Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN SUMBER DAYA DAN PENGEMBANGAN MANUSIA

SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

RANGKUMAN MARPOL ANNEX II

Kelompok 3 :
Josua Albert Butar Butar (9)

Muhammad Iqbal Aldriansyah (10)

Nur Fajri Eko Yulianto (11)

Refinnanda Samonde Dwi Cahyo (12)

D IV NAUTIKA

2020
ANNEX II
Peraturan untuk pengawasan pencemaran oleh zat cair beracun

( noxious liquid substances)

 REGULASI – REGULASI PADA ANNEX II YAITU :


1. Kapal kapal pengangkut sesudah di survey di berikan sertifikat
INTERNATIONAL POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE FOR THE
CARRIAGE OF NOXIOUS LIQUID IN BULK.
2. Sertifikat berlaku untuk 5 tahun dengan persyaratan harus diendors setiap
tahun.
3. Survey survey yang dilaksanakan sehubungan dengan sertifikat tersebut
adalah :
a. Initial survey
b. Annual survey
c. Intermediate survey
d. Renewal survey
e. Additional survey ( bila dibutuhkan)

Bagi kapal yang sudah di survey dan di berikan sertificat berdasarkan


international bulk carrier chemicalcode ( IBC code )tidak perlu di survey lagi untuk
mendapatkan NLS CERT.disamping itu kapal ini juga dilengkapi dengan IOPP
CERT.

 PERSYARATAN ANGKUTAN MUATAN CAIR BERACUN DALAM


JUMLAH BESAR
1. Pembatasan terhadap tempat tempat pembuangan dan prosedur untuk
pencucian tangki serta persyaratan persyaratan untuk hasil pencucian dapat di
buang ke fasilitas fasilitas penampungan (reception facilities)
2. Pembuangan zat zat cair beracun tidak diperkenankan dalam batas 12 mil dari
daratan terdekat.
3. Laut Baltic dan laut hitam sebagai daerah daerah khusus.
4. Persyaratan persyaratan label,tempat penyimpanan dan standard standard
lainnya untuk pengepakan serta penanganan zat zat berbahaya terbungkus.

 FASILITAS PENAMPUNGAN ( RECEPTION FACILLITIES)

Negara Negara peserta konvensi MARPOL 1973 menerima kewajiban


pengadaan dan memelihara fasilitas fasilitas penampungan yang cukup untuk
menampung sisa sisa minyak dan zat zat kimia beracun,termasuk kotoran dan sampah
dari kapal kapal.negara negara pantai sekitar batas daerah daerah khusus dikenakan
kewajiban tambahan.

 TUJUAN ANNEX II
1. Pencegahan pencemaran operasional oleh zat zat cair beracun ( noxious liquid
substances / NLS ) yang diangkut kapal dalam jumlah besar.
2. Mengurangi kemungkinan bahwa zat zat beracun akibat kecelakaan ,akan
lepas kedalam lingkungan laut ( marine environment)
 DASAR FALSAFAH DI BALIK KONSEP ANNEX II

Tujuan akan tercapainya dengan baik oleh adanya suatu jami9nan bahwa kapal
kapal, setelah membongkar suatu jenis muatan NLS,tidakdibenarkanberlayar kecuali
residu muatan dalam tangki tangki dan saluran pipa pipa yang berhubungan telah
berkurang hingga jumlah tertentu yang tidak berarti.

 KATEGORI ZAT ZAT CAIR BERACUN MENURUT ANNEX II


1. Dibagi dalam 4 kategori yaitu A,B,C,D,sesuai tingkat tingkat bahaya yang
dimiliki terhadap lingkungan laut.
2. Tingkat tingkat bahaya ini di tetapkan oleh kelompok ahli mengenai aspek
aspek ilmiah akan pencemaran laut( the group experts on scientific aspects of
marine pollution )
3. Zat zat kategori A memiliki tingkat bahaya tertinggi dan D memiliki tingkat
bahaya terendah terhadap lingkungan laut.
 PEMBAGIAN ZAT CAIR BERACUN

Zat cair beracun di bagi dalam 4 kategori yaitu :

1. Kategori A

Yaitu zat cair beracun yang apabila di buang kelaut dari pencucian tanki
muatan atau dari ballast yang dimuat di tanki muatan akan menimbulkan
bahaya yang besar ( major hazard)baik terhadap sumber hayati laut,kesehatan
manusia,dan menimbulkan ancaman harus serius terhadappenggunaan laut
secara sah lainnya sehingga mengharuskan penggunaan alat alat
penanggulangan yang lebih kuat untuk membersihkan. Contohnya yaitu
aceton
yanohydrin,acrolein,diciorobenzene,carbonsulphide,cresols,phosphorus.

2. Kategori B

Yaitu zat cair beracun yang apabila di buqng ke laut akan menimbulkan
bahaya ( hazard)baik terhadap sumber hayati laut,kesehatan
manusia,menimbulkan ancaman terhadap penggunaan laut secara sah sehingga
mengharuskan penggunaan alat anti polusi khusus.
Contohnya yaitu allyl acohol,ammonia ,benziene chloride,carbon tetra
chloride,chloroform,dll

3. Kategori C

Yaitu zat cair yang apabila di buang dilaut akan menimbulkan bahaya kecil
( minor hazard)sehingga membutuhkan aperasi khusus untuk
penanggulangannya.

Contohnya yaitu : acetic aceid, iso amyl,acetat,ethyl acetat,silicon


tetrachloride,dll

4. Kategori D

Yaitu zat cair yang beracun yang apabila di buang ke laut memperhatikan
bahaya yang dapat diketahui (recognized hazard )sehingga memerlukan
perhatian.

Contonya yaitu :acetone,benzyl alcohol,calcium hydroxide, ethyl


acetate,silicon tetrachloride.

PERSYARATAN ANNEX II KONVENSI MARPOL 73 /78

Pengawasan pembuangan operasional zat zat cair beracun dan membatasi sekecil
mungkin accidental discharge.

Buangan ada dua macam :

a. Accidental discharge : tumpahan muatan akibat kerusakan muatan atau


muatan yang melimpah keluar kapal.
b. operational discharge :pembuangan sebagai hasil pencucian tangki muatan dan
pipa saluran pembuangan tolak bara atau residu lainnya serta bilga dari ruang
pompa muatan

PENGAWASAN TERHADAP KAPAL PENGANGKUT ZAT CAIR BERACUN


KATEGORI A

Setelah selesai pembongkaran sebvelum kapal berangkat,tangki harus


diadakan pencucian terlebih dahulu ( pre wash )dan air pencucian ke di buang
reception facility sampai konsentrasi zat cair beracun dalam aliran kurang dari 0,1
%dalm berat kjemudian di pompa sampai kosong kecuali untuk jenus fosfor
konsentrasi dalam aliran kurang dari 0,01% dalam berat.bila kemudian air di
tambahkan kedalam tangki,air pencucian dapat di buang ke laut sesuai dengan
persyaratan :
a. Kapal berada diluar daerah khusus
b. Kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knotuntuk yang di gerakkan mesin,
4 knot untuk yang tunda
c. Lubang pembuangan berada di bawah garis air
d. Pembuangan pada jarak tidak kurang dari 12 mil dan daratan dengan
kedalaman kurang dari 25 meter.

PENGAWASAN TERHADAP KAPAL PENGANGKUT ZAT CAIR BERACUN


KATEGORI B

Setelah selesai pembongkaran tangki dicuci sampai sisa muatan dalam tangki
tidak lebih dari 1 m kubik atau 1/3000 kapasitas tangk dani di buang reception
facility.kemudian apabila di tambahkan air dapat dibuang ke laut dengan persyaratan :

a. Kapal berada diluar daerah khusus


b. Kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knotuntuk yang di gerakkan mesin,
4 knot untuk yang di gandeng
c. Konsentrasi zat cair beracun tidak melebihi 1ppm
d. Pembuangan dilaksanakan pada jarak tidak kurang dari 12 mil dari daratan
dengan kedalaman tidak kurang dari 25 meter.

PENGAWASAN TERHADAP KAPAL PENGANGKUT ZAT CAIR BERACUN


KATEGORI C

Setelah bongkar sebelum meninggalkan pelabuhan tangki harus dicuci (pre


wash)sampai sisa muatan tidak lebih dari 1m kubik atau 1/1000 kapasitas
tangki.kemudian apabila di tambahkan air dapat dibuang kelaut dengan persyaratan :

a. Kapal berada diluar daerah khusus


b. Kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knotuntuk yang di gerakkan mesin,
4 knot untuk yang di gandeng
c. Pembuangan di bawah garis air
d. Kapal berada lebih dari 12 mil dari daratan pada kedalaman 25 meter atau
lebih

PENGAWASAN TERHADAP KAPAL PENGANGKUT ZAT CAIR BERACUN


KATEGORI D

Untuk kapal kategori D tidak perlu diadakan pre wash dan dapat di buang kelaut
dengan persyaratan :

a. Kapal sedang berlayar di luar daerah khusus


b. Kecepatan tidak kurang dari 7 knot bagi yang bermesin dan 4 knot bagi yang
digandeng
c. Konsentrasi tidak lebih dari 1/10
d. Pembuangan pada jarak 12 mil dengan kedalaman tidak kurang dari 25 meter

KAPAL - KAPAL YANG MELAKSANAKAN/MEMBAWA MUATAN


MARPOL ANNEX II :

 Kapal Chemichal Tanker

 LNG Carrier

 LPG Carrier

Anda mungkin juga menyukai