Anda di halaman 1dari 9

Fungsi Molekul Sel

Komponen Organik:

1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan salah satu senyawa yang terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat
berfungsi sebagai sumber energi pada hewan dan tumbuhan. Pada kebanyakan tumbuhan, karbohidrat juga sebagai
penyusun penting dinding sel yang berperan sebagai elemen penyokong. Jaringan hewan memiliki karbohidrat yang
lebih sedikit. Karbohidrat yang penting diantaranya adalah glukosa, galaktosa, glikogen, gula amino dan
polimernya.
Karbohidrat terbagi atas beberapa golongan diantaranya :
1.    Monosakarida.
Ini merupakan gula paling sederhana dengan formula empirik Cn(H 2O)n. Klasifikasi monosakarida berdasarkan
jumlah atom karbon misalnya triose, heksose. Pentose, ribose, dan deoksiribose ditemukan dalam molekul asam
nukleat. Pentose dan ribulose sangat penting dalam fotosintesis. Sedang glikose dan heksose adalah sumber utama
energi pada sel. Heksose yang penting lainnya adalah galaktose, terdapat pada laktose disakarida, dan fruktose
(levulose) pembentuk bagian dari sukrose.
2.    Disakarida.
Disakarida merupakan gula yang dibentuk oleh kondensasi dua monomer monosakarida yang kehilangan satu
molekul air. Formula empiriknya C12H22O11. Golongan ini yang paling penting adalah sukrose dan maltose pada
tumbuhan dan laktose pada hewan.
3.    Polisakarida.
Polisakarida merupakan hasil kondensasi antara banyak molekul monosakarida dengan kehilangan molekul air.
Formula empiriknya (C6H10O5)n. Bila dihidrolisis menghasilkan molekul gula sederhana. polisakarida yang paling
penting pada organisme hidup adalah amilum dan glikogen, subtansi cadangan makanan dalam sel tumbuhan dan
hewan serta selulosa yang merupakan elemen struktural penting pada sel tumbuhan. Amilum merupakan kombinasi
dua molekul monosakarida yang panjang dimana tersusun atas amilosa yang tak bercabang dan amilopektin yang
memiliki cabang. Sedangkan glikogen tersusun atas banyak molekul glukosa. Ini terdapat pada banyak jaringan dan
organ, yang terbesar terdapat di sel hati dan serabut otot.
4.    Polisakarida kompleks dan glikoprotein.
Disamping polisakarida yang tersusun oleh monomer heksosa, juga terdapat molekul yang lebih panjang dan
kompleks yang mengandung nitrogen amino yang dapat mengalami asetilasi atau subtitusi dengan asam sulfat atau
asam fosfat. Semua polimer ini sangat penting dalam organisme molekuler terutama sebagai subtansi interseluler.
Polisakarida ini bersifat bebas atau terikat dengan protein sebagai contoh :
a.    Polisakarida netral.
Hanya mengandung asetilglikosamin contohnya khitin yakni subtansi penyokong pada insekta dan crustaceae.
b.    Mukopolisakarida asidik.
Mengandung asam sulfat atau lainnya dalam molekul itu. Molkekul ini sangat bersifat basofilik. Yang termasuk
adalam golongan ini yaitu heparin, kondriotin sulfat, umbilical cord, asam hialuronat.
c.    Glikoprotein.
Suatu komplek yang tersusun dari protein dan gugus prostetik karbohidrat. Beberapa monosakarida seperti
galaktosa, manosa, juga N-asetil-D-glukosamin dan asam sialat dapat ditemukan dalam molekul ini. Glikoprotein
dapat dibedakan menjadi dua macam yakni  glikoprotein intraseluler dan glikoprotein sekretorik.

Karbohidrat pada membran plasma terikat pada protein atau lipida dalam bentuk glikolipida dan
glikoprotein. Glikolipida merupakan kumpulan berbagai jenis unit-unit monosakarida yang berbeda seperti gula-
gula sederhana D-glukosa, D-galaktosa, D-manosa, L-fruktosa, L-arabinosa, D-xylosa, dan sebagainya. Karbohidrat
ini memegang peranan penting dalam berbagai aktivitas sel, antara lain dalam sistim kekebalan. Karbohidrat pada
membran plasma merupakan hasil sekresi sel dan tetap berasosiasi dengan membran membentuk glikokaliks.
Biasanya para dokter dapat mengetahui setiap sel normal atau abnormal melalui glikolipid dan glikoproteinnya.

Untuk membran plasma pada eukariot memiliki karbohidrat yang terikat secara kovalen dengan protein dan
lemak. Komponen karbohidrat  dari memran plasma berjumlah sekitar 2 – 10% dari total berat membran plasma,
bergantung kepada spesies dan tipe sel. Sebagai contoh membran plasma sel darah merah memiliki 52% protein,
40% lemak dan 8 % karbohidrat.  Dari 8% tersebut, 7 % berikatan dengan lemak membentuk glikolipid dan 93%
berikatan dengan protein membentuk glikoprotein.

Selaput plasma merupakan selaput yang asimetris, molekul-molekul lipida pada bagian luar selaput berbeda
dengan lipida pada selaput bagian dalam. Demikian pula polipeptida yang tersebut pada kedua lembaran lipid
bilayer juga berbeda. Penyabaran karbohidrat juga asimetris. Rantai-rantai molekul dari sebagian besar glikolipid,
glikoprotein dan dan proteo glikan pada selaput plasma tidak pernah berada pada permukaan sitosolik.

http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2010/03/struktur-dan-fungsi-makromolekul.html

2. Lipid

Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di dalam air, yang dapat diekstrak
dari sel dan jaringan oleh pelarut non-polar, seperti kloroform atau ester. Lipida polar adalah komponen utama
membran sel, yaitu “tempat” terjadinya reaksi-reaksi metabolik. Banyak dari sifat membran sel yang merupakan
pencerminan kandungan lipida polarnya. Membran sel berfungsi untuk melindungi sel dari lingkungan dan juga
memungkinkan adanya kompartment- kompartment di dalam sel untuk aktivitas metabolik, serta terdapat sisi
pengenalan atau reseptor yang berbeda-beda yang dapat mengenali sel lain, mengikat hormon tetentu, dan
merasakan berbagai isyarat lain dari lingkungan luar. (Lehninger, 1982)

Lipida membran yang paling banyak yaitu fosfolipida. Fosfolipida berfungsi terutama sebagai unsur
struktural membran dan tidak pernah disimpan dalam jumlah banyak. Lipida ini mengandung fosfor dalam bentuk
gugus asam fosfat. Fosfolipida utama yang ditemukan pada membran adalah fosfogliserida, yang mengandung 2
molekul asam lemak yang berikatan ester dengan gugus hidroksil pertama dan kedua pada gliserol.

Spingolipid juga merupakan komponen membran yang mempunyai kepala bersifat polar dan 2 ekor non
polar, tetapi senyawa ini tidak mengandung gliserol. Spingolipid tersusun atas satu molekul alkohol amino berantai
panjang spingosin, atau satu di antara senyawa turunannya, dan satu alkohol polar pada bagian kepala. Ada 3
subkelas spingolipid :
1.    Spingomielin
Senyawa ini mengandung fosfokolin atau fosfoetanolamin sebagai golongan polar pada bagian kepalanya.
Spingolipid terdapat di hampir semua membran sel-sel hewan, selubung myelin yang mengelilingi sel-sel syaraf
tertentu.
2.    Serebrosida
Serebrosida tidak mengandung fosfat dan tidak memiliki muatan listrik karena gugus polar kepalanya
bersifat netral. Serebrosida seringkali disebut glikospingolipid karena gugus pada bagian kepala molekul ini secara
khas terdiri dari satu atau lebih unit gula. Golongan ini adalah glikolipida, suatu nama umum bagi lipida yang
mempunyai gugus gula. Beberapa nama spesifiknya yaitu galaktoserebrosida yang secara khas ditemukan pada
membran sel otak dan glukoserebrosida yang mengandung D-glukosa terdapat di dalam membran sel jaringan bukan
syaraf.

http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2010/03/struktur-dan-fungsi-makromolekul.html

3.Protein
Protein merupakan merupakan susunan 20 macam asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptide.
Berdasarkan susunan molekulnya, protein dikelompokkan menjadi:
1.    Protein Struktural berperan sebagai penyokong dan penunjang
a.    Struktural intrasel ð berada di dalam sel berperan dalam pembentukan sitoskelet
Contoh: tubulin, aktin dan myosin.
b.    Struktural ekstrasel ð terdapat pada organisme multisel
Contoh: kolagen dan keratin
2.    Protein Dinamis yaitu protein yang terlibat langsung dalam metabolisme sel, mudah terurai dan terakit kembali.
Contoh: enzim, hormone dan pigmen.
Protein adalah komponen protoplasma yang sangat penting disamping air. Peran protein dalam sel antara lain:
1.    Sebagai katalisator berbagai reaksi kimia yang terdapat pada sel, yaitu sebagai bagian penyusun enzim.
2.    Memberi kekuatan structural sel, yaitu tubulin, aktin dan myosin yang berperan dalam pembentukan sitoskelet.
3.    Memantau permeabilitas selaput, yaitu protein yang menyusun membrane sel 
4.    Menyebabkan gerakan yang terjadi dalam sel
5.    Memantau kegiatan sel
6.    Mengatur kadar metabolit yang diperlukan

Protein yang terdapat dalam membran dan sitoplasma (organel) sel:


1.    Membran plasma
                        Protein yang terdapat pada selaput plasma sebesar 60 % dari seluruh berat selaput plasma. Protein
yang terdapat dalam membrane terutama berbentuk stromatin, yaitu jenis protein yang tidak larut dalam air.  Karena
membran sel bersifat semipermable maka membutuhkan cara untuk berkomunikasi dengan sel lain dan pertukaran
nutrisi dengan ruang ekstraselular. Peran-peran ini terutama diisi oleh protein. Protein adalah molekul kelas terpisah
yang tidak terkait dengan lipid dan terdiri dari asam amino. Protein adalah jauh lebih besar daripada lipid dan
bergerak lebih lambat, tetapi ada beberapa yang bergerak dalam kelihatannya terarah sementara yang lain
melayang. Jumlah dan tipe protein yang ada pada membran sangat bervariasi pada setiap membran dari sel
tergantung pada fungsi spesifik yang diembannya. Secara umum protein membran digolongkan menjadi dua, yaitu
protein integral dan protein perifer.
a.       Protein Integral
Protein membran terpadu (integral membrane proteins) adalah protein yang menembus membran pada kedua
permukaannya atau membentang diantara kedua permukaan membran. Protein integral transmembran protein,
dengan daerah hidrofobik yang sepenuhnya span interior yang hidrofobik membran. Bagian protein terkena interior
dan eksterior dari sel hydrophillic. Protein Integral dapat berfungsi sebagai pori-pori yang memungkinkan ion
selektif atau nutrisi ke dalam sel. Mereka juga mengirimkan sinyal ke dalam dan keluar dari sel. Protein ini meliputi
beberapa jenis, yaitu :
1)   Protein Transmembran
Merupakan protein yang menembus membran pada kedua sisi, baik yang satu kali menembus membran
(singlepass protein) ataupun yang beberapa kali menembus membran (multipass protein). Setiap tembusan membran
merupakan struktur α-heliks dengan bagian yang tertanam dalam lipid bilayer, sehingga masuk akal bila bagian
struktur primer protein yang menembus membran tersusun oleh jenis asam amino yang hidrofobik. Bagian
hidrofobik dari protein tersebut berinteraksi dengan bagian ekor dari fosfolipid, sementara bagian hidrofiliknya
muncul pada kedua permukaan membran (sisi luar dan sisi dalam sitoplasmik). Bagian protein yang menyembul
pada kedua sisi permukaan tentulah bersifat hidrofilik, sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungan air.
2)   Protein Integral yang Bagian Utamanya Terletak di Permukaan Membran Sisi Interior Sel
Protein ini berasosiasi dengan membran bilayer melalui perantaraan ikatan kovalen dengan rantai asam
lemak atau rantai lipid khusus seperti gugus prenyl. Protein ini disintesis sebagai protein terlarut pada sitosol dan
mengalami modifikasi berikatan dengan gugus lipid secara kovalen pasca translasi, yaitu di dalam retikulum
endoplasma dan badan golgi. 
3)   Protein Integral yang Bagian Utamanya Terletak di Permukaan Membran Sisi Luar Sel
Protein ini berikatan dengan fosfatidil kolin inositol dengan perantaraan oligosakarida yang berikatan
secara kovalen.

b.      Protein Perifer
Protein ini merupakan protein yang terletak di daerah perifer dari kedua sisi membran (sisi sitoplasmik dan
sisi luar) dan berinteraksi dengan protein membran lain secara non kovalen, tidak berinteraksi dengan fosfolipid
lapis ganda. Tidak seperti protein yang intergral span membran, protein perifer berada pada satu sisi membran dan
sering melekat pada protein perifer proteins. Protein integral berfungsi sebagai titik anchor untuk Sitoskeleton atau
ekstraselular serat.
Fungsi dari protein integral dan perifer dalam membran plasma sangat bervariasi, diantaranya :
a)    Sebagai enzim yang melekat membran
Contoh enzim beta glukosidase untuk membebaskan auksin pada sel-sel saat perkecambahan dan protein
integral pada membran mitokondria atau kloroplas yang berfungsi untuk enzim-enzim transpor elektron (peristiwa
oksidasi dan reduksi molekul pembawa protin dan elektron sambil membentuk ATP secara bersamaan).
b)   Sebagai mediator transpor aktif
Contoh pada sel dinding usus halus pada saat menyerap sari makanan ke dalam pembuluh darah.
c)    Sebagai elemen struktural membran plasma
d)   Sebagai pompa proton pada membran dalam mitokondria
e)    Sebagai reseptor (penerima) hormon dan faktor pertumbuhan sel
Contoh hormon estrogen menempel ke reseptor estrogen dan memberi pesan perintah sel tersebut untuk
melaksanakan sintesis protein sesuai yang dikehendaki (misal sel penanda pertumbuhan sekunder hewan) untuk
kedewasaan seksual.
f)     Sebagai identitas sel
Identitas ini biasa dikenali karena protein yang menghadap keluar sel mengandung oligosakarida. Protein
tersebut dinamakan glikoprotein.
g)    Sebagai cara membedakan antara sel diri (self) dan sel asing (non self)
Contoh pada reaksi pencangkokan sel asing, sel diri mengenali sel asing karena adanya perbedaan
glikoprotein.

2.     Sitoplasma
Sitosol merupakan bagian  dari sitoplasma yang berupa cairan di sela-sela organel berselaput. Sitosol
merupakan penyusun sel yang paling dominan yaitu sebanyak 50%. Dalam sitosol terlarut banyak enzim yang
terlibat dalam proses metabolism intermediet. Sebagian besar enzim yang terdapat dalam sitosol ini disintesis oleh
ribosom. Sebagian protein sitosol berbentuk benang-benang halus yang disebut filament. Filament ini teranyam
membentuk kerangka yang disebut sitoskelet. Sitoskelet ini berfungsi member bentuk pada sel, mengatur dan
menimbulkan gerakan sitioplasma yang beruntun dan berkaitan serta membentuk jaring-jaring kerja yang mengatur
reaksi-reaksi enzimatik. 
Pada inti sel, protein terdapat pada DNA yang merupakan senyawa utama yang membentuk protein. Protein
yang disintesis pada ribosom melalui proses replikasi dan translasi. Ribosom yang terdapat pada RE mempunyai
susunan 50 % protein. Pada kompleks golgi berlangsung proses pembentukan glikoprotein yang merupakan
gabungan glukosa dan protein. Protein yang terbentuk dari asam-asam amino dalam ribosom dibawa ke RE,
kemudian diteruskan ke dalam kompleks golgi yang merupakan tempat terbentuknya glikoprotein.
http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2010/03/struktur-dan-fungsi-makromolekul.html

4. Asam Nukleat
Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang mengawali pengetahuan mengenai kimia dan inti sel.
Pada tahun 1868, dilaboratorium Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah bekas
pembalut luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan cara ini diperolehinti sel yang
masih terikat pada sejumlah protein. Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel
saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi tidak larut dalam
asam. kemudian zat ini dinamakan “nuclein” sekarang dikenal dengan nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan
bahwa asam nukleat merupakan salah satu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.
Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah menyimpan, menstransmisi, dan mentranslasi informasi
genetik; metabolisme antara (intermediary metabolism) dan reaksi-reaksi informasi energi; koenzim pembawa
energi; koenzim pemindah asam asetat, zat gula, senyawa amino dan biomolekul lainnya; koenzim reaksi oksidasi
reduksi.
Asam nukleat adalah salah satu makromolekul penting pada makhluk hidup. Terdapat dua macam asam
nukleat pada makhluk hidup, yaitu dalam bentuk DNA (Deoxyribonucleic Acid) atau RNA (Ribonucleic Acid).
Keduanya merupakan molekul pembawa informasi genetik. Tipe polimer dari molekul DNA dan RNA mempunyai
struktur yang panjang dari ikatan monomer nukleotida yang berulang. Urutan nukleotida dalam asam nukleat
membentuk sebuah kode yang menyimpan dan meneruskan informasi sel yang dibutuhkan dalam pertumbuhan sel
dan reproduksi. Satu nukleotida juga melakukan pemindahan energi atau komponen reaktan dari satu sistem ke
sistem lain di dalam sel.
Masing-masing nukleotida terdiri atas basa nitrogen, gula berkarbon lima, satu atau lebih phosphat, semua
komponen tersebut dihubungkan oleh ikatan kovalen. Berikut akan dibahas masing-masing penyusun nukleotida.
1.      Basa Nitrogen
terdiri atas dua jenis, yaitu basa nitrogen purin dan pirimidin yang berbentuk cincin nitrogen dan karbon.
a.       Basa Nitrogen Pirimidin
Terdiri atas satu cincin karbon dan nitrogen. Terdiri atas uracil (U), thymine (T), dan cytosine (C)
b.      Basa Nitrogen Purin
Terdiri atas dua cincin karbon dan nitrogen. Terdiri atas adenine (A) dan Guanine (G).
Semua informasi genetic makhluk hidup terletak pada susunan liniar empat base tersebut. Oleh karena itu keempat
base tersebut mengkode struktur primer semua macam protein (yang terdiri dari 20 asam amino).
2.    Gula  Pentosa
     Yaitu gula yang terdiri dari lima atom karbon. Pentose yang menyusun asam nuklrotida adalah ribose dan
deoksiribosa. Deoksiribosa adalah pentose yang menyusun DNA, sedangkan ribose adalah pentose yang menyusun
RNA. Perbedaan antara keduanya adalah pada oksigen pada carbon nomor 2’ tidak ada pada deoksiribose.

3.    Phospat
Gugusan pospat yang mengikat molekul basa nitrogen dengan gula pentosa dengan ikatan ester.
Nukleotida merupakan nukleosida yang gugus gula pada posisi 5’-nya mengikat asam fosfat (gugus fosfat)
dengan ikatan ester. Nukleosida terdiri atas pentosa ( deoksiribosa atau ribosa) yang mengikat suatu basa (derivat
purin atau pirimidin) melalui ikatan glikosida. Berikut merupakan perbandingan purin dan pirimidin pada nukleotida
dan nukleosida :
Basa Nukleosid Nukleotid

1. Purin

    Adenin Adenosin Adenosin monoposfat (AMP) = asam adonilat

    Guanin Guanosin Guanosin monoposfat (GMP) = asam guanilat

    Hipoksantin Inosin Inosin monoposfat (IMP) = asam inosinat

2. Pirimidin

    Urasil Uridin Uridin monoposfat (UMP) = asam uridilat

    Cytosine Cytidine Cytidine monoposfat (CMP) = asam sitidilat

    Timin Timidin Timidin monoposfat (TMP) = asam timidilat

Nukleosida dalam bentuk bebas ada memiliki fungsi penting bagi kesehatan contohnya, puromisin yang
berfungsi sebagai antibiotik yang menghambat sintesis protein ( dihasilkan oleh streptomyces). Arabinosil sitosin
dan arabinosil adenin sebagai anti virus dan anti jamur. Nukleotida terdapat sebagai molekul bebas atau berikatan
dengan dengan sesama nukleotida membentuk asam nukleat. Contohnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Basa Nitrogen RNA DNA
Adenin (A) Adenosin 5’-monofosfat Deoksi Adenosin 5’-monofosfat
(AMP) (dAMP)
Guanin (G) Guanosin 5’-monofosfat Deoksi Guanosin 5’-monofosfat
(GMP) (dGMP)
Timin (T) ------------------- Deoksi Timidin 5’-monofosfat (dTMP)
Deoksi Sitidin 5’-monofosfat (dCMP)
Sitosin (C) Sitidin 5’-monofosfat (CMP) ------------------
Uridin 5’-monofosfat (UMP)
Urasil (U)

Beberapa nukleotida yang mempunyai fungsi penting dalam sel misalnya Adenosin 5’ monofosfat (AMP),
Adenosin 5’ –difosfat (ADP) dan Adenosin 5’-trifosfat (ATP) yang berperan penting dalam transfer gugus fosfat
untuk menerima dan mengantar energi.
Nukleotida lain yang berbentuk siklik seperti Adenosin 3’-5’- siklik monofosfat ( AMP-siklik atau cAMP) berperan
sebagai kurir sekunder dalm mengendalikan metabolisme hormon adrenalin. Nukleotida bebas lain adalah guanosin
siklik monofosfat ( GMP siklik = cGMP ) yang diduga berfungsi sebagai penghambat enzim yang dirangsang oleh
cAMP. Selain itu diketahui beberapa trifosfonukleotida selain ATP yang berperan dalam berbagai reaksi
dalam sel. Misalnya CTP (Sitidin 5’- trifosfat) terlibat dalam biosintesis fosfolipid, UTP berperan dalam biosintesis
berbagai senyawa karbohidrat. CTP dan UTP juga digunakan dalam biosintesis RNA dan DNA
1) Struktur Asam Deoksiribonukleat (DNA)
Asam ini adalah polimer yang terdiri atas molekul-molekul deoksiribonukleotida yang terikat satu sama lain
sehingga membentuk rantai polinukleotida yang panjang. Molekul DNA yang panjang ini terbentuk oleh ikatan
antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat. Secara
kimia DNA mengandung karakteri/sifat sebagai berikut:
                       a.     Memiliki gugus gula deoksiribosa.
                       b.     Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A).
                       c.     Memiliki rantai heliks ganda anti paralel
                       d.     Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan berpasangan spesifik satu dengan lain.
Guanin selalu berpasangan dengan sitosin ( G –C), dan adenin berpasangan dengan timin (A - T), sehingga jumlah
guanin selalu sama dengan jumlah sitosin. Demikian pula adenin dan timin.
Berikut merupakan gambar struktur dari DNA :

2) Struktur Asam Ribonukleat (RNA)


Asam ribonukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas molekul-molekul ribonukleotida. Seperti DNA asam
ribonukleat terbentuk oleh adanya ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul ribosa
dengan perantaraan gugus fosfat. Rumus strukturnya sama dengan gambar 10.2 tetapi gulanya adalah ribosa ( atom
C nomor 2 mengikat gugus OH) RNA memiliki sifat spesifik yang berbeda dengan sifat kimia DNA, yakni dalam
hal:
                       a.          Gula pentosanya adalah ribosa
                       b.          RNA memiliki ribonukleotida guanin(G), sitosin (C), adenin (A) dan Urasil (U) pengganti Timin pada
DNA.
                       c.          Untai fosfodiesternya adalah untai tunggal yang bisa melipat membentuk jepit rambut seperti untai
ganda.Beda dengan DNA bentuk molekulnya heliks ganda.
                       d.          Prosentasi kandungan bas tidak harus sama, pasangan adenin tidak harus sama dengan urasil, dan sitosin
tidak harus sama dengan guanin.
Ada tiga jenis RNA yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA (messenger RNA) dan rRNA (ribosomal RNA). Ketiga
macam RNA ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda, tetapi ketiganya secara bersama-sama mempunyai peranan
penting dalam sintesis protein. Berikut merupakn perbandingan struktur DNA dengan RNA :

Di dalam sel, asam nukleat ada pada tiga organel, yaitu pada mitokondria, kloroplas, dan inti sel. Berikut
penjelasannya :
1. Inti sel (nucleus)
Inti sel ini mempunyai 3 komponen yaitu nukleoplasma, kromosom, dan nucleolus. Dalam nucleus, DNA berada
dalam kromosom. Di dalam kromosom terdapat benang-benang DNA yang berperan dalam sintesis protein dan
factor hereditas. Selain DNA di dalam nucleus juga terdapat RNA.
2.    Mitokondria
Asam nukleat yang terdapat dalam mitokondria adalah deoksiribinukleat (DNA). DNA mitokondria yang
terdapat dalam matriks organel dinyatakan sebagai genom mitokondria. DNA mitokondria berperan sebagai penanda
molekul untuk studi genetika populasi, penelusuran asal usul dan pelacakan beberapa penyakit degenerate, penuaan,
dan kanker.
3.    Kloroplas
Menurut De Roberties,dkk (1975:240) bahwa antara 3-5% berat kering kloroplas adalah RNA. DNA dalam
kloroplas dikenal sebagai system genetic non kromosal atau hereditas sitoplasmik. Selain itu kloroplas memiliki
DNA dan RNA yang spesifik yang mempunyai kapasitas dalam sintesis protein dan proses pembelahan.

http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2010/03/struktur-dan-fungsi-makromolekul.html

Komponen Anorganuik:

1. Air
Air adalah senyawa utama komponen kimiawi sel yang jumlahnya terbesar dalam menyusun sel (50 – 65% berat
sel). Air adalah komponen esensial cairan tubuh yang terdiri dari plasma darah, cairan intrasel (sitoplasma), dan
cairan ekstrasel. Air dalam sel berfungsi sebagai pelarut dan katalisator beberapa reaksi biologis.
http://www.ebiologi.net/2016/02/7-komponen-kimiawi-sel-fungsi-dan.html

2. Vitamin
Komponen kimiawi selanjutnya adalah vitamin. Vitamin memang dibutuhkan dalam jumlah kecil, akan tetapi ia
harus ada untuk menunjang berbagai fungsi sel dalam proses metabolismenya. Peran vitamin adalah
mempertahankan fungsi metabolisme, pertumbuhan, dan sebagai penghancur radikal bebas . Beberapa contoh
vitamin yang saat ini telah ditemukan antara lain A, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K dan H.

http://www.ebiologi.net/2016/02/7-komponen-kimiawi-sel-fungsi-dan.html

3. Mineral
Mineral adalah komponen struktural sel yang berfungsi dalam pemeliharaan fungsi dan kerja metabolisme,
pengaturan enzim, menjaga keseimbangan asam dan basa. Di dalam sel, mineral ada yang terkandung dengan
jumlah yang besar (makroelemen) dan dalam jumlah sedikit (mikroelemen. Beberapa contoh mineral makroelemen
misalnya kalsium, magnesium, fosfor, klor,natrium, dan belerang. Sedangkan contoh mineral mikroelemen antara
lain zat besi, yodium, seng, kobalt, fluorin.

http://www.ebiologi.net/2016/02/7-komponen-kimiawi-sel-fungsi-dan.html

Anda mungkin juga menyukai