Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS GEA DAN

BRONKOPNEUMONIA
Muhammad Surya Arma Arsyad
PENDAHULUAN
Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak
yang terjadi karena infeksi seluran cerna antara lain pengeluaran toksin yang
dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit
dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan keseimbangan
asam basa. Invasi dan destruksi sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta
kerusakan mikrovili dapat menimbulkan keadaan maldiges dan malabsorpsi.

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru, yang


sebagian besar disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian
kecil oleh karena hal lain (aspirasi).
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : ASA
• Tanggal Lahir : 04/09/2017
• Umur : 1 tahun 6 bulan
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Jl. Sunu Lr. 1B No. 5
• Agama : Islam
• Ruangan : Dahlia
LAPORAN KASUS
IDENTITAS ORANG TUA/WALI :
AYAH KANDUNG
• Nama : Tn. I
• Umur : 34 tahun
• Pekerjaan : Karyawan
• Status kesehatan : Sehat

IBU KANDUNG
• Nama : Ny. S
• Umur : 34 tahun
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Status kesehatan : Sehat
STATUS GENERALIS
• Keluhan utama : BAB Encer
• Riwayat penyakit sekarang :
Pasien masuk rumah sakit pelamonia dengan keluhan BAB encer disertai darah
1 hari yang lalu. Lender (+). Frekuensi 5 kali. Demam (+) sejak 4 hari yang lalu,
demam naik turun, menggigil (-), kejang (-), nyeri kepala (-), batuk (+) berlendir,
flu (+), sesak (-), nyeri perut (+), mual (-), muntah (-). Riwayat alergi obat (-).
Nafsu makan : Baik
Nafsu minum : Baik
Buang Air Besar : Encer
Buang Air Kecil : Lancar
STATUS GENERALIS
• Riwayat penyakit :-
• Riwayat penyakit keluarga :-
• Riwayat pengobatan :-
• Riwayat alergi :-
• Status neonatal
Tempat lahir : Rumah Sakit
Ditolong oleh : Bidan
Lahir secara : Spontan
Bayi cukup bulan
BBL : 3600 gram PBL : 47cm
Riw IMD : Lengkap
Vit K : Lengkap
Belum BOOSTER 18
Status Imunisasi 1 2 3 4 BIAS
Pernah BLN – 2 TAHUN

BCG √
Hep B √ √ √ √
Polio √ √ √ √
DPT √ √ √ √
HPV
Campak √
HiB √ √ √ √
PCV
Influenza
MMR
Tifoid
Hep. A
PEMERIKSAAN FISIS
• Status Present
• BB : 9 kg
• PB/TB : 78 cm
• IMT : Status Gizi Buruk
• Keadaan Umum : Lemas / Compos mentis / Sakit sedang

• Tanda Vital
• Suhu : 37,8 0C
• Nadi : 120 x/menit
• Pernapasan : 34 x/menit

PEMERIKSAAN FISIS
• Kepala
Rambut : Hitam, mudah dicabut (-)
Bentuk : Mesocephal
Ukuran : Normochepal
Ubun-ubun Besar : Menutup
Muka : Simetris D/S
• Mata : Ikterus (-), Anemis (-)
• Telinga : Othorea (-)
• Hidung : Rinorea (+)
• Bibir
Pucat : Ada
Sianosis : Tidak Ada
Lain-lain : Kering
PEMERIKSAAN FISIS
• Mulut
2212 2212
Gigi : Caries: (-)
2212 2212

Sel mulut : Stomatitis (-)


Lidah kotor : (+)
Tenggorok : T1T1 Hiperemis (-)
• Leher
Kel. Limfa : Pembesaran KGB (-)
Tasbeh : (-)
• Thorax
Bentuk : Normothorax
Payudara : Simetris D/S
PEMERIKSAAN FISIS
• Jantung
PP : Ictus cordis tidak tampak
PR : Ictus cordis teraba
PK : Batas jantung normal
PD : S1S2 Murni Regular
• Paru
PP : Retraksi (-)
PR : Massa (-)
PK : Sonor (-)
PD : Rh(+/+), Wh(-/-)
PEMERIKSAAN FISIS
• Abdomen
PP : Cembung, ikut gerak napas
PD : Peristaltik (+) kesan meningkat
PR
• Lien : Splenomegali (-)
• Hepar : Hepatomegali (-)
• Massa : tidak ada
PK : Tympani, Nyeri (-)
• Kelenjar Limfa : Limfadenopati (-)
• Alat Kelamin : Tidak dilakukan Evaluasi
• Ekstremitas : Deformitas (-)
PEMERIKSAAN FISIS
• Kol. Vertebralis : Gibbus (-)
• Kulit : Rumple Leede Test (+)
• Refleks Fisiologis
KPR : +/+ BPR : +/+
APR : +/+ TPR : +/+
5 5
Kekuatan :
5 5

Tonus : Baik
Refleks Patologis : tidak ada
HASIL LABORATORIUM
• Darah Rutin
- WBC : 13.1x103
- HGB : 9.5 gr/dl
- RBC : 3.87x106
- PLT : 504x103
- LED 50 mm/jam
• Foto Thorax
Kesan : Bronkopneumonia
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter

13/03/2019 S : Pasien masuk rumah sakit pelamonia dengan keluhan Terap Ugd
BAB encer disertai darah 1 hari yang lalu. Lender (+). - IVFD Asering mikrodrips 16 tpm
Frekuensi 5 kali. Demam (+) sejak 4 hari yang lalu, - Zinkid 1x1 cth
demam naik turun, menggigil (-), kejang (-), nyeri kepala
- Lacto B Sachet 1x1
- Cotrimoxazol syr 2x1 cth
(-), batuk (+) berlendir, flu (+), sesak (-), nyeri perut (+),
mual (-), muntah (-). Riwayat alergi obat (-).
Selera makan : baik
Selera minum : baik
BAB : encer
BAK : lancar
O : KU : lemas
Suhu : 37,8 0C
Nadi : 120 x/menit
Pernapasan : 34 x/menit
A : GEA + Hematokezia + DBD (?)
P : cek DR, Cek LED
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter

14/03/2019 S : Batuk lender (+), flu (+), mual (-), Obat dari dokter
muntah (-), nyeri perut (-) - IVFD Asering 16 tpm
Selera makan : menurun - Zinkid 1x1 cth
Selera minum : biasa - Lacto B Sachet 1x1
BAB : Padat berampas, darah (-) - Cotrimoxazol syr 2x1 cth
BAK : lancar - inj. Ceftriaxone 250mg/12j
O : KU : sedang Hasil Lab :
N : 90 x/m - WBC : 13.51x10^3
P : 24x/m - RBC : 3.87x10^6
S : 36.8°C - Hb : 9.5g/dL
A : GEA - Plt : 504x10^3
P : Foto Thorax PA - LED 50 mm/jam
-
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter

15/03/2019 S : Batuk lender (+), flu (+), mual (-), muntah (-), Obat dari dokter
nyeri perut (-), perut kembung (+) - - IVFD Asering 16 tpm +
Selera makan : menurun HCL 4CC
Selera minum : biasa - - Puyer 3x1 (Cotrimoxazol
BAB : Biasa 1/3 tab, aspar K 90mg, Mp
BAK : lancar 1/3 tab )
O : KU : sedang - - Nebu P/S
N : 96 x/m - - Zinkid 1x1 cth
P : 36x/m - - Lacto B Sachet 1x1
S : 36.8°C - - inj. Ceftriaxone 250mg/12j
Thorax : Rhonki -/+
Abd : Meterorismus (+) Hasil Foto Thorax :
A : GEA + Bronkopneumonia Tampak bercak infiltrate pada
- kedua paru
Kesan : Bronkopneumonia
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter

16/03/2019 S : Batuk lender (+), flu (+), mual (-), Obat dari dokter
- IVFD Asering 16 tpm + HCL
muntah (-), nyeri perut (-)
4CC
Selera makan : baik - Puyer 3x1
Selera minum : biasa - Nebu P/S

BAB : Biasa - Zinkid 1x1 cth


- Lacto B Sachet 1x1
BAK : lancar
- inj. Ceftriaxone 250mg/12j
O : KU : sedang Hasil Lab :
N : 92 x/m - WBC : 8.84x10^3

P : 22x/m - RBC : 4.07x10^6


- Hb : 10g/dL
S : 36.3°C
- Plt : 538x10^3
A : GEA + Bronkopneumoni - LED 62 mm/jam
-
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter

17/03/2019 S : Batuk lender (+) sekali-sekali, flu (-), Obat dari dokter
mual (-), muntah (-), nyeri perut (-) - IVFD Asering 16 tpm
Selera makan : baik
dihabiskan
Selera minum : biasa
- Puyer 3x1
BAB : Biasa
- Zinkid 1x1 cth
BAK : lancar
- Lacto B Sachet 1x1
O : KU : membaik
N : 90 x/m - Cefixime Syr 2x1/3 c

P : 22x/m
S : 36.2°C
A : GEA + Bronkopneumoni
P : Setelah infus habis, stop infus
-
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter

18/03/2019 S : Batuk sekali-sekali, flu (-), mual (-), Obat dari dokter
muntah (-), nyeri perut (-) - Puyer 3x1
Selera makan : baik
- Zinkid 1x1 cth
Selera minum : biasa
- Cefixime Syr 2x1/3 c
BAB : Biasa
BAK : lancar
O : KU : membaik
N : 93 x/m
P : 22x/m
S : 36.3°C
A : GEA + Bronkopneumoni
P : Boleh Pulang
-
DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan
penunjang, pasien mengalami
• Diagnosis Masuk : GEA dan DBD
• Diagnosis Utama : GEA dan BRONKOPNEUMONIA
• Diagnosis Sekunder :-
RESUME
Pasien masuk rumah sakit pelamonia dengan keluhan BAB encer disertai darah
1 hari yang lalu. Lender (+). Frekuensi 5 kali. Demam (+) sejak 4 hari yang lalu,
demam naik turun, menggigil (-), kejang (-), nyeri kepala (-), batuk (+) berlendir,
flu (+), sesak (-), nyeri perut (+), mual (-), muntah (-). Riwayat alergi obat (-).
Selera makan menurun, selera minum baik. Buang air kecil lancar. Status gizi
baik, suhu 37,8 0C, nadi 120 x/menit, pernapasan 34 x/menit, keadaan umum
lemas, mata cekung (-), mulut kering (-), turgor baik, bunyi pernapasan
bronkovesikuler, bunyi tambahan Rh +/+ Wh -/-, nyeri tekan (-) regio epigastrium
dan umbilicus. Memiliki 3 saudara. Pasien bisa berbalik pada usia 4 bulan, dan
gigi pertama muncul pada usia 6 tahun, duduk pada usia 9 bulan, berdiri, jalan,
dan berbicara pada umur 1 tahun.
DISKUSI
• Diare adalah suatu keadaan dimana seseorang BAB-nya (buang air besar)
ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai
mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya.

• Bronkopneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Gejala yang


dapat timbul pada bronkopneumonia salah satunya ialah adanya batuk berlendir

• Pada pasien didapatkan masuk dengan BAB encer frekuensi 5 kali disertai
peningkatan peristaltik usus. Pada pasien didapatkan pula batuk berlendir, flu
dan demam. Dari gejala yang timbul ini dapat mulai kita pikirkan kemungkinan
gastroenteritis akut dan bronkpneumonia
DISKUSI
• Diagnosis Gastroenteritis akut dapat ditegakkan melalui anamnesis yaitu gejala
BAB encer dapat disertai darah dan lendir frekuensi >3 kali sehari, pemeriksaan
fisisi berupa ada tidaknya dehidrasi dan pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan tinja

• Diagnosis Bronkopneumonia dapat ditegakkan dengan anamnesis berupa batuk


berlendir, dapat disertai atau tanpa demam, pada pemeriksaan fisis dapat
ditemukan ronkhi pada paru, dan salah satu pemeriksaan penunjang yaitu foto
thorax didapatkan bercak infiltrat pada basal paru.
DISKUSI
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang selama
beberapa hari di rawat di RS Tentara TK.II Pelamonia dapat disimpulkan bahwa
pasien ini menderita Gastroenteritis akut tanpa dehidrasi dan
Bronkopneumonia .
PEMBAHASAN
GASTROENTERITIS AKUT
• Definisi

Diare didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang BAB-nya


(buang air besar) ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja
melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi BAB lebih dari
biasanya, lazinnya 3 kali atau lebih dalam satu hari.
PEMBAHASAN
• Etiologi

 Faktor Infeksi

 Faktor Malabsorbsi

 Faktor Makanan

 Lain-lain
• Patogenesis

Gangguan • disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit kedalam usus


halus. Hal ini terjadi bila absorbsi natrium oleh villi gagal
sekretorik sedangkan sekresi klorida oleh sel epitel berlangsung
terus atau meningkat.

Gangguan • Dalam keadaaan ini diare dapat terjadi apabila suatu


bahan yang secara osmotik aktif dan tidak dapat diserap.
Osmotik Jika bahan semacam itu berupa larutan isotonik, air, dan
bahan yang larut didalamnya akan lewat tanpa diabsorsi

Gangguan • hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya


kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga

Motilitas usus timbul diare


• Manifestasi Klinis

 Anak menjadi cengeng, gelisah, demam .

 Tinja berkonsistensi encer mungkin saja bercampur darah dan lendir dengan
frekuensi >3 kali sehari

 Gejala dehidrasi mulai tampak

 Dapat disertai muntah


• Derajat Dehidrasi

PENILAIAN A B C
Lihat
Keadaan Umum Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu,lunglai, tidak sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung


Air Mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa Haus Minum Biasa, Tidak haus *Haus ingin minum *Malas minum atau tidak
banyak bias minum
Periksa Turgor Kulit Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat lambat

Derajat Dehidrasi TANPA DEHIDRASI DEHIDRASI RINGAN DEHIDRASI BERAT


SEDANG
Bila ada 1 tanda* + 1 atau
Bila ada 1 tanda* + 1 atau lebih tanda lain
lebih tanda lain

Terapi Rencana Terapi A Rencana terapi B Rencana C


• Pemeriksaan Penunjang

 Feses  makroskopik (warna, konsistensi, darah(-/+), lendir (-/+) )

 Mikrokopik (leukosit, kista, telur cacing, )

 Darah (darah rutin, GDS, elektrolit.)

• Diagnosis Banding
 Diare Akut
 Diare Persisten
 Diare Kronik
 Disentri
• Kriteria Diagnosis

• Buang air besar lebih cair/ encer dari biasanya, frekuensi > 3 x / hari
• Dapat disertai darah (disentri)
• Dapat terjadi muntah , nyeri perut atau panas
Anamnesis

• Tanda dan gejala tanpa dehidrasi atau,


• Tanda dan gejala dehidrasi ringan sedang atau,
• Tanda dan gejala dehidrasi berat dengan atau tanpa syok
• Dapat disertai atau tidak tanda dan gejala gangguan keseimbangan elektrolit dan atau
Pemfis gangguan keseimbangan asam basa.

• Feses : dapat disertai darah atau lender


• PH asam  diare osmotic
• Leukosit > 5 / LPB - disentri
• ELISA (bila memungkinkan untuk etiologi virus)
Lab • Darah : Dapat terjadi gangguan elektrolit dan gangguan asam basa.
• Komplikasi

 Dehidrasi (ringan, sedang, berat)

 Renjatan hipovolemik

 Hipokalemia/ dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, takikardia

 Hipoglikemi

 Kejang, yang biasanya disebabkan oleh hipogloikemik, hiponatremi,


hipernatremia.

 Malnutrisi energi protein (muntah dan mual bila lama/ kronik)


• Penatalaksanaan

o Penggantian cairan dan elektrolit

o Medikamentosa

 Kolera :

 Tetrasiklin 50mg/kg/hari dibagi 4 dosis (2 hari)

 Furasolidon 5mg/kg/hari dibagi 4 dosis (3 hari)

 Shigella :

 Trimetroprim 5-10mg/kg/hari

 Sulfametoksasol 25mg/kg/hari Diabgi 2 dosis (5 hari)

 Asam Nalidiksat : 55mg/kg/hari dibagi 4 (5 hari)


 Amebiasis:

 Metronidasol 30mg/kg/hari dibari 4 dosis 9 5-10 hari)

 Untuk kasus berat : Dehidro emetin hidrokhlorida 1-1,5 mg/kg (maks 90mg)
(im) s/d 5 hari tergantung reaksi (untuk semua umur)

 Giardiasis :

 Metronidasol 15mg.kg/hari dibagi 4 dosis ( 5 hari )

o Antisekretorik

o Probiotik
BRONKOPBEUMONIA
• Definisi

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru; peradangan pada


paru dimana proses peradangannya ini menyebar membentuk bercak-bercak
infiltrat yang berlokasi di alveoli paru dan dapat pula melibatkan bronkiolus
terminal.

• Klasifikasi

Beberapa ahli telah membuktikan bahwa pembagian pneumonia berdasarkan


etiologi
• Etiologi
Usia Etiologi tersering Etiologi terjarang

Lahir – 20 hari Bakteri : E.colli, Streptococcus grup B, Listeria Bakteri : Bkateri anaerob, Streptococcus grup D,
monocytogenes Haemophilus influenza, Streptococcus
pneumoniae
Virus : CMV, HMV

3 minggu – 3 bulan Bakteri : Clamydia trachomatis, Streptococcus Bakteri : Bordetella pertusis, Haemophilus
pneumoniae influenza tipe B, Moraxella catharalis,
Virus : Adenovirus, Influenza, Parainfluenza 1, 2, Staphylococcus aureus
3 Virus : CMV

4 bulan – 5 tahun Bakteri : Clamydia pneumoniae, Mycoplasma Bakteri : Haemophilus influenza tipe B, Moraxella
pneumoniae, Streptococcus pneumoniae catharalis, Staphylococcus aureus, Neisseria
Virus : Adenovirus, Rinovirus, Influenza, meningitidis
Parainfluenza Virus : Varicela zoster

5 tahun - remaja Bakteri : Clamydia pneumoniae, Mycoplasma Bakteri : Haemophilus influenza, Legionella sp.
pneumoniae
• Manifestasi Klinis

Secara klinis gejala respiratori seperti takipnea, retraksi subkosta (chest


indrwaing), napas cuping hidung, ronki, dan sianosis. Penyakit ini sering ditemukan
bersama konjungtivitis, otitis media, faringitis, dan laringitis. Anak besar dengan
pneumonia lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena
nyeri dada. Ronki hanya ditemukan bila ada infiltrat alveoler.
• Pemeriksaan Penunjang

 Darah perifer lengkap

 C-Reaktif Protein

 Uji Serologis

 Pemeriksaan Mikrobiologi

 Pemeriksaan Foto Thorax


• Tatalaksana

 Pengobatan suportif meliputi pemeberin cairan intravena, oksigen, koreksi terhadap gangguan
asa basa, elektrolit, dan gula darah.

 Medikamentosa

 Pneumonia Rawat Jalan

o Amoksisilin 25mg/kgBB atau

o Kotrimoksazol 4mg/kgBB

 Pneumonia Rawat Inap

o Kloramfenikol 15 mg/kgBB setiap 6 jam

o Seftriaxon intravena 50 mg/kgBB setiap 12 jam

Diberikan selama 10 hari


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai