Anda di halaman 1dari 45

DRAFT 2 / FILE : VERSI 2 - PEDOMAN

OPERASIONAL KOSTRATANI

PEDOMAN OPERASIONAL
KOMANDO STRATEGIS PEMBANGUNAN PERTANIAN
TINGKAT KECAMATAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

Oktober 2019

1
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN .......................................................................................................................3
A. Latar Belakang ......................................................................................................................3
B. Tujuan ...................................................................................................................................6
C. Target dan Sasaran ...............................................................................................................6
D. Pengertian .............................................................................................................................7
E. Dasar Hukum.......................................................................................................................10
II. PERENCANAAN GERAKAN OPERASIONAL ......................................................................12
A. Prakondisi ............................................................................................................................12
B. Proses Perencanaan ...........................................................................................................13
C. Penetapan Rencana Gerakan .............................................................................................13
III. ORGANISASI PELAKSANA ..................................................................................................15
A. KOSTRATANI......................................................................................................................16
B. KOSTRADA .........................................................................................................................17
C. KOSTRAWIL .......................................................................................................................19
D. KOSTRANAS ......................................................................................................................21
IV. PELAKSANA/PETUGAS GERAKAN ....................................................................................23
A. KOSTRATANI......................................................................................................................23
B. KOSTRADA .........................................................................................................................26
C. KOSTRAWIL .......................................................................................................................28
D. KOSTRANAS ......................................................................................................................32
V. MEKANISME TATA HUBUNGAN KERJA.............................................................................36
A. MEKANISME KERJA ..........................................................................................................36
B. HUBUNGAN KERJA ...........................................................................................................39
VI. MONITORING DAN EVALUASI .............................................................................................42
VII. PELAPORAN DAN PEMBIAYAAN ........................................................................................43
A. PELAPORAN.......................................................................................................................43
B. PEMBIAYAAN .....................................................................................................................44
VIII. PENUTUP ...............................................................................................................................45

2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Presiden RI mengamanatkan bahwa Menteri Pertanian diminta mampu
memenuhi kebutuhan pangan bagi 267 juta penduduk di seluruh Indonesia.
Untuk melaksanakan amanat Presiden tersebut, Menteri Pertanian
menjabarkan ke dalam program strategis yaitu dengan membangun satu
data pertanian dalam satu sistem Big Data serta penguatan penyuluhan
pertanian dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di kecamatan. Data
merupakan kekuatan utama dalam membangun ketahanan pangan kedepan,
sehingga kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di sektor pertanian
harus didasarkan pada data dan informasi lapangan yang akurat.

Untuk memantapkan data pertanian tunggal (SATU DATA), Kementerian


Pertanian melaksanakan verifikasi ulang dengan melibatkan Badan Pusat
Statistik (BPS) dan Badan Informasi Geospasial (BIG). Data pertanian akan
dibangun dalam satu sistem Big Data dan disajikan secara komprehensif
oleh Kementerian Pertanian melalui Agriculture War Room (AWR) sebagai
pusat Komando Strategis Pembangunan Pertanian. Sistem data
dipersiapkan untuk dapat memonitor kegiatan pembangunan pertanian
secara real time dengan basis data yang handal dan akurat. Jabaran visi
tersebut seperti pada Gambar 1.

Sesuai kebijakan Menteri Pertanian, operasionalisasi pembangunan


pertanian berada pada tingkat lapangan, dimana unit kerja non struktural
pertanian terendah adalah BPP dimana keberadaanya sampai pada tahun
2018 berjumlah 5.640 unit dan Penyuluh Pertanian sebagai ujung tombak
dan garda terdepan ketahanan pangan nasional sampai pada tahun 2018
berjumlah …….orang, yang terdiri atas 31.506 orang Penyuluh Pertanian
ASN, 12.135 orang THLTB-PP dan Penyuluh Swadaya sebanyak 25.852
orang.

Harapan untuk menjadikan Indonesia maju dan mampu mencukupi


kebutuhan pangan bagi seluruh masyarakat dapat terwujud, salah satunya
dengan menggerakkan penyuluh pertanian yang didukung oleh petugas
3
pertanian lainnya di tingkat kecamatan dan desa. BPP sebagai pusat
gerakan dan layanan pembangunan pertanian di kecamatan, perlu dilakukan
optimalisasi tugas, fungsi dan perannya, melalui penguatan data dan
informasi dengan sistem berbasis IT sehingga dapat dikendalikan dengan
baik oleh Kementerian Pertanian. Komando Strategis Pembangunan
Pertanian (KOSTRATANI) di BPP merupakan pusat gerakan yang sangat
menentukan keberhasilan pembangunan pertanian melalui koordinasi,
sinergi, dan penyelarasan kegiatan pembangunan pertanian di kecamatan.

Terkait dengan hal tersebut, secara teknis para penyuluh pertanian di BPP
akan diperkuat dengan kemampuan dalam mengidentifikasi potensi,
menggali, menganalisis dan menyajikan data dan informasi pertanian. Data
dan Informasi disajikan melalui media digital yang mampu menggambarkan
kondisi lapangan seperti memprediksi kapan waktu panen, posisi standing
crop, serangan hama penyakit dan cara pengendaliannya, teknologi
budidaya, peluang dan informasi dinamika pasar dalam dan luar negeri,
sampai dengan informasi pergerakan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dan
lain-lain.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 03 tahun 2019, BPP


merupakan lembaga penyuluhan pemerintah yang mempunyai tugas, fungsi
dan peran dalam: (a) menyusun programa Penyuluhan Pertanian kecamatan
sejalan dengan program Penyuluhan Pertanian kabupaten/kota; (b)
melaksanakan Penyuluhan Pertanian berdasarkan programa Penyuluhan
Pertanian; (c) menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana
produksi, pembiayaan, dan pasar; (d) mengembangkan kelembagaan dan
kemitraan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha; (e) meningkatkan kapasitas
Penyuluh Pertanian Pemerintah, Swadaya, dan Swasta melalui proses
pembelajaran secara berkelanjutan; (f) melaksanakan proses pembelajaran
melalui percontohan, pengembangan model usaha tani bagi Pelaku Utama
dan Pelaku Usaha; (g) menumbuhkembangkan Kelembagaan Penyuluhan
Pertanian swadaya di desa/kelurahan (Posluhdes); dan (h) mengembangkan
metode Penyuluhan Pertanian sesuai dengan kebutuhan, kondisi Pelaku
Utama dan Pelaku Usaha.

4
Unuk itu, BPP sebagai KOSTRATANI harus didukung dengan kelembagaan
yang solid, ketenagaan yang profesional, dan penyelenggaraan fungsi
penyuluhan yang berbasis IT dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektifitas berusahatani sehingga produksi usaha pertanian mampu
meningkatkan produktivitas, produksi, pendapatan dan kesejahteraan petani.

Gambar 1. Kerangka Konseptual SATU DATA PERTANIAN

5
B. Tujuan
Pedoman operasional KOSTRATANI dimaksudkan sebagai acuan bagi para
pemangku kepentingan di tingkat pusat (KOSTRANAS), wilayah
(KOSTRAWIL), daerah (KOSTRADA) dan pelaksana teknis serta pelaku
pertanian di tingkat kecamatan dan lapangan (KOSTRATANI). Dalam
mewujudkan KOSTRATANI sebagai pusat kegiatan pembangunan pertanian
di kecamatan dilakukan optimalisasi tugas, fungsi dan peran BPP dalam
mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Adapun tujuan pembentukan KOSTRATANI, yaitu:

1. Tujuan Jangka Pendek

Meningkatkan penguatan sarana prasarana, kelembagaan, kapasitas


SDM, dan penyelenggaraan pembangunan pertanian di tingkat
kecamatan.

2. Tujuan Jangka Panjang

Mengoptimalkan tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian


(BPP) sebagai pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan
dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

C. Target dan Sasaran


1. Target

a. Jangka Pendek

Output KOSTRATANI dalam waktu November sampai dengan


Desember 2019 adalah:
 Terbentuknya 100 kelembagaan KOSTRATANI berbasi IT;
 Terbangunnya kelembagaan KOSTRATANI yang melibatkan
instansi Pusat (K/L) laninnya, Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Kecamatan;
 Beroperasinya KOSTRATANI mendukung kebijakan dan program
pembangunan pertanian.

6
b. Jangka Menengah (2020-2024)

Output KOSTRATANI dalam jangka waktu menengah dan keberlanjutan


adalah:
 Terbentuknya 5.646 kelembagaan KOSTRATANI berbasis IT;
 Terbangunnya kelembagaan KOSTRATANI yang melibatkan
instansi Pusat (K/L) lainnya, Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Kecamatan;
 Beroperasinya KOSTRATANI mendukung kebijakan dan program
pembangunan pertanian.

2. Sasaran

Sasaran KOSTRATANI, meliputi:

a. Penyuluh Pertanian dan petugas lapangan lainnya (Petugas Pertanian


Kecamatan, Pengendali Organisme Penganggu Tanaman, Pengawas
Benih Tanaman, Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, Pengawas
Mutu Pakan, Pengawas Bibit Ternak, Pengawas Mutu Hasil Pertanian,
Analis Pasar Hasil Pertanian, Petugas Perlindungan Varietas
Tanaman, Analis Ketahanan Pangan, Pengawas Alsintan, Kepala
Cabang Dinas, dll);

b. Pemimpin formal dan non formal;

c. Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani, Kelembagaan Ekonomi


Petani (Kelompok Usaha Bersama, Lembaga Ekonomi Masyarakat,
Koperasi, dll);

d. Petugas Informasi dan Teknologi (IT).

D. Pengertian
Pengertian istilah yang ada dalam Pedoman Konstratani ini adalah:

1. KOSTRATANI adalah pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat


kecamatan, yang merupakan optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam mewujudkan kedaulatan pangan
nasional.
7
2. Balai Penyuluhan Pertanian yang selanjutnya disingkat BPP adalah
Lembaga penyuluhan pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi
penyuluhan pertanian pada tingkat kecamatan serta merupakan unit
kerja nonstruktural dengan wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.

3. Sistem Penyuluhan Pertanian adalah seluruh rangkaian pengembangan


kemampuan pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama dan
pelaku usaha melalui penyuluhan.

4. Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama


serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup.

5. Pelaku Utama Bidang Pertanian yang selanjutnya disebut Pelaku Utama


adalah petani, pekebun, peternak, dan beserta keluarga intinya.

6. Pelaku Usaha Bidang Pertanian yang selanjutnya disebut Pelaku Usaha


adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang
dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian.

7. Kebijakan Penyuluhan Pertanian adalah rangkaian konsep dan asas


yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan
penyuluhan.

8. Strategi Penyuluhan Pertanian adalah langkah-langkah atau cara untuk


mencapai suatu tujuan penyuluhan pertanian.

9. Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara atau teknik penyampaian


materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada Pelaku Utama dan
Pelaku Usaha agar mereka tahu, mau, dan mampu menolong, dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
8
10. Materi Penyuluhan Pertanian adalah bahan Penyuluhan Pertanian yang
akan disampaikan oleh para penyuluh kepada Pelaku Utama dan Pelaku
Usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi,
rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian
lingkungan.

11. Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Pemerintah adalah lembaga yang


dibentuk oleh Pemerintah dan pemerintah daerah untuk
menyelenggarakan tugas dan fungsi Penyuluhan Pertanian.

12. Kelembagaan Petani adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari,


oleh, dan untuk petani guna memperkuat dan memperjuangkan
kepentingan petani.

13. Kelembagaan Ekonomi Petani yang selanjutnya disingkat KEP adalah


lembaga yang melaksanakan kegiatan usaha tani yang dibentuk oleh,
dari, dan untuk petani, guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi
usaha tani, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan
hukum.

14. Kelembagaan Penyuluhan Swadaya adalah kelembagaan penyuluhan


desa/kelurahan yang bersifat non struktural yang dibentuk dan dikelola
secara partisipatif oleh Pelaku Utama, baik perorangan maupun
kelompok.

15. Kelembagaan Penyuluhan Swasta adalah kelembagaan penyuluhan


yang dibentuk oleh Pelaku Usaha dengan memperhatikan kepentingan
Pelaku Utama serta pembangunan Pertanian setempat.

16. Penyuluh Pertanian adalah perorangan warga negara Indonesia yang


melakukan kegiatan Penyuluhan Pertanian.

17. Penyuluh Pertanian Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut


Penyuluh Pertanian ASN adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas,
tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang pada satuan organisasi lingkup Pertanian untuk melakukan
kegiatan Penyuluhan Pertanian.

9
18. Tenaga Harian Lepas atau Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian yang
selanjutnya disebut THL-TB Penyuluh Pertanian adalah tenaga bantu
penyuluh pertanian yang direkrut oleh Kementerian Pertanian selama
kurun waktu tertentu dan melaksanakan tugas dan fungsinya dalam
kegiatan Penyuluhan Pertanian.

19. Penyuluh Pertanian Swadaya adalah Pelaku Utama yang berhasil dalam
usahanya dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya
sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh.

20. Pelatihan adalah suatu kegiatan alih pengetahuan dan keterampilan,


baik berupa teori maupun praktik dari fasilitator ke penyuluh melalui
metode partisipatif.

E. Dasar Hukum
1. Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K);

2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan


Pemberdayaan Petani;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan,


Pembinaan, Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

6. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia

7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 115/Permentan/OT.140/9/2014


tentang Pedoman Pengelolaan Satu Data Pembangunan Pertanian

8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 131/Permentan/ OT.140/12/2014


tentang Tata Hubungan Kerja Antar Kelembagaan Teknis, Penelitian dan
Pengembangan, dan Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung
Peningkatan Produksi Beras Nasional

10
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 47/Permentan/ SM.010/9/2016
tentang Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian

10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 03/Permentan/ SM.200/1/2018


tentang Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian

11. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 03/Kpts/SM.200/I/05/2019 tentang


Pengelolaan Balai Penyuluhan Pertanian

11
II. PERENCANAAN GERAKAN OPERASIONAL

Gerakan operasional KOSTRATANI meliputi tahapan prakondisi, proses


perencanaan, dan penetapan rencana gerakan.

A. Prakondisi
Balai Penyuluhan Pertanian di tingkat kecamatan secara umum belum
mampu melaksanakan tugas, fungsi dan perannya secara optimal dalam
melayani petani dikarenakan minimnya dukungan sarana prasarana,
rendahnya kapasitas ketenagaan dan dukungan biaya operasional dari
Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Selain itu, rendahnya koordinasi dan
jejaring antar instansi di daerah dalam memanfaatkan BPP sebagai pusat
gerakan pembangunan pertanian di Kecamatan perlu disusun pola baru
tentang koordinasi tersebut dalam program KOSTRATANI.

Program KOSTRATANI dilaksanakan untuk lebih memperkuat BPP sebagai


tempat konsolidasi penyuluh, karena peran penyuluh sangat strategis dalam
pembangunan pertanian. Petani dapat berkonsultasi persoalan-persoalan
yang dihadapi secara langsung dan diberikan jalan keluar terbaik.

Program KOSTRATANI diharapkan bukan hanya meningkatkan produksi,


namun juga kesejahteraan petani dan rakyat Indonesia. Oleh karena itu,
perlu adanya acuan dalam penyelenggaraan program KOSTRATANI dalam
bentuk Pedoman Operasional.

Prasayarat terbentuknya KOSTRATANI, antara lain:

1. pengadaan sarana prasarana IT meliputi personal computer/PC, jaringan


internet, TV, webcam, kabel HDMI, dan drone untuk pemetaan.

2. Penetapan Komandan KOSTRATANI.

3. Simplifikasi peraturan perundang-undangan

4. Penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis) oleh KOSTRAWIL Penyusunan


Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) oleh KOSTRADA, dan KOSTRATANI
Tingkat Kecamatan. Juknis yang disusun, meliputi: Juknis Pengadaan
Sarana Prasarana IT, Juknis Peningkatan Kapasitas SDM, Juknis
12
Sosialisasi Pelaksanaan, Juknis Bantuan Pemerintah dan Operasional,
Juknis Penguatan Data dan Informasi. Juknis ini sebagai acuan bagi
seluruh pelaksana KOSTRATANI.

5. Identifikasi, verifikasi dan penetapan lokasi 400 KOSTRATANI, 100


KOSTRADA dan 34 KOSTRAWIL.

6. Penetapan SK Tim Struktur dan Pengelola KOSTRATANI.

B. Proses Perencanaan
Perencanaan dan perancangan pembentukan kelembagaan KOSTRATANI
tingkat kecamatan diawali dengan tahapan persiapan meliputi:

1. Perencanaan pengadaan sarana prasarana IT

2. Penyusunan Kurikulum dan Pelaksanaan Bimtek peningkatan kapasitas


SDM KOSTRATANI.

C. Penetapan Rencana Gerakan


Strategi pelaksanaan Komando Strategis Pembangunan Pertanian:

1. Meningkatkan peran Pimpinan Daerah (Kepala Desa, Camat, Bupati dan


Gubernur) untuk menggerakkan penyuluh pertanian, petugas lapangan
lainnya, petani dan pelaku usaha dalam pembangunan pertanian.

2. Meningkatkan sinergitas pelaku dan program pertanian dengan K/L


lainnya.

3. Meningkatkan jejaring kerja KOSTRATANI dengan instansi pemerintah


lainnya dan swasta di daerah.

4. Meningkatkan peran pemimpin non formal kemasyarakatan (KTNA,


Kelembagaan Petani, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Asosiasi,
Organisasi Profesi, dll) dalam pembangunan pertanian.

13
Tahapan penyelenggaraan KOSTRATANI, sebagai berikut :

Jangka Pendek (November – Desember 2019)


November Desember
No Kegiatan I I II PJ
I II III I IV
V I I
1 Sosialisasi KOSTRATANI, Sekretariat
KOSTRADA, KOSTRAWIL
2 Pengadaan dan Distribusi Biro
Sarana dan Prasarana IT Umum,
Pusdiktan
3 Banper dan Operasional Pusluhtan
KOSTRATANI
4 Bimtek IT bagi Komandan Puslatan
KOSTRATANI, Penyuluh,
Petugas IT, Petugas
Kabupaten dan Provinsi
5 Penguatan Data dan Pusluhtan
Informasi
6 Uji petik teleconference/ Sekretariat
videoconference

Jangka Menengah (2020 – 2024)

No Kegiatan
1 Sosialisasi KOSTRATANI, KOSTRADA, KOSTRAWIL di seluruh
Provinsi
2 Pengadaan dan Distribusi Sarana dan Prasarana IT
3 Banper dan Operasional KOSTRATANI
4 Bimtek IT bagi Komandan KOSTRATANI, Penyuluh, Petugas IT,
Petugas Kabupaten dan Provinsi
5 Penguatan Data dan Informasi
6 Penguatan Kelembagaan
7 Layanan Agribisnis
8 Monitoring dan Evaluasi

14
III. ORGANISASI PELAKSANA

Organisasi pelaksana kegiatan KOSTRATANI perlu diatur pembagian tugas


masing-masing pelaksana, agar gerakan ini berada dalam 1 (satu) komando
kebijakan yang didukung penuh oleh Pemerintah Daerah (Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Kecamatan). Adapun struktur organisasi tersebut sebagai
berikut:

Gambar 2. Struktur Organisasi Komando Strategis Pembangunan Pertanian

15
Organisasi Komando Strategis Pembangunan Pertanian secara berjenjang dalam
pelaksanaannya melibatkan instansi terkait dari kecamatan sampai pusat, terdiri
dari:

- Kecamatan : KOSTRATANI sebagai Pelaksana Kecamatan.


- Kabupaten/Kota : KOSTRADA sebagai Pelaksana Kabupaten/kota .
- Provinsi : KOSTRAWIL sebagai Pembina.
- Pusat : KOSTRANAS sebagai Pengendali dan Monitoring.

A. KOSTRATANI
Dalam rangka koordinasi dan sinergitas program dan kegiatan
pembangunan pertanian di tingkat kecamatan membentuk KOSTRATANI
yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota, dengan Sekretariat di BPP. Susunan
keanggotaan KOSTRATANI paling kurang terdiri atas:

Komandan : Camat
Pelaksana Harian
Komando : Pimpinan BPP atau Penyuluh Pertanian yang
kompeten

Anggota :

1. Kepala Desa/Lurah;
2. Penyuluh Pertanian;
3. Petugas Pengendali Organisme Pengganggu
Tanaman (POPT)
4. Petugas Pengendali Hama Penyakit (PHP);
5. Petugas Pengawas Benih Tanaman (PBT);
6. Petugas Inseminasi Buatan (IB);
7. Petugas Medik Veteriner;
8. Petugas Paramedik Veteriner;
9. Petugas Pengawas Bibit Ternak (Wasbitnak);
10. Petugas Pengawas Mutu Pakan (Wastukan);
11. Petugas Pertanian Kecamatan/Mantri Tani;
12. Petugas lainnya yang terkait (Mantri Statistik,
Penyuluh Lainnya, dll).

KOSTRATANI mempunyai tugas:


16
1. Melaksanakan koordinasi dan sinergi kegiatan pembangunan pertanian
(Sub Sektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Peternakan, dan
Perkebunan) di kecamatan, diantaranya:

a. Pendataan dan penguatan data potensi pertanian di kecamatan,


seperti (1) Luas Baku Lahan; (2) Luas Tanam; (3) Luas Panen; (4)
dll.
b. Penguatan Pos Penyuluhan Desa (POSLUHDES) dan
Kelembagaan Penyuluhan Lainnya;
c. Penguatan kelembagaan petani dan Kelembagaan Ekonomi Petani
(KEP);
d. Pengusulan kebutuhan anggaran pelaksanaan kegiatan
pembangunan pertanian;
e. Fasilitasi pengembangan kemitraan petani/kelompok tani dan
pelaku usaha;
f. Pendampingan, pengawalan, dan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Program Pembangunan Pertanian (seperti varietas,
bibit, pupuk, pakan, pascapanen, pola tanam, kalender tanam,
RDK/RDKK, dan lain-lain);
g. dan lain-lain.
2. Melaksanakan Latihan, Kunjungan, Supervisi, dan kegiatan
pemberdayaan program pembangunan pertanian.

3. Melakukan identifikasi permasalahan dan upaya pemecahannya.

4. Menyusun dan melaporkan hasil pelaksanaan program pembangunan


pertanian kepada Camat.

B. KOSTRADA
Dalam rangka meningkatkan koordinasi dan sinergitas pelaksanaan program
dan kegiatan pembangunan pertanian di tingkat kabupaten/kota membentuk
KOSTRADA yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota, dengan Pelaksana
Harian Komando dan Sekretariat di Dinas yang menangani urusan bidang
pertanian. Susunan keanggotaan KOSTRADA paling kurang terdiri atas:

Komandan : Bupati/Walikota
17
Pelaksana Harian
Komando : Kepala Dinas yang menangani urusan bidang
pertanian.

Liaison Officer (LO) : Penyuluh Pertanian/Petugas BPTP

Anggota :

1. Kepala Dinas yang menangani urusan pangan;


2. Kepala UPTD/ bidang teknis pertanian;
3. Penyuluh Pertanian pendamping;
4. Peneliti;
5. Widyaiswara dan Dosen;
6. Petugas lainnya yang terkait.

KOSTRADA mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja pelaksanaan program pembangunan pertanian,


diantaranya:

a. Pendataan dan penguatan data potensi pertanian di


kabupaten/kota, seperti (1) Luas Baku Lahan; (2) Luas Tanam; (3)
Luas Panen; (4) dll;
b. Penetapan sentra Produksi Pangan berbasis kawasan di
kabupaten/kota berdasarkan luas areal, luas tanam, luas panen,
luas lahan penggembalaan, dan lain-lain;
c. Pengusulan dan penetapan calon petani dan calon lokasi program
dan kegiatan pembangunan pertanian;
d. Penetapan masing-masing target produksi, kebutuhan sarana
prasarana, paket teknologi, penyelenggaraan penyuluhan, dan
pembiayaan;
e. Pengalokasian kebutuhan anggaran pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan pertanian;
f. Pelaksanaan penyuluhan pertanian, pengawalan dan
pendampingan teknologi serta realisasi penerapan teknologi
(seperti varietas, bibit, pupuk, pakan, pascapanen, pola tanam,
kalender tanam, RDK/RDKK, dan lain-lain);
g. dan lain-lain.
2. Menyusun rencana kebutuhan SDM pertanian di BPP sesuai dengan
cakupan dan potensi wilayah melalui detasering;

18
3. Melaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi terpadu program dan
kegiatan pembangunan pertanian.

4. Menyusun dan melaporkan hasil pelaksanaan program pembangunan


pertanian kepada Bupati/Walikota.

C. KOSTRAWIL

Dalam rangka meningkatkan koordinasi dan sinergitas pembinaan program


dan kegiatan pembangunan pertanian di tingkat provinsi membentuk
KOSTRAWIL yang ditetapkan oleh Gubernur, dengan Sekretariat di BPTP.
Susunan keanggotaan KOSTRAWIL paling kurang terdiri atas:

Komandan : Gubernur
Pelaksana Harian
Komando : Kepala Dinas yang menangani urusan bidang
pertanian provinsi.
Sekretaris KOSTRAWIL : Kepala BPTP

Anggota :

1. Kepala Dinas yang menangani urusan


pangan;
2. Kepala UPTD/ bidang teknis pertanian;
3. Penyuluh Pertanian pendamping;
4. Peneliti;
5. Widyaiswara dan Dosen;
6. Petugas lainnya yang terkait.

KOSTRAWIL mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja pembinaan program pembangunan pertanian,


diantaranya:

a. Kompilasi data potensi pertanian di provinsi, seperti (1) Luas Baku


Lahan; (2) Luas Tanam; (3) Luas Panen; (4) dll;
b. Penetapan target produksi pangan, kebutuhan sarana prasarana,
paket teknologi, penyelenggaraan penyuluhan, pembiayaan dalam
program dan kegiatan pembangunan pertanian;

19
c. Penetapan sentra Produksi Pangan berdasarkan jumlah produksi,
luas tanam, luas panen, populasi ternak, dan lain-lain;
d. Kompilasi data calon petani dan calon lokasi kegiatan kegiatan
pembangunan pertanian;
e. Pengalokasian anggaran pembinaan pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan pertanian;
f. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi, serta pengawalan
dan pendampingan teknologi dalam pelaksanan program dan
kegiatan pembangunan pertanian;
g. dan lain-lain.

2. Melaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi terpadu program dan


kegiatan pembangunan pertanian.

3. Mengarahkan program/kegiatan di KOSTRADA dan KOSTRATANI agar


efektif, efisien, dan terkendali.

4. Menyusun dan melaporkan hasil pelaksanaan program pembangunan


pertanian kepada Gubernur

Dalam melaksanakan tugas, Komandan KOSTRAWIL dibantu oleh


Sekretaris KOSTRAWIL yang berkedudukan di BPTP. Sekretaris
KOSTRAWIL dijabat oleh Kepala BPTP. Susunan keanggotaan Sekretariat
KOSTRAWIL terdiri atas unsur instansi terkait yang ditetapkan oleh
Komandan KOSTRAWIL.

Sekretariat KOSTRAWIL, mempunyai tugas:

1. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan;

2. Mengumpulkan data potensi pertanian dalam rangka perencanaan


Program Pembangunan Pertanian;

3. Memfasilitasi pelaksanaan koordinasi;

4. Menjabarkan pelaksanaan matrik Program Pembangunan Pertanian;

20
5. Mengkompilasi dan mengolah laporan dari kabupaten/kota tentang
pelaksanaan Program Pembangunan Pertanian;

6. Menyiapkan rencana dan pelaksanaan supervisi, monitoring dan


evaluasi;

7. Menyiapkan laporan mengenai perkembangan pelaksanaan Program


Pembangunan Pertanian.

D. KOSTRANAS

Dalam rangka meningkatkan koordinasi dan sinergitas pembinaan program


dan kegiatan pembangunan pertanian di tingkat pusat dibentuk
KOSTRANAS yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian, dengan Sekretariat
KOSTRANAS di Kantor Pusat Kementerian Pertanian. Susunan
keanggotaan KOSTRANAS terdiri atas:

Komandan : Menteri Pertanian


Ketua : Kepala Badan PPSDMP.
Wakil Ketua : Kepala Badan Karantina Pertanian
Sekretaris : Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian
Anggota :
1. Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan
2. Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Bio Industri;
3. Kepala Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian
4. Sekretaris Badan PPSDMP
5. Sekretaris Badan Karantina Pertanian
6. Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian
7. Sekretaris Badan Ketahanan Pangan.
8. Kepala Bagian Perencanaan Sesditjen Tanaman
Pangan
9. Kepala Bagian Perencanaan Sesditjen
Perkebunan
10. Kepala Bagian Perencanaan Sesditjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan
11. Kepala Bidang Data Non Komoditas Pusat Data

21
dan Informasi Pertanian

KOSTRANAS mempunyai tugas:

1. Menyusun Pedoman Operasional Komando Strategis Pembangunan


Pertanian.

2. Menyusun rencana kerja pembinaan, pengawalan, dan pengendalian


Komando Strategis Pembangunan Pertanian:

3. Melaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi Komando Strategis


Pembangunan Pertanian.

4. Menyusun dan melaporkan hasil pelaksanaan program pembangunan


pertanian kepada Menteri Pertanian.

Dalam melaksanakan tugas, Komandan KOSTRANAS dibantu oleh Ketua


KOSTRANAS yang berkedudukan di BPPSDMP.

Sekretariat KOSTRANAS mempunyai tugas:

1. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan;

2. Mengumpulkan data potensi pertanian dalam rangka perencanaan


Program Pembangunan Pertanian;

3. Memfasilitasi pelaksanaan koordinasi;

4. Menjabarkan pelaksanaan matrik Program Pembangunan Pertanian;

5. Mengkompilasi dan mengolah laporan dari Provinsi tentang pelaksanaan


Program Pembangunan Pertanian;

6. Menyiapkan rencana dan pelaksanaan supervisi, monitoring dan


evaluasi;

7. Menyiapkan laporan mengenai perkembangan pelaksanaan Program


Pembangunan Pertanian;

22
IV. PELAKSANA/PETUGAS GERAKAN

Dalam rangka pencapaian Pelaksanaan Gerakan Komando Strategis


Pembangunan Pertanian yang melibatkan seluruh penyuluh pertanian, petugas
pertanian lainnya, pejabat struktural, widyaiswara dan dosen serta peneliti,
masing- masing lembaga yang membidangi pertanian di daerah, dan Pusat serta
unsur pelaksana mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

A. KOSTRATANI
1. UPTD yang membidangi Pertanian mempunyai tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:

a. Menetapkan sasaran areal luas tanam komoditas utama tanaman


Pangan (padi, jagung, kedelai), aneka cabai, bawang merah, tebu
dan hijauan pakan ternak, jumlah populasi ternak sapi dan kerbau
pada lokasi program pembangunan pertanian;
b. Mengkompilasi usulan RDK dan RDKK dari kelompok tani dan
gabungan kelompok tani;
c. Mengkoordinasikan pengawasan peredaran benih, pupuk,
pestisida, dan alsintan di kecamatan;
d. Menggerakkan kegiatan penanaman padi, jagung kedelai, aneka
cabai, bawang merah, tebu dan hijauan pakan ternak pada lokasi
pembangunan pertanian strategis di kecamatan;
e. Menggerakkan kegiatan pengembangbiakan dan penggemukan
sapi dan kerbau pada lokasi sentra pengembangan daerah
penghasil sapi/kerbau di kecamatan;
f. Menghitung luas areal tanam, panen, produktivitas komoditas
utama tanaman Pangan (padi, jagung kedelai), aneka cabai,
bawang merah, tebu dan hijauan pakan ternak sapi dan kerbau;
g. Menghitung jumlah produksi/populasi sapi dan kerbau;
h. Mendampingi Koordinator Statistik Kecamatan dalam perhitungan
hasil perhektar komoditas utama tanaman (padi, jagung, kedelai),
aneka cabai, bawang merah dan hijauan pakan ternak sapi dan
kerbau serta perhitungan jumlah populasi sapi dan kerbau di tingkat
kecamatan.
2. BPP mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Melaksanakan pendampingan penerapan teknologi spesifik lokasi


dan penerapan kalender tanam terpadu;

23
b. Menyusun programa penyuluhan kecamatan untuk mendukung
pencapaian target Produksi pangan strategis nasional;
c. Menyusun dan menyebarluaskan informasi teknologi spesifik lokasi
yang direkomendasikan oleh BPTP kepada petani pada sentra
Produksi pangan strategis nasional;
d. Melaksanakan sistem kerja latihan dan kunjungan (LAKU) dalam
rangka peningkatan kapasitas penyuluh dan petani;
e. Melakukan supervisi kegiatan penyuluh pendamping di Wilayah
Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP);
f. Memfasilitasi pelaksanaan Dem-Plot, Dem-Farm, Dem-Area, Dem
Unit dan metode penyuluhan lainnya sebagai unit pembelajaran
petani dalam rangka program pembangunan pertanian;
g. Melaksanakan forum penyuluhan tingkat desa (rembug tani), temu
lapang antara petani, penyuluh, dan peneliti di kecamatan, dan
mimbar sarasehan antara pemerintah daerah dengan petani;
h. Memfasilitasi kemitraan antara kelompoktani dan pelaku usaha
mulai dari hulu sampai hilir.

3. Penyuluh Pertanian di tingkat desa, mempunyai tugas dan tanggung


jawab sebagai berikut:

a. Menyusun Programa Penyuluhan Pertanian di desa dan Rencana


Kerja Tahunan Penyuluh;
b. Mendampingi petani dalam penyusunan RDK dan RDKK;
c. Memfasilitasi petani dalam mengakses informasi teknologi, sarana
produksi, permodalan, dan informasi pasar;
d. Membimbing penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai dengan
kalender tanam terpadu, pola tanam dan pola usahatani;
e. Memberi umpan balik penerapan teknologi spesifik lokasi yang
dibutuhkan petani untuk disalurkan kepada BPTP;
f. Melaksanakan rembug desa di posluhdes pada lokasi program
pembangunan pertanian;
g. Memfasilitasi para petani untuk menumbuhkembangkan
kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani.
4. Petugas POPT-PHP mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:

a. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan pengamatan


serangan organisme pengganggu tumbuhan dan dampak
perubahan iklim;
b. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan pengawasan
24
penggunaan pupuk dan pestisida di tingkat petani;
c. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan
pengendalian/penanggulangan organisme pengganggu tumbuhan
dan dampak perubahan iklim;
d. Menganalisis dan mengevaluasi perkembangan serangan
organisme pengganggu tumbuhan dan dampak perubahan iklim;
e. Melakukan bimbingan dan pendampingan dalam
pengendalian/penanggulangan organisme pengganggu tumbuhan
dan dampak perubahan iklim;
f. Melakukan pendampingan penyusunan RDK/RDKK di tingkat
kelompoktani (khususnya yang berhubungan dengan organisme
pengganggu tumbuhan dan dampak perubahan iklim);
g. Melakukan monitoring terhadap harga dan peredaran pupuk
bersubsidi dan pengawasan rekomendasi penggunaan pestisida di
tingkat petani;
h. Membuat laporan hasil pengamatan serangan organisme
penggangu tumbuhan dan dampak perubahan iklim dan hasil
monitoring peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida.

5. PBT mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Melakukan inventarisasi dan pemuliaan varietas pengawasan,


peredaran dan penggunaan benih tanaman Pangan, hortikultura
dan perkebunan;
b. Melakukan sertifikasi benih dan uji mutu benih di laboratorium;
c. Melakukan pengawasan, penangkar benih tanaman Pangan,
hortikultura dan perkebunan;
d. Menyusun dan melaporkan penggunaan benih tanaman Pangan,
hortikultura dan perkebunan.

6. Petugas IB, Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, Wasbitnak dan


Wastukan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Melakukan kegiatan inseminasi buatan dan pemeriksaan


kebuntingan;
b. Melakukan kegiatan pelayanan kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner;
c. Melakukan pemeriksaan dan penanganan gangguan reproduksi
ternak sapi/kerbau;
d. Melakukan konsultasi veteriner, pembinaan dan pengawasan
kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

25
e. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data tentang kejadian
penyakit, kasus kematian, jumlah ternak dan wilayah yang tertular;
f. Melakukan pengawasan bibit ternak;
g. Melakukan pengawasan mutu pakan ternak;
h. Menyusun dan melaporkan situasi peternakan dan kesehatan
hewan di wilayah kerjanya.

7. Kepala Desa/Kelurahan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai


berikut:

a. Memfasilitasi pelaksanaan musyawarah/rembug desa antara


penyuluh, petani, kepala UPT/UPTD Pertanian kecamatan/Mantri
Tani, dalam rangka penyiapan calon petani/peternak/pekebun dan
calon lokasi (CP/CL), penyusunan RDK dan RDKK di tingkat
desa/kelurahan;
b. Menggerakkan masyarakat untuk melakukan pemeliharaan
prasarana pertanian, seperti jalan usaha tani, jaringan irigasi desa
(JIDES) dan jaringan irigasi usahatani (JITUT) serta pengaturan
jadwal pembagian dan pergiliran penggunaan air irigasi di
desa/kelurahan;
c. Menggerakkan masyarakat desa dalam pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan;
d. Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan Pos Penyuluhan
Desa/Kelurahan.

B. KOSTRADA
1. Dinas yang menangani urusan bidang pertanian tingkat kabupaten/kota,
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Menyusun dan melaksanakan programa penyuluhan di


kabupaten/kota untuk mendukung pencapaian target Produksi
pangan strategis nasional;
b. Menetapkan tenaga penyuluh di kecamatan dan desa/kelurahan
dalam mendukung program pembangunan pertanian;
c. Menyusun materi penyuluhan dan menyebarluaskan teknologi tepat
guna spesifik lokasi rekomendasi BPTP;
d. Mensinergikan pelaksanaan penyuluhan di kecamatan dan
desa/kelurahan berkoordinasi dengan Dinas Tanaman
Pangan/Hortikultura/Perkebunan/Peternakan dan OPD lainnya;
e. Meningkatkan kompetensi dan kapasitas penyuluh melalui pelatihan
di BPP guna mendukung program pembangunan pertanian;

26
f. Mengusulkan peningkatan kompetensi pejabat fungsional penyuluh
pertanian dan pelaku utama/pelaku usaha melalui lembaga
pendidikan dan pelatihan;
g. Mengoptimalkan peran BPP sebagai Pos Simpul Koordinasi
pelaksanaan kegiatan program pembangunan pertanian;
h. Mengusulkan kebutuhan anggaran penyuluhan di
kabupaten/kota untuk program pembangunan pertanian;
i. Mensinergikan kawasan/sentra masing-masing komoditas antar
kecamatan agar memenuhi skala ekonomi.
j. Merencanakan dan menetapkan target Program pembangunan
pertanian di kabupaten/kota;
k. Menetapkan kebutuhan sarana dan prasarana untuk mencapai
target Program pembangunan pertanian dikabupaten/kota;
l. Menetapkan sentra/kawasan program pembangunan pertanian
berdasarkan luas tanam, luas panen, produksi dan populasi ternak
sapi/kerbau dan luas lahan penggembalaan dikabupaten/kota;
m. Melaksanakan pemantauan dan pengawalan benih bersubsidi,
pupuk bersubsidi dan pestisida sesuai prinsip 6 (enam) tepat
(jumlah, waktu, dosis, harga, lokasi, dan mutu) guna mendukung
program pembangunan pertanian;
n. Mengusulkan dan menerapkan kebutuhan teknologi spesifik lokasi
dikabupaten/kota;
o. Menetapkan kebutuhan petugas antara lain penyuluh, POPT-PHP,
PBT, petugas IB, Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, Wasbitnak
dan Wastukan pada lokasi sentra produksi komoditas Pangan
strategis nasional dikabupaten/kota;
p. Menetapkan calon petani/pekebun/peternak dan calon lokasi
pengembangan komoditas Pangan strategis nasional;
q. Memfasilitasi pengelolaan jaringan irigasi, tata air mikro, embung
dan pompanisasi guna mendukung program pembangunan
pertanian;
r. Memfasilitasi aksesibilitas pembiayaan yang bersumber dari
lembaga keuangan/perbankan guna mendukung program
pembangunan pertanian;
s. Menetapkan dan memfasilitasi kebutuhan alat dan mesin pra dan
pasca panen pertanian serta pengembangan Unit Pengelola Jasa
Alat dan Mesin Pertanian guna mendukung program pembangunan
pertanian;
t. Mengusulkan kebutuhan anggaran pengembangan komoditas
Pangan strategis nasional dikabupaten/kota.

27
2. Dinas yang menangani urusan pangan tingkat kabupaten/kota,
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Meningkatkan pemantapan, penganekaragaman konsumsi Pangan;


b. Melakukan koordinasi dengan OPD lingkup pertanian di
kabupaten/kota dalam rangka program pembangunan pertanian
melalui wadah Dewan Ketahanan Pangan;
c. Mendorong unit kerja Badan/Unit kerja yang mempunyai tanggung
jawab di bidang Ketahanan Pangan untuk berpartisipasi aktif dalam
program pembangunan pertanian;
d. Melakukan pemantauan harga Pangan strategis;
e. Melaksanakan pengembangan penganekaragaman konsumsi
Pangan;
f. Melaksanakan pengembangan kelembagaan distribusi Pangan
masyarakat dan cadangan Pangan;
g. Melakukan pemantauan harga dan cadangan Pangan strategis
nasional.

3. Penyuluh Pertanian pendamping atau Peneliti pendamping dari BPTP


mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Membuat display benih, melakukan uji adaptasi varietas, dan


merekomendasikan penggunaan varietas unggul spesifik lokasi;
b. Mengawal penerapan teknologi spesifik lokasi dan penerapan
kalender tanam terpadu;
c. Menjadi narasumber pelatihan pemandu lapangan SL (Sekolah
Lapangan);
d. Menyiapkan dan menyebarkan materi penyuluhan;
e. Mengidentifikasi masalah dan memberikan saran pemecahan
masalah dalam penerapan teknologi.

C. KOSTRAWIL
1. Dinas yang menangani urusan bidang pertanian tingkat provinsi,
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Menyusun dan melaksanakan programa penyuluhan di provinsi


untuk mendukung pencapaian target program pembangunan
pertanian;
b. Menyusun kebutuhan tenaga penyuluh dan anggaran penyuluhan di
provinsi dalam mendukung program pembangunan pertanian;
28
c. Menyusun dan menyebarluaskan informasi teknologi tepat guna
spesifik lokasi rekomendasi BPTP;
d. Meningkatkan kompetensi dan kapasitas pejabat fungsional
penyuluh pertanian dan pelaku utama/pelaku usaha bekerjasama
dengan lembaga pendidikan dan pelatihan;
e. Meningkatkan pembinaan BPP sebagai Pos Simpul Koordinasi
pelaksanaan kegiatan program pembangunan pertanian;
f. Mengusulkan anggaran pengembangan komoditas Pangan
strategis nasional di provinsi.
g. Merencanakan dan menetapkan target Produksi pangan strategis
nasional di provinsi;
h. Mengkoordinasikan dan menyusun rencana kebutuhan sarana
produksi dan prasarana kebutuhan untuk mencapai target Produksi
pangan strategis nasional di provinsi;
i. Menetapkan sentra Produksi pangan strategis nasional
berdasarkan luas tanam, luas panen, dan populasi ternak
sapi/kerbau dan luas lahan penggembalaan di provinsi;
j. Melaksanakan pemantauan pengawalan benih bersubsidi, pupuk
bersubsidi dan pestisida sesuai prinsip 6 (enam) tepat (jumlah,
waktu, dosis, harga, lokasi, dan mutu) guna mendukung program
pembangunan pertanian;
k. Mengusulkan kebutuhan teknologi spesifik lokasi di provinsi;
l. Mengusulkan kebutuhan petugas antara lain penyuluh, POPT-PHP,
PBT, petugas IB, Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, Wasbitnak
dan Wastukan, pada lokasi produksi komoditas Pangan strategis
nasional di provinsi;
m. Mengusulkan dan menetapkan calon petani/pekebun/peternak dan
calon lokasi pengembangan komoditas Pangan strategis nasional
yang diusulkan kabupaten/kota;
n. Mengembangkan dan memfasilitasi pengelolaan jaringan irigasi,
tata air mikro, embung dan pompanisasi guna mendukung program
pembangunan pertanian;
o. Menyusun kebutuhan pembiayaan yang bersumber dari lembaga
keuangan/perbankan guna mendukung program pembangunan
pertanian;
p. Menyusun kebutuhan alat dan mesin pertanian serta
pengembangan Unit Pengelola Jasa Alat dan Mesin Pra dan Pasca
Panen Pertanian guna mendukung program pembangunan
pertanian;
q. Mengusulkan anggaran pengembangan komoditas Pangan
strategis nasional di provinsi.

29
2. Dinas yang menangani urusan pangan provinsi, mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:

a. Meningkatkan pemantapan penganekaragaman konsumsi Pangan;


b. Melakukan koordinasi dengan OPD lingkup pertanian di provinsi
dalam rangka program pembangunan pertanian melalui wadah
Dewan Ketahanan Pangan;
c. Mendorong Badan/Unit kerja yang mempunyai tanggung jawab di
bidang Ketahanan Pangan berperan aktif dalam program
pembangunan pertanian;
d. Melakukan analisis produksi, ketersediaan, dan kebutuhan Pangan
strategis;
e. Melakukan pemantauan Pangan strategis;
f. Mengkoordinasikan pengembangan penganekaragaman konsumsi
Pangan;
g. Mengkoordinasikan pengembangan kelembagaan distribusi Pangan
masyarakat dan cadangan Pangan;
h. Mengkoordinasikan pengembangan Desa Mandiri Pangan untuk
meningkatkan pemantapan ketersediaan Pangan strategis nasional;
i. Melakukan pemantauan cadangan Pangan strategis nasional;
j. Mengusulkan anggaran pengembangan komoditas Pangan
strategis nasional di provinsi.

3. Unit Pelaksana Teknis lingkup Kementerian Pertanian

a. BPTP, mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:


 Menyediakan dan mendesiminasikan rekomendasi varietas
unggul dan teknologi tepat guna spesifik lokasi;
 Mendesiminasikan kalender tanam terpadu;
 Mendesiminasikan rekomendasi adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim;
 Menyediakan dan menyebarluaskan benih/bibit sumber Pangan
strategis nasional;
 Melaksanakan monitoring dan supervisi penerapan varietas
unggul dan inovasi teknologi tepat guna spesifik lokasi;
 Menyiapkan dan menyebarluaskan materi penyuluhan;
 Menempatkan penyuluh BPTP sebagai penyuluh pembina
kabupaten/kota untuk mengawal penerapan teknologi;
30
 Mengkoordinasikan kegiatan teknis penerapan inovasi teknologi
UPT lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

b. Balai Besar/Balai Pelatihan Pertanian, mempunyai tugas dan


tanggung jawab sebagai berikut:
 Menyusun kebutuhan dan melaksanakan pelatihan bagi pejabat
fungsional Rumpun Ilmu Hayat Pertanian (RIHP), petugas
pertanian, dan pelaku utama/usaha dalam mendukung program
pembangunan pertanian;
 Melaksanakan uji kompetensi bagi pejabat fungsional RIHP,
petugas pertanian, dan pelaku utama/usaha;
 Meningkatkan kompetensi teknis dan profesionalisme
widyaiswara dalam rangka peningkatan kapasitas pejabat
fungsional RIHP, petugas pertanian, dan pelaku utama/usaha
untuk program program pembangunan pertanian;
 Melakukan pengawalan terhadap program program
pembangunan pertanian.

c. Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,


meliputi: bidang proteksi tanaman Pangan dan hortikultura,
pengujian dan pengembangan mutu benih, dan pengujian mutu
produk tanaman, mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
 Melaksanakan peramalan dan pengembangan metode
pengendalian serangan OPT;
 Melaksanakan pengembangan metode pengujian mutu benih
tanaman;
 Melakukan pengujian mutu produk tanaman dan sertifikasi produk
pertanian.

d. Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Peternakan dan


Kesehatan Hewan, meliputi: bidang perbibitan dan hijau pakan
ternak, bidang obat hewan, bidang penyidikan penyakit hewan,
dan pengujian dan sertifikasi produk ternak, mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
 Menyediakan dan mendistribusikan benih/bibit ternak;
 Menyediakan dan mendistribusikan benih/bibit hijauan pakan
ternak;

31
 Menyediakan dan mendistribusikan vaksin/obat hewan;
 Melakukan pengujian dan penyidikan penyakit hewan;
 Melakukan pengujian dan sertifikasi produk ternak (sapi/kerbau).

e. UPT Direktorat Jenderal Perkebunan meliputi bidang perbenihan


dan proteksi perkebunan, mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
 Melaksanakan sertifikasi dan pengawasan mutu benih tebu;
 Melaksanakan identifikasi dan pengendalian serangan OPT tebu.

f. UPT Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil


Pertanian. Melakukan pengujian mutu dan sertifikasi alat dan mesin
pertanian.
4. Unit Pelaksana Teknis Daerah lingkup pertanian

a. Melakukan perbanyakan benih sumber (SS);


b. Melakukan sertifikasi dan pengawasan mutu benih tanaman;
c. Melakukan pengawasan mutu bibit dan pakan ternak;
d. Melaksanakan identifikasi dan pengendalian serangan OPT;
e. Melakukan pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan;
f. Melakukan pengawasan mutu produk hewan;
g. Melaksanakan peningkatan kompetensi pejabat fungsional RIHP,
petugas pertanian, dan pelaku utama/usaha.

D. KOSTRANAS
1. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura,
Direktorat Jenderal Perkebunan, serta Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan, mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:

a. Merumuskan, merencanakan dan menetapkan target program


pembangunan pertanian;
b. Merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sarana produksi dan
prasarana pertanian untuk mencapai target program pembangunan
pertanian;
c. Melakukan pengawasan dan memberikan jaminan ketersediaan
benih/bibit sesuai prinsip 6 (enam) tepat;
d. Menetapkan sentra produksi komoditas Pangan strategis nasional
berdasarkan jumlah produksi, luas tanam, luas panen, jumlah
produksi dan/atau populasi ternak sapi/kerbau dan luas lahan
32
penggembalaan;
e. Mengusulkan kebutuhan teknologi untuk mendukung program
pembangunan pertanian;
f. Mengusulkan kebutuhan jumlah penyuluh pada sentra produksi
komoditas Pangan strategis nasional;
g. Merumuskan dan menetapkan calon petani/peternak/pekebun dan
calon lokasi sentra produksi komoditas Pangan strategis nasional
yang diusulkan daerah;
h. Mengalokasikan anggaran untuk mendukung program dan kegiatan
pengembangan komoditas Pangan strategis nasional termasuk
antisipasi terjadinya wabah/eksplosi hama dan penyakit serta
bencana alam.
i. Mengembangkan kelembagaan usaha pengolahan dan penerapan
sistem jaminan mutu untuk meningkatkan nilai tambah dan daya
saing Produk Pangan Strategis Nasional;
j. Menyebarluaskan informasi pasar dan penguatan kelembagaan
pasar dengan mengembangkan pasar produk Pangan strategis
nasional;
k. Memfasilitasi pengembangan kemitraan dan jejaring usaha dalam
mendukung pengembangan usaha produk Pangan strategis
nasional;
l. Mengalokasikan anggaran untuk mendukung program dan kegiatan
pengembangan komoditas Pangan strategis nasional.

2. BPPSDMP, mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Menyusun dan melaksanakan programa penyuluhan nasional untuk


mendukung pencapaian target Produksi pangan strategis nasional;
b. Menyusun kebutuhan tenaga penyuluh, anggaran penyuluhan dan
pengembangan sumber daya manusia pertanian dalam mendukung
program pembangunan pertanian;
c. Menyusun dan menyebarluaskan informasi teknologi tepat guna
spesifik lokasi rekomendasi BPTP;
d. Meningkatkan kompetensi dan kapasitas pejabat fungsional
Rumpun Ilmu Hayat Pertanian (RIHP), petugas pertanian lainnya,
dan pelaku utama/pelaku usaha melalui pendidikan, pelatihan dan
permagangan dalam bidang teknis dan kewirausahaan;
e. Memperkuat peran strategis BPP sebagai Pos Simpul Koordinasi
pelaksanaan kegiatan program pembangunan pertanian;
f. Mengalokasikan anggaran untuk mendukung program dan kegiatan
pengembangan komoditas Pangan strategis nasional.

33
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:

a. Memberikan rekomendasi varietas unggul dan teknologi tepat guna;


b. Menyediakan kalender tanam terpadu;
c. Memberikan rekomendasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim;
d. Menyediakan benih/bibit sumber Pangan strategis nasional;
e. Melaksanakan monitoring dan supervisi penerapan inovasi
teknologi tepat guna;
f. Menyediakan publikasi hasil penelitian dan pengembangan
pertanian sebagai bahan materi penyuluhan;
g. Mengalokasikan anggaran untuk mendukung program dan kegiatan
pengembangan komoditas Pangan strategis nasional.

4. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, mempunyai tugas


dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Mengembangkan perluasan areal dan optimalisasi lahan Pangan


strategis nasional;
b. Mengembangkan dan memfasilitasi pengelolaan jaringan irigasi,
tata air mikro, embung dan pompanisasi guna mendukung program
pembangunan pertanian;
c. Mengatur ketersediaan, penyaluran dan pengawasan pupuk
(organik dan anorganik) dan pestisida sesuai prinsip 6 (enam) tepat
(jumlah, waktu, dosis, harga, lokasi, dan mutu) guna mendukung
program pembangunan pertanian;
d. Memfasilitasi aksesibilitas pembiayaan guna mendukung program
pembangunan pertanian;
e. Memfasilitasi penyediaan alat dan mesin pertanian guna
mendukung program pembangunan pertanian;
f. Mengembangkan Unit Pengelola Jasa Alat dan Mesin Pertanian
guna mendukung program pembangunan pertanian;
g. Mengalokasikan anggaran untuk mendukung program dan kegiatan
pengembangan komoditas Pangan strategis nasional.

5. Badan Ketahanan Pangan, mempunyai tugas dan tanggung jawab


sebagai berikut:

a. Meningkatkan pemantapan penganekaragaman konsumsi Pangan;


b. Melakukan koordinasi dengan OPD lingkup pertanian di provinsi

34
dan kabupaten/kota melalui wadah Dewan Ketahanan Pangan;
c. Mendorong badan/unit kerja yang menangani Ketahanan Pangan di
provinsi dan kabupaten/kota untuk berperan aktif dalam upaya
program pembangunan pertanian;
d. Melakukan analisis produksi, ketersediaan, dan kebutuhan Pangan
strategis;
e. Melakukan pemantauan neraca produksi strategis nasional;
f. Mengembangkan kelembagaan distribusi pangan masyarakat dan
cadangan Pangan;
g. Melakukan pemantauan cadangan Pangan strategis nasional;
h. Mengalokasikan anggaran untuk mendukung program dan kegiatan
pengembangan komoditas Pangan strategis nasional.

35
V. MEKANISME TATA HUBUNGAN KERJA

A. MEKANISME KERJA
1. KOSTRATANI

Mekanisme kerja KOSTRATANI dilakukan melalui:

a. Rapat Teknis Kecamatan (Ratekcam) bersama petugas lapang


lingkup pertanian terkait (Kepala UPTD Kecamatan/KCD, Pimpinan
BPP, Kepala Puskeswan, Penyuluh Pertanian, POPTPHP, PBT,
Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, Wasbitnak dan Wastukan,
Petugas IB, dan petugas lingkup pertanian lainnya), Mantri Statistik,
Kepala Desa/Lurah, petugas pengairan dan aparat lainnya.
Ratekcam dilaksanakan setiap bulan atau sesuai kebutuhan atau
paling kurang 4 (empat) kali dalam setahun:
(1) Ratekcam membahas:
- Pelaksanaan kegiatan Pembangunan pertanian , berbasis
desa/kelurahan dengan mengacu kepada rekomendasi
Rakorlak;
- Identifikasi potensi permasalahan dan upaya pemecahannya
dalam pelaksanaan kegiatan.
(2) Hasil kesepakatan Ratekcam menjadi acuan bagi semua
petugas di lapangan dalam pelaksanaan Pembangunan
pertanian .

b. Pelaksanaan meliputi:
(1) Keterpaduan pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan;
(2) Optimalisasi potensi sumber daya BPP sebagai Pos Simpul
Koordinasi Program dan Kegiatan di wilayah;
(3) Evaluasi pencapaian target Produksi Pangan Strategis Nasional
sampai desa/kelurahan;
(4) Identifikasi potensi permasalahan dan upaya pemecahannya
dalam Pembangunan pertanian .

c. Pelaporan hasil pelaksanaan dilaporkan oleh KOSTRATANI kepada


KOSTRADA, dengan tembusan kepada KOSTRAWIL dan
KOSTRANAS secara berkala.

36
2. KOSTRADA

Mekanisme kerja KOSTRADA dilakukan melalui:

a. Rapat Koordinasi Pelaksanaan bersama dengan KOSTRATANI


paling kurang 4 (empat) kali dalam setahun:
(1) Rapat Koordinasi Pelaksanaan didahului dengan Rapat Teknis
setiap OPD lingkup pertanian. Hasil rapat teknis diserahkan
kepada Sekretariat KOSTRADA sebagai bahan Rapat
Koordinasi Pelaksanaan.
(2) Rapat Koordinasi Pelaksanaan membahas:
- Konsolidasi pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan pertanian lintas OPD dan institusi terkait, yang
berbasis desa/kelurahan dengan mengacu pada rekomendasi
Rapat Koordinasi Pembinaan;
- Identifikasi potensi permasalahan dalam pelaksanaan
program dan kegiatan.
(3) Hasil kesepakatan Rapat Koordinasi Pelaksanaan menjadi
acuan bagi KOSTRADA dan KOSTRATANI dalam pelaksanaan
pembangunan pertanian .

b. Pelaksanaan meliputi:
(1) Pemetaan wilayah pengembangan komoditas Pangan strategis
nasional;
(2) Keterpaduan program dan pelaksanaan kegiatan
pengembangan kawasan lintas OPD ;
(3) Penguatan peran BPP sebagai Pos Simpul Koordinasi Program
dan Kegiatan di wilayah;
(4) Evaluasi pencapaian target Produksi Pangan Strategis Nasional
secara berjenjang dari kabupaten/kota, kecamatan, dan
desa/kelurahan;
(5) Identifikasi potensi permasalahan dan upaya pemecahannya
dalam Pembangunan pertanian. Pelaporan hasil pelaksanaan
pembinaan berdasarkan rekapitulasi laporan KOSTRATANI,
dilaporkan oleh KOSTRADA kepada KOSTRAWIL dengan
tembusan kepada KOSTRANAS dan Bupati/Walikota secara
berkala.

37
3. KOSTRAWIL

Mekanisme kerja pembinaan dilakukan oleh KOSTRAWIL melalui:

a. Rapat koordinasi pembinaan bersama dengan KOSTRADA dan


KOSTRATANI paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun:
(1) Rapat Koordinasi Pembinaan didahului dengan Rapat Teknis
setiap OPD lingkup pertanian dan UPT Pusat. Hasil rapat teknis
diserahkan kepada Sekretariat KOSTRAWIL sebagai bahan
rapat koordinasi pembinaan.
(2) Rapat koordinasi pembinaan membahas:
- Konsolidasi pelaksanaan Pembangunan pertanian lintas OPD
dan UPT Pusat yang berbasis kecamatan dengan mengacu
kepada rekomendasi Rakordal;
- Identifikasi potensi permasalahan dalam pelaksanaan
program dan kegiatan.
(3) Hasil kesepakatan Rapat koordinasi pembinaan menjadi acuan
bagi KOSTRAWIL dan KOSTRADA dan KOSTRATANI dalam
pembinaan dan pelaksanaan Pembangunan pertanian .

b. Pembinaan yang dilaksanakan meliputi:


(1) Keterpaduan program dan pelaksanaan kegiatan
pengembangan kawasan lintas OPD dan UPT Pusat;
(2) Pemetaan BPP sebagai Pos Simpul Koordinasi Program dan
Kegiatan di wilayah (kelembagaan, ketenagaan, sumber daya);
(3) Evaluasi pencapaian target Produksi Pangan Strategis Nasional
secara berjenjang dari provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan;
(4) Identifikasi potensi permasalahan dan upaya pemecahannya
dalam Pembangunan pertanian. Pelaporan hasil pelaksanaan
pembinaan berdasarkan rekapitulasi laporan KOSTRADA,
dilaporkan oleh KOSTRAWIL kepada KOSTRANAS dengan
tembusan kepada Gubernur secara berkala.

4. KOSTRANAS

Mekanisme kerja pengendalian dilakukan oleh KOSTRANAS melalui:

a. Rapat koordinasi pengendalian bersama dengan KOSTRAWIL


paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun:

38
(1) Rapat Koordinasi Pengendalian didahului dengan Rapat Teknis
setiap Eselon I. Hasil Rapat Teknis diserahkan kepada
Pelaksana KOSTRANAS sebagai bahan Rapat Koordinasi
Pengendalian.
(2) Rapat Koordinasi Pengendalian membahas:
- Konsolidasi pelaksanaan Pembangunan pertanian lintas
Eselon I yang berbasis kecamatan;
- Identifikasi potensi permasalahan dalam pelaksanaan
program dan kegiatan.
(3) Hasil kesepakatan Rapat Koordinasi Pengendalian menjadi
acuan bagi KOSTRANAS, KOSTRAWIL, KOSTRADA, dan
KOSTRATANI dalam pengendalian, pembinaan dan
pelaksanaan Pembangunan pertanian.

b. Pengendalian dilaksanakan oleh KOSTRANAS dengan melibatkan


Tim Supervisi Terpadu yang melibatkan Eselon I teknis.
Pengendalian meliputi:
(1) Penetapan wilayah prioritas pengendalian;
(2) Pola berjenjang mulai dari provinsi, kabupaten/kota dan
kecamatan;
(3) Kompilasi, analisis data dan informasi.

c. Pelaporan hasil pelaksanaan pengendalian berdasarkan hasil


rekapitulasi laporan bulanan KOSTRAWIL, dilaporkan oleh
KOSTRANAS kepada Menteri Pertanian secara berkala.

B. HUBUNGAN KERJA
1. KOSTRADA dengan KOSTRATANI

a. Hubungan Kerja KOSTRADA dengan KOSTRATANI adalah


hubungan koordinasi pelaksanaan Pembangunan pertanian .
Hubungan Kerja tersebut dimaksudkan untuk mengkoordinasikan
pelaksanaan penyediaan sarana prasarana sesuai kebutuhan dan
pelaksanaan programa penyuluhan yang mendukung program
pembangunan pertanian;
b. Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian, KOSTRADA
melaksanakan koordinasi dan komunikasi dua arah dengan
KOSTRATANI, meliputi:
(1) Memantau pelaksanaan pencapaian target Pembangunan
pertanian di kecamatan;

39
(2) Memantau penyaluran sarana produksi di kecamatan;
(3) Memantau penerapan rekomendasi teknologi spesifik lokasi
kecamatan;
(4) Memantau pelaksanaan pendampingan penyuluh dalam
penerapan teknologi di petani;
(5) Memantau terjadinya eksplosi organisme pengganggu tanaman
dan penyakit hewan di kecamatan;
(6) Memantau terjadinya bencana alam (banjir, kekeringan, gempa
bumi) yang menyebabkan terjadinya puso dan kematian ternak
sapi dan kerbau di kecamatan.

2. KOSTRAWIL dengan KOSTRADA

a. Hubungan Kerja KOSTRAWIL dengan KOSTRADA adalah


hubungan koordinasi pembinaan pembangunan pertanian
strategis. Hubungan Kerja tersebut dimaksudkan dalam melakukan
perumusan program dan rencana kerja penelitian dan
pengembangan, penyuluhan, prasarana dan sarana mendukung
program pembangunan pertanian di kabupaten/kota.
b. Dalam penyelenggaraan hubungan koordinasi pembinaan
pembangunan pertanian, KOSTRAWIL melaksanakan koordinasi
dan komunikasi dua arah dengan KOSTRADA meliputi:
(1) Memantau pelaksanaan pencapaian target Pembangunan
pertanian di kabupaten/kota;
(2) Memantau penyaluran sarana produksi kabupaten/kota;
(3) Memantau penerapan rekomendasi teknologi spesifik lokasi
kabupaten/kota;
(4) Memantau pelaksanaan pendampingan penyuluh dalam
penerapan teknologi di tingkat petani.

c. Dalam keadaan khusus, KOSTRAWIL bersama KOSTRADA dapat


melaksanakan koordinasi dan komunikasi dua arah dengan
KOSTRATANI, dengan meliputi:
(1) Memantau terjadinya eksplosi organisme pengganggu tanaman
dan penyakit hewan yang berpengaruh terhadap penurunan
produksi secara nyata di kecamatan;
(2) Memantau terjadinya bencana alam (banjir, kekeringan, gempa
bumi) yang menyebabkan terjadinya puso dan kematian ternak
sapi dan kerbau di kecamatan.
40
3. KOSTRANAS dengan KOSTRAWIL

a. Hubungan KOSTRANAS dengan KOSTRAWIL adalah hubungan


koordinasi pengendalian program pembangunan pertanian
strategis yang bertujuan:
(1) Memantau pelaksanaan kegiatan Pembangunan pertanian ;
(2) Memantau pencapaian target Pembangunan pertanian ;
(3) Mengidentifikasi permasalahan dan upaya pemecahannya.

b. Dalam keadaan khusus, KOSTRANAS bersama KOSTRAWIL


dapat melaksanakan koordinasi dan komunikasi dua arah dengan
KOSTRADA, dengan tujuan untuk:
(1) Memantau terjadinya eksplosi organisme pengganggu tanaman
yang berpengaruh terhadap penurunan produksi secara nyata;
(2) Memantau terjadinya bencana alam (banjir, kekeringan, gempa
bumi) yang menyebabkan terjadinya puso atau kematian ternak
sapi dan kerbau.

4. Internal pada KOSTRANAS, KOSTRAWIL, KOSTRADA, dan


KOSTRATANI

a. Hubungan Kerja antar instansi teknis pertanian lingkup Pemerintah


Kabupaten/Kota dan unsur penyuluh pendamping dari BPTP dalam
KOSTRADA adalah Hubungan Kerja koordinatif fungsional sesuai
dengan tugas masing masing dalam pelaksanaan program
Pembangunan pertanian ;
b. Hubungan Kerja antar instansi teknis pertanian lingkup pemerintah
Provinsi dan UPT lingkup Kementerian Pertanian dalam
KOSTRAWIL adalah Hubungan Kerja koordinatif fungsional sesuai
dengan tugas masing-masing dalam pelaksanaan kegiatan
Pembangunan pertanian ;
c. Hubungan Kerja antara instansi Eselon I lingkup pertanian dalam
KOSTRANAS adalah Hubungan Kerja koordinatif fungsional sesuai
dengan tugas masing masing dalam pelaksanaan program
pembangunan pertanian strategis.

41
VI. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring merupakan kegiatan pemantauan yang dilakukan untuk memastikan


apakah input/sumberdaya yang tersedia telah optimal dimanfaatkan dalam
pelaksanaannya dan menghasilkan output sesuai dengan sasaran/target yang
ditetapkan. Adapun evaluasi merupakan penilaian terhadap efisiensi dan
efektivitas rencana (meliputi input, kegiatan, dan output). Evaluasi dilakukan
dengan membandingkan hasil dan tujuan akhir dalam PROGRAM KOSTRATANI .
Monitoring dan evaluasi kegiatan KOSTRATANI dilakukan oleh Tim di setiap
tingkatan, baik melalui kunjungan langsung ke lapangan maupun secara
administratif terhadap aspek teknis secara berkala

Adapun ruang lingkup monitoring dan evaluasi meliputi:


a. Keragaan dan kesiapan BPP sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan
KOSTRATANI
b. Melaksanakan Penguatan BPP berbasis IT
c. Melakukan uji coba dan terhadap penguatan IT BPP

42
VII. PELAPORAN DAN PEMBIAYAAN

A. PELAPORAN
Laporan pelaksanaan kegiatan peningkatan Produksi Pangan Strategis
Nasional dilaksanakan secara berjenjang dan berkala mulai dari Tim
Pelaksana Kecamatan, Tim Pelaksana Kabupaten/Kota, Tim Pembina, dan
Tim Pengendali, sebagai berikut:

1. Tim Pelaksana Kecamatan

a. Laporan bulanan peningkatan pangan strategis nasional di


kecamatan dirumuskan dan disusun oleh Tim Pelaksana
Kecamatan yang mengacu pada JUKLAK peningkatan Produksi
Pangan Strategis Nasional oleh masing-masing Direktorat Jenderal
Teknis.
b. Laporan bulanan disampaikan kepada Bupati/Walikota dengan
tembusan Tim Pelaksana Kabupaten/Kota.
c. Laporan bulanan disampaikan paling lambat minggu pertama bulan
berikutnya.
d. Tembusan laporan juga disampaikan kepada Tim Pengendali
masing-masing Direktorat Jenderal Teknis melalui aplikasi
peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional dengan alamat:
http://panganstrategisnasional.pertanian.go.id
2. Tim Pelaksana Kabupaten/Kota

a. Laporan bulanan peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional


di kabupaten/kota dirumuskan dan disusun oleh Sekretariat Tim
Pelaksana Kabupaten/Kota yang mengacu pada JUKLAK
peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional oleh masing-
masing Direktorat Jenderal Teknis.
b. Laporan bulanan disampaikan kepada Tim Pembina Provinsi
dengan tembusan kepada Bupati/Walikota.
c. Laporan bulanan disampaikan paling lambat minggu kedua bulan
berikutnya.
d. Tembusan laporan juga disampaikan kepada Tim Pengendali
masing-masing Direktorat Jenderal Teknis melalui aplikasi
peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional dengan alamat:
http://panganstrategisnasional.pertanian.go.id
3. Tim Pembina

a. Laporan bulanan peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional


43
di Provinsi dirumuskan dan disusun oleh Sekretariat Tim Pembina
Provinsi yang mengacu pada JUKLAK peningkatan Produksi
Pangan Strategis Nasional oleh masing- masing Direktorat Jenderal
Teknis.
b. Laporan bulanan disampaikan kepada Tim Pengendali masing-
masing Direktorat Jenderal Teknis dengan tembusan kepada
Gubernur.
c. Laporan bulanan disampaikan paling lambat minggu ketiga bulan
berikutnya.
d. Laporan kepada Tim Pengendali disampaikan melalui aplikasi
peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional
dengan alamat: http://panganstrategisnasional.pertanian.go.id
4. Tim Pengendali

a. Laporan bulanan peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional


di Pusat dirumuskan dan disusun oleh Sekretariat Tim Pengendali
Pusat.
b. Laporan bulanan disampaikan oleh Tim Pengendali kepada Menteri
Pertanian paling lambat minggu keempat bulan berikutnya.

B. PEMBIAYAAN
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengalokasikan anggaran paling
sedikit untuk kegiatan rapat koordinasi, monitoring dan supervisi terpadu,
serta penyusunan laporan agar mekanisme dan Hubungan Kerja antar
lembaga yang membidangi pertanian dalam mendukung program
pembangunan pertanian.

44
VIII. PENUTUP

Pedoman ini dibuat sebagai acuan oleh lembaga yang membidangi pertanian di
KOSTRANAS, KOSTRAWIL, KOSTRADA dan KOSTRATANI dalam mendukung
program pembangunan pertanian.

Dengan terbitnya pedoman ini, diharapkan terwujud koordinasi dan sinergitas


kerja yang harmonis melalui koordinasi pengendalian, pembinaan, dan
pelaksanaan antar lembaga yang membidangi pertanian dan lembaga terkait
lainnya dalam rangka pencapaian program pembangunan pertanian.

Agar KOSTRATANI sebagai pusat Gerakan pembangunan pertanian berbasis


teknologi informasi dapat terwujud maka masing-masing KOSTRAWIL dan
KOSTRADA menyusun Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis yang
disesuaikan dengan kondisi masing- masing wilayah.

45

Anda mungkin juga menyukai