RIVIEW JURNAL Sulfonation/Sulfation Processing Technology for Anionic Surfactant Manufacture
1. Apa itu sulfonasi?
Jawab. Sulfonasi adalah istilah yang mengidetifikasi reaksi kimia elektrofilik dimana sulfonat grup SO3H dimasukkan ke dalam molekul dengan kapasitas untuk dapat menyumbangkan elektron. Itu merupakan produk dari reaksi yang diakui sebagai asam sulfonat jika donor elektron molekulnya adalah karbon. Anhidrida sulfat bereaksi dengan mudah dengan kerapatan elektronik yang terdelokalisasi seperti yang ada dalam kelompok senyawa aromatik atau senyawa alkena pada umumnya.
2. Bagaimana penerapan sulfonasi di industri surfaktan?
Jawab. Berdasarkan jurnal proses sulfonasi dapat digunakan secara industri untuk memperoleh berbagai macam produk, termasuk turunan polisulfon. Misalnya adalah pewarna rambut hingga pestisida dan intermediet organik. Namun aplikasi utama mereka adalah dalam produksi sufaktan anionik. Dimana surfaktan anionik merupakan komponen kundi dalam formulasi yang digunakan dalam industri pembuatan deterjen rumah tangga. Selain itu juga dapat digunakan dalam industri pembuatan sampo, sabun cuci piring, pasta gigi dan lainnya.
3. Surfaktan bagaimana yang dihasilkan dari sulfonasi tersebut?
Jawab. a. Linear alkyl benzene sulfonate (LABS) Linear alkyl benzene sulfonate (LABS) adalah bagian dari bahan baku organik yang paling umum di gunakan dalam industri deterjen. LABS dengan berat molekul rendah (230 – 245) terletak pada katagori surfaktan anionik yang paling banyak digunakan dsemua rentang formula deterjen rumah tangga. b. Primary alcohol sulfates (PAS) Primary alcohol sulfates (PAS) dikatagorikan dalam kelompok yang berbeda mengenai jumlah karbon yang menyusunnya. Pada lauryl alcohol sulfates C12-C14, pada ‘lemak’ alkohol sulfat (TAS) C16-C18, dan potongan C10- C18 alhohol sulfat yang lebih luas terdiri dari lemak kelapa. c. Alcohol ether sulfates (AES) Alcohol ether sulfates (AES) dibuat dengan menambahkan etilena oksida ke alkohol primer dengan bantuan katalis basa. Penambahan molekul etilen oksida kedua dari alkohol lebih disukai secara kinetik dibandingkan dengan penambahan etilen oksida pertama, karenanya produk etoksilasi mengandung distribusi panjang rantai etilen oksida yang melekat pada alkohol bersama dengan alkohol awal itu sendiri. d. Alfa-olefins sulfonates (AOS) Alfa-olefins sulfonates (AOS) adalah pengganti potensial alkilbenzena dalam aplikasi deterjen. AOS sangat eksotermik dengan ΔH = -210 kJ/mol. Karakteristik detergensi dan biodegradasi alfa-olefins dipengaruhi oleh distribusi panjang rantai karbon dan karenanya masing-masing memerlukan pengujian. e. Fatty acid methyl esters sulfonates (FAMES) Fatty acid methyl esters sulfonates (FAMES) dikenal untuk menjadi bahan utama untuk formulasi deterjen dimasa depan. Apalagi bila itu berasal dari minyak sawit yang menyajikan sifat biodegradable khusus yang menempatkan mereka diatas surfaktan yang berasal dari senyawa petrokimia.