Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3

MEDAN GAYA DAN DEFORMASI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Tugas Geologi Struktur Tambang Pada Semester
Antara Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam
Bandung
Tahun Akademik 2019/2020

Oleh:
Muhammad Iqbal Abdul Basith
10070114048

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020 M / 1441H
1. Medan gaya adalah tarikan atau dorongan yang terjadi pada suatu
bidang/benda, gaya tersebut dapat merubah posisi, gerak bahkan perubahan
bentuk dari benda yang terpengaruh oleh gaya yang bekerja.

2.

3. Mempelajari posisi - posisi medan gaya yang berkaitan dengan keterbentukan


struktur geologi merupakan hal yang sangat penting. karena dari posisi medan
gaya tersebut dapat di ketahui bagaimana gaya – gaya yang bekerja pada suatu
bidang hingga menbentuk struktur lapisan batuan, dimana dengan melihat
struktur yang terbentuk, dapat di ketahui gaya yang bekerja paling besar dari
arah atau posisi sebalah mana. Dengan demikian gaya yang terbesar akan
menentukan posisi atau arah pembentukan struktur tersebut.
4. Cara pengujian kompresi triaksial pada contoh batuan adalah dengan
membungkus contoh batuan dengan membran karet dan diletakan pada sel
triaksial dengan diberikan tekanan, pada tekanan – tekanan minor dan
pertengahan di tekan dengan media fluida sedangkan tegangan mayor diberikan
oleh piston beban secara bertahap hingga terjadi deformasi/runtuhan pada
contoh batuan. Dari hasil pengujian triaksial di dapatkan parameter/variabel
mengenai nilai tegangan puncak yang di dapatkan dari hasil uji batuan dengan
nilai tegangan keliling yang berbeda – beda, strength envelope/selubung
kekuatan batuan (kurva instrinsic), kuat geser (shear strength, sudut geser
dalam, dan nilai kohesi.

5. Manfaat pembelajaran uji triaksial untuk deformasi batuan yaitu, mengetahui


bagaimana perubahan pada suatu massa atau bidang batuan yang diberikan
beban secara terus dengan perbedaan teganggan keliling yang berkerja, dimana
akan memperlihatkan perubahan pada batuan tersebut bahkan jika tegangan
yang diberikan terus ditambah akan memperlihatkan arah dari patahan atau
pergeseran pada batuan tersebut. Sehingga mendapat gambaran mengenai
deformasi batuan pada kondisi sebenarnya di alam/di lapangan.

6. Terjadinya gugus – gugus kekar (joint set) pada tubuh antiklin, yaitu karena
gaya yang berkerja secara terus menurus dalam kondisi tidak stabil sehingga
berada pada kondisi kritis batuan akan menbentuk lipatan dan retakan – retakan,
maka terbentuklah gugus – gugus kekar. Gugus – gugus kekar pada tubuh
antiklin di bagi menjadi 4 yaitu; a.) gugus longitudinal joints, b.) gugus transversal
joints, c.) gugus kekar diagonal mengiri, dan d.) gugus kekar diagonal
menganan. a.) gugus longitudinal joints merupakan kekar – kekar dengan arah
strike sejajar sumbu antiklin barat – timur, b.) gugus transversal joints adalah
kekar – kekar dengan arah strike tegak lurus dengan sumbu antiklin barat –
timur, c.) gugus kekar diagonal mengiri yaitu gugus – gugus kekar yang
mengarah kekiri, dan sebaliknya d.) gugus kekar diagonal menganan merupakan
gugus – gugus kekar yang mengarah ke kanan dari tubuh antiklin.

7. Kegunaan mempelajari gugus – gugus kekar untuk mengetahui bagaimana


keterbentukan sesar – sesar karena apabila batuan terus di tekan dengan
kondisi berada di atas garis kekuatan batuan maka kekar – kekar tersebut akan
membentuk jenis – jenis sesar sesuai dengan arah kekar yang ada. Sehingga
dapat diketahui kondisi sebelum ataupun sesudah dari keterbentukan sesar pada
batuan.

8. Terbentuknya lipatan karena adanya gaya – gaya yang mendorong atau


menarik suatu bidang dengan posisi medan gaya/tekanan tertentu, dimana jika
posisi medan gaya mayor berada di utara – selatan maka lipatan yang terbentuk
sumbu nya akan sejajar dengan arah gaya penyeimbang barat – timur dan
pungung lipatan akan terbentuk kearah vertical/atas se arah gaya/tekanan
minornya.

9. Gaya kompresional terjadi karena adanya gaya tekan ke satu arah sehingga
membentuk lipatan karena gaya tekan secara terus menerus maka terbetuk
retakan – retakan yang akan menjadi sesar (sesar naik).
Gaya tensional terjadai karena adanya gaya tarikan sehingga massa batuan atau
lapisan batuan saling menjauh dan terjadi depormasi pada batuan tersebut atau
disebut dengan stretching and thinning sehingga mebentuk retakan yang menjadi
awal dari terjadi nya sesar normal.

Gaya geser terjadi karena adanya gaya yang saling menekan secara berlawanan
arah sehingga massa batuan mengalami shearing dan terdeformasi hingga
membentuk retakan, karena gaya tersebut terus menerus bekerja maka terjadilah
sesar mendatar sesuai arah dari gaya yang bekerja pada massa batuan.
10. Terjadinya lipatan karena adanya gaya tekanan atau tarikan (utara-selatan)
pada suatu bidang sehingga terbentuk lipatan dengan sumbu searah tekanan
medium (barat-timur) dan punggung lipatan secara vertical sesuai arah gaya
minor, pada massa batuan yang membentuk lipatan dengan keadaan kritis akan
membentuk retakan – retakan atau yang di sebut dengan gugus – gugus kekar
dimana gugus kekar tersebut dapat menentukan sesar – sesar yang terbentuk
pada massa batuannya. Bila lipatan yang terbentuk akibat gaya mayor yang
menekan secara satu arah maka sesar yang akan terbentuk adalah sesar naik
dengan arah strike sejajar/searah dengan sumbu antiklin-sinklin (barat-timur).

Anda mungkin juga menyukai