Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL KIMIA LINGKUNGAN

PUPUK KOMPOS ORGANIK SATU LANGKAH


MENGURANGI LIMBAH

Diusulkan oleh:
Fajria Haniifah NIM. 18307141030
Ulfah Nurul Azizah NIM. 18307141033
Mia Meliawati NIM. 18307141039
Muchlis Nur Setiyo Waldanti NIM. 18307141054
Ahmad Sulton Nabila NIM. 18307141051

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
DAFTAR TABEL....................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................
1.4 Luaran yang Diharapkan............................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kompos........................................................................................................
2.2 Sisa Tanaman...............................................................................................
2.3 Sampah ........................................................................................................
2.4 Rasio C/N.....................................................................................................

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................................
3.3 Prosedur Penelitian......................................................................................

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya............................................................................................
4.2 Jadwal Kegiatan...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya........................................................................8


Tabel 2. Jadwal Kegiatan.........................................................................................9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepedulian terhadap lingkungan merupakan salah satu karakter yang akan
dicapai dalam tujuan pendidikan nasional. Di lingkungan sekolah, pendidikan
kepedulian terhadap lingkungan sudah ditanamkan sejak dini, yakni semenjak
anak masuk PAUD sampai di tingkat perguruan tinggi. Mahasiswa umumnya
sudah mengetahui dan mengimplementasikan bagaimana membuang sampah di
tempat sampah yang sudah disediakan, akan tetapi kebanyakan belum
mengetahui sejauh mana nasib sampah setelah itu. Mengacu pola edukasi
pengelolaan sampah organik seperti yang telah banyak diaplikasikan di
berbagai daerah (Anonimus 2007). Pengelolaan sampah mandiri memang sudah
saatnya diterapkan di manapun sumber sampah berada, termasuk instansi
pendidikan, dan tempat tinggal.
Lingkungan yang dekat dengan instansi pendidikan seperti perguruan
tinggi, biasanya dimanfaatkan warga setempat yang memiliki lahan untuk
dijadikan tempat tinggal sementara mahasiswa, atau biasa disebut rumah kos.
Dengan bertambahnya rumah kos, maka akan menyebabkan pertambahan
jumlah sampah yang dihasilkan didaerah tersebut, misalnya Karangmalang.
Namun hal ini tidak diimbangi dengan pengelolaan sampah yang maksimal.
Oleh karena itu kami berinisiatif untuk melakukan pemilihan sampah dan
pengelolaan sampah organik menjadi kompos disetiap rumah kos.
Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan, jerami, alang-
alang, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, serta kotoran hewan yang
telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga
dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah. Kompos juga
mengandung harahara mineral yang esensial bagi tanaman. Pengomposan adalah
proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya
oleh mikroba – mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber
energi.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengurangi populasi sampah di Dusun Karangmalang
2. Menghidupkan atau menyadarkan atau membentuk pengolahan sampah
mandiri disetiap rumah kos padukuhan Karangmalang

3. Membuat pupuk kompos dari sampah organik.

1.3 Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan melalui tugas ini yaitu pengembangkan
keilmuan mengenai pembuatan pupuk kompos, dan pengelolaan sampah
mandiri disetiap rumah kos di dusun Karangmalang.

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kompos
Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan, jerami, alang-alang,
rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur, carang-carang serta kotoran
hewan yang telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah(Djuarnani, N.,
Kristian dan Setiawan,B.S, 2005). Kompos mengandung hara-hara mineral yang
esensial bagi tanaman. Sisa tanaman, hewan, atau kotoran hewan, juga sisa jutaan
makhluk kecil yang berupa bakteri jamur, ganggang, hewan satu sel, maupun banyak
sel merupakan sumber bahan organik yang sangat potensial bagi tanah, karena
perannya yang sangat penting terhadap perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah,
namun bila sisa hasil tanaman tidak dikelola dengan baik maka akan berdampak
negatif terhadap lingkungan, seperti mengakibatkan rendahnya keberhasilan
pertumbuhan benih karena imobilisasi hara, allelopati, atau sebagai tempat
berkembangbiaknya patogen tanaman. Bahan-bahan ini menjadi lapuk dan busuk bila
berada dalam keadaan basah dan lembap, seperti halnya daun-daun menjadi lapuk
bila jatuh ke tanah dan menyatu dengan tanah. Selama proses perubahan dan
peruraian bahan organik, unsur hara akan bebas menjadi bentuk yang larut dan dapat
diserap tanaman. Sebelum mengalami proses perubahan, sisa hewan dan tumbuhan
ini tidak berguna bagi tanaman, karena unsur hara masih dalam bentuk terikat yang
tidak dapat diserap oleh tanaman(Hanafiah, 1991).
Sisa Tanaman
Kandungan hara beberapa tanaman pertanian ternyata cukup tinggi dan
bermanfaat sebagai sumber energi utama mikroorganisme di dalam tanah. Apabila
digunakan sebagai mulsa, maka ia akan mengontrol kehilangan air melalui evaporasi
dari permukaan tanah, dan pada saat yang sama dapat mencegah erosi tanah. Hara
dalam tanaman dapat dimanfaatkan setelah tanaman mengalami dekomposisi.
Kandungan haranya sangat bervariasi tergantung dari jenis bahan tanaman (Tabel 1).
Rasio C/N sisa tanaman bervariasi dari 80:1 pada jerami gandum hingga 20:1 pada
tanaman legum. Selama proses dekomposisi ini nilai rasio C/N akan menurun
mendekati 10:1 pada saat bahan tersebut bercampur dengan tanah.Berbagai sumber
bahan kompos dari limbah pertanian dengan nilai C/N rasio disajikan pada Tabel 2
(FAO, 1987).
Sampah
Secara umum masyarakat mengenal sampah sebagai sesuatu benda yang
dihasilkan dari berbagai benda yang telah digunakan dan tidak diperlukan lagi oleh
manusia. Pengertian sampah dalam modul Materi Training Untuk Tingkat Staf Teknis
Proyek PLP Sektor Persampahan : 1986 Bab II : 1) adalah ; “Sampah adalah limbah
yang berbentuk padat dan juga setengah padat , dari bahan organik dan atau
anorganik, baik benda logam maupun bukan logam yang dapat terbakar dan yang
tidak dapat terbakar.”
Sedangkan pengertian limbah adalah :
“ Limbah adalah suatu benda yang saat itu dianggap tidak berguna lagi,
kehadirannya tidak diinginkan dan tidak disenangi, harus segera disingkirkan,
merupakan benda buangan yang timbul dari lingkungan masyarakat normal. Bentuk
limbah adalah : padat, cair dan gas. ”
Sampah dapat digolongkan kedalam beberapa golongan yang didasarkan pada
asalnya, yaitu;
a. Pasar, tempat-tempat komersil.

2
b. Pabrik-pabrik atau industri.
c. Rumah tinggal kantor, sekolah, institusi, gedung-gedung umum, dan lain-lain
serta pekarangannya.
d. Kadang hewan atau pemotongan hewan.
e. Jalan, lapangan dan pertamanan.
f. Sekolah, riol dan septik tank.
Sedangkan pembagian atau penggolongan sampah menurut sumbernya adalah :
a. Sampah domestik, sampah ini berasal dari lingkungan pemukiman atau
perumahan.
b. Sampah komersil, sampah yang dihasilkan dari lingkungan kegiatan
perdagangan seperti toko, restoran, rumah makan, warung, pasar dan
swalayan
c. Sampah industri, sampah ini merupakan hasil samping kegiatan industri
yang jenisnya sangat tergantung pada kegiatan industri itu sendiri.
d. Sampah alami dan lainnya, dapat berupa dedaunan, sisa bencana alam
dan sebagainya.
Rasio C/N
Menurut Sutanto (2002), rasio C/N berkenaan dengan indikasi intensitas proses
dekomposisi bahan organik. Rasio C/N yang cukup besar menunjukkan bahan sukar
terdekomposisi, sedangkan rasio C/N terlalu rendah menunjukkan bahan mudah
terdekomposisi. Pada pengomposan jika rasio C/N kompos tinggi maka kurang baik
digunakan sebagai pupuk tanaman, sebaliknya jika rasio C/N rendah maka
penyerapan unsur hara dapat digunakan oleh tanaman karena bahan organik telah
terurai oleh mikroba menjadi unsur-unsur yang dapat diserap oleh tanaman. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hanafiah (1991), menyatakan bahwa kompos dengan rasio
C/N tinggi tidak baik bagi tanaman dan pada saat pengaplikasian langsung ke
tanaman akan terjadi kompetisi antara tanaman dengan mikroba dalam penyerapan
unsur-unsur hara tersedia dalam tanah. Sebaliknya, jika rasio C/N kompos rendah
berarti unsur hara yang terikat pada kompostelah dilepaskan melalui proses
mineralisasi sehingga dapat digunakan oleh tanaman. Maka perlakuan EM-4
memberikan rasio C/N yang terendah, sehingga paling baik sebagai pupuk kompos
bagi tanaman dibanding dengan perlakuan lainnya.

3
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Karangmalang, Yogyakarta. Waktu penelitian
dilakukan selama 1 bulan.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat yang digunakan
Ember bekas dengan penutup
3.2.2 Bahan yang digunakan
1. Sampah organik
2. Kompos sebagai bioaktivator
3. Tanah
4. Air

3.3 Prosedur Penelitian


1. Siapkan 1 kg sampah rumah tangga yang akan diolah menjadi pupuk kompos.
2. Siapkan wadah berukuran besar untuk membuat pupuk kompos. Jangan lupa
bahwa wadah harus dilengkapi dengan penutup agar pupuk yang dibuat tidak
akan terkontaminasi.
3. Masukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang telah diisi dengan sampah
organik. Siram permukaan tanah tersebut menggunakan air secukupnya.
4. Masukkan sampah organik yang sudah disiapkan ke dalam wadah.
5. Tambahkan pupuk kompos sebagai bio aktivatornya
6. Pastikan sampah disimpan secara merata. Sebisa mungkin ketebalan sampah
setara dengan ketebalan tanah
7. Masukkan lagi tanah ke dalam wadah. Kali ini tanah berperan sebagai
penutup sampah.
8. Tutup wadah dengan rapat dan biarkan sekitar tiga minggu

4
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Penggunaan anggaran yang dibutuhkan untuk penelitian ini sebesar Rp
50.000
Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya Kegiatan

No Jenis Pengeluaran Biaya


1 Perlengkapan Rp 15.000
2 Bahan habis pakai -
3 Perjalanan -
4 Lain-lain Rp 35.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 2. Jadwal Kegiatan

No Jenis Kegiatan Minggu


1 2 3 4
1 Persiapan alat dan bahan
2 Mulai proses pengomposan
3 Pengecekan kadar air dan warna kompos

5
DAFTAR PUSTAKA

Djuarnani, N., Kristian dan Setiawan,B.S. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos.
Jakarta : Agromedia Pustaka.
FAO. 1987. Mechanized compost plant, Delhi. In Compost Technology. Project
Field Document No. 13.
Hanafiah, A. 1991. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Yogyakarta : Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai