Anda di halaman 1dari 30

Laporan kasus

SINDROM NEFROTIK

OLEH :
Muhammad Surya Arma Arsyad, S.Ked
10542 0586 14
PEMBIMBING:
dr. Hj. Ratni Rahim, Sp.PD

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2019
LAPORAN KASUS

IDENTITAS

 Nama : Tn. I

 Umur : 25 tahun

 JenisKelamin : Laki-laki

 Alamat : Balang Punia

 Masuk RS : 31 Desember 2018


ANAMNESIS
 Keluhan Utama :
Bengkak pada kelopak mata dan kedua tungkai
 Anamnesis terpimpin :
Pasien MRS dengan keluhan bengkak pada kelopak mata dan kedua tungkai sejak 5
hari yang lalu. Awalnya pasien bangun pagi dan tiba-tiba melihat kedua kelopak matanya
bengkak. Keesokan harinya kaki pasien terlihat bengkak. Nyeri (+). Nyeri kepala (-), mual dan
muntah (-), nyeri perut (-). Tidak ada keluhan BAK dan BAB.
 Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat hipertensi (-)
• Riwayat Stroke (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat tumor (-)
• Riwayat DM (-)
 Riwayat Penyakit Keluarga : (-)
.
Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
 Kesadaran : composmentis (E4M6V5)
Pemeriksaan Fisik
 Status Pasien
K.U : Sakit Sedang/ Gizi Baik/ Compos Mentis
BB : 63.5kg
TB : 172 cm
IMT : 21.4
 Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,50 C
Nadi : 85 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
 Status Generalis
Kepala
 Bentuk Kepala : Normochepal
 Rambut : Hitam-putih, tidak rontok
 Deformitas : Tidak ada
Mata
 Eksoptalmus/Enoptalmus : Tidak ada
 Konjungtiva : Anemis (-)
 Sklera : Ikterus (-), Perdarahan (-)
 Pupil : Bulat, Isokor kiri – kanan
 Palpebra : Udem pada kedua palpebra
Telinga
 Pendengaran : Dalam Batas Normal
 Nyeri Tekan : Tidak ada
Hidung
 Bentuk : Simetris
 Perdarahan : Tidak ada
Mulut
 Bibir : Sianosis (-)
 Lidah kotor : (-)
Leher
 DVS : R-4
 Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran
 Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran
 Kaku Kuduk : (-)
Thorax
 Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
 Palpasi : Vocal Fremitus Kiri = Kanan, Nyeri Tekan (-)
 Perkusi : Sonor D/S, Batas Paru – Hepar ICS 5-6
 Auskultasi : Vesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-)
Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : Pekak
Batas Kanan: ICS VI Parasternal Dextra
Batas Kiri: ICS V line midclavicularis kiri
 Auskultasi : Bunyi Jantung I/II, murni regular, bising (-)
Abdomen
 inspeksi : Datar, ikut gerak napas
 Palpasi : Hepar tidak teraba, nyeri tekan (-). Lien tidak teraba, Massa Tumor (-),
Nyeri tekan epigastrium (-), nyeri tekan regio abdomen lainnya(-)
 Perkusi : Tympani
 Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Edema pretibial (+), Hangat
Kulit : Peteki (-)
Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium :
Darah Rutin :
 WBC : 12.1x103/uL
 HB : 15.7 gr/dl
 PLT : 337x103 /uL
Profil Lipd :
 Kolesterol Total : 500 mg/dl
Fungsi Ginjal
 Ureum Darah : 21 u/L
 Kreatinin Darah : 0.5 u/L
Urin
 WBC : (-)
 Keton : (-)
 Nitrit : (+)
 Urobilinogen : normal
 Biliirubin : (-)
 Protein : (+2)
 Glukosa : (-)
 Radiologi foto Thoraks : (-)
Resume Anamnesis
 Pasien MRS dengan keluhan bengkak pada kelopak mata dan
kedua tungkai sejak 5 hari yang lalu. Awalnya pasien bangun pagi
dan tiba-tiba melihat kedua kelopak matanya bengkak. Keesokan
harinya kaki pasien terlihat bengkak. Nyeri (+). Nyeri kepala (-), mual
dan muntah (-), nyeri perut (-). Tidak ada keluhan BAK dan BAB.
 Riwayat penyakit tidak ada. Riwayat hipertensi tidak ada. Riwayat
Penyakit jantung tidak ada. Riwayat pengobtan OAT disangkal.
Riwayat penyakit DM disangkal. Riwayat infeksi sebelumnya disangkal.
Riwayat minum obat-obatan tidak ada.Riwayat penyakit yang sama
pada keluarga tidak ada. .Dari hasil pemeriksaan fisis didapatkan vital
sign didapat kan dalam batas normal. Kepala: anemis (-), icterus (-),
edema palpebra (+). Leher : Kaku kuduk (-) Massa (-). Thorax Paru :
Vesikuler, Rh -/-, Wh -/- Jantung : BJ I & II murni reguler. Abdomen
Auskultasi: peristaltik (+) kesan normal. Extremitas : edema pretibial (+)
dan nyeri pada kedua extremitas bawah.
 Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang
maka, pasien didiagnosis dengan Sindroma Nefrotik. Pada pasien ini
sesuai dengan diagnosis sindrom nefrotik maka diberikan pengobatan
Infus RL : Dextrose 2 : 1 20 tpm, Sporetur 100mg 2x1, Sanexon 4mg 3x1,
Farsix 4mg 1-0-0, Norvastatin 20mg 1x1.
DIAGNOSA KERJA
Sindroma Nefrotik
TANGGAL PERJALANAN INSTRUKSI
PENYAKIT DOKTER
31/12/2018 S: P:
- Kedua Kelopak Mata bengkak (+) - Diet Nasi
T:120/80 mmHg - Kedua kaki bengkak, nyeri (+) - Infus RL : Dextrose 2 : 1 20
N: 89x/m O: tpm
P: 20x/m - SS/GC/CM - Sporetur 100mg 2x1
S: 36,3oC - Anemis (-), ikterus (-), sianosis(-), - Sanexon 4mg 3x1
palpebra edema (+) - Farsix 4mg 1-0-0
- Paru : Vesikuler, Rh -/-, Wh (-)/(-) - DR
- Cor: BJ I/II murni, regular
- Abdomen : peristaltik (+) kesan
normal
Ekstremitas: edema pretibial(+)
A: Sindroma Nefrotik
TANGGAL PERJALANAN INSTRUKSI
PENYAKIT DOKTER
01/01/2019 S: P
- Kedua mata bengkak (+) - Diet Nasi
T:120/80 mmHg - Kedua kaki bengkak, nyeri (+) - Infus RL : Dextrose 2 : 1 20
N: 82x/m tpm
P: 20x/m O: SS/GC/CM - Sporetur 100mg 2x1
S: 36,6oC - Anemis (-), ikterus (-), sianosis(-), - Sanexon 4mg 3x1
palpebra edema (+) - Farsix 4mg 1-0-0
- Paru : Vesikuler, Rh -/-, Wh (-)/(-) - Urin + kolesterol total +
- Cor: BJ I/II murni, regular Ureum Kreatinin
- Abdomen : peristaltik (+) kesan
normal Ekstremitas: edema (+)
A : Sindroma Nefrotik
TANGGAL PERJALANAN INSTRUKSI
PENYAKIT DOKTER
02/01/2019 S: P: Boleh Pulang
- Kedua Kelopak Mata bengkak - Diet Nasi
T:120/100 mmHg (+) - Infus RL : Dextrose 2 : 1
N: 85x/m - Kedua kaki bengkak, nyeri (+) 20 tpm
P: 20x/m - Sporetur 100mg 2x1
S: 36,3oC O: SS/GC/CM - Sanexon 4mg 3x1
- Anemis (-), ikterus (-), sianosis(-), - Farsix 4mg 1-0-0
palpebra udem (+) - Norvastatin 20mg 1x1
- Paru : Vesikuler, Rh -/-, Wh (-)/(-)
- Cor: BJ I/II murni, regular
- Abdomen : peristaltik (+) kesan
normal Ekstremitas: edema (+)
A: Sindroma Nefrotik
Diskusi
 Beberapa penyakit dengan manifestasi edema palpebra dan edema pretibial berulang
yaitu sindroma nefrotik dan GNAPS. Pada pasien ini, diagnosis lebih cenderung ke arah
sinroma nefrotik karena dari anamnesis diketahui bahwa pasien tidak memiliki riwayat
terkena infeksi sebelumnya. Kemudian pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
peningkatan kadar kolesterol yang semakin menegakkan diagnosis ke arah sindroma
nefrotik. Sesuai dengan teori bahwa sindroma nefrotik akan menyebabkan pembengkakan
pada seluruh tubuh seperti pada mata dan kedua tungkai. Pada teori pun didapatkan
bahwa sindroma nefrotik akan menyebabkan terjadinya proteinuria masif dan
hiperlipidemia.

 Pengobatan pada sindroma nefrotik pada kasus diatas diberikan kortikosteroid, diuretik,
statin untuk mengurangi inflamasi, pembengkakan dan menurunkan kadar kolesterol dalam
darah
Definisi

 Sindrom nefrotik merupakan kumpulan gejala yang


disebabkan oleh kelainan glomerular dengan gejala
edema, proteinuria masif (lebih dari 50 mg/kgBB/24
jam), hipoalbuminemia (kurang dari 2,5 gram/100 ml),
dan hiperkolesterolemia melebihi 250mg/dl
Epidemiologi
 Pada anak-anak (< 16 tahun) paling sering ditemukan nefropati lesi
minimal (75%-85%) dengan umur rata-rata 2,5 tahun, 80% < 6 tahun saat
diagnosis dibuat dan laki-laki dua kali lebih banyak daripada wanita
 Pada orang dewasa paling banyak nefropati membranosa (30%-50%),
umur rata-rata 30-50 tahun dan perbandingan laki-laki dan wanita 2 : 1.
 Kejadian SN idiopatik 2-3 kasus/100.000 anak/tahun sedangkan pada
dewasa 3/1000.000/tahun
Etiologi
A. glomerulonefritis (GN) primer:
 GN lesi minimal (GNLM)
 Glomerulosklerosis fokal (GSF)
 GN membranosa (GNMN)
 GN membranoproliferatif (GNMP)
 GN proliferatif lain
B. GN sekunder akibat:
 infeksI
 Keganasan
 penyakit jaringan penghubung
 efek obat dan toksin
 lain-lain
Klasifikasi

 Sindrom Nefrotik Bawaan

 Sindrom Nefrotik Sekunder

 Sindrom Nefrotik Idiopatik, dibagi kedalam 4 golongan, yaitu :

 Kelainan minimal

 Nefropati membranosa

 Glomerulonefritis proliferatif

 Glomelurosklerosis Fokal Segmental


Patofisiologi

Muatan
negatif pada Penurunan
Ektravasaasi
Proteinuria tubuh ikut Hipoalbumi Tekanan
cairan ke EDEMA
masif tertarik keluar nemia Onkotik
bersama intertitial
Plasma
protein
Penurunan
Aktivasi sistem Retensi Urin pekat
volume
RAA dan Natrium dan dan
cairan
katekolamin air di renal berkurang
plasma

Teori Underfill
overfilling
ekspansi
cairan ke
Retensi natrium volume plasma
dalam EDEMA
primer dan cairan
kompartemen
ekstraseluler
interstitial

Teori Overfill
hilangnya α-
penurunan
Penurunan glikoprotein
aktivitas
tekanan sebagai Hiperlipidemia
degradasi
onkotik perangsang
lemak
lipase
Gejala klinis

Gejala Umum
Episode pertama penyakit sering mengikuti sindrom seperti influenza, bengkak
periorbital, dan oliguria. Dalam beberapa hari, edema semakin jelas dan menjadi
edema anasarka
Gejala klinis

Gejala Khusus

Status klinis Sindrom Nefrotik disebabkan oleh injuri glomerulus


ditandai dengan peningkatan permeabilitas membran
glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan proteinuria
masif (lebih dari 50 mg/kgBB/24 jam atau ≥ 3,5 g/hari),
hipoalbuminemia (kurang dari 3,5 g/dl), hiperlipidemia, dan
tanpa ataupun disertai edema dan hiperkolesterolemia.
Pemeriksaan Penunjang

•Pemeriksaan
Laboratorium
Laboratorium
•Darah
•Urin
Tatalaksana
 Pengobatan SN terdiri dari pengobatan spesifik yang
ditujukan terhadap penyakit dasar dan pengobatan non-
spesifik untuk mengurangi proteinuria, mengontrol edema
dan mengobati komplikasi

Terapi konservatif
• Istirahat di tempat tidur
• Restriksi protein dengan diet protein
• Pembatasan garam atau asupan natrium
• Diet rendah kolestrol
• Pembatasan asupan cairan
Terapi Medikamentosa
•Pemberian albumin
•Diuretik
•Pemberian ACE-inhibitors
•Kortikosteroid
Komplikasi

 Kelainan koagulasi dan timbulnya trombosis


 Infeksi sekunder terutama infeksi kulit oleh streptococcus, staphylococcus,
bronkopneumonia, TBC
 Gangguan tubulus renalis
 Gagal ginjal akut
 Anemia hipokrom mikrositik
 Peritonitis
 Gangguan keseimbangan hormon dan mineral
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai