Anda di halaman 1dari 15

7.5.

1/KUR/06
Revisi :1
Terbit tgl : 16 Juli 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Temanggung


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/ Gasal
Topik : Limbah
Pertemuan ke- : 1, 2, dan 3
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
3.1. Memahami tentang berbagai macam limbah dikaitkan dengan aktifitas (tumbuhan,
hewan dan manusia) dan pengelolaannya.
Indikator : 1. Mendeskripsikan pengertian limbah dengan benar
2. Mengidentifikasi macam-macam limbah berdasarkan wujud, sifat dan
sumbernya.
3. Mendeskripsikan metode pengelolaan limbah tumbuhan dan hewan
melalui 3R
4.1. Melakukan pemecahan masalah lingkungan yang berkaitan dengan limbah melalui
proses 3R.
Indikator : 1. Mempraktikkan mengolah limbah tumbuhan dan hewan dengan 3R.
2. Menganalisa keuntungan mengolah limbah tumbuhan dan hewan.

1
C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui membaca referensi, mengamati dan diskusi, siswa dapat :


1. Menjelaskan pengertian limbah dengan benar
2. Mengidentifikasi jenis-jenis limbah berdasarkan wujud, sifat dan sumbernya.
3. Mendeskripsikan metode pengelolaan limbah tumbuhan dan hewan melalui 3R.
4. Mempraktikkan mengolah limbah tumbuhan dan hewan dengan 3R.
5. Menganalisa keuntungan mengolah limbah tumbuhan dan hewan.

D. MATERI AJAR

LIMBAH
Limbah adalah sisa/buangan sisa aktivitas manusia.
Limbah merupakan buangan yang di hasilkan dari suatu proses yang kehadirannya pada
suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan.
Istilah terkait dengan limbah :
1. Solid wastes (refuse), yaitu limbah padat
2. Liquid wastes (waste), yaitu limbah cair atau air buangan
3. Atmospheric wastes, yaitu limbah gas
4. Human wastes (excreta disposal), yaitu tinja manusia
5. Manure, yaitu kotoran hewan
6. Special wastes, yaitu limbah khusus (berbahaya)

Limbah di lingkungan dapat digolongkan menurut beberapa kriteria, misalnya komposisi


kimia, sifat penguraiannya, mudah/tidaknya terbakar , karakteristik, dan sumbernya.
1. Jenis limbah berdasarkan komposisi kimia : organik dan anorganik. Limbah
organik berasal dari makhluk hidup. Limbah organik basah contohnya : kulit buah dan
sisa sayuran. Limbah organik kering contohnya : kertas, kayu dan dedaunan. Limbah
anorganik berasal dari selain makhluk hidup. Misalnya limbah plastik, logam, cat, asap
pabrik/kendaraan bermotor.
2. Jenis limbah bedasarkan sifat penguraiannya, ada yang mudah terurai secara alami
dan ada yang sukar, bahkan tidak dapat teruarai. Limbah yang secara alami mudah
terurai disebut limbah degradable, yang tidak disebut limbah non degradable.
3. Jenis limbah berdasarkan mudah/tidaknya terbakar. Limbah mudah terbakar
disebut combustible, misalnya kertas. Limbah yang sukar terbakar disebut non
combuctible. Misalnya logam.
4. Jenis limbah berdasarkan karakteristiknya. American Public Works Association
(APWA) menggolongkan limbah menurut karakteristiknya sebagai berikut :
a. Garbage, yaitu jenis limbah (sampah) basah yang berasal dari sisa-sisa makanan.
Karakteristik garbage adalah cepat membusuk dan terurai, khususnya bila cuaca
panas. Sampah jenis ini dihasilkan dari pemukiman penduduk, rumah makan atau
warung, rumah sakit, pasar dsb.
b. Rubbish, yaitu sampah kering yang terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau
yang tidak dapat terbakar yang berasal dari rumah tangga, kantor, sisa kegiatan
perdagangan, dan sumber yang lain.
c. Ashes, yaitu abu yang tertinggal, misalnya abu sisa pembakaran kayu dan arang.
d. Street cleaning, yaitu sampah yang berasal dari jalan, biasanya berupa daun-daun
dan pembungkus.
e. Dead animals, yaitu bangkai hewan kecil dan hewan piaraan.

2
f. Abandoned vehicles, yaitu limbah yang berhubungan dengan kendaraan umum dan
pribadi.
g. Industrial wastes, yaitu limbah kering padat yang dibuang oleh industri.
h. Demolition wastes, yaitu limbah bangunan, contohnya batu, besi, dan beton.
i. Hazardous wastes, yaitu limbah khusus berbahaya, seperti zat kimia beracun, agen
biologi (misalnya virus, bakteri dan jamur) yang emmatikan, pestisida, pupuk,
radioaktif dan limbah rumah sakit. Limbah B3 dikategorikan jenis limbah yang
beracun dan berbahaya bagi manusia. Limbah B3 tersebut yang karena sifat,
konsentrasi dna jumlahnya dapat mencemari dan merusak lingkungan, baik secara
langsung maupun tidak langsung, serta membahayakan kehidupan. Karakteristik
limbah B3 adalah mudah meledak dna terbakar, reaktif, beracun, menyebabkan
infeksi dan korosif.
j. Water treatment residu, yaitu limbah pengolahan air kotor, berupa lumpur sisa
pengolahan air minum.
5. Jenis limbah berdasarkan sumbernya. Dibedakan menjadi :
a. Limbah domestik
Adalah limbah yang berasal dari daerah pemukiman penduduk, tempat
perdagangan (pasar), tempat wisata, dan hotel. Limbah domestik padat biasanya
berupa sampah anorganik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non
degradable). Contohnya kantong plastik, kaleng minuman bekas, dan botol plastik
bekas. Contoh limbah domestik cair adalah tinja, deterjen, oli bekas dan cat.
b. Limbah perkantoran
Sumber limbah ini meliputi perkantoran, sekolah, rumah sakit, dan lembaga
permasyarakatan. Limbah rumah sakit, baik padat ataupun cair dihasilkan oleh
kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Secara umum, limbah rumah
sakit dibagi menjadi limbah klinik dan non-klinik.
c. Limbah industri
Limbah ini dapat berupa limbah cair, gas ataupun padat. Libah padat tersebut dapat
berasal dari proses pengolahan misalnya sisa pengolahan gula(pabrik gula), pulp,
rayon, kayu lapis, serta pengawetan buah, ikan, dan daging.
d. Limbah pertanian
Limbah ini meliputi sisa-sisa pupuk kimia secara terus menerus akan merusak
struktur tanah. Kondisi tersebut menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan
tidak dapat ditanami dengan jenis tanaman tertentu karena unsur hara tanah
semakin berkurang.
Limbah pupuk yang masuk ke perairan dapat menyebabkan eutrofikasi. Eutrofikasi
adalah pengayaan berlebihan suatu perairan oleh bahan hara yang mengakibatkan
ledakan pertumbuhan alga (blooming algae). Eutrofikasi menyebabkan konsentrasi
oksigen terkuras sehingga mematikan ikan.
Penggunaan pestisida bukan hanya mematikan hama, tetapi juga mikroorganisme
tanah yang berguna. Selain itu, beberapa jenis hama menjadi kebal terhada
pestisida tersebut. Pestisida yang mencemari perairan akan masuk ke dalam rantai
makanan dan menimbulkan magnifikasi biologi (amplifikasi biologi). Konsentrasi
pestisida dalam tubuh organisme akan semakin meningkat sesuai tingkatan
organisme dalam rantai makanan.

PENGELOLAAN LIMBAH
Salah satu cara mengatasi permasalahn limbah adalah produksi bersih (clean production).
Produksi bersih pada suatu industri bertujuan untuk mengurangi limbah berbahaya dna
menciptakan produk beserta limbah yang aman bagi siklus ekologi. Produksi bersih

3
mempunyai prinsip yang dikenal sebagai prinsip 5R, yaitu reduce, reuse, recycle, replace dan
repair. Prinsip tersebut juga dapat diterapkan untuk kehidupan sehari-hari.
1. Pengolahan limbah tumbuhan
Limbah tumbuhan dapat diolah menjadi pupuk organik atau kompos. Bahan-bahan
organik seperti sampah daun, kotoran hewan, jerami, rumput, dedak, batang tanaman .
bahan tersebut akan melaui proses transformasi menjadi humus (humifikasi) yang
dibutuhkan oleh tanaman. Kompos terbentuk sebagai hasil fermentasi miroorganisme
pengurai terhadap bahan organik. Biasanya, bahan organik yang telah mengalami
pengomposan berubah bentuk seperti tanah dan tidak berbau. . kecepatan pelapukan bahan
organik bergantung pada perbandingan karbon dan nitrogen (rasio C/N) yang terkandung
dalam bahan tersebut. Semakin kecil rasio C/N bahan organik, maka proses pelapukan
semakin cepat.
a. Tujuan pengomposan :
- Menurunkan rasio C/N bahan organik sehingga sama dengan rasio C/N tanah <20.
Dengan demikian, kompos yang dihasilkan aman untuk tanah dan tanaman.
- Membuat bahan organik yang biodegradable menjadi stabil.
- Pengomposan secara aerob dapat membunuh bakteri patogen.
- Memanfaatkan nutrisi dalam limbah secara maksimal, seperti nitrogen (N), fosfor
(P) dan potasium (K).
b. Manfaat kompos :
- Memperkaya nutrisi untuk tanaman
- Memperbesar daya ikat tanah berpasir
- Memperbaiki struktur tanah berlempung
- Meningkatkan kemampuan penyimpanan air
- Memperbaiki drainase dan porositas tanah
- Menjaga suhu tanah agar stabil
- Meningkatkan daya ikat tanah terhadap zat hara
- Meningkatkan manfaat pupuk buatan
c. Cara pembuatan kompos
1. metode alami (tradisional)
kompos alami dibuat dengan memanfaatkan mikroorganisme pembusuk. Kompos
alami dapat dibuat pada lubang tanah dengan kedalaman p x l x t = 1,5 x 1,5 x 1,5
m. Sampah tumbuhan dimasukkan, kemudian ditutup dengan kotoran hewan yang
ditambahkan sedikit abu dan kapur. Dengan cara yang sama, kedua lapisan tersebut
ditutup kembali dengan lapisan sampah tumbuhan dan kotoran hewan hingga
memenuhi lubang tanah. Tumpukan kompos dibiarkan selama 3 bulan dalam
kondisi lembab, tetapi tidak terlalu basah. Pada akhirnya, volume tumpukan
kompos akan menyusut sampai sepersepuluh dari ukuran semula.

Bahan baku yang sering dipakai dalam pembuatan kompos.


Asal Bahan

1. Pertanian

Jerami dan sekam padi; gulma; batang dan


Limbah dan residu tanaman
tongkol jagung; semua bagian vegetatif
tanaman; batang pisang; dan sabut kelapa.

Kotoran padat; limbah ternak cair; limbah


Limbah dan residu ternak
pakan ternak; dan cairan biogas

4
Azollae; sianobakteri; eceng gondok; dan
Bakteri, alga, dan tanaman air
gulma air.

2. Industri
Erbuk gergaji kayu; kertas; ampas tebu;
Limbah padat
limbah kelapa sawit; limbah pengalengan
makanan dan pemotongan hewan.

Alkohol; limbah pengolahan kertas,


Limbah cair
penyedap rasa, dan kelapa sawit.

3. Limbah rumah tangga


Feses; urine; sampah rumah tangga dan kota
Sampah

2. metode aktivor (mikroba)


mikrobia yang sering digunakan untuk membuat kompos adalah mikrobia menguntungkan
(effective microorganism =EM). Mikrobia tersebut akan melakukan fermentasi terhadap
sampah organik.

Jenis dan peranan mikroorganisme yang terdapat dalam kultur EM


EM Peranan

Menyintesis bahan-bahan organik menjadi


Bakteri fotosintesis
asam amino, asam nukleat, zat bioaktif, dan
(Rhodopseudomonas sp.)
gula dengan bantuan sinat matahari.

1. menghasilkan asam laktat dari gula


Bakteri asam laktat
2. menekan pertumbuhan jamur yang
merugikan, seperti Fusarium
3. mempercepat penguraian bahan-bahan
organik menjadi humus

1. membentuk zat antibakteri


Ragi (yeast; Saccharomyces sp)
2. meningkatkan jumlah sel akar dan
perkembangan akar

Menghasilkan zat-zat bioaktif yang


Actinomycetes
berfungsi menghambat pertumbuhan jamur
dan bakteri patogen, seperti Fusarium

1. menguraikan bahan organik (selulosa,


Jamur fermentasi (Aspergillus sp)
karbohidrat) dan mengubahnya menjadi
alkohol, ester dan zat antimikroba
2. dapat menghilangkan bau.

3. Metode vermikompos (kompos cacing)


Kemampuan cacing tanah (lumbricus rubellus dan Eisenia foetida) untuk menguraikan
bahan organik dapat dimanfaatkan untuk pengomposan. Vermikompos mengandung kotoran
cacing (casting) yang kaya akan nutrisi untuk tumbuhan. Keuntungan vermikompos
dibandingkan kompos yang dibuat secara konvensional antara lain, waktu pembuatan lebih

5
singkat, mudah diserap oleh tumbuhan, lebih seragam, lebih stabil, tidak memerlukan panas,
dan tidak perlu diaduk.
Metode vermikompos ternyata lebih efektif dibandingkan metode kompos biasa yang
hanya mengandalkan aktivitas bakteri pengurai. Bakteri pengurai (terutama bakteri aerob)
tetap aktif menguraikan sampah dan penguraian dilanjutkan oleh cacing tanah. Penguraian
dengan cacing tersebut tidak menimbulkan bau karena dilakukan secara aerob.
Keuntungan vermikompos :
a. Mendaur ulang limbah organik sehingga mengurangi polusi
b. Memperbaiki struktur tanah, pH, dan meningkatkan kemampuan tanah dalam
mengikat air
c. Menjadi sumber protein bagi ternak
d. Mempercepat pertumbuhan (sistem perakaran serta tinggi dan bobot tumbuhan)
e. Mengurangi kebutuhan pupuk kimia

Ciri-ciri kompos yang baik antara lain :


1. Berwarna seperti tanah, antara coklat tua hingga hitam
2. Tidak larut dalam air, meski sebagian kompos membentuk suspensi
3. Memiliki rasio C/N 10-29, bergantug pada bahan baku dan derajat humifikasi.
4. Tidak berbau dan bedampak baik terhadap tanah
5. Memiliki suhu lebih kurang sama dengan suhu lingkungan

2. Pengolahan limbah hewan


Salah satu manfaat yang dapat diambil dari pengelolaan limbah hewan adalah sumber
energi alternatif yang murah (biogas). Biogas adalah gas yang diproduksi oleh hasil
penguraian bahan organik secara anaerob (fermentasi; tanpa oksigen) dengan penambahan air.
Reaksi tersebut dilakukan oleh bakteri metanogenesis yang berlangsung didalam digester.
Persamaan reaksinya sebagai berikut :

C6H12O6 3 CO2 + 3CH4


Biogas berupa gas metana yang mudah terbakar sehingga dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi. Bahan organik sebagai bahan baku pembuatan diperoleh dari kotoran
manusia dan hewan, limbah rumah tangga, ampas tahu, dan sampah organik yang lain.

Potensi biogas :
1. Pemanfaatan biogas terutama untuk masyarakat pedesaan yang biasanya bergerak di
bidang pertanian dan peternakan. Biogas memberikan solusi terhadap masalah penyediaan
energi yang murah dan tidak mencemari lingkungan melalui pemanfaatan limbah peternakan
dan pertanian. Biogas dapat mencegah terjadinya efek rumah kaca yang bermuara terhadap
pemanasan global melalui dua cara, yaitu :
- Biogas dapat menggantikan peran bahan bakar fosil (BBM) untuk keperluan
memasak dan penerangan
- Gas metana yang dihasilkan oleh penguraian limbah secara alami merupakan gas
peyumbang terbesar efek rumah kaca dibandingkan CO2. Pembakaran metana pada
biogas akan mengubahnya menjadi CO2 sehingga mengurangi jumlah gas metana
di atmosfer. Gas CO2 tersebut selanjutnya akan dikonsumsi oleh tumbuhan.
2. Membangun instalasi biogas skala rumah tangga dan pedesaan yang memanfaatkan
limbah sekitar merupakan cara yang murah untuk mendapatkan energi untuk penerangan dan
memasak. Hal ini telah dibuktikan oleh negara India dan Cina yang serius mengembangkan
teknologi biogas bagi rakyatnya.
3. Teknologi biogas telah diakui oleh UNDP (United Nations Development Programme)
sebagai program aplikatif dalam hal penyediaan energi secara murah. Pemerintah India dan

6
Cina sudah sejak 1975 membuat program untuk mengadopsi teknologi biogas skala kecil
untuk penerangan dan memasak. Dewasa ini, proyek biogas di negara-negara berkembang
akan mendapatkan bantuan finansial dari United Nations Clean Development Mechanism.
Persyaratannya adalah negara tersebut dapat membuktikan kemampuannya mengurangi emisi
karbon.
Biogas dapat dijadikan sumber bahan bakar dan menghasilkan listrik. Alasan mengapa
biogas merupakan bahan bakar alternatif terbaik adalah ramah lingkungan, memiliki
kandungan energi yang besar, dan limbahnya dapat digunakan sebagai pupuk.
Biogas merupakan sumber energi ramah lingkungan karena dihasilkan dari bahan alami,
seperti kotoran manusia dan hewan, serta limbah organik lainnya. Pembakarannya tidak
menghasilkan karbon monoksida seperti halnya BB fosil sehingga aman bagi lingkungan.
Dibandingkan BB fosil (batubara, BBM), biogas juga memiliki kandungan energi yang tinggi.
Nilai kalori dalam 1m3 biogas lebih kurang 6000 watt jam, setara dengan 0,5 L minyak diesel.
Oleh karena itu, biogas sangat cocok menggantikan minyak tanah, LPG, butana, batubara, dan
bahan bakar fosil lain. Biogas mengandung 75% metana. Semakin tinggi kandungan metana
dalam bahan bakar, semakin besar kalor yang dihasilkan. Oleh karena itu, biogas juga dapat
menggantikan gas alam karena memiliki karakteristik yang sama.
Limbah biogas, yaitu slurry (sluri) dapat digunakan sebagai pupuk. Slurry merupakan
kotoran ternak yang telah kehilangan gasnya. Limbah tersebut kaya akan unsur-unsur yang
sangat dibutuhkan tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu, seperti protein, selulosa dan lignin
yang tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia terkandung di dalam slurry.

Faktor – faktor yang memengaruhi reaksi


Reaksi fermentasi melibatkan mikroorganisme berupa bakteri sehingga memerlukan
pengaturan kondisi lingkungan agar tetap hidup dan menghasilkan biogas. Faktor-faktor yang
memengaruhi kerja mikroorganisme tersebut sebagai berikut :
1. Derajat keasaman (pH) lingkungan. Reaksi fermentasi anaerobik berlangsung optimal
pada pH 6,8 – 8,0.
2. Perbandingan antara kadar karbon dan nitrogen (rasio C/N). Bakteri memerlukan
bahan makanan yang mengandung unsur C dan N. Kecepatan bakteri dalam mencerna
karbon lebih cepat daripada mencerna nitrogen sehingga dilakukan penyeimbangan
rasio C/N dalam substrat. Rasio C/N yang ideal adalah 30.
3. Suhu lingkungan. Reaksi dekomposisi anaerobik biasanya terjadi pada suhu 0-69ºC.
Reaksi berjalan dengan lambat pada suhu <16ºC dan optimal pada suhu 32-35ºC.
4. Konsentrasi kepadatan. Bahan baku yang diolah diencerkan dengan air hingga
mencapai konsentrasi kepadatan ideal, yaitu 6-8%.
5. Pengadukan. Pengadukan dilakukan agar lapisan paling atas tidak mengeras segingga
tidak mempersulit pelepasan biogas.

Proses pembuatan biogas


Sistem yang digunakandalam proses pembuatan biogas berupa sistem kedap udara.
Bagian-bagian pokok sistem tersebut terdiri atas tangki pencerna (tangki digester), lubang
masukan bahan baku, lubang keluaran lumpur sisal hasil pencernaan (sluri), dan lubang
penyaluran biogas.
Digester mengandung bakteri metan yang akan mengolah limbah biologi atau
biomassa menjadi biogas. Bentuk digester bervariasi dari segi ukuran, konstruksi, bahan baku,
ataupun teknologi yang digunakan. Fungsi pokok yang harus dipenuhi digester adalah sbb :
1. Dapat menampung bahan baku biogas, air biogas yang dihasilkan, dan sluri sesuai
dengan kapasitas produksi yang dirancang.
2. Dapat menampung dan menyimpan biogas secara aman.

7
3. Memiliki mekanisme pengadukan campuran bahan baku dalam digester secara
berkala.
4. Dapat menampung kelebihan volume campuran bahan baku.
5. Mampu menjaga kstabilan suhu reaksi
6. Menyediakan mekanisme pembuangan sluri atau lumpur sisa proses pembuatan biogas
7. Memiliki akses untuk pemeliharaan dan perbaikan

Tipe digester ada beberapa macam, antara lain sebagai berikut :


1. Tipe terapung dan kubah
2. Tipe mesofilik dan termofilik
3. Tipe batch digestion dan continous digestion
4. Tipe high solid digester dan low solid digester
5. Tipe single stage (satu tahap) dan multi stage (banyak tahap)

Tipe terapung Tipe kubah

Metode pembuatan dan pemanfaatan biogas untk skala rumah tangga.

Gambar reaktor biogas skala rumah tangga

a) Spesifikasi Teknis
1. Volume reaktor 4000 liter
2. Volume penampungan gas 2500 liter
3. Kompos biogas 1
4. Drum pengaduk bahan 1
5. Pengaman gas 1
6. Selang saluran gas 10 meter
7. Bahan baku : kotoran ternak, ampas tahu
8. Volume biogas yang dihasilkan 4m3/hari (= 2,5 liter minyak tanah)

8
b) Persiapan pemasangan reaktor biogas
1. Pembuatan lubang reaktor dengan panjang 4 m, lebar 1,1 m, dan kedalaman 1,2 m.
2. Pembuatan meja tabung plastik penampung gas dengan diameter 1,2 m, panjang 3 m
dan lebar 1,2 m.
3. Kotoran sapi sebanyak kurang lebih 2000liter (100 kantung semen)
4. Drum volume 200 liter untuk pencampuran kotoran dan air
5. Karung penampung sisa kotoran proses produksi biogas
6. Kayu atau bambu untuk pagar reaktor
7. Terpal atau bahan penutup reaktor
c) Cara pengoperasian reaktor biogas
1. Mempersiapkan bahan biogas yang terdiri dari campuran kotoran ternak dan air
dengan perbandingan 1:1
2. Membuat starter dengan cara memasukkan 2000 liter bahan biogas ke dalam reaktor
melalui tempat pengisian.
3. Setelah lebih kurang 10 hari, reaktor dan penampung biogas akan terlihat
mengembung dan mengeras karena mengandung biogas. Biogas tersebut sudah dapat
digunakan sebagai bahan bakar kompor.
4. Sesekali reaktor biogas digoyangkan supaya terjadi penguraian yang sempurna dan gas
yang terbentuk dibagian bawah naik ke atas. Lakukanlah hal serupa pada setiap
pengisian reaktor.
5. Selanjutnya, pengisian bahan biogas dapat dilakukan setiap hari, yaitu lebih kurang 40
liter pada pagi dan sore hari. Sisa pengolahan berupa lumpur secara otomasi keluar
dari reaktor pada saat pengisian bahan biogas. Sisa pengolahan tersebut dapat
digunakan secara langsung sebagai pupuk organik.
d) Cara pengoperasian kompor biogas
1. Buka sedikit kran gas pada kompor dengan memutarnya ke arah kiri.
2. Nyalakan korek api, kemudian sulut tepat diatas tungku
3. Aturlah kran gas untuk menentukan besar kecil api kompor
e) Pemeliharaan dna perawatan reaktor biogas
1. Buatlah pagar di sekeliling rektor untuk melindungi terhadap gangguan anak-anak,
tangan jahil, ataupun ternak. Buatlah atap penutup reaktor sebagai pelindung terhadap
hujan.
2. Pengaman gas harus dipenuhi dengan air. Jika kosong, gas yang dihasikan akan terbuat
melalui pengaman gas.
3. Apabila reaktor tampak mengencang tetapi gas tidak mengisi penampung gas, maka
luruskan selang pengaman gas. Kemungkinan uap air yang ada di dalam selang
menghambat aliran gas ke penampung. Lakukan hal tersebut sebagai pengecekan rutin.
4. Pada saat tidak ada pengisian reaktor, tutuplah tempat pengisian untuk mencegah air
masuk ke dalam reaktor.
5. Letakkan pemberan (misalkan karung bekas) di atas penampung gas supaya
mendapatkan tekanan pada saat pemakaian.
6. Kebersihan kompor harus dijaga.

E. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan : Saintifik
Model : Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem –Based Learning)

9
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal a. Berdoa dengan tujuan penanaman pembiasaan pada 10 menit
diri siswa bahwa pengembangan diri hendaknya
selaras antara imtaq & Iptek, dilanjutkan dengan
memberi salam.
b. Apersepsi :
1. Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
2. Memberi motivasi belajar siswa secara
kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi
pelajaran dalam kehidupan sehari-hari;
3. Mengajukan pertanyaan tentang kondisi
lingkungan yang ada di sekitar kita, kota dan
negara Indonesia
4. Guru menjelaskan topik, tujuan & manfaat
kompetensi yang akan dipelajari, strategi
pembelajaran serta cara penilaian yang akan
dilakukan terkait dengan kompetensi yang
dipelajari.
2. Kegiatan Inti a. Guru menugaskan siswa untuk mencari informasi 70 menit
karakteristik limbah, macam-macam limbah,
klasifikasi limbah (tumbuhan dan hewan) melalui
berbagai sumber.
b. Siswa mencari tahu dengan cara membaca berbagai
literatur serta membuat catatan penting tentang tugas
yang diberikan guru dari buku, internet maupun
sumber lain yang relevan.
c. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
dengan tiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
d. Guru memberikan tugas dan masing-masing
kelompok mengerjakan.
e. Guru memberikan kesempatan siswa untuk berpikir,
menganalisis masalah, dan bertindak tanpa rasa takut
dalam mengungkapkan pendapatnya tentang
pengertian limbah , macamnya dan sumbernya serta
pengelolaannya.
f. Selama siswa bekerja dalam kelompok, guru
memerhatikan dan mendorong semua siswa untuk
terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok
yang melenceng jauh dari pekerjaannya.
g. Guru memfasilitasi siswa untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok berdasarkan distribusi
penugasan.
h. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan semua
siswa pada kesimpulan mengenai limbah, macam
karakteristik dan pengelolaannya.

10
3. Kegiatan Akhir Guru bersama-sama siswa baik secara individual 10 menit
maupun kelompok melakukan refleksi untuk
mengevaluasi :
a. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil –
hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara
bersama menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung.
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
c. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas : siswa mencari literatur tentang
pengelolaan limbah, khususnya tentang pengolahan
limbah tumbuhan dan limbah hewan.
d. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
e. Mengucapkan salam.

Pertemuan kedua
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal a. Berdoa dan sapa salam. 10 menit
b. Guru menanyakan kepada siswa kesiapan dan
kenyamanan untuk belajar.
c. Guru mengecek kehadiran siswa
d. Tanya jawab materi sebelumnya mengenai macam
limbah, karakteristik dan pengelolaannya. Dan
menagih tugas tentang pengelolaan limbah.
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power
point.
2. Kegiatan Inti a. Guru menugaskan siswa untuk mencari informasi 70 menit
pengolahan limbah tumbuhan (pengomposan, kertas
daur ulang) dan pengolahan limbah hewan (biogas).
b. Siswa mencari tahu dengan cara membaca berbagai
literatur serta membuat catatan penting tentang tugas
yang diberikan guru dari buku, internet maupun
sumber lain yang relevan.
c. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
dengan tiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
d. Guru memberikan tugas dan masing-masing
kelompok mengerjakan.
e. Guru memberikan kesempatan siswa untuk berpikir,
menganalisis masalah, dan bertindak tanpa rasa takut
dalam mengungkapkan pendapatnya tentang
pengolahan limbah tumbuhan dan hewan.
f. Selama siswa bekerja dalam kelompok, guru
memerhatikan dan mendorong semua siswa untuk
terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok
yang melenceng jauh dari pekerjaannya.

11
g. Guru memfasilitasi siswa untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok berdasarkan distribusi
penugasan.
h. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan semua
siswa pada kesimpulan mengenai pengelolaan
limbah.
3. Kegiatan Akhir Guru bersama-sama siswa baik secara individual 10 menit
maupun kelompok melakukan refleksi untuk
mengevaluasi :
a. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil –
hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara
bersama menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung.
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
c. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas : siswa membuat produk dari
limbah dengan cara 3R. Menganalisa keuntungan
mengolah limbah tumbuhan dan hewan.
d. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
e. Mengucapkan salam.

Pertemuan 3
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal a. Berdoa dan sapa salam. 10 menit
b. Guru menanyakan kepada siswa kesiapan dan
kenyamanan untuk belajar.
c. Guru mengecek kehadiran siswa
d. Guru memotivasi siswa
e. Guru menagih tugas yang harus dikumpulkan.
2. Kegiatan Inti Siswa mengikuti evaluasi kompetensi dasar 1 70 menit
tentang limbah.siswa dengan skor kurang dari 75%
diberi tugas untuk mempelajari materi sambil
dibantu guru atau siswa yang telah/lebih mampu.
3. Kegiatan Akhir a. Guru mengingatkan siswa akan ketentuan ketuntasan 10 menit
minimal, agar siswa introspeksi diri akan nilai yang
diperolehnya.
b. Guru mengucapkan salam

G. ALAT, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR


a. Alat/Media Pembelajaran

1. LCD & Laptop


2. Media power point

12
3. Soal test beserta perangkat penilaiannya (terlampir)
4. Lembar diskusi (terlampir)
b. Sumber Belajar

1. Setiawati, W. 2010. Biologi 2, SMK Kelas XI. Bogor : Yudistira.


2. Sekolah (bengkel/laboratorium) sebagai sumber belajar
3. Internet

H. Penilaian Hasil Belajar


1. Prosedur penilaian
 Penilaian sikap pada kegiatan diskusi dan presentasi diobservasi oleh guru dengan
menggunakan lembar observasi.
 Penilaian ketrampilan : dilakukan guru terhadap siswa pada saat presentasi
kelompok dan makalah sebagai tugas portofolio.
 Penilaian pengetahuan : pilihan ganda dan essay dengan pembobotan.

Penilaian Sikap
a) Lembar penilaian sikap pada kegiatan diskusi / presentasi

Nama Tanggung Kemampuan Jumlah


No kerjasama aktif disiplin skor
Siswa jawab berkomunikasi
1

b)Rubrik Penilaian dan Soal


Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada kolom-kolom
sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu :
Skor 1, jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan
Skor 2, jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan
Skor 3, jika sering berperilaku dalam kegiatan
Skor 4, jika selalu berperilaku dalam kegiatan
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik digunakan rumus dan predikat berikut :
PREDIKAT NILAI
Nilai = jumlah skor x 100
Sangat baik (SB) 80 ≤ AB ≤100 20
Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) < 60

13
Penilaian Keterampilan
a) Lembar Penilaian presentasi

No. Nama Peserta Substansi Sistematika Performance Jumlah skor


1
2
3

b) Rubrik
No. Keterampilan yang dinilai Skor Rubrik
1. Substansi - Materi yang disampaikan relevan dengan
10 tema
- Kedalaman materi yang disampaikan
2. Sistematika - Tampilan power point baik (tidak word
10 point)
- Runtutan antar slide
3. Performance - Cara penyampaian materi (jelas, runtut,
bahasa santun dll).
10 - Percaya diri
- Bagaimana menanggapi/menjawab
pertanyaan teman

a) Lembar penilaian laporan


Aspek yang dinilai
Sistematika Kesesuaian Penggunaan Jml
No Nama/kelompok Kreatifitas/kerapian
penulisan isi/substansi bahasa skor
(0-25)
(0-25) (0-25) (0-25)

b) Rubrik
No. Keterampilan yang dinilai Skor Rubrik
1. Sistematika penulisan - Sesuai dengan kaedah penulisan
25
makalah
2. Kesesuaian Isi /Substansi - Sesuai dengan tema/judul
25
- Kedalaman/ ketajaman materi
3. Penggunaan bahasa 25 - Sesuai dengan kaedah kebahasaan (EYD)
4. Kreatifitas/ kerapian - Kerapian tulisan / ketik
25

14
Kriteria penskoran :
Jumlah skor = jumlah skor yang diperoleh x 100
Jumlah skor maksimal

Penilaian Pengetahuan
a) Soal dan kunci jawaban Pilihan ganda (terlampir).
b) Soal essay dan kunci jawaban (terlampir).

Temanggung, Juli 2016

Mengetahui, Diverifikasi oleh


Kepala Sekolah Waka Kurikulum Guru Mata Pelajaran

Drs. Purwono, M.Pd Karyadi N, S.T.P., M.Eng Ani Susanti, S.Si., M.Sc
NIP.19580523 198603 1 008 NIP.19691219 199802 1 003 NIP.19771231.200604.2.011

15

Anda mungkin juga menyukai