Anda di halaman 1dari 5

Nama : Neng Rita Hayati

Prodi : MPI 4

Matkul : Manjamen Kurikulum Pesantren

RESUME

A.. Pondok Pesantren

Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang tertua, pesantren memiliki kontribusi dalam
mewarnai perjalanan sejarah bangsa ini. Kontribusi ini tidak hanya berkaitan dengan aspek pendidikan
semata, tetapijuga berkaitan dengan bidang-bidang yang lain dalam skala luas. Pesantren telah melintasi
waktu yang sangat panjang berikut pengalamanya yang bermcam-macam dan telah berpartisipasi
memecahkan problem umat pada berbagai aspek kehidupan baik pendidikan, dakwah, politik, sosial-
ekonomi maupun aspek lainnya seperti sosial-budaya, sosial-religius, pembangunan dan lain-lain.
Namun, pesantren tetap menampakkan sebagai lembaga pendidikan hingga sekarang ini yang tumbuh
subur di bumi Indonesia meskipun menghadapi gelombang modernisasi dan globalisasi yang tersebar di
seantero dunia

B. Adapun beberpa ciri-ciri pesantren sebagai berikut :

1. Adanya hubungan yang akrab antara murid (para santri) dengan sosok kiai. Hal ini dimungkinkan
karena mereka tinggal dalam satu lingkungan pondok

2. Tunduknya santri kepada kiai. Para santri menganggap bahwa menentan kiai selain dianggap tidak
sopan juga bertentangan dengan ajaran agama.

3. Hidup hemat dan sederhana benar-benar dilakukan dalam kehidupan pesantren.

4. Semangat menolong diri sendiri amat terasa dan kentara di pesantren. Hal ini disebabkan santri
menyuci pakaianya sendiri, membersihkan kamar tidurnya sendiri dan bahkan tidak sedikit mereka yang
memasak makananya sendiri

5. Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan sangat mewarnai pergaulan di pesantren.

6. Disiplin sangat ditekankan dalam kehidupan di lingkungan pondok pesantren.


C. Beberapa pembagian pondok pesantren dan tipologinya:

1. Pesantren Salafi, pondok pesantren salafi yakni pondok pesantren yang

melakukan pengajaran terhadap santri-santrinya untuk belajar agama islam secara khusus tanpa
mengikutsertakan pendidikan umum di dalamnya. Kegiatan yang dilakukan biasanya mempelajari ilmu-
ilmu agama dengan menggunakan kitab-kitab kuning atau kuno (klasik), menggunakan metode
tradisional seperti hafalan, menerjemahkan kitabkitab saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

2. Pesantren Khalafi, yaitu pesantren yang menerapkan sistem pengajaran klasikal (madrasah),
memberikan ilmu umum dan ilmu agama, serta juga memberikan pendidikan ketrampilan. Sedangkan
mengenai arti pesantren khalafiyah (modern) adalah pesantren yang mengadopsi sistem madrasah atau
sekolah yang memasukkan pelajaran umum dan kurikulum madrasah yang dikembangkan, atau
pesantren yang menyelenggarakan tipe sekolah-sekolah umum seperti: MI/SD, MTS/SMP, SMA/SMK
dan bahkan PT dalam lingkunya.

3. Pesantren Terintegritasi, yaitu pesantren yang lebih menekankan pada

pendidikan vokasional atau kejuruan, sebagaimana balai latihan kerja di departemen tenaga kerja,
dengan program yang terintegrasi. Sedangkan santrinya mayoritas berasal dari kalangan anak putus
sekolah atau para pencari kerja.

Adapun pelaksanaan kurikulum pesantren dalam pembelajaran dilakukan dengan metode bandongan,
sorogan, dan hafalan. Metode bandongan merupakan metode pembelajaran dengan berpusat pada
guru (guru yang aktif dan santri yang pasif) dimana para santri dengan duduk disekeliing guru (kiai) yang
membaca kitab dan santri menyimak masingmasing kitab dan mencatat jika dipandang perlu. Metode
sorogan adalah metode pembelajaran di mana santri menghadap guru secara satu persatu dengan
membawa kitab yang dipelajari. Adapun metode pembelajaran dengan hafalan berlangsung dimana
santri menghafal teks atau kalimat tertentu dari kitab yang dipelajarinya

B. Manajemen Kurikulum Pondok Pesantren

1. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum Pondok Pesantren

Salah satu untur yang sangat penting dan menunjang keberhasilan suatu pondok pesantren atau instansi
dalam kegiatan yang sudah disepakati bersama adalah manajemen. Untuk mencapai sukses, maka
tentulah diperlukan suatu komitmen kerja sama yang baik dalam lembaga pendidikan pondok pesantren
serta kegiatan-kegiatan yang dimanaj dengn baik.

Kunci dari perubahan di organisasi pondok pesantren adalah orang yang memimpin, yaitu bagaimana ia
menjalankan masa kepemimpinanya.

Adapun kurikulum dalam pondok pesantren dikategorikan dalam dua jenis:


a. Kurikulum pondok salafi

Pada kurikulum pesantren ini belum dirumuskan cara menyeluruh mengenai dasar dan tujuan
pendidikanya. Kurikulum pada pesantren ini sangat bervariasi karena tertera pada kebijaksanaan kiai.

Pada materi pelajaran yang diberikan di pondok pesantren ini menekankan pada bidang fiqih, teologi,
tasawuf, dan bahasa.pada fiqih ini pun terbatas pada mazhab syafi‟I dan kurang memberikan alternative
lain. Mereka lebih cenderung menjadi bagian dari listening speaking society (masyarakat yang suka
mendengar dan berbicara) dari pada berupaya menciptakan reading writing society (masyarakat yang
gemar membaca dan menulis sebagai karakter yang telah maju).

Yang telah menyelenggarakan kegiatan pendidikan dengan pendekatan modern melalui satuan
pendidikan formal baik madrasah dengan pendekatan klasikal. Teknik pengajaran, materi pengajaran,
sarana dan prasarana didesign berdasarkan sistem seperti pondok modern. Walaupun telah
menggunakan alur modern akan tetapi penggunaan kitab-kitab klasik sebagai ciri khas pesantren salafi
telah digunakan, hanya saja pengajaraanya tidak dengan metode tradisional.Pondok pesantren modern
memiliki konotasi yang bermacammacam. Tidak ada definisi dan kriteria pasti tentang ponpes seperti
apa yang memenuhi atau patut disebut dengan pesantren „modern‟. Namun demikian, beberapa unsur
yang menjadi ciri khas pondok pesantren modern adalah sebagai berikut:

1) Penekanan pada bahasa arab percakapan.

2) Memakai buku-buku literatur bahasa arab kontemporer(bukan klasik/kitab kuning)

3) Memiliki sekolah formal di bawah kurikulum diknas dan/atau kemenag

4) Tidak lagi memakai sistem pengajian tradisional seperti sorogan, wetonan, dan bandongan

Karakter Santri

1. Pengertian Karakter

Secara etimologis, kata karakter berasal dari bahasa yunani charrassein yang berarti membuat tajam,
membuat dalam. Sedang dalam kamus inggris-indonesia karakter berasal dari character yang berarti
watak, karakter atau sifat.

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan tuhan yang maha esa, diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan normanorma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat
istiadat. Karakter dapat juga diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti bangsa. Bangsa yang
berkarakter adalah bangsa yang berakhlak dan berbudi pekerti, ebaliknya bangsa yang tidak berkarakter
adalah bangsa yang tidak atau kurang berakhlak atau tidak memiliki standar norma dan perilaku yang
baik tabiat, dan watak. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan
berwatak. Menurut tadkiroatun karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku
(behaviours), motivasi(motivations), dan ketrampilan (skills).

Adapun juga nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan kepada peserta didik menurut Heritage
Foundation dan tertera dalam Sembilan pilar karakter yang dicetuskan oleh Ratna Megawangi adalah:

a. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanya

b. Kemandirian dan tanggung jawab

c. Kejujuran/amanah, bijaksana

d. Hormat dan santun

e. Dermawan, suka menolong dan gotong royong

f. Percaya diri, kreatif dan pekerja keras

g. Keadilan dan kepemimpinan

h. Baik dan rendah hati

i. Toleransi, kedamaian dan kesatuan

2. Macam-macam karakter

Hipocrates dan Darwis menggolongkan manusia dalam empat jeniskarakter, yaitu:

a. Sanguine: pembicara

b. Kolerik: pemimpin

c. Melankolik: pelaksana

d. Flegmatik: penonton

SANTRI
Kata santri, menurut C.C Berg berasal dari bahasa india, shastri, yaitu orang yang tahu buku-buku suci
agama hindu tau seseorang sarjana ahli kitab suci agama hindu. Sementara itu, A. H. John menyebutkan
bahwa istilah santri berasal dari bahasa Tamil yang beerarti guru mengaji.68 Nurcholish Madjid juga
memiliki pendapat berbeda. Dalam pandanganya asal usul kata “Santri” dapat dilihat dari dua pendapat.
Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa “santri” berasal dari kata “sastri”, sebuah kata dari
sansekerta yang artinya melek huruf. Pendapat ini menurut Nurcholish Madjid didasarkan atas kaum
santri literary bagi orang jawa yang beruaha mendalami agama melalui kitab-kitab bertulisan dan
berbahasa Arab. Kedua, penndapat yang mengatakan bahwa perkataan santri berasal dari bahasa jawa
dari kata “cantrik” berarti seseorang yang selalu mengikuti seseorang guru kemana guru ini pergi
menetap.

Santri dalam dunia pesantren dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

a) Santri Mukim

Santri mukim yaitu murid-murid yang berasal dari daerah jauh dan menetap di pesantren. Santri yang
sudah lama mukim di pesantren biasanya menjadi kelompok tersendiri dan sudah memiku tanggung
jawab mengurusi kepentingan sehari-hari, mengajar santri-santri muda tentang kitab-kitab yang rendah
dan menengah.

b) Santri KalongSantri kalong yaitu murid-murid yang berasal dari desa sekelilingnya, yang biasanya
mereka tidak tinggal di pondok pesantren kecuali waktu-waktu belajar(sekolah dan mengaji) saja,
mereka bolak balik dari rumah.

Anda mungkin juga menyukai