Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

A
DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Tanggal : 21 juli 2020


Pengkaji : Andrian Kurniawan
Sumber Informasi : Tn.A

I. IDENTITAS

PASIEN KELUARGA
Nama Tn.A Tn.T
Umur 29 tahun -
Pendidikan STM -
Pekerjaan Buruh Buruh
Pernikahan Belum menikah Sudah menikah
Alamat Ngebak Ngebak
Diagnosa Skizofrenia paranoid -

II. KELUHAN UTAMA


Tn.A mengatakan saat dirumah sakit sering marah-marah, jengkel dan mondar-
mandir

III. ALASAN MASUK DAN FAKTOR PRESIPITASI


Pasien masuk kerumah sakit di antar polisi dengan alasan masuk meminta
sumbangan ke salah satu wanita dan suaminya tidak terima kemudian berkelahi
dengan Tn.A, sebelum di antar kerumah sakit Tn.A di bawa ke kantor polisi
dahulu.

IV. FAKTOR PREDISPOSISI


Tn.A mengatakan sudah pernah opname dan ini yang ke 2x nya pasien opname
dengan keluhan yang sama. Pengaobatan sebelumnya kurang berhasil; karena
pasien tidak rutin minum obat dirumah. Pasien ada trauma fisik karena pernah
berantem sebelum masuk rumah sakit.

V. Px. FISIK
A. Kepala : rambut pasien berantakan, tidak lebat, sedikit bersih
B. Ektremitas : ektremitas atas dan bawah lengkap tidak ada kelainan dan
kekuatan otot peluh (5)
C. Keluhan fisik : tidak ada keluahn fisik
VI. PSIKOSOSIAL
A. Genogram

Tidak terkaji

Keterangan :
: meninggal

: Laki-laki

: perempuan

: Garis keturunan

: Garis perkawinan

: Tinggal serumah

: Pasien

Penjelasan :
Tn.A mengatakan tinggal serumah demgankedua orang tuanya saja karena
kaka dan adiknya merantau kejakarta. Didalam keluarga pasien tidak ada yg
mengalami gangguan jiwa.

B. Konsep diri
Tn.A menyukai seluruh anggota tubuhnya dan pasien mempu menyebutkan
identitasnya.
VII. STATUS MENTAL
A. Penampilan
Tn. A berpenampilan kurang rapi, rambut berantakan, baju tidak rapi, pasien
tidak mempedulikan penampilannya (MK : Defisit Perawatan Diri)
B. Pembicaraan
Pembicaraan Tn.A lambat dan pelan
C. Persepsi
Pasien pernah mendengar suara-suara sat di rumah sakit. Ada riwayat
halusinasi. (MK : Halusinasi)
D. Perasaan
Perasaan pasien senang karena mau pulang
E. Daya tilik diri
Pasien beragama ISLAM, dirumah pasien jarang sholat dan di rumah sakit
kadang-kadang sholat, pasien menyakini penyakitnya yang di derita adalah
cobaan dari Allah SWT.

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


A. Penggunaan obat
Pasien dirumah tidak rutin minum obat dan saat dirawat di rumah sakit pasien
rutin minum obat.
B. Aktivitas diluar dan didalam rumah
Pasien mengatakan aktivitas diluar rumah yaitu bekerja jadi tukang parkir, ikut
ronda di masyarakat dan di rumah pasien tidak melakukan kegiatan yang
berat.

IX. MEKANISME KOPING


Adaptif : pasien mempu kontrol dengan di antar keluarga.
Maladaptif : pasien tidak rutin minum obat saat dirumah.

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Pasien mengetahui tentang penyakitnya tetapi tidak rutin minum obat, pasien tidak
ada masalah dengan lingkungan, pasien ikut kegiatan ronda di dalam masyarakat.
(MK : Koping Individu Tidak Efektif)

XI. PENGETAHUAN
Pasien mengetahui tentang penyakit dan pengobatannya.

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Defisit Perawatan Diri
3. Halusinasi
4. Koping individu tidak efektif
XIII. ASPEK MEDIS
Dx : Skizofrenia paranoid
Terapi : tidak terkaji

XIV. ANALISA DATA

DATA PROBLEM
DS: pasien mengatakan berkelahi RESIKO PERILAKU KEKERASAN
dengan suami dari wanita yang dimintai
sumbangan
DO: pasien tampak tegang dan cemas
DS: pasien mengatakan mendengar HALUSINASI
suara-suara
DO: ada riwayat halusinasi saat
dirumah sakit
DS: - DEFISIT PERAWATAN DIRI
DO: penampilan pasien tidak rapi,
rambut berantakan, baju tidak rapi dan
pasien tidak memperhatikan
penampilannya

XV. POHON MASALAH

DEFISIT PERAWATAN DIRI

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

HALUSINASI

XVI. Dx. KEPERAWATAN


1. RPK
2. HALUSINASI
3. DPD

XVII. INTERVENSI

Diagnosa NOC NIC


RPK Setelah dilakukan tindakan keperawatan Strategi Pelaksanaan Pasien
diharap pasien mampu mengontrol SP 1
emosinya dengan kriteria hasil : 1.Identifikasi penyebab,
1. Pasien mempu mengidentifikasi tanda dan gejala, perilaku
kekerasan yang dilakukan,
penyebab, tanda perilaku
dan akibat perilaku
kekerasan dan akibatnya. kekerasan.
2. Pasien mempu menjelasken cara 2.Jelaskan cara mengontrol
mengontrol perilaku kekerasan. perilaku kekerasan: fisik,
obat, verbal, dan spiritual.
3.Latihan cara mengontrol
perilaku kekerasan secara
fisik: Tarik nafas dalam dan
pukul bantal dan Kasur.
4.Masukkan pada
jadwalkegiatan untuk
Latihan fisik.

SP 2
1.Evaluasi kagiatan Latihan
fisik. Beri pujian.
2.Latih cara mengontrol
perilaku kekerasan dengan
obat (6 benar: jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat).
3.Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan fisik
dan minum obat

SP 3
1.Evaluasi kegiatan Latihan
fisik dan obat. Beri pujian.
2.Latih cara mengontrol
perilaku kekerasan secara
verbal (3 cara, yaitu:
mengungkapkan, meminta,
dan menolak dengan
benar).
3.Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk Latihan
fisik, minum obat, dan
verbal.

SP 4
1.Evaluasi kegiatan Latihan
fisik, minum obat, dan
verbal. Beri pujian.
2.Latih cara mengontrol
spiritual (2 kegiatan).
3.Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk Latihan
fisik, minum obat, verbal,
dan spiritual.

SP 5
1.Evaluasi kegiatan Latihan
fisik 1,2 dan obat, verbal,
dan spiritual. Beri pujian.
2.Nilai kemampuan yang
telah mandiri.
3.Nilai apakah perilaku
kekerasan terkontrol.
XVIII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Dx Waktu Implementasi Evaluasi TTD


1. Selasa, Melakukan pengkajian pada S: Andrian
21 juli pasien a.Sdr.R mengatakan
2020 bisa melakukan
Pukul DS: pasien mengatakan LatihanTarik nafas
08.00 berkelahi dengan suami dari dalam dan pukul
sampai perempuan yang di mintai Kasur/bantal.
selesai. sumbangan karena tidak b.Sdr.R mengatakan
terima, di bawa polisi ke kantor mau untuk Latihan
kemudian di bawa ke rumah secara fisik setelah
sakit wawancara selesai.
c.Sdr.R mengatakan
DO: pasien tampak tegang dan lebih lega setelah
cemas diajarkan Latihan
fisik.
Tindakan :
1.Identifikasi penyebab, tanda O:
dan gejala, perilaku kekerasan a.Sdr.R tampak sudah
yang dilakukan, dan akibat mampu
perilaku kekerasan. mempraktikkan
2.Jelaskan cara mengontrol Latihan secara fisik
perilaku kekerasan: fisik, obat, dengan benar.
verbal, dan spiritual. b.Sdr.R tampak
3.Latihan cara mengontrol mampu memahami
perilaku kekerasan secara fisik: Latihan yang
Tarik nafas dalam dan pukul diajarkan.
bantal dan Kasur.
4.Masukkan pada A:
jadwalkegiatan untuk Latihan SP1 Resiko perilaku
fisik. kekerasan belum
teratasi.
P:
Mengulang dan
mengevaluasi SP1
Resiko perilaku
kekerasan pada
pasien.
Rencana Tindak
Lanjut:
Memasukkan pada
jadwal kegiatan
harian untuk Latihan
Tarik nafas dalam
dan pukul Kasur dan
bantal.

Anda mungkin juga menyukai