah satu sifat fisis yang
kecamatan Medan Labuhan Kota Medan. Dalam menunjukkan perbandingan antara massa benda
pembuatan papan komposit digunakan perekat terhadap volumenya atau banyaknya massa zat per
polipropilen (pp) daur ulang dari Aqua cup bekas. satuan volume. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan berbagai tingkat skala perbandingan antara nilai kerapatan papan partikel yang dihasilkan berkisar
bahan dan perekat Polipropilen daur ulang dengan antara 0.80 gr/cm3 sampai dengan 0,91 gr/cm3, nilai
Persentase 70%:30%, 60%:40%, 50%:50%, 40%:60%, kerapatan tertinggi pada komposisi 30:70 dan yang
30%:70%. Beberapa alat yang dipergunakan dalam terendah pada komposisi 70:30 perbandingan antara
proses pembuatan papan komposit adalah hot and cold Plastik daur ulang dengan serbuk tempurung kelapa.
press. Proses pembuatannya yaitu polipropilena aqua
gelas bekas dibersihkan, setelah kering dipotong-
0.8 0.69358
potong dengan ukuran ± 0,5 cm x 0,5 cm , serbuk 3
tempurung kelapa yang telah disaring dengan ayakan 0.7 0.57421
80 mess dikeringkan dengan oven blower 500C sampai 1 0.49097
benar kering. Lalu diuapkan pelarutnya dalam oven. 0.6
Selanjutnya diektrusi dalam alat ekstruder pada suhu 8
Kadar Air (%)
0.5 0.35552
170oC hingga terbentuk polyblend. Selanjutnya
coupling agent siap digunakan. 0.4 1
Selanjutnya untuk pembuatan sampel papan 0.24026
komposit dilakukan dengan pengempaan panas (hot 0.3 4
press) sebesar 1700C dengan tekanan sebesar 40 bar
selama 15 menit, dengan 2 kali pengulangan papan 0.2
komposit diujikan dengan berdasarkan SNI 03-2105- 0.1
2006 untuk papan partikel. Untuk mengetahui sifat-
sifat fisik papan partikel komposit dilakukan beberapa 0
pengujian sebagai berikut : 30 : 70 40 : 60 50 : 50 60 : 40 70 : 30
Pengujian kerapatan dilakukan pada kondisi
kering udara dan volome kering udara, sampel Komposisi campuran plastik daur
berukuran 10cm x 10cm x 1cm ditimbang beratnya, lalu ulang dan Serbuk Tempurung Kelapa
diukur rata-rata panjang, lebar dan tebalnya untuk
menentukan volumenya. Kerapatan sampel papan Gambar 1. Grafik Nilai Kerapatan
partikel komposit dihitung dengan rumus :
ρ = m/V .................... ( 2.1 )
Kerapatan yang dihasilkan sudah mencapai
Dimana :
kerapatan yang telah menjadi standart yang diinginkan
ρ : kerapatan (gr/cm3) yaitu 0,8 gr/cm3. Akan tetapi pada perbandingan 30:70,
m : massa sampel (gr) dan 40:60 untuk Polipropilen banding serbuk
v : volume sampel (cm3)
tempurung kelapa terjadi kerapatan yang cukup tinggi
Selanjutnyan Kadar air dihitung dari massa 0.90 - 0.91 gr/cm3. Hal tersebut menunjukkan bahwa
sampel sebelum dan sesudah di oven dari sampel distibusi Serbuk Tempurung Kelapa (STK) cukup
berukuran 5cm x 5cm x 1cm dengan rumus : dominan sehingga terjadi penguatan pada papan
KA = (m_1- m_(2 ))/m_2 × 100% ................ ( 2.2 )
partikel tersebut, hal ini menyebabkan penguatan
Dimana :
terjadi cukup tinggi. Dan pada komposisi 50:50 – 70:30
KA : kadar air (%) terjadi pendistribusian sedikit lebih merata dalam hal
m1 : massa awal sampel (gr)
rekatan dari plastic daur ulang dan partikel-partikel
m2 : massa akhir sampel (gr)
tempurung kelapa dapat terikat dengan baik ini
Terakhir Pengembangan tebal dihitung atas
menghasilkan hasil kerapatan yang didapat lebih
tebal sebelum dan sesudah perendaman dalam air optimal yaitu 0.80 – 0.86 gr/cm3 sehingga sesuai
dengan (SNI) 03- 2105 – 2006 .
104
Hasil penelitian menunjukkan bahwa papan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03 – 2105
partikel yang dihasilkan termasuk dalam kategori – 2006, papan partikel, mensyaratkan nilai kadar air
kerapatan sedang dan kerapatan tinggi. Untuk papan partikel < 14%. Dari hasil pengujian semua
komposisi 30:70, 40:60 dikategorikan kerapatan tinggi papan komposit yang dihasilkan tidak mencapai kadar
dan komposisi, 50:50, 60:40, 70:30 dikategorikan air minimum yang disyaratkan. Rendahnya kadar air
kerapatan sedang. Kategori ini disesuaikan dengan papan komposit yang dihasilkan diduga disebabkan
penggolongan menurut Tsoumis (1991) yang membagi perlakuan panas pengempaan dengan menggunakan
papan partikel menjadi papan partikel dengan suhu 170 0C yang membuat kadar air pada papan
kerapatan rendah (0,25 gr/cm3 – 0,40gr/cm3) kerapatan komposit mengalami penguapan serta tercampur secara
sedang (0,40gr/cm3 -0,80gr/cm3) dan kerapatan tinggi meratanya antara serbuk tempurung kelapa dengan
(0,80gr/cm3 – 1,20gr/cm3). Standar Nasional polipropilena pada saat di campuran dengan
Indonesia (SNI) 03- 2105 – 2006, papan partikel, menggunakan eksruder, penjemuran serta penguapan
mensyaratkan nilai kerapatan papan partikel sebesar yang kontiniu juga mempengaruhi kadar air bahan.
(0,50 – 0,90) gr/cm3. Jadi sebagian besar papan Hasil tersebut sangat baik untuk penggunaan interior
partikel yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan dan eksterior karena nilai kadar air sangat rendah.
yang di tetapkan. Hasil Pengujian Pengembangan Tebal
Pengembangan tebal adalah besaran yang
2.
Hasil Pengujian Kadar Air menyatakan pertambahan tebal contoh uji dalam
Kadar air menunjukkan besarnya kandungan persen terhadap tebal awalnya setelah contoh uji
air yang tersimpan dalam suatu benda yang dinyatakan direndam dalam air pada suhu kamar selama 24 jam.
dalam persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil rata-rata pengembangan tebal berfariasi antara
kadar air papan partikel yang dihasilkan berkisar antara 0.35 % untuk komposisi 60:40 hingga 1,64% untuk
0,24% untuk komposisi papan partikel 70:30 sampai komposisi 30:70 untuk variasi polipropilen dengan
dengan 0,69 % untuk komposisi papan partikel dengan serbuk tempurung kelapa (STK). Pada Variasi 30:70
perbandingan 30:70 untuk plastik daur ulang sangat tinggi dikarenakan jumlah persentase plastik
Polipropilen yang dicampur dengan serbuk tempurung polipropilen lebih sedikit, sehingga plastik polipropilen
kelapa (STK). tidak dapat mengikat secara sempurna serbuk
tempurung kelapa, hal ini mengakibatkan penyerapan
0.8 0.693583 air lebih tinggi sehingga pengembangan tebal juga
sangat dominan.
0.7
0.574211 2
0.6 0.490978 1.64
Pengembangan Tebal (%)
Kadar Air (%)
0.5
0.355521 1.5
0.4
0.3 0.240264
1
0.2
0.1 0.46 0.44
0.5 0.35 0.27
0
30 : 70 40 : 60 50 : 50 60 : 40 70 : 30
0
Komposisi campuran plastik daur ulang 30 : 70 40 : 60 50 : 50 60 : 40 70 : 30
dan Serbuk Tempurung Kelapa Komposisi campuran plastik daur ulang
dan serbuk tempurung kelapa
Gambar 2. Grafik Nilai Kadar Air
Hasil penelitian menunjukkan nilai kadar air Gambar 3. Grafik Nilai Pengembangan Tebal
rendah. Hal ini disebabkan plastik polipropilena yang
digunakan sebagai matrik bersifat hidropobik,
sehingga papan partikel tidak mudah menyerap uap air Standar Nasional Indonesia (SNI) 03 –2105 –
dari lingkungannya, berdasarkan perlakuan komposisi 2006, Papan Partikel, nilai pengembangan tebal yang di
bahan menunjukkan bahwa semakin banyak serbuk isyaratkan maksimum 12%. Sedangkan nilai
tempurung kelapa (STK) maka kadar air juga semakain pengembangan tebal papan komposit yang dihasilkan
tinggi. Hal ini disebabkan oleh sifat dari Serbuk dari pengujian dibawah 12%, sehingga papan komposit
tempurung kelapa adalah sebagai salah satu bahan memenuhi standar. Dengan demikian papan komposit
berlegnisellulosa yang hidrofinik. cenderung memiliki sifat hidrofobik sehingga lebih
tahan terhadap air. Terjadinya perbedaan yang sangat
Bil Meyer, W. F, 1994. Text Book of Polymer Science Rohmawati, 2008. Kualitas Papan Partikel Plastik
3rd edition, Jhon Wiley & Sons, New York. Daur ulang. Departemen Hasil Hutan
Firdaus F dan Fajriyanto, 2006. Karakteristik Mekanik Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Produk Fiberboard dari Komposit Sampah
Plastik (Thermoplastik)-Limbah Tandan
Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Jurnal Standart Nasional Indonesia, 2006. Papan Partikel SNI
TEKNOIN ISSN 0853-8697 (Terakreditasi) 03-2105-2006. Badan Standarisasi Nasional.
Edisi September 2006, Vol.11,No.3. Jakarta
Penelitian yang dibiayai dalam program
Riset Unggulan Terpadu (RUT XII) 2005-
2006 oleh Menristek RI.
106
Surdia T dan Saito S, 1985. Pengetahuan Bahan Widodo B, 2008. Analisa Sifat Mekanik Komposit
Tehnik. PT Pradnya Paramita. Pustaka Epoksi dengan Pengaut Serat Pohon Aren
Teknologi dan Informasi. Jakarta. (Ijuk) Model Lamina Berorientasi Sudut
Acak (Random). Jurnal Teknologi
Twotik. Manfaat dibalik tempurung Kelapa. TECNOSCIENTIA ISSN : 1979-8415
http://twotikwordpress.com// di akses 26 (terakreditasi). Edisi Agustus 2008 Vol.1 No
Desember 2010 1. Penelitian Teknik Mesin, ITN Malang.