Anda di halaman 1dari 2

RESIKO BAYI TABUNG PADA ANAK

DAMPAK MELAKUKAN BAYI TABUNG

Selama ini memang belum diketahui secara pasti, apakah meningkatnya jumlah cacat
bawaan tersebut memang murni dampak bayi tabung ataukah faktor lainnya. Tetapi yang pasti,
kasus cacat bawaan memang banyak ditemukan pada pembuahan buatan dibandingkan dengan
pembuahan alami. Artinya, dampak bayi tabung memang berisiko menimbulkan cacat bawaan pada
bayi. Cacat bawaan ini mencakup cacat yang terlihat maupun yang tidak, semisal kelainan pada
ginjal, jantung, maupun organ tubuh lainnya.
Dampak bayi tabung yang lain adalah risiko bayi terlahir kembar. Pada proses bayi tabung,
pembuahan dilakukan terhadap beberapa sel telur sekaligus. Dari beberapa sel telur tersebut
kadang-kadang berkembang secara bersamaan di dalam rahim. Akibatnya, terjadi kehamilan
kembar yang bisa lebih dari dua. Jika ini terjadi, peluang janin untuk bisa terus berkembang di
dalam rahim akan semakin sedikit.

RESIKO BAYI TABUNG KETIKA DEWASA


            A . SAKIT JANTUNG
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Circulation ini relatif kecil sehingga tidak
cukup menunjukkan bahwa orang yang dilahirkan melalui prosedur bayi tabung lebih berisiko
menderita serangan jantung atau stroke. Temuan ini hanya menunjukkan bahwa orang yang
dilahirkan dari bayi tabung lebih mungkin terserang tekanan darah tinggi, diabetes, serangan
jantung atau stroke menjelang paruh baya.
Yang juga menjadi perhatian prof Celermajer, tekanan yang dialami oleh sel-sel induk
dalam embrio mungkin juga mempengaruhi pembuluh darah dan organ lain. Jadi ia mendesak untuk
memeriksa ginjal, hati, otak, paru-paru dan organ lain yang juga bisa terpengaruh.

            B . SAKIT KANKER


Untuk pertama kalinya, sebuah studi besar tentang kondisi kesehatan anak-anak hasil
program bayi tabung dirilis. Hasilnya antara lain menyebutkan, bayi hasil pembuahan di luar rahim
mempunyai risiko tinggi terkena penyakit kanker. Namun para peneliti mengatakan kemungkinan
tidak ada hubungannya dengan bagaimana bayi itu dikandung.
"Kemungkinan besar, itu terkait dengan genetika dari orangtua yang beralih ke fertilisasi in
vitro (IVF) karena infertilitas," demikian simpulan penelitian. Penelitian sebelumnya menunjukkan,
bayi hasil program fertilitas in vitro cenderung lahir prematur dan memiliki masalah pernapasan
saat lahir - ciri terkait dalam penelitian lain dengan risiko kanker meningkat. Namun, kanker pada
anak-anak jarang terjadi meskipun mereka beresiko tinggi  .
"Ini lebih menenangkan," kata Dr Bengt Kallen, penulis utama penelitian dan peneliti di
University of Lund. Risiko itu, katanya, sangat kecil sehingga tidak perlu dicemaskan. Penelitian
menguji anak-anak Swedia yang dikandung setelah melalui proses IVF, di mana sel telur dibuahi
dengan sperma dalam tabung di laboratorium dan kemudian ditanam dalam rahim. Penelitian
tentang risiko kesehatan yang mungkin terjadi termasuk kanker dan cacat lahir pada anak-anak IVF
memiliki hasil yang beragam.
Dr Tommaso Falcone, pakar ginekologi dan  kebidanan Klinik Cleveland tidak yakin
apakah hasil yang sama akan ditemukan di Amerika Serikat yang rasnya lebih beragam. Sekitar 57
ribu bayi yang lahir melalui IVF di AS, atau sekitar 1 persen dari semuakelahiran.
Peneliti melakukan pendataan terhadap  lebih dari 2,4 juta Kelahiran di Swedia antara tahun
1982 dan 2005, termasuk hampir 27 ribu bayi hasil IVF. Bersamaan dengan itu, dilacak data kanker
pada anak-anak sampai dengan 19 tahun.
Secara keseluruhan, 53 anak-anak dikembangkan IVF berkecenderungan memiliki kanker,
atau 42 persen lebih tinggi pada anak-anak dengan proses kehamilan biasa. "Leukemia dan kanker
otak adalah yang paling umum," kata Dr Kallen. Ia mengatakan kemungkinan alasan untuk
kecenderungan ini adalah adanya sifat-sifat tak dikenal dalam keluarga yang mungkin berhubungan
dengan infertilitas dan risiko kanker.
Namun  ya itu tadi, berita bagusnya, kasus ini baru dijumpai ketika anak-anak ini telah
tumbuh menjadi dewasa. "Risiko untuk kanker pada anak-anak ini masih sangat rendah, kurang dari
1 persen," kata Dr Falcone.
 
(http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/kesehatan/10/07/20/125373-bayi-tabung-
berisiko-tinggi-terhadap-kanker-saat-dewasa)

Anda mungkin juga menyukai