OPERASIONAL KOSTRATANI
PEDOMAN OPERASIONAL
KOMANDO STRATEGIS PEMBANGUNAN PERTANIAN
TINGKAT KECAMATAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
Oktober 2019
1
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN .......................................................................................................................3
A. Latar Belakang ......................................................................................................................3
B. Tujuan ...................................................................................................................................6
C. Target dan Sasaran ...............................................................................................................6
D. Pengertian .............................................................................................................................7
E. Dasar Hukum.......................................................................................................................10
II. PERENCANAAN GERAKAN OPERASIONAL ......................................................................12
A. Prakondisi ............................................................................................................................12
B. Proses Perencanaan ...........................................................................................................13
C. Penetapan Rencana Gerakan .............................................................................................13
III. ORGANISASI PELAKSANA ..................................................................................................15
A. KOSTRATANI......................................................................................................................16
B. KOSTRADA .........................................................................................................................17
C. KOSTRAWIL .......................................................................................................................19
D. KOSTRANAS ......................................................................................................................21
IV. PELAKSANA/PETUGAS GERAKAN ....................................................................................23
A. KOSTRATANI......................................................................................................................23
B. KOSTRADA .........................................................................................................................26
C. KOSTRAWIL .......................................................................................................................28
D. KOSTRANAS ......................................................................................................................32
V. MEKANISME TATA HUBUNGAN KERJA.............................................................................36
A. MEKANISME KERJA ..........................................................................................................36
B. HUBUNGAN KERJA ...........................................................................................................39
VI. MONITORING DAN EVALUASI .............................................................................................42
VII. PELAPORAN DAN PEMBIAYAAN ........................................................................................43
A. PELAPORAN.......................................................................................................................43
B. PEMBIAYAAN .....................................................................................................................44
VIII. PENUTUP ...............................................................................................................................45
2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Presiden RI mengamanatkan bahwa Menteri Pertanian diminta mampu
memenuhi kebutuhan pangan bagi 267 juta penduduk di seluruh Indonesia.
Untuk melaksanakan amanat Presiden tersebut, Menteri Pertanian
menjabarkan ke dalam program strategis yaitu dengan membangun satu
data pertanian dalam satu sistem Big Data serta penguatan penyuluhan
pertanian dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di kecamatan. Data
merupakan kekuatan utama dalam membangun ketahanan pangan kedepan,
sehingga kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di sektor pertanian
harus didasarkan pada data dan informasi lapangan yang akurat.
Terkait dengan hal tersebut, secara teknis para penyuluh pertanian di BPP
akan diperkuat dengan kemampuan dalam mengidentifikasi potensi,
menggali, menganalisis dan menyajikan data dan informasi pertanian. Data
dan Informasi disajikan melalui media digital yang mampu menggambarkan
kondisi lapangan seperti memprediksi kapan waktu panen, posisi standing
crop, serangan hama penyakit dan cara pengendaliannya, teknologi
budidaya, peluang dan informasi dinamika pasar dalam dan luar negeri,
sampai dengan informasi pergerakan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dan
lain-lain.
4
Unuk itu, BPP sebagai KOSTRATANI harus didukung dengan kelembagaan
yang solid, ketenagaan yang profesional, dan penyelenggaraan fungsi
penyuluhan yang berbasis IT dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektifitas berusahatani sehingga produksi usaha pertanian mampu
meningkatkan produktivitas, produksi, pendapatan dan kesejahteraan petani.
5
B. Tujuan
Pedoman operasional KOSTRATANI dimaksudkan sebagai acuan bagi para
pemangku kepentingan di tingkat pusat (KOSTRANAS), wilayah
(KOSTRAWIL), daerah (KOSTRADA) dan pelaksana teknis serta pelaku
pertanian di tingkat kecamatan dan lapangan (KOSTRATANI). Dalam
mewujudkan KOSTRATANI sebagai pusat kegiatan pembangunan pertanian
di kecamatan dilakukan optimalisasi tugas, fungsi dan peran BPP dalam
mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
a. Jangka Pendek
6
b. Jangka Menengah (2020-2024)
2. Sasaran
D. Pengertian
Pengertian istilah yang ada dalam Pedoman Konstratani ini adalah:
9
18. Tenaga Harian Lepas atau Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian yang
selanjutnya disebut THL-TB Penyuluh Pertanian adalah tenaga bantu
penyuluh pertanian yang direkrut oleh Kementerian Pertanian selama
kurun waktu tertentu dan melaksanakan tugas dan fungsinya dalam
kegiatan Penyuluhan Pertanian.
19. Penyuluh Pertanian Swadaya adalah Pelaku Utama yang berhasil dalam
usahanya dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya
sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh.
E. Dasar Hukum
1. Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K);
10
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 47/Permentan/ SM.010/9/2016
tentang Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian
11
II. PERENCANAAN GERAKAN OPERASIONAL
A. Prakondisi
Balai Penyuluhan Pertanian di tingkat kecamatan secara umum belum
mampu melaksanakan tugas, fungsi dan perannya secara optimal dalam
melayani petani dikarenakan minimnya dukungan sarana prasarana,
rendahnya kapasitas ketenagaan dan dukungan biaya operasional dari
Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Selain itu, rendahnya koordinasi dan
jejaring antar instansi di daerah dalam memanfaatkan BPP sebagai pusat
gerakan pembangunan pertanian di Kecamatan perlu disusun pola baru
tentang koordinasi tersebut dalam program KOSTRATANI.
B. Proses Perencanaan
Perencanaan dan perancangan pembentukan kelembagaan KOSTRATANI
tingkat kecamatan diawali dengan tahapan persiapan meliputi:
13
Tahapan penyelenggaraan KOSTRATANI, sebagai berikut :
No Kegiatan
1 Sosialisasi KOSTRATANI, KOSTRADA, KOSTRAWIL di seluruh
Provinsi
2 Pengadaan dan Distribusi Sarana dan Prasarana IT
3 Banper dan Operasional KOSTRATANI
4 Bimtek IT bagi Komandan KOSTRATANI, Penyuluh, Petugas IT,
Petugas Kabupaten dan Provinsi
5 Penguatan Data dan Informasi
6 Penguatan Kelembagaan
7 Layanan Agribisnis
8 Monitoring dan Evaluasi
14
III. ORGANISASI PELAKSANA
15
Organisasi Komando Strategis Pembangunan Pertanian secara berjenjang dalam
pelaksanaannya melibatkan instansi terkait dari kecamatan sampai pusat, terdiri
dari:
A. KOSTRATANI
Dalam rangka koordinasi dan sinergitas program dan kegiatan
pembangunan pertanian di tingkat kecamatan membentuk KOSTRATANI
yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota, dengan Sekretariat di BPP. Susunan
keanggotaan KOSTRATANI paling kurang terdiri atas:
Komandan : Camat
Pelaksana Harian
Komando : Pimpinan BPP atau Penyuluh Pertanian yang
kompeten
Anggota :
1. Kepala Desa/Lurah;
2. Penyuluh Pertanian;
3. Petugas Pengendali Organisme Pengganggu
Tanaman (POPT)
4. Petugas Pengendali Hama Penyakit (PHP);
5. Petugas Pengawas Benih Tanaman (PBT);
6. Petugas Inseminasi Buatan (IB);
7. Petugas Medik Veteriner;
8. Petugas Paramedik Veteriner;
9. Petugas Pengawas Bibit Ternak (Wasbitnak);
10. Petugas Pengawas Mutu Pakan (Wastukan);
11. Petugas Pertanian Kecamatan/Mantri Tani;
12. Petugas lainnya yang terkait (Mantri Statistik,
Penyuluh Lainnya, dll).
B. KOSTRADA
Dalam rangka meningkatkan koordinasi dan sinergitas pelaksanaan program
dan kegiatan pembangunan pertanian di tingkat kabupaten/kota membentuk
KOSTRADA yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota, dengan Pelaksana
Harian Komando dan Sekretariat di Dinas yang menangani urusan bidang
pertanian. Susunan keanggotaan KOSTRADA paling kurang terdiri atas:
Komandan : Bupati/Walikota
17
Pelaksana Harian
Komando : Kepala Dinas yang menangani urusan bidang
pertanian.
Anggota :
18
3. Melaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi terpadu program dan
kegiatan pembangunan pertanian.
C. KOSTRAWIL
Komandan : Gubernur
Pelaksana Harian
Komando : Kepala Dinas yang menangani urusan bidang
pertanian provinsi.
Sekretaris KOSTRAWIL : Kepala BPTP
Anggota :
19
c. Penetapan sentra Produksi Pangan berdasarkan jumlah produksi,
luas tanam, luas panen, populasi ternak, dan lain-lain;
d. Kompilasi data calon petani dan calon lokasi kegiatan kegiatan
pembangunan pertanian;
e. Pengalokasian anggaran pembinaan pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan pertanian;
f. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi, serta pengawalan
dan pendampingan teknologi dalam pelaksanan program dan
kegiatan pembangunan pertanian;
g. dan lain-lain.
20
5. Mengkompilasi dan mengolah laporan dari kabupaten/kota tentang
pelaksanaan Program Pembangunan Pertanian;
D. KOSTRANAS
21
dan Informasi Pertanian
22
IV. PELAKSANA/PETUGAS GERAKAN
A. KOSTRATANI
1. UPTD yang membidangi Pertanian mempunyai tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
23
b. Menyusun programa penyuluhan kecamatan untuk mendukung
pencapaian target Produksi pangan strategis nasional;
c. Menyusun dan menyebarluaskan informasi teknologi spesifik lokasi
yang direkomendasikan oleh BPTP kepada petani pada sentra
Produksi pangan strategis nasional;
d. Melaksanakan sistem kerja latihan dan kunjungan (LAKU) dalam
rangka peningkatan kapasitas penyuluh dan petani;
e. Melakukan supervisi kegiatan penyuluh pendamping di Wilayah
Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP);
f. Memfasilitasi pelaksanaan Dem-Plot, Dem-Farm, Dem-Area, Dem
Unit dan metode penyuluhan lainnya sebagai unit pembelajaran
petani dalam rangka program pembangunan pertanian;
g. Melaksanakan forum penyuluhan tingkat desa (rembug tani), temu
lapang antara petani, penyuluh, dan peneliti di kecamatan, dan
mimbar sarasehan antara pemerintah daerah dengan petani;
h. Memfasilitasi kemitraan antara kelompoktani dan pelaku usaha
mulai dari hulu sampai hilir.
25
e. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data tentang kejadian
penyakit, kasus kematian, jumlah ternak dan wilayah yang tertular;
f. Melakukan pengawasan bibit ternak;
g. Melakukan pengawasan mutu pakan ternak;
h. Menyusun dan melaporkan situasi peternakan dan kesehatan
hewan di wilayah kerjanya.
B. KOSTRADA
1. Dinas yang menangani urusan bidang pertanian tingkat kabupaten/kota,
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
26
f. Mengusulkan peningkatan kompetensi pejabat fungsional penyuluh
pertanian dan pelaku utama/pelaku usaha melalui lembaga
pendidikan dan pelatihan;
g. Mengoptimalkan peran BPP sebagai Pos Simpul Koordinasi
pelaksanaan kegiatan program pembangunan pertanian;
h. Mengusulkan kebutuhan anggaran penyuluhan di
kabupaten/kota untuk program pembangunan pertanian;
i. Mensinergikan kawasan/sentra masing-masing komoditas antar
kecamatan agar memenuhi skala ekonomi.
j. Merencanakan dan menetapkan target Program pembangunan
pertanian di kabupaten/kota;
k. Menetapkan kebutuhan sarana dan prasarana untuk mencapai
target Program pembangunan pertanian dikabupaten/kota;
l. Menetapkan sentra/kawasan program pembangunan pertanian
berdasarkan luas tanam, luas panen, produksi dan populasi ternak
sapi/kerbau dan luas lahan penggembalaan dikabupaten/kota;
m. Melaksanakan pemantauan dan pengawalan benih bersubsidi,
pupuk bersubsidi dan pestisida sesuai prinsip 6 (enam) tepat
(jumlah, waktu, dosis, harga, lokasi, dan mutu) guna mendukung
program pembangunan pertanian;
n. Mengusulkan dan menerapkan kebutuhan teknologi spesifik lokasi
dikabupaten/kota;
o. Menetapkan kebutuhan petugas antara lain penyuluh, POPT-PHP,
PBT, petugas IB, Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, Wasbitnak
dan Wastukan pada lokasi sentra produksi komoditas Pangan
strategis nasional dikabupaten/kota;
p. Menetapkan calon petani/pekebun/peternak dan calon lokasi
pengembangan komoditas Pangan strategis nasional;
q. Memfasilitasi pengelolaan jaringan irigasi, tata air mikro, embung
dan pompanisasi guna mendukung program pembangunan
pertanian;
r. Memfasilitasi aksesibilitas pembiayaan yang bersumber dari
lembaga keuangan/perbankan guna mendukung program
pembangunan pertanian;
s. Menetapkan dan memfasilitasi kebutuhan alat dan mesin pra dan
pasca panen pertanian serta pengembangan Unit Pengelola Jasa
Alat dan Mesin Pertanian guna mendukung program pembangunan
pertanian;
t. Mengusulkan kebutuhan anggaran pengembangan komoditas
Pangan strategis nasional dikabupaten/kota.
27
2. Dinas yang menangani urusan pangan tingkat kabupaten/kota,
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
C. KOSTRAWIL
1. Dinas yang menangani urusan bidang pertanian tingkat provinsi,
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
29
2. Dinas yang menangani urusan pangan provinsi, mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
31
Menyediakan dan mendistribusikan vaksin/obat hewan;
Melakukan pengujian dan penyidikan penyakit hewan;
Melakukan pengujian dan sertifikasi produk ternak (sapi/kerbau).
D. KOSTRANAS
1. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura,
Direktorat Jenderal Perkebunan, serta Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan, mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
33
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
34
dan kabupaten/kota melalui wadah Dewan Ketahanan Pangan;
c. Mendorong badan/unit kerja yang menangani Ketahanan Pangan di
provinsi dan kabupaten/kota untuk berperan aktif dalam upaya
program pembangunan pertanian;
d. Melakukan analisis produksi, ketersediaan, dan kebutuhan Pangan
strategis;
e. Melakukan pemantauan neraca produksi strategis nasional;
f. Mengembangkan kelembagaan distribusi pangan masyarakat dan
cadangan Pangan;
g. Melakukan pemantauan cadangan Pangan strategis nasional;
h. Mengalokasikan anggaran untuk mendukung program dan kegiatan
pengembangan komoditas Pangan strategis nasional.
35
V. MEKANISME TATA HUBUNGAN KERJA
A. MEKANISME KERJA
1. KOSTRATANI
b. Pelaksanaan meliputi:
(1) Keterpaduan pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan;
(2) Optimalisasi potensi sumber daya BPP sebagai Pos Simpul
Koordinasi Program dan Kegiatan di wilayah;
(3) Evaluasi pencapaian target Produksi Pangan Strategis Nasional
sampai desa/kelurahan;
(4) Identifikasi potensi permasalahan dan upaya pemecahannya
dalam Pembangunan pertanian .
36
2. KOSTRADA
b. Pelaksanaan meliputi:
(1) Pemetaan wilayah pengembangan komoditas Pangan strategis
nasional;
(2) Keterpaduan program dan pelaksanaan kegiatan
pengembangan kawasan lintas OPD ;
(3) Penguatan peran BPP sebagai Pos Simpul Koordinasi Program
dan Kegiatan di wilayah;
(4) Evaluasi pencapaian target Produksi Pangan Strategis Nasional
secara berjenjang dari kabupaten/kota, kecamatan, dan
desa/kelurahan;
(5) Identifikasi potensi permasalahan dan upaya pemecahannya
dalam Pembangunan pertanian. Pelaporan hasil pelaksanaan
pembinaan berdasarkan rekapitulasi laporan KOSTRATANI,
dilaporkan oleh KOSTRADA kepada KOSTRAWIL dengan
tembusan kepada KOSTRANAS dan Bupati/Walikota secara
berkala.
37
3. KOSTRAWIL
4. KOSTRANAS
38
(1) Rapat Koordinasi Pengendalian didahului dengan Rapat Teknis
setiap Eselon I. Hasil Rapat Teknis diserahkan kepada
Pelaksana KOSTRANAS sebagai bahan Rapat Koordinasi
Pengendalian.
(2) Rapat Koordinasi Pengendalian membahas:
- Konsolidasi pelaksanaan Pembangunan pertanian lintas
Eselon I yang berbasis kecamatan;
- Identifikasi potensi permasalahan dalam pelaksanaan
program dan kegiatan.
(3) Hasil kesepakatan Rapat Koordinasi Pengendalian menjadi
acuan bagi KOSTRANAS, KOSTRAWIL, KOSTRADA, dan
KOSTRATANI dalam pengendalian, pembinaan dan
pelaksanaan Pembangunan pertanian.
B. HUBUNGAN KERJA
1. KOSTRADA dengan KOSTRATANI
39
(2) Memantau penyaluran sarana produksi di kecamatan;
(3) Memantau penerapan rekomendasi teknologi spesifik lokasi
kecamatan;
(4) Memantau pelaksanaan pendampingan penyuluh dalam
penerapan teknologi di petani;
(5) Memantau terjadinya eksplosi organisme pengganggu tanaman
dan penyakit hewan di kecamatan;
(6) Memantau terjadinya bencana alam (banjir, kekeringan, gempa
bumi) yang menyebabkan terjadinya puso dan kematian ternak
sapi dan kerbau di kecamatan.
41
VI. MONITORING DAN EVALUASI
42
VII. PELAPORAN DAN PEMBIAYAAN
A. PELAPORAN
Laporan pelaksanaan kegiatan peningkatan Produksi Pangan Strategis
Nasional dilaksanakan secara berjenjang dan berkala mulai dari Tim
Pelaksana Kecamatan, Tim Pelaksana Kabupaten/Kota, Tim Pembina, dan
Tim Pengendali, sebagai berikut:
B. PEMBIAYAAN
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengalokasikan anggaran paling
sedikit untuk kegiatan rapat koordinasi, monitoring dan supervisi terpadu,
serta penyusunan laporan agar mekanisme dan Hubungan Kerja antar
lembaga yang membidangi pertanian dalam mendukung program
pembangunan pertanian.
44
VIII. PENUTUP
Pedoman ini dibuat sebagai acuan oleh lembaga yang membidangi pertanian di
KOSTRANAS, KOSTRAWIL, KOSTRADA dan KOSTRATANI dalam mendukung
program pembangunan pertanian.
45