KESEHATAN KERJA
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Ungkapan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga kami selaku
penyelenggara Diklat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi Tingkat Dasar dapat menyelesaikan mata diklat ini dengan baik. Modul
ini berisi pengetahuan mengenai kesehatan kerja yang merupakan bagian dari
kesehatan masyarakat dan berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan
dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja. Pekerjaan
konstruksi memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan tempat kerja lain,
sesuai dengan jenis kegiatan yang diselenggarakan. Prevensi dan proteksi,
merupakan upaya yang dilakukan agar kecelakaan tidak terjadi, kalau memang
harus terjadi diharapkan seringan mungkin dampak yang ditimbulkan. Tempat
kegiatan kerja konstruksi sebagai salah satu tempat kerja memiliki potensi sebagai
sumber bahaya. Bahaya terhadap keselamatan, antara lain : bersumber dari
benda-benda elektrik, mekanik/mesin, peralatan sarana dan prasarana
kerjakonstruksi lainnya, lantai yang licin, ketinggian, tangga. Terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan oleh pengajar/pengguna tempat kegiatan kerja konstruksi
dalam menghadapi bahaya, seperti memberikan pertolongan pertama kepada
penderita, menggunakan bahan dan perlengkapan yang terdapat dalam kotak
PPPK, dan memadamkan kebakaran (jika terjadi kecelakaan berupa kebakaran).
Modul ini adalah salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan dasar dan
wawasan tentang kesehatan kerja bagi pekerja konstruksi. Melalui mata diklat
Kesehatan Kerja ini diharapkan peserta memiliki kemampuan dalam menguraikan
kesehatan di lingkungan kerja.
Kami menyadari bahwa modul ini masih ada kekurangan dan
kelemahannya, baik pada isi, bahasa, maupun penyajiannya. Kami sangat
mengharapkan adanya tanggapan berupa kritik dan saran guna penyempurnaan
modul ini. Semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Tingkat Dasar.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................ii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .............................................................................................iv
ii
D. Rangkuman ...........................................................................................................................49
E. Evaluasi ..................................................................................................................................50
iii
Pelatihan SMK3 Konstruksi Kesehatan Kerja
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul kesehatan kerja merupakan modul yang dapat memberikan
gambaran bagi pekerja konstruksi mengenai pentingnya kesehatan di
tempat kerja. Seringkali kesehatan di tempat kerja tidak terlalu
terperhatikan, padahal hal ini sangat penting bagi kelangsungan pekerjaan
serta kelangsungan produksi yang dilakukan. Modul ini menjadi salah satu
dasar dalam peningkatan kesehatan pekerja konstruksi di lingkungan kerja
serta upaya yang harus dilakukan dalam menciptakan kesehatan kerja baik
bagi pekerja konstruksi ataupun bagi masyarakat sekitar. Kecelakaan kerja
yang dapat terjadi kapan saja juga menjadi bagian dari isi modul ini yang
memberikan penjelasan bagi pekerja yang harus siap siaga dalam
melakukan pertolongan pertama bagi korban kecelakaan sebelum bantuan
medis datang untuk menangani lebih lanjut. Tidak sedikit juga penyakit
diakibatkan oleh kerja, modul ini memberikan penjelasan mengenai
penyakit-penyakit yang mungkin timbul akibat kerja ataupun karena
lingkungan kerja yang kurang sehat sehingga penyakit tersebut dapat
terhindari.
B. Deskripsi Singkat
Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor
potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja. Program kesehatan kerja
diarahkan untuk :
C. Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar pembelajaran ini ialah Setelah selesai
pembelajaran peserta diharapkan mampu menguraikan upaya yang
dilakukan dalam menciptakan kesehatan kerja di lingkungan kerja.
Pusdiklat SDA dan Konstruksi
4
Pelatihan SMK3 Konstruksi Kesehatan Kerja
BAB 2
KESEHATAN KERJA
Indikator Keberhasilan :
Menjelaskan pengendalian kesehatan kerja
A. Pengertian
Kesehatan merupakan salah satu unsur yang sangat penting
dalam menjaga kelangsungan hidup manusia ataupun sebuah
organisasi. Kesehatan kerja dicapai melalui pemeliharaan derajat yang
setinggi-tingginya dari kesehatan fisik, mental dan sosial dari pekerja
pada semua pekerjaan. Kesehatan kerja juga dapat dicapai dengan
melakukan pencegahan gangguan kesehatan pada pekerja yang
disebabkan oleh kondisi kerja mereka atau perlindungan pekerja dalam
pekerjaan mereka dari resiko akibat faktor-faktor yang mengganggu
kesehatan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Health and
Safety Executive (HSE) bahwa kesehatan kerja sebagai Good Health
is Good Business (kesehatan yang baik menunjang bisinis yang baik).
Sumber : https://thumbs.dreamstime.com/
Sumber : http://1.bp.blogspot.com/
Sumber : http://cdn.themix.org.uk/
Sumber : http://timesofindia.indiatimes.com/
Sumber : http://www.prosafefirstaid.ca/
Sumber : http://3.bp.blogspot.com/
Gambar Pelayanan Kesehatan
c. Menyampaikan laporan pelaksanaan PKK 1 (satu ) bulan sekali
disampaikan kepada Dinas Tenaga Kerja setempat dengan
tembusan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi ub/.
Direktur Pengawasan Norma K3.
Sumber : K3-SMK
Sumber : https://asaticbanten.files.wordpress.com
Sumber : studenthealth.qmul.ac.uk
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja yang
dilaksanakan oleh Jasa pemeriksaan kesehatan TK, dalam
melakukan pengujian lingkungan Kerja dan atau Pelayanan
Kesehatan Kerja, perusahaan yang ditunjuk harus telah
mendapatkan ijin operasional dari Kementrian Tenaga Kerja, hal ini
dilandasi oleh Permenaker No.04/Men/1995 tentang Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Tata cara penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK) yang dilaksanakan sendiri oleh
Organisasi/perusahaan, diberikan pada tabel 1. Dan untuk Tata
cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja melalui kerja
sama dengan pihak di luar perusahaan dapat dilihat pada tabel 2
dan 3 sesuai dengan tingkatan risiko yang dikelola diperusahaan,
digambarkan pada tabel Berikut ini
Kuratif,
Perusahaan dengan
A Preventif dan Promotif Rehabilitatif
tingkat risiko tinggi
& Rujukan
1. Jumlah tenaga kerja pembinaan dan
200 s.d 500 orang pengawasan kesehatan diberikan
kerja dan lingkungan kerja selama jam
minimal setiap 2 bulan kerja
sekali
2. Jumlah tenaga kerja pembinaan dan
< 200 orang pengawasan kesehatan diberikan
kerja dan lingkungan kerja selama jam
minimal setiap 3 bulan kerja
sekali
Kriteria
No. Cara Pelayanan
perusahaan
Perusahaan
Kuratif, Rehabilitatif &
B dengan tingkat Preventif dan Promotif
Rujukan
risiko rendah
sebagaimana yang telah dijelaskan pada butir 2.2.2; 2.3.1. dan butir
2.3.2.tersebut diatas, serta mengacu pada Undang-Undang No. 13
tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan, yang secara umum harus
memenuhi kriteria pada tabel 4. Dibawah ini.
Sumber : s-media-cache-ak
Ruang Periksa
b. Peralatan Medis :
Tensimeter - Stetoskop
Sumber : wikimedia.org/
Sumber : http://www.stronglola.com/
Sumber : dreamstime.com/
Sumber : ebayimg.com/
Sumber : http://flashlightnews.org/
Sumber : http://jakartaplaces.com/
c. Fasilitas Kesehatan kerja :
Laboratorium klinik - Laboratorium
Hiperkes
Sumber http://www.ce-tech.com/
Sumber : http://hiperkes-jateng.com/
d. Perlengkapan Penunjang :
6. Pelaporan
Sebagaimana telah diuraikan diatas mengenai Pelayanan
Kesehatan Kerja (PKK) maka pelaporannya mengacu pada peraturan
perundangan yang berlaku, dengan Jenis Pelaporan yang harus
dilaksanakan, meliputi :
a. Jumlah kunjungan pasien yang berobat, terdiri dari :
Kunjungan baru
Kunjungan ulangan
Diagnosa penyakit
Penyakit akibat kerja atau penyakit yang diduga disebabkan
oleh pekerjaan
Kecelakaan kerja
b. Laporan (rutin & berkala) hasil pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja, mencakup:
D. Kesehatan Masyarakat
Kedokteran pencegahan adalah ilmu dan seni untuk pencegahan
penyakit, memperpanjang dan meningkatkan kesehatan fisik dan
mental, serta effisiensi. Kesehatan masyarakat adalah kedokteran
pencegahan yang dapat diselenggarakan melalui usaha-usaha
kemasyarakat sebagai berikut :
1. Sanitasi lingkungan;
Sumber : http://jhonlinmagz.com/
Sumber : puskesmaskrsambung
Sumber : forwarding.files.
Sumber : http://healthinformation.name/
Sumber : http://askansetiabudi.com/
Tabel - 6
TINGKAT DAN UPAYA PENCEGAHAN DALAM HUBUNGAN
Tabel - 7
PERBEDAAN ANTARA
KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN KESEHATAN KERJA
Kesehatan masyarakat Kesehatan kerja
1. Kesehatan masyarakat umum 1. Kesehatan masyarakat tenaga kerja
sebagai sasaran utama merupakan tujuan utama
2. Mengurus masyarakat yang sulit 2. Yang diurusi biasanya golongan-
didekati golongan karyawan yang mudah
didekati
3. Pemeriksaan tenaga kerja dilakukan
3. Sulit dalam melaksanakan
dengan efektif dan periodik
pemeriksaan secara periodik
Pencegahan kecelakaan
Pencegahan
bermaksud
Sebab-
memutuskan
sebab dari
rantai proses
Gangguan gangguan
sedini
kesehatan, kesehatan
mungkin.
yang juga dan efisiensi
Epidemilogi Kesehatan
merupakan tersebut
mempelajari normal dan
gangguan adalah
kualitas sehat serta
effisiensi jamak,
reaksi-reaksi efisiensi
kerja. Proses misalnya
kelompok perlu di
dimulai dari beban kerja
tenaga kerja dekat secara
gejala, lalu yang berat,
terhadap statistik
sakit, cacat tekanan
penyebab
atau panas tinggi,
dalam
kematian faktor kimia
pekerjaan
di udara, dan
dan
lain-lain.
lingkungan
kerja
Sumber : plengdut.com
Sumber : balaik3jakarta
1. Peningkatan kesehatan kerja tenaga kerja di tempat kegiatan
konstruksi
2. Perlunya adanya tenaga kesehatan pada tingkat perusahaan
dan perlu ditingkatkan pengerahan tenaga-tenaga kesehatan ke
dalam sektor produksi jasa konstruksi.
3. Serta perlunya dibina para teknisi pekerjaan konstruksi dengan
skill tambahan tentang kesehatan kerja.
4. Perlu diusahakan pendidikan
dan training kepada pengusaha
dan buruh tentang pentingnya
kesehatan produksi dalam
meningkatkan produktivitas
tenaga kerja sebagai sarana Sumber : .imimg
kearah peningkatan kesejahteraan masyarakat pekerja jasa
konstruksi.
5. Perlu dikembangkannya “applied research” yang dapat
menemukan karakteristik-karakteristik masyarakat pekerja,
misal saja tentang waktu kerja dan istirahat, gizi dan
produktivitas, daerah-daerah nikmat kerja dan produktivitas
kerja optimal, dan lain-lain sebagainya. Apabila telah dibangun
H. Rangkuman
Kesehatan kerja dicapai dengan melakukan pencegahan
gangguan kesehatan pada pekerja yang disebabkan oleh kondisi kerja
mereka atau perlindungan pekerja dalam pekerjaan mereka dari resiko
akibat faktor-faktor yang mengganggu kesehatan. Upaya yang dapat
dilakukan ialah :
1. Pelayanan kesehatan promotif rangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan, contohnya penyuluhan kesehatan
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan dan juga berlaku bagi
setiap orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja
konstruksi berlangsung. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
yang dilaksanakan oleh Jasa pemeriksaan kesehatan TK, dalam
melakukan pengujian lingkungan Kerja dan atau Pelayanan Kesehatan
Kerja, perusahaan yang ditunjuk harus telah mendapatkan ijin
operasional dari Kementrian Tenaga Kerja, hal ini dilandasi oleh
Permenaker No.04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
I. Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Apakah yang dimaksud dengan kesehatan kerja ?
2. Jelaskan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk menciptakan
kesehatan kerja!
BAB 3
Persyaratan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
Indikator Keberhasilan :
Menguraikan Persyaratan dan Tahapan Melakukan Pertolongan Pertama
A. Pertolongan pertama
1. Menyelamatkan jiwa di
tempat kerja.
2. Memberikan rasa nyaman
dan menunjang proses
penyembuhan.
3. Mencegah terjadinya hal
yang lebih buruk pada Sumber : silviadiblasio
korban.
4. Menenangkan penderita atau korban yang terluka di tempat kerja.
Peranan Petugas P3K (First Aider) sangat penting dalam keadaan darurat,
mereka bertanggungjawab terhadap beberapa hal, yaitu:
Sumber : http://scouthandbook.info/
Sumber : http://www.safetypostershop.com/
Usaha yang dapat dilakukan oleh First Aider harus menekankan pada upaya:
Sumber : openi.nlm.nih.gov
Proses Makanan
Resiko Tinggi < 5 pekerja Orang yang ditunjuk paling
diantara 5 dan 50 sedikit 1 (satu) orang. Sedikitnya
Industri berat, industri pekerja 1 (satu) orang untuk 50
kimia, slaughter houses > 50 pekerja pekerja.Sedikitnya 1 (satu) orang
petugas P3K telah dilatih untuk
kondisi darurat.
Tabel 9. Jumlah tipe Kotak P3K dengan perbandingan jumlah tenaga kerja
Jumlah Tempat Kerja dg Sedikit Tempat Kerja dg Ada Tempat Kerja dg Banyak
Naker Kemungkinan Terjadi Kemungkinan Terjadi Kemungkinan Terjadi
Kecelakaan Kecelakaan Kecelakaan
0 - 25 Kotak P3K Bentuk I Kotak P3K Bentuk I &II Kotak P3K Bentuk II
25 - 100 I II III
100 - 500 II III III + Kotak Dokter
> 500 II III + Kotak Dokter III + Kotak dokter
Setiap 500 naker Setiap 500 naker + Kotak Setiap 500 naker + Kotak
Dokter dokter
Uraian isi kotak dan jumlahnya Uraian isi kotak dan jumlahnya
10 gram kapas putih 10 buah plester cepat (mis.
1 rol pembalut gulung lebar 2.5 cm Tensoplast, dll.)
1 rol pembalut gulung lebar 5 cm 1 buah gunting
1 pembalut segitiga (mitella) 1 buku catatan
1 pembalut cepat steril/snelverband 1 buku pedoman P3K
10 buah kassa steril ukuran 5×5 cm 1 daftar isi kotak P3K
1 rol plester lebar 2.5 cm
Uraian isi kotak dan jumlahnya Uraian isi kotak dan jumlahnya
50 gram kapas putih 1 bidal
100 gram kapas gemuk 1 gunting pembalut
3 rol pembalut gulung lebar 2.5 cm 1 buah sabun
2 rol pembalut gulung lebar 5 cm 1 dos kertas pembersih (cleansing
2 rol pembalut gulung lebar 7.5 cm tissue)
2 pembalut segitiga (mitella) 1 pinset
2 pembalut cepat steril/snelverband 1 lampu senter
10 buah kassa steril ukuran 5×5 cm 1 buku catatan
10 buah kassa steril ukuran 7.5×7.5 cm 1 buku pedoman P3K
1 rol plester lebar 1 cm 1 daftar isi kotak P3K
20 buah plester lebar 1 cm
20 buah plester cepat (mis. Tensoplast)
Uraian isi kotak dan jumlahnya Uraian isi kotak dan jumlahnya
Soda Kue, garam dapur Amoniak cair 25% 100 cc
Mercurochrom
Obat tetes mata
Uraian isi kotak dan jumlahnya Uraian isi kotak dan jumlahnya
300 gram kapas putih 1 rol plester lebar 2.5 cm
300 gram kapas gemuk 3 bidal
6 rol pembalut gulung lebar 2.5 cm 1 gunting pembalut
8 rol pembalut gulung lebar 5 cm 1 buah sabun
2 rol pembalut gulung lebar 10 cm 2 dos kertas pembersih (cleansing
4 pembalut segitiga (mitella) tissue)
2 pembalut cepat steril/snelverband 1 pinset
20 buah kassa steril ukuran 5×5 cm 1 lampu senter
40 buah kassa steril ukuran 7.5×7.5 cm 1 buku catatan
1 rol plester lebar 1 cm 1 buku pedoman P3K
20 buah plester cepat (mis. 1 daftar isi kotak P3K
Tensoplast)
Obat-obatan untuk Kotak P3K Bentuk III sama dengan obat-obatan untuk
Kotak P3K Bentuk II
Uraian isi kotak dan jumlahnya Uraian isi kotak dan jumlahnya
1 set alat-alat minor surgery lengkap 2 flakon anti panas injectie
1 botol Alcohol 70% isi 100 cc 5 ampul adrenaline injectie
1 botol Aquadest isi 100 cc 1 flakon cortison injectie
1 botol Betadine solution 60 cc 2 ampul cardizol injectie
1 botol Lysol isi 100 cc 2 ampul aminophyline injectie
5 spuit injection disposable 2 ½ cc 10 sulfas atropine injectie 0.25 g
5 spuit injection disposable 5 cc 10 sulfas atropine injectie 0.5 g
20 lidi kapas 5 ampul anti spascodik injectie
Uraian isi kotak dan jumlahnya Uraian isi kotak dan jumlahnya
2 flakon ATS injection isi 100 cc 2 handuk
(disimpan ditempat sejuk) 1 tempat cuci tangan
5 flakon P.S. 4:½ atau 4:1 atau PP 1 mangkok bengkok
injectie 1 buku catatan
Ampul morphine injectie 1 buku pedoman P3K
3 ampul pethridine injectie 1 daftar isi
2 flakon antihistamine injectie
Sumber: SNI-19-3994-1995
D. Rangkuman
Pertolongan pertama (First Aid) di tempat kerja merupakan
usaha pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera di tempat
kerja dengan penanganan medis dasar. Medis dasar adalah tindakan
perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh orang
yang awam atau orang yang telah mendapatkan pengetahuan mengenai
pertolongan pertama pada kecelakaan. Medis dasar harus dimiliki setiap
orang agar dapat menangani keadaan darurat. First Aider tidak dapat
menggantikan tenaga medis, tetapi hanya memberikan pertolongan
awal terhadap korban yang sakit atau cedera. Usaha yang dapat
dilakukan oleh First Aider harus menekankan pada upaya:
1. Memelihara jalur udara bebas untuk masuk sistem pernafasan
(Airway)
2. Memulihkan kembali fungsi sistem pernafasan (Breathing)
3. Memulihkan kembali sistem sirkulasi darah yang cukup (Circulation)
Peranan yang dilakukan oleh petugas P3K ialah :
4. Melakukan identifikasi dan evaluasi keadaan
5. Melakukan penilaian dengan baik sehingga penatalaksanaan
penderita dapat dilakukan sebaik-baiknya
E. Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas !
1. Apakah yang dimaksud dengan medis dasar ?
2. Sebutkan tujuan dari pertolongan pertama !
3. Petugas P3K memiliki peranan yang penting dalam menangani
korban kecelakaan kerja pertama kali. Jelaskan peranan petugas
P3K dalam keadaan darurat !
4. Usaha yang dilakukan oleh First Aider dalam melakukan
pertolongan pertama ialah Airway, Breathing dan Circulation.
Jelaskan ketiga tahapan pertolongan tersebut !
5. Sebutkan jumlah pekerja P3K dan jumlah pekerja pada katagori
resiko tinggi !
BAB 4
HIGIENE PROYEK DAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN
Indikator Keberhasilan :
Menguraikan hygiene proyek yang mempengaruhi kesehatan kerja
Sumber : qhsepromotions
Semua Kegiatan yang mengupayakan untuk memberikan jaminan
kesehatan kepada setiap tenaga kerja pada semua jenis pekerjaan yang
bertujuan :
Agar setiap tenaga kerja / masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi - tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial,
Meminimalkan dan menghilangkan penyakit-penyakit / gangguan -
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan melalui
usaha - usaha preventif dan kuratif
Mewujudkan produktifitas kerja yang optimal, sehingga diperlukan
penyelenggaraan upaya - upaya kesehatan kerja dan pemeliharaannya.
Sasaran sifat kesehatan kerja adalah manusia dan lebih bersifat medis, maka
penggabungan keduanya yakni Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja atau
biasanya disebutkan dengan istilah “HIPERKES”. Penggabungan tersebut terdiri dari
dua disiplin ilmu yakni ilmu medis dan teknik.
Sumber : myoccupationalhealth
Penanganan kesehatan yang dimaksud adalah usaha-usaha kuratif,
preventif, penyesuaian faktor manusiawi terhadap pekerjaannya dan higiene
dan lain-lain. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara mengatur pemberian
pengobatan, perawatan tenaga kerja yang sakit, mengatur persediaan
tempat, cara-cara dan syarat yang memenuhi norma-norma Higiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja untuk mencegah penyakit akibat pekerjaan
yang sehat dan produktif. Tujuan utama tersebut dapat dicapai dengan
melalui :
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-
kecelakaan akibat kerja.
Memberikan pengarahan mengenai pentingnya menjaga keselamatan selama
bekerja
Sumber : m-edukasi
Sumber : cdc.gov
Sumber : jm-ccs.com
Dalam menciptakan dan menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat harus
mengacu pada ketaatan pada peraturan perudangan kesehatan yang berlaku
di tempat kerja, misalnya dalam menyediakan dan mengupayakan :
Sanitasi dan
Higiene
kantor/proyek,
bagi lingkungan
kerja sesuai
standar
kesehatan
lingkungan
berdasarkan baku
mutu yang
berlaku
Menjaga
memelihara /
menjaga
kebersihan
kerumah-
tanggaan / tata
graha
(housekeeping) di
manapun
meliputi untuk
mencegah adanya
penyebaran
penyakit, dengan
prinsip sistem 5R
yakni (RINGKAS-
RAPI-RESIK-
RAWAT DAN
RAJIN)
Menyediakan
kecukupan Kamar
kecil / kakus
sesuai standar
kesehatan yang
berlaku, dengan
jumlah air yang
cukup, termasuk
untuk fasilitas
cuci-mencuci
untuk
kenyamanan dan
kenyamanan
karyawan akan
disajikan dekat
penempatan
pekerjaan
Menyediakan
akomodasi
termasuk fasilitas
makanan dan
fasilitas air
minum, ruang
makan temporari
atau ruang
bersantai para
pekerja yang di
dirikan di lokasi
proyek, dan di
jaga selalu bersih
dan rapi
Menyediakan air
bersih-higine
yang siap untuk
dikonsumsi masak
ataupun untuk
diminum seluruh
karyawan /
tenaga kerja
Menyediakan:
bak/peti sampah
sesuai untuk
sampah, tempat
penyimpanan air
minum dan
menetapkan
petugas
pemelihara
kerumah-
tanggaan
Menyediakan
sarana dan
tempat kerja
kerja dimanapun
di ruang area
terbuka dan
tertutup harus
disediakan
penerangan dan
sirkulasi udara
yang cukup,
sesuai standar
kesehatan kerja
yang berlaku
1. Penyakit Umum
Pada industri konstruksi maupun industri dan lain-lainnya, penyakit yang
paling banyak terdapat adalah :
- penyakit infeksi.
- penyakit endemik yang masih menghinggapi tenaga kerja, antara lain
cacar dan cholera.
Penyebaran penyakit Kolera
Sumber : http://medicastore.com/
Pusdiklat SDA dan Konstruksi 62
Pelatihan SMK3 Konstruksi Kesehatan Kerja
Sumber : http://penyakittbc.org/
2. Keadaan Gizi
Keadaan gizi para buruh menurut pengamatan yang pernah
dilakukan cenderung kurang baik apabila ditinjau dari sudut produktivitas
kerja.
Keadaan gizi kurang baik salah satunya dikarenakan oleh penyakit-
penyakit endemis dan parasitis, kurangnya pengertian tentang gizi,
kemampuan pengupahan yang rendah, dan beban kerja yang terlalu
besar.
Suatu pengukuran berat badan pada buruh yang berada pada suasana
panas dan berdebu menunjukkan berat badan rata-rata 46,9 kg, padahal
untuk golongan administrasi dengan tinggi yang sama (sekitar 1,58 meter)
berat badan adalah 52,5 kg. Terlihat tendensi, bahwa beban-beban kerja
yang terlalu berat dan mengganggu kesehatan menurunkan berat badan.
Pada keadaan tersebut produktivitas tenaga kerja sangat rendah.
Sumber : channelnewsasia
3. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja kurang berpengaruh dalam produktivitas
optimal tenaga kerja, seperti keadaan suhu, kelembaban dan gerak udara
memberikan suhu efektif di luar
kenikmatan kerja. Selain iklim
tropis, heat stress di sana-sini
melebihi index 1.
Penerangan sering kali
diabaikan dalam melakukan
pekerjaan padahal penerangan merupakan salah satu hal penting agar
tidak terjadi kelelahan mata dan menurunnya efisiensi.
Construction Site Noise Monitoring
Sumber : blogsdir
Itensitas bunyi banyak yang melebihi 85 dB(A) sehingga bukan
saja menggang gu produktivitas tapi juga mulai memasuki taraf
membahayakan.
Lingkungan kerja sering dipenuhi oleh debu, uap, gas dan lain-lain yang di
satu pihak mengganggu produktivitas, dan mengganggu kesehatan. Belum
terdapat pengertian tentang Nilai Ambang Batas, ataupun kemampuan
untuk mengevaluasi dan mengadakan perbaikan lingkungan kerja. Dari
suatu evaluasi efek debu Hibiscus, ternyata keluhan-keluhan yang
Pusdiklat SDA dan Konstruksi 65
Pelatihan SMK3 Konstruksi Kesehatan Kerja
4. Ergonomi Kerja
Perencanaan atau pemikiran tentang penserasian pekerja dan
penyesuaian pekerja dengan pekerjaannya seperti persayaratan fisik dan
psikologis, penempatan tata letak mesin serta perbaikan cara kerja dan
lingkungan kerjanya, sesuai dengan modernisasi. Tidak jarang ukuran-
ukuran mesin atau peralatan kerja sangat berbeda dengan postur tubuh
tenaga kerja, karena mesin-mesin atau perkakas-perkakas pada umumnya
diimport serta belum adanya kesadaran terhadap perencanaan manusia
dan mesin. Untuk menjawab hal tersebut diperlukan pengertian dari
penguasa, buruh dan pihak lainnya tentang perencanaan manusia dan
mesin, suatu pengetahuan yang sudah diterapkan negara-negara maju.
Sebagai contoh yang sangat sederhana ialah cangkul sebagai alat
pertanian, berbagai jenis cangkul yang dibuat dalam negeri, dapat dipilih
bentuk dan ukuran yang paling sesuai, agar terdapat kesehatan kerja dan
dapat mengoptimalkan produktivitas.
Sumber : beritamoneter
Pusdiklat SDA dan Konstruksi 66
Pelatihan SMK3 Konstruksi Kesehatan Kerja
5. Mental Psikologis
Segi mental psikologis tenaga kerja yang baru mengalami
goncangan hebat akibat keadaan perubahan sosial politik, seperti dengan
adanya kekacauan di jaman G.30.S, dan peristiwa kerusuhan diberbagai
daerah memerlukan waktu agar dapat mengalami perbaikan ke arah
stabilisasi keadaan. Sedangkan psikologi industri dan psikologi kerja hanya
dikenal pada perusahaan-perusahaan besar, begitupun baru pada taraf
permulaan. Padahal lapangan tersebut akan sangat membantu
penyesuaian emosional dan mental para tenaga kerja terhadap
pekerjaannya. Pada umumnya belum diketahui, bahwa kebudayaan kerja
yang harus dimiliki oleh setiap tenaga kerja pada khususnya dan Bangsa
pada umumnya yang sedang membangun harus diisi dengan usaha-usaha
yang menimbulkan kegiatan serta kenikmatan kerja ke arah dedikasi yang
sempurna.
6. Kesejahteraan Tenaga Kerja
Kesejahteraan tenaga kerja tidak jarang menimbulkan
permasalahan karena pengupahan yang rendah, diperburuk lagi oleh
tidak dikenal dan tidak diprakteknya usaha keluarga berencana. Letak
indutri yang jauh dari masyarakat umum merupakan salah satu alasan
kurang berhasilnya keluarga berencana maka akan lebih baik apabila
dapat diintegrasikan dengan kegiatan kesehatan perusahaan.
Letak industri yang jauh dari masyarakat
Sumber : vinci.com
Pusdiklat SDA dan Konstruksi 67
Pelatihan SMK3 Konstruksi Kesehatan Kerja
Sumber : 4.bp.
8. Fasilitas Kesehatan
Rendahnya fasilitas kesehatan yang ada di perusahaan masih jauh
/ belum memenuhi harapan. Pendekatan usaha kesehatan biasanya
terlalu kuratif, belum atau sedikit sekali menyelenggarakan usaha-usaha
preventif, lebih-lebih lagi apa yang disebut gerakan kesehatan dalam
produktivitas belum terpikirkan sama sekali. Kesulitannya antara lain
dikarenakan dokter-dokter perusahaan adalah dokter part-time, sehingga
sangat terbatas kesempatan untuk mengembangkan lapangan kesehatan
dalam produksi.
Sumber dynagen.ca
Sumber: s663.photobucket.
Pada hakekatnya upaya-upaya kesehatan lingkungan kerja adalah
merupakan bagian dari kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja, yang
mencakup baik upaya-upaya promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif atau dengan kata lain dapat dikatakan, bahwa upaya kesehatan
kerja ditujukan untuk :
1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan pekerjaan yang dilakukannya.
Sumber : image.slidesharecdn
Hal yang harus diperhatikan pula yaitu efek dari semua bahaya-bahaya
kesehatan di lingkungan kerja termasuk jumlah pekerja yang berpotensial
terpajan, sehingga langkah yang akan ditempuh dalam evaluasi serta
pengendaliannya dapat sesuai dengan kenyataan yang ada. Dalam melakukan
evaluasi, akan dirinci hal-hal yang menguatkan dugaan adanya bahaya
kesehatan di lingkungan kerja, ditetapkan karateristik serta memberikan
gambaran cakupan besar dan luasnya pajanan. Hal ini diperlukan sebagai
dasar penetapan perencanaan penerapan K3 dan langkah pengendaliannya.
F. Rangkuman
Higiene adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan berbagai masalah
kesehatan lingkungan kerja, dan segala bentuk upaya untuk memperbaiki dan
mempertahankan kesehatan lingkungan kerja, yang dapat dikatakan bersih dan
bebas penyakit. Hygiene perusahaan adalah usaha kesehatan masyarakat yang
mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia atau
suatu upaya untuk mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan.
Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, mempunyai suatu kesamaan
pengertian yang juga merupakan terjemahan dari “Occupational Health”, yang
secara umum lebih difokuskan dalam kesehatan untuk lingkungan kerja dan
tenaga / pekerja di lingkungan tersebut. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara
mengatur pemberian pengobatan, perawatan tenaga kerja yang sakit, mengatur
persediaan tempat, cara-cara dan syarat yang memenuhi norma-norma Higiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja untuk mencegah penyakit akibat pekerjaan
maupun penyakit umum serta menetapkan syarat-syarat kesehatan bagi
perumahan
Kondisi kesehatan lingkungan sangat bertpengaruh terrhadap kesehatan
tenaga kerja, di mana akan langsung mempengaruhi tingkat produktivitas dan
akan berpengaruh kepada tingkat pencapaian sasaran perusahaan/proyek,
sehingga diperlukan suatu analisa atau kajian terhadap penyebab terjadinya
Pusdiklat SDA dan Konstruksi 75
Pelatihan SMK3 Konstruksi Kesehatan Kerja
G. Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas !
1. Apakah yang dimaksud dengan Higiene dan Higiene Perusahaan?
2. Jelaskan tujuan diberikannya jaminan kesehatan bagi para pekerja !
3. Jelaskan tujuan utama dari Higiene Perusahaan/ Proyek dan Kesehatan Kerja !
4. Sebutkan upaya yang harus dilakukan dalam menciptakan dan menjaga
kesehatan tempat kerja !
5. Jelaskan tujuan dari upaya kesehatan kerja !
BAB 5
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Indikator Keberhasilan :
Menguraikan penyakit-penyakit yang ditimbulkan akibat kerja
Sumber : http://jurnalk3.com/
b. Golongan Kimia
Bahan kimi memiliki efek pada kesehatan dan
keselamatan manusia, bahaya kimia dapat masuk melalui
paparan, uap, gas, kabut, debu, dan asap. Dilaporkan terdapat
70% penyakit akibat kerja disebabkan oleh bahan kima yang dapat
masuk melalui pernafasan, kulit maupun termakan.
Sumber : epainassist
Sumber : lidesharecdn
Sumber : wosm
Sumber : healthtap
Sumber : mediskus
Beberapa faktor Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan, antara lain:
1. Penyakit Alergi/Hipersensitivitas
Alergi Gejala
Rinitis (radang selaput hidung) saluran nafas dan kulit yang
Rinosinusitis biasanya merupakan sasaran dari
Asma reaksi alergi
Pneumonitis (alveolitis ekstrinsik Penyebab
alergi) bahan kimia, microbiologis dan fisis
Aspergilosis akut dapat merangsang sistem imun
Penyakit jamur
Anafilaksis dan dermatitis kontak
Alveolitis allergika
Aspergilosis akut
2. Dermatitis kontak
3. Pnemokoniosis
Pnemokoniosis Penyebab
debu mineral pembentuk jaringan parut
(silicosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan
silikotuberkolosis
Akibat
cacat atau kematian
Sumber : media.licdn
4. Penyakit Paru
Menurut survey di Kalimantan Timur yang dilakukan oleh Balai
Hiperkes dilaporkan bahwa penurunan fungsi paru terdapat pada 93
orang (26,6%) dari 349 sampel akibat pengaruh debu. Dan yang
menonjol adalah gangguan restriktif sebesar 22,9%.
Sumber : medicastore
Sumber : asbabsehat
6. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
Asma Penyebab
Isosiamat, uap kolofon, bahan pematang
resin-epoksi, debu kayu atau tepung,
hewan dan serangga di dalam laboratorium
Gejala
Sulit bernafas, mengi, nyeri dada, mudah
lelah, iritasi tenggorokan, menghilangnya
suara
8. Penyakit hematologi
Sumber : medgurus
9. Penyakit kardiovaskuler
Penyakit Kardiovaskular
Keguguran
Sumber : white-finger-claims
Sumber : drugs.com
Sumber : Medkes
Demensia
Sumber : slidesharecdn
15. Infeksi
Infeksi Penyebab
virus, bakteri atau parasit yang didapat
dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko
kontaminasi khusus
Akibat
Legionella alat pendingin dapat
menimbulkan pneumonia, leptospira pada
petani sering menimbuklan kematian
akibat gagal hepatorenal, brucella pada
peternak dan dokter hewan
Sumber : expressandstar.com
16. Keracunan
Keracunan Penyebab
paparan dengan timah hitam, merkuri,
pestisida dan larutannya, petani sering
terkontaminasi dengan insekstisida yang
mengandung carbamat atau
organophosphate
Akibat
keracunan antikolinesterase, gangguan
visus, lemah, keringatan, tremor, sakit
kepala dan rasa mabuk
Sumber : korem143
D. Rangkuman
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh hubungan
pengaruh dari pekerjaan atau kondisi pekerjaannya dan lingkungan kerja dalam
Pusdiklat SDA dan Konstruksi 102
Pelatihan SMK3 Konstruksi Kesehatan Kerja
suatu kurun waktu tertentu. Secara umum terdapat dua kelompok penyakit
yang timbul akibat hubungan kerja. Secara umum penyakit akibat kerja dapat
digolongkan dalam 5 faktor penyebab penyakit akibat kerja, yaitu Golongan fisik,
Golongan Kimia, Golongan Golongan biologi, Golongan Fisiologi (Ergonomi), dan
Golongan Mental Psikologi.
Golongan fisik Bahaya ini adalah yang paling umum terjadi di tempat kerja
dan mudah untuk diidentifikasi namun sudah dipandang akrab sehingga
seringkali terabaikan
Golongan Kimia Bahan kimi memiliki efek pada kesehatan dan keselamatan
manusia, bahaya kimia dapat masuk melalui paparan, uap, gas, kabut, debu, dan
asap. Dilaporkan terdapat 70% penyakit akibat kerja disebabkan oleh bahan
kima yang dapat masuk melalui pernafasan, kulit maupun termakan
Golongan Golongan biologi Bahaya biologis dihasilkan oleh organisme yang
mungkin menimbulkan ancaman bagi kesehatan dan keselamatan manusia yang
dapat diakibatkan oleh kotoran manusia, antraks, jamur, bakteri, tanaman
beracun, gigitan hewan, dan lain-lain.
Bahaya ergonomic terjadi apabila jenis pekerjaan, posisi tubuh, dan kondisi
kerja yang salah. Bahaya ini tidak bisa diidentifikasi segera setelah melakukan
kegiatan namun setelah melakukan kegiatan tersebut berulang-ulang.
Bahaya psikologis menyebabkan pekerja mengalami tekanan mental atau
gangguan maka bahaya ini penting untuk segera diidentifikasi dan dikendalikan
Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan Yaitu penyakit yang
diakibatkan secara tidak langsung atau diperberat oleh pekerjaan, biasanya
penyebabnya adalah berbagai jenis atau multi faktor. Contoh penyakit ini adalah
bronchitis pada pekerjaan yang berdebu, hipertensi pada seorang manajer atau
kecanduan narkotik pada petugas anestesi yang menggunakan bahan narkotika.
E. Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas !
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit akibat kerja ?
2. Secara umum penyakit akibat kerja dapat digolongkan dalam 5 faktor
penyebab penyakit akibat kerja, sebutkan penyakit yang termasuk dalam
golongan fisik dan golongan kimia!
3. Jelaskan penyakit akibat kerja golongan fisiologi (ergonomi) dan berikan
contoh penyebab penyakit yang dideritanya !
4. Asma adalah salah satu penyakit yang diderita akibat kerja, jelaskan
penyebab dan gejala yang diderita apabila seseorang terkena asma!
5. Perhatikan gambar di bawah ini !
BAB VI
PENUTUP
a. Nematoda
b. Toxique dan Irritant
c. Menghirup karbon dioksida
d. Kegiatan repetitif
20. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (Work Related Diseases)
adalah…
a. Kesalahan posisi kerja
b. Virus
c. Penyakit Alergi/Hipersensitivitas
d. Depresi
B. Tindak Lanjut
1. Bahan bacaan yang telah digunakan untuk menulis modul ini, sebagaimana
tersebut dalam referensi
2. Modul mata pelajaran lain seperti tentang pengetahuan dasar K3, manajemen
resiko, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Priz, E. (2010). Worker`s Compensation Insurance : A Field Guide for Employers &
Others. U. S. : National Council of Compensation Insurance.
Sumber Perundangan
GLOSARIUM