PENDAHULUAN
kepastian atas barang dan/atau jasa yang diperoleh dari perdagangan tanpa
sering berbuat curang. Perlindungan ini juga memberi kepastian hukum, memberi
rasa aman terhadap konsumen, hal ini berdampak agar konsumen tidak khawatir
memberi keterangan palsu, cacat tersembunyi pada sebuah produk, member label
barang yang dibeli tidak bisa ditukar dan lain hal sebagainya. Dalam hal ini
Perlindungan Konsumen?
1.2.6. Apa yang menjadi hak dan kewajiban dari pelaku usaha?
Maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah untuk member wawasan
PEMBAHASAN
Istilah konsumen berasal dan alih bahasa dari kata Consumer (Inggris-
Amerika), atau Consument / konsument (Belanda). Secara harfiah arti kata Consumer
terasa sangat penting mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
motor penggerak produsen barang dan jasa yang dihasilkan dalam rangka mencapai
sasaran usaha yang dalam prakteknya tidak lepas dari keterkaitan dengan konsumen.
Jadi secara langsung atau tidak langsung konsumenlah yang merasakan dampaknya.
baru.Hal ini disebabkan banyaknya transaksi yang dibuat di luar peraturan yang ada.
berjuang dalam hal konsumen menerima prestasi yang tidak sesuai dengan isi
kontrak, barang yang dibeli kualitasnya tidak bagus atau ada cacat tersembunyi yang
merugikan konsumen dan adanya unsur penipuan atau paksaan dalam melakukan
transaksi.
dalam perkembangan ilmu hukum. Lahirnya cabang hukum baru ini didasari oleh
kesadaran akan posisinya yang semakin lemah. Hal ini disebabkan oleh
perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat. “Mengingat bahwa perkembangan
dunia bisnis yang semakin cepat maka perlu diusahakan suatu bentuk perlindungan
konsumen yang semakin efektif pula.Sebab jika tidak maka posisi konsumen tidak
lagi menjadi subjek dalam bisnis, tetapi menjadi objek potensial dirugikan.”
konsumen.”
Konsumen (UUPK) namun bukan berarti kepentingan pelaku usaha tidak ikut
konsumen diartikan sebagai “The person who obtains goods or services for personal
or family purposes”. Dari definisi itu terkandung dua unsur, yaitu (1) Konsumen
hanya orang, dan barang atau jasa yang digunakan untuk keperluan pribadi atau
keluarganya.
Undang-Undang Jaminan Produk di Amerika Serikat sebagaimana dimuat
Serikat, konsumen diartikan sebagai korban pemakai produk yang cacat, baik korban
tersebut pembeli, bukan pembeli tetapi pemakai bahkan juga bukan korban yang
bukan pemakai karena perlindungan hukum dapat dinikmati pula bahkan oleh
Perbahan hukum Belanda (NBW Buku VI, Pasal 236), konsumen dinyatakan sebagai
Menurut Kotler, “Consumers are individuals and households for personal use
producers are individual and organization buying for the purpose of producing.
Artinya konsumen adalah individu kaum rumah tangga yang melakukan pembelian
untuk tujuan penggunaan personal, produsen adalah individu atau organisasi yang
masyarakat, baik bagi kepentingan orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan”.
1. Setiap orang
Subyek yang sebagai konsumen berarti setiap orang yang berstatus sebagai
2. Pemakai
3. Barang/atau jasa
Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik
Barang dan/atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen harus sudah tersedia
dalam pasaran.
5. Bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup
lain Barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat itu, harus dapat
berguna bagi kepentingan semua orang dan juga seluruh makhluk hidup, baik diri
konsumen yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi
konsumen akhir.
kekurangannya masing-masing.
disebut sebagai umbrella act adalah Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang
April 1999, dan baru diberlakukan satu tahun kemudian (tanggal 20 April 2000).
Penundaan ira dianggap perlu untuk melengkapi berbagai pranata hukum yang
diperlukan.
hukum tentang perlindungan terhadap konsumen yang berupa payung (umbrella) bagi
Konsumen (UUPK), bahwa UUPK ini bukan merupakan awal dan akhir dari hukum
undangan tersendiri.
orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
3. Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik
yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan
5. Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang
suatu barang dan/atau jasa untuk menarik minat beli konsumen terhadap
pabean.
10. Klausula Baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syaratsyarat
yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh
konsumen.
hukum yang mengatur hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain
berkaitan dengan barang dan/atau jasa konsumen di dalam pergaulan hidup (Shidarta,
2000:9).
adalah keseluruhan Peraturan dan hukum yang mengatur hak-hak dan kewajiban-
kewajiban konsumen dan produsen yang timbul dalam usahanya untuk memenuhi
Hukum perlindungan konsumen mengatur hak dan kewajiban konsumen, hak dan
(YLKI) yang didirikan pada 11 Mei 1973.YLKI bersama dengan BPHN (Badan
sehingga terwujud suatu perekonomian yang sehat dan dinamis sehingga terjadi
melindungi diri.
Asas perlindungan konsumen diatur dalam Pasal 2 UUPK 8/1999, yaitu sebagai
berikut:
a. Asas Manfaat
harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi konsumen dan pelaku usaha
secara keseluruhan. Dengan kata lain, tidak boleh hanya salah satu pihak saja yang
b. Asas Keadilan
kesalahan pelaku usaha saja, tetapi bisa juga di akibatkan oleh kesalahan konsumen
yang terkadang tidak tahu akan kewajibannya. Konsumen dan produsen/pelaku usaha
dapat berlaku adil melalui perolehan hak dan kewajiban secara seimbang.
c. Asas Keseimbangan
sebaliknya bahwa produk itu tidak akan mengancam ketentraman dan keselamatan
Asas ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum agar pelaku usaha
maupun konsumen menaati hukum dan menjalankan apa yang menjadi hak dan
kewajibannya. Tanpa harus membebankan tanggung jawab kepada salah satu pihak,
empat hak dasar konsumen yang diakui secara internasional yaitu: Hak untuk
mendapatkan keamanan (the right to safety), Hak untuk mendapatkan informasi (the
right to be informed), Hak untuk memilih (the right to choose), Hak untuk didengar
Prinsip ini beranggapan bahwa pelaku usaha dan konsumen adalah dua pihak yang
sangat seimbang sehingga tidak perlu ada proteksi apapun bagi konsumen.
Prinsip ini menyatakan bahwa pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk berhati hati
melindungi konsumen, tetapi hal itu harus dapat dilakukan jika diantara mereka telah
Prinsip ini kontrak bukan lagi syarat untuk lagi menetapkan suatu hubungan hukum.
2.4 Sejarah Perlindungan Konsumen Di Luar Indonesia Dan Di Indonesia
Undang-Undang Dasar 1945, sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia,
mengembangkan dunia yang memproduksi barang dan jasa yang layak dikonsumsi
oleh masyarakat.
Indonesia, untuk memperoleh perlindungan atas kerugian yang diderita atas transaksi
suatu barang dan jasa. UUPK menjamin adanya kepastian hukum bagi konsumen.
Konsumen yang disepakati oleh DPR pada (tanggal 30 Maret 1999) dan disahkan
Presiden RI pada tanggal 20 April 1999 (LN Nomor 42 Tahun 1999). Berbagai usaha
dengan memakan waktu, tenaga dan pikiran yang banyak telaga dijalankan berbagai
Pembahasan masalah Perlindungan Konsumen (dari sudut ekonomi oleh Bakir Hasa,
dan dari sudut hukum oleh Az. Nasution) dalam Seminar Kelima Pusat Studi Hukum
sampai dengan penyelesaian akhir Undang-Undang ini pada tanggal 20 April 1999.
DPR RI, RUU Usul Inisiatif DPR tentang Undang-Undang Perlindungan Konsumen
negeri berkenaan dengan perlindungan atau tentang produk konsumen tertentu dari
dari berbagai aspeknya.Tidak pula dapat dilupakan berbagai kegiatan perlindungan
konsumen, dengan “pahit manisnya” reaksi masyarakat, kalangan pelaku usaha dan
pemerintah, yang dijalankan YLKI dihampir seluruh Indonesia. Salah satu pokok
undang Tentang Perlindungan Konsumen yang terdiri dari 15 Bab dan 65 pasal dan
mulai berlaku efektif sejak 20 April 2000. Ternyata dibutuhkan waktu 25 tahun
beberapa pertimbangan yang intinya adalah sebagai bagian dari upaya untuk
kepastian atas barang dan atau jasa yang diperoleh dari perdagangan tanpa
Hak-Hak Konsumen :
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa.
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
apabila barang dan/jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau
lainnya.
Kewajiban-Kewajiban Konsumen :
patut
2.6 Hak Dan Kewajiban Pelaku Usaha
Seperti halnya konsumen pelaku usaha juga memiliki hak dan kewajiban. Hak pelaku
kondisi dan nilai tukar barang dan atau jasa yang di perdagangkan
4. Hak untuk rehabilitasi dengan nama baik apabila terbukti secara hukum
bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang atau jasa yang
diperdagangkan
lainnya.
pemeliharaan
3. memperlakukan atau melayani konsmen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif
4. menjamin mutu barang dan atau jasa yang diproduksi dan atau
yang berlaku.
barang dan atau jasa teruntuk serta untuk memberi jaminan dan atau garansi
6. Memberi kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian atas kerugian akibat
diperdagangkan
7. Memberi kompensasi, ganti rugi, dan atau pengantian apabila barang atau jasa
Hal ini berdasarkan Ketentuan Peralihan Pasal 64 UUPK yang menyatakan bahwa
konsumen yang telah ada saat undang-undang ini diundangkan, dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak diatur secara khusus dan/atau tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang telah ada yang juga bertujuan untuk melindungi
konsumen. Hal ini sesuai dengan penjelasan umum UUPK yang menyatakan bahwa
awal dan akhir dari hukum yang mengatur tentang perlindungan konsumen, sebab
sampai pada terbentuknya undang-undang tentang Perlindungan konsumen ini telah
Undang No. 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene, Undang-Undang No. 5 Tahun 1984
Ketenagalistrikan, Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, dll. Selain itu,
UUPK juga masih memberikan ruang untuk pengaturan atau peraturan perundang-
undangan baru yang bertujuan untuk perlindungan konsumen di Indonesia. Hal ini
sesuai dengan Penjelasan Umum UUPK yang menyatakan bahwa di kemudian hari,
undangan baru yang juga bertujuan untuk melindungi kepentingan konsumen, antara
lain
Indag Prop/Kab/Kota
Konsumen Nasional
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
sebagai umbrella act adalah Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen (selanjutnya dsingkat UUPK), yang disahkan tanggal 20 April 1999, dan
Penundaan ira dianggap perlu untuk melengkapi berbagai pranata hukum yang
diperlukan.
hukum tentang perlindungan terhadap konsumen yang berupa payung (umbrella) bagi
Konsumen (UUPK), bahwa UUPK ini bukan merupakan awal dan akhir dari hukum
undangan tersendiri.
3.2. Saran
Disarankan bagi masyarakat sebagai konsumen dan pelaku usaha agar memahami
1. https://www.jurnalhukum.com/pengertian-pelaku-usaha/
2. https://bangka.tribunnews.com/2018/04/23/begini-hak-dan-kewajiban-
konsumen-yang-perlu-diketahui
3. (https://www.berandahukum.com/2017/08/istilah-istilah-dalam-
hukum.html)
4. (https://www.kajianpustaka.com/2018/05/pengertian-tujuan-asas-
perlindungan-konsumen.html)
5. https://www.jurnalhukum.com/hukum-perlindungan-konsumen-di-
indonesia/