Anda di halaman 1dari 45

BAB I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan peristiwa dan pengalaman penting dalam

kehidupan seorang ibu . Namun, sebagaimana tahap transisi lain dalam fase

kehidupan, peristiwa ini dapat pula menimbulkan rasa cemas hingga stress,

sehingga respons yang terjadi dapat berupa kebahagiaan, maupun sebaliknya,

dapat juga menyebabkan kecemasan, baik untuk kelahiran yang pertama kali

ataupun yang kesekian kali (Pusdiknakes, 2003).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pada 2015 tercatat

ada 305 ibu meninggal per 100 ribu orang. Meski secara garis besar angka

kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi walaupun di sisi lain sudah

terjadi penurunan dari 307/100.000 kelahiran hidup pada Survei Demografi

Dan Kesehatan Indonesia atau SDKI 2010/2011 menjadi 216/100.000

kelahiran hidup Pada tahun 2011 laporan Balai Pengobatan Swasta (BPS)

menyebutkan AKI menjadi 216/100.000 kelahiran, di banding dengan angka

kematian ibu di Negara tetangga, seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura,

maka Indonesia memang masih cukup jauh tertinggal, karena Singapura sudah

6/100.000 dan angka itu boleh dikatakan sebagai suatu keadaan yang sangat

ideal.

Pada tahun 2015, diharapkan pemerintah mampu menurunkan AKI

menjadi 192/100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi baru lahir

(AKBBL), 12/1000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2012 kecemasan


merupakan keadaan yang normal terjadi dalam berbagai keadaan, seperti

pertumbuhan adanya perubahan dan pengalaman baru (Mandagi, 2013)

Kecemasan (anxiety) merupakan perasaan takut pada tidak jelas

penyebabnya dan tidak didukung oleh situasi yang ada. Kecemasan dapat

dirasakan oleh setiap orang jika mengalami tekanan dan perasaan mendalam

yang menyebabkan masalah psikiatrik dan dapat berkembang dalam jangka

waktu lama. (Shodiqoh, 2014)

Gangguan cemas merupakan salah satu gangguan psikiatri yang paling

sering dijumpai. Menurut laporan The Nation Comorbidity Study. satu dari

empat orang memenuhi kriteria diagnosis untuk setidaknya satu gangguan

kecemasan. Gangguan cemas juga lebih banyak terjadi pada wanita (30.5%)

daripada pria (19.2%) (Sadock. 2015)

Di Indonesia terdapat 107.000 (28,7%) ibu hamil yang mengalami

kecemasan dalam mengalami persalinan, (Mandagi, 2013). Pada penelitian

yang dilakukan oleh Astria (2009) menunjukkan kecemasan lebih banyak

dialami pada ibu hamil primigravida (kehamilan pertama) yaitu sebanyak

66,2% dibandingkan dengan kecemasan pada ibu hamil multigravida

sebanyak 42.2% (Novitasari, 2013).

Penelitian meta analisis tahun 2003 tentang kecemasan ibu hamil saat

periode prenatal dan postnatal. yang memfokuskan pada kelahiran preterm dan

aterm, hasilnya menunjukkan bahwa tingginya tingkat kecemasan pada ibu

hamil saat fase prenatal berhubungan dengan masalah obstetri. Keadaan


emosional ibu saat ibu hamil dapat merusak perkembangan janin, dan dalam

jangka panjang berkaitan dengan masalah perilaku pada masa kanak- kanak

dan remaja.

Selain berdampak pada proses persalinan, kecemasan pada ibu hamil juga

dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Kecemasan yang terjadi

terutama pada trimester ketiga dapat mengakibatkan penurunan berat lahir dan

peningkatan aktivitas HHA (Hipotalamus- Hipofisis-Adrenal) yang

menyebabkan perubahan produksi hormone steroid, rusaknya perilaku sosial

dan angka fasilitas saat dewasa. Selain itu, kecemasan pada masa kehamilan

berkaitan dengan masalah emosional, gangguan hiperaktivitas, desentralisasi

dan gangguan perkembangan kognitif pada anak (Shahhosseini, dkk 2015).

Faktor – faktor risiko penyebab timbulnya rasa cemas pada ibu hamil

adalah karakteristik ibu yang meliputi pendidikan, umur, status pekerjaan,

faktor reproduksi yang meliputi kehamilan yang tidak diinginkan / kehamilan

yang tidak direncanakan, pengalaman kehamilan dan persalinan sebelumnya,

status kesehatan ibu, hubungan ibu dengan pasangan dan dukungan keluarga.

Dukungan keluarga merupakan suatu strategi intervensi preventif yang paling

baik dalam membantu anggota keluarga yang mengalami masalah berdampak

pada kecemasan yang bertujuan untuk meningkatkan dukungan keluarga yang

adekuat.

Berdasarkan studi kasus yang penulis lakukan pada tanggal 11 maret 2019

pada ibu dengan kehamilan trimester ketiga didapatkan data subjektif klien
mengatakan sedikit merasa cemas dengan kondisi yang sedang dialami klien

hubungannya dengan bayi dikandungnya. Kecemasan dan kekhawatiran pada

ibu hamil apabila tidak ditangani dengan serius akan membawa dampak dan

pengaruh terhadap fisik dan psikis baik ibu maupun janinnya. Data Puskesmas

Girian Weru bulan September 2018 - Maret 2019 ibu hamil primigravida

yang terdaftar di Puskesmas Girian Weru adalah 10 orang.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis ingin melakukan penulisan

tentang Asuhan Keperawatan Kecemasan Pada Ibu Hamil Primigravida Di

Puskesmas Girian Weru Kecamatan Girian Kota Bitung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapatlah di rumuskan suatu rumusan

masalah yaitu Bagaimana Gambaran Asuhan Keperawatan Kecemasan Pada Ibu

Hamil Primigravida Di Puskesmas Girian Weru Kecamatan Girian Kota Bitung.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Memberikan gambaran umum tentang asuhan keperawatan pada ibu hamil

di Puskesmas Girian Weru Kecamatan Girian Kota Bitung

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada ibu hamil primigravida

b. Menentukan diagnosa keperawatan pada ibu hamil primigravida

c. Memberikan gambaran tentang intervensi keperawatan pada ibu hamil

primigravida
d. Melakukan implementasi keperawatan pada ibu hamil primigravida

e. Melakukan evaluasi keperawatan pada ibu hamil primigravida

f. Melihat kesenjangan antara teori dan praktek

D. Manfaat Penulisan

1. Untuk penulis

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian asuhan

keperawatan berkait dengan ibu hamil primigravida

2. Untuk pasien dan keluarga

Agar pasien dapat menerima pelayanan kesehatan melalui asuhan

keperawatan yang bermutu dan berkualitas sehingga dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah

3. Untuk institusi Pendidikan

Sebagai bahan ilmiah dan sumber informasi bagi institusi

pendidikan yang dapat dijadikan bahan belajar terutama mata kuliah

keperawatan keluarga.

4. Untuk praktisi keperawatan

Diharapkan hasil dan penulisan Proposal ini dapat memberikan

pengetahuan yang bermanfaat bagi praktisi perawat khususnya bagi

perawat yang melakukan pemberian asuhan keperawatan pada ibu hamil

primigravida.
5. Untuk penulis

Diharapkan dengan dibuatnya Proposal ini penulis memperoleh

pengetahuan mengenai post partum spontan dan pengalaman dalam

pembuatan Proposal .
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan atau dalam bahasa Inggris anxiety berasal dari Bahasa Latin

angustus yang berarti kaku dan ango, anci yang berarti mencekik (Hesti T,

2015). Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia

memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan

seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Kecemasan

memperingatkan adanya ancaman eksternal dan internal. Dan memiliki

kualitas menyelamatkan hidup. Pada tingkat yang lebih rendah kecemasan

memperingatkan ancaman cedera pada tubuh, rasa takut, keputusasaan,

kemungkinan hukuman, atau frustasi dari kebutuhan sosial dan tubuh,

perpisahan dengan orang yang dicintai gangguan pada keberhasilan atau

status seseorang. Dan akhirnya ancaman pada kesatuan atau keutuhan

seseorang (Khairani M, 2014). Yosep (2014) menyebutkan bahwa kecemasan

adalah keadaan suasana hati yang berorientasi pada masa yang akan datang,

yang ditandai oleh adanya kekhawatiran karena manusia tidak dapat

memprediksi atau mengontrol kejadian yang akan datang.

2. Epidemiologi

Kecemasan merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada

gangguan kesehatan jiwa. Penderita kecemasan merupakan 30% dari

pasien yang berobat ke dokter umum maupun ahli kejiwaan. Sedangkan

Roan (1979), berpendapat bahwa angka prevalensi kecemasan sulit


ditentukan Karena sering muncul bersama penyakit lain, biasanya

dimasukkan kedalam penyakit neurosis (psikoneurosa). (Khairani M

2014).

Gejala kecemasan yang berhubungan dengan kondisi medis umum

adalah sering ditemukan, walaupun insidensi gangguan bervariasi untuk

masing- masing kondisi medis umum spesifik.

3. Etiologi

Etiologi dari gangguan ini belum diketahui secara pasti, namun diduga

dua faktor yang berperan terjadi di dalam gangguan ini yaitu : faktor

biologis dan faktor Psikologik. Faktor biologik yang berperan pada

gangguan ini adalah neurotransmitter. Ada tiga neurotransmitter utama

yang berperan pada gangguan ini yaitu norepinefrin, serotonin, dan gamma

aminobutyric acid atau GABA. Namun menurut iskandar Neurotransmitter

yang memegang peranan utama pada gangguan cemas menyeluruh adalah

serotonin, sedangkan norepinefrin terutama berperan pada gangguan panik.

Dugaan akan peranan norepinefrin pada gangguan cemas didasarkan

percobaan pada hewan primata yang menunjukkan respon kecemasan pada

perangsangan locus coeruleus yang ditunjukkan pada pemberian obat-

obatan yang meningkatkan kadar norepinefrin dapat menimbulkan tanda –

tanda kecemasan, sedangkan obat-obatan menurunkan kadar norepinefrin

akan menyebabkan depresi. (Wulandari, 2016)

Peranan Gamma Aminobutyric Acid (GABA). pada gangguan ini berbeda

dengan norepinefrin, Norepinefrin bersifat merangsang timbulnya cemas


sedangkan GABA bersifat menghambat terjadinya kecemasan. Pengaruh

dari neurotransmitter ini pada gangguan kecemasan didapatkan dari peranan

benzodiazepine pada gangguan tersebut Benzodiazepin dan GABA

membentuk GABA Benzodiazepin complex. yang akan menurunkan

kecemasan .Penelitian pada hewan primata yang diberikan suatu agonist

inverse benzodiazepine. Beta Carboline Carboxylic-Acid (BCCA)

menunjukkan gejala - gejala otomotif gangguan kecemasan (Wulandari,

2016).

Mengenai peranan serotonin dalam gangguan kecemasan ini didapatkan

dari hasil pengamatan efektivitas obat-obatan golongan serotonergic

terhadap kecemasan seperti buspiron atau buspor yang merupakan agonis

reseptor GABA-Benzodiazepin complex sehingga dia dapat berperan

sebagai anti cemas. Kemungkinan lain adalah interaksi antara serotonin dan

norepinefrin dalam mekanisme kecemasan sebagai anti cemas (Wulandari,

2016).

Banyak bukti menunjukkan bahwa manusia mewarisi kecenderungan

untuk tegang atau gelisah. Kontribusi kecil dari banyak gen di wilayah–

wilayah kromosom yang berbeda secara kolektif membuat kita rentan

mengalami kecemasan jika ada faktor–faktor psikologis dan sosial tertentu

yang mendukungnya.

Penyebab kecemasan dapat dikelompokkan pula menjadi tiga faktor yaitu:

a. Faktor biologis/fisiologis berupa ancaman akan kekurangan makanan,

minuman, perlindungan dan keamanan


b. Faktor psikologis yaitu ancaman terhadap konsep diri, kehilangan

orang benda yang dicintai, perubahan status sosial / ekonomi

c. Faktor perkembangan, yaitu ancaman pada perkembangan masa bayi,

anak dan remaja.

4. Patofisiologis

Kecemasan merupakan respon dari persepsi ancaman yang

diterima oleh sistem saraf pusat. Persepsi ini timbul akibat adanya

rangsangan dari luar serta dari dalam yang berupa pengalaman masa lalu

dan faktor genetik. Rangsangan tersebut dipersepsi oleh panca indra,

diteruskan dan direspon oleh sistem saraf pusat sesuai pusat pola hidup

tiap individu.

Di Dalam sistem pusat, proses tersebut melibatkan jalur cortex

cerebri – Limbic System – Reticular Activating System – Hypothalamus

yang memberikan impuls pada kelenjar adrenal, yang kemudian memicu

sistem saraf otonom melalui mediator hormonal yang lain.

Di dalam sistem saraf pusat yang merupakan mediator–mediator

utama dari gejala–gejala kecemasan ialah norepinephrine dan serotonin

neurotransmitter dan peptide lain, corticotropin – releasing factor, juga

ikut terlibat. Sistem saraf otonom yang berada di perifer, terutama sistem

saraf simpatis, juga mempengaruhi banyak gejala kecemasan.


5. Gejala Klinis

Gejala kecemasan dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Gejala–gejala somatic

Gejala-gejala ini dapat berupa napas sesak, dada tertekan, kepala

terasa ringan seperti mengambang, linu-linu epigastrium nyeri, lekas

lelah, palpasi, keringat dingin. Macam gejala yang lain mungkin

mengenai motorik, pencernaan, pernapasan, sistem kardiovaskuler,

genito urinaria, atau susunan saraf pusat.

b. Gejala-gejala psikologik

Gejala ini mungkin timbul sebagai rasa was-was. Khawatir akan

terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, Khawatir dengan pemikiran

orang mengenal dirinya. Penderita tegang terus menerus dan tak

mampu berlaku santai. Pemikirannya penuh dengan kekhawatiran.

kadang–kadang bicaranya cepat tapi terputus–putus.

6. Diagnosis Kecemasan

Dihubungkan dengan tiga (atau lebih) dari enam gejala berikut

(dengan paling kurang beberapa gejala tadi terjadi lebih banyak

dibandingkan tidak selama 6 bulan terakhir) yaitu :

a. Gelisah atau perasaan tegang atau cemas

b. Merasa mudah lelah

c. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong

d. Iritabilitas

e. Ketegangan otot.
f. Gangguan tidur (kesulitan untuk memulai atau tetap tidur yang gelisah

dan tidak memuaskan)

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan gangguan kecemasan harus memperhatikan

prinsip holistik (menyeluruh) yaitu meliputi aspek- aspek organo-biologic,

aspek psiko-edukatif, dan aspek sosiokultural (Mudjadid, 2016)

Mencari dan membicarakan konflik, menjamin kembali

“reassurance“ gerak badan serta rekreasi yang baik dan obat transquilizer

biasanya dapat menghilangkan dengan segera neurosa cemas yang baru.

B. Konsep Dasar Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri dan Ginekologi Internasional, kehamilan adalah

fertilisasi atau pernyataan antara spermatozoa (dari pria) dan ovum (sel telur

dari wanita) yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dari fase

fertilisasi hingga kelahiran bayi, kehamilan normal akan berlangsung selama

40 minggu yang dibagi menjadi tiga semester yaitu trimester kedua

berlangsung antara minggu ke-13 minggu pertama, trimester kedua

berlangsung antara minggu ke-14 sampai minggu ke–27 dan trimester ketiga

berlangsung dari minggu ke-28 hingga kelahiran (Evayanti, 2015).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau pernyataan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015).


Manuaba (2012) mengemukakan kehamilan adalah proses mata rantai

yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan

ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,

pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai

aterm(Sholichah, Nanik 2017).

1. Perubahan Psikologis Selama Kehamilan.

Perubahan psikologis selama masa kehamilan, yaitu:

a. Perubahan Psikologis Trimester Pertama

Pada trimester pertama (13 minggu pertama kehamilan) sering

timbul rasa cemas bercampur rasa bahagia, rasa sedih, rasa kecewa,

sikap penolakan, ketidak yakinan atau ketidakpastian, sikap ambivalen

( bertentangan ) perubahan seksual, fokus pada diri sendiri, stress dan

goncangan psikologis sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan

pertengkaran.

b. Perubahan Psikologis Trimester Kedua.

Bentuk perubahan psikologis ibu hamil pada trimester kedua

seperti rasa khawatir, perubahan emosional dan terjadi peningkatan

libido Trimester kedua kehamilan dibagi menjadi dua fase, yaitu

prequickening ( setelah gerakan janin dirasakan oleh ibu ). Fase

prequickening merupakan fase untuk mengetahui hubungan

interpersonal dan dasar pengembagan interaksi sosial ibu dengan janin,

perasaan menolak dari ibu yang tampak dari sikap negatif seperti tidak

memperdulikan dan mengabulkan dan mengabaikan serta ibu yang


sering mengembangkan identitas keibuannya, sedangkan, fase

postquickening merupakan fase di mana identitas keibuan semakin

jelas. Ibu akan fokus pada kehamilannya dan lebih mempersiapkan diri

untuk menghadapi peran baru sebagai seorang ibu Kehidupan psikologis

ibu hamil tampak lebih tenang, tetapi perhatian mulai beralih pada

perubahan bentuk tubuh, keluarga dan hubungan dan hubungan

psikologis dengan janin. Pada fase ini, sifat ketergantungan ibu hamil

terhadap pasangannya semakin, meningkat seiring dengan pertumbuhan

janin ( Janiwarty dan Pieter, 2016 ).

c. Perubahan Psikologi Trimester Ketiga.

Pada trimester ketiga kehamilan, perubahan psikologis ibu hamil

semakin kompleks dan meningkat dibandingkan trimester sebelumnya

akibat kondisi kehamilan yang semakin membesar. Beberapa kondisi

psikologis yang terjadi, seperti perubahan emosional dan rasa tidak

nyaman, sehingga ibu hamil membutuhkan dukungan dari suami,

keluarga dan tenaga medis. Perubahan emosi ibu semakin berubah- ubah

dan terkadang menjadi tidak terkontrol. Perubahan emosi tersebut akibat

dari adanya perasaan khawatir, rasa takut, bimbang dan ragu dengan

kondisi kehamilannya.

1. Kebutuhan ibu hamil trimester III

a. Nutrisi.

Kecukupan gizi ibu hamil diukur berdasarkan kenaikan berat

badan. Kalori ibu hamil 300-500 kalori lebih banyak dari


sebelumnya. Kenaikan berat badan juga bertambah pada trimester ini

an 46 kg / minggu . Kebutuhan protein juga 30 gram lebih banyak

dari biasanya.

b. Seksual.

Hubungan seksual pada trimester 3 tidak berbahaya kecuali ada

beberapa riwayat berikut yaitu:

(1) Pernah mengalami abortus sebelumnya.

(2) Riwayat perdarahan pervaginam sebelumnya.

(3) Terdapat tanda infeksi dengan adanya pengeluaran cairan disertai

rasa nyeri dan panas pada jalan lahir

Walaupun ada beberapa indikasi tentang bahaya jika melakukan

hubungan seksual pada trimester III ibu hamil, namun faktor lain yang

lebih dominan yaitu turunnya rangsangan libido pada berhubungan intim

dengan pasangannya, rasa nyaman yang sudah jauh berkurang disertai

ketidaknyamanan seperti pegal/ nyeri di daerah punggung bahkan

terkadang ada yang merasakan adanya kembali rasa mual seperti

sebelumnya, hal inilah yang mempengaruhi psikologis ibu di trimester III.

a. Istirahat cukup.

Istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan

jasmani rohani, untuk kepentingan kesehatan ibu sendiri dan tumbuh

kembang janinnya di dalam kandungan. Kebutuhan tidur yang efektif

yaitu 8 jam / hari.


b. Kebersihan Diri ( Personal Hygiene )

Penting bagi ibu menjaga kebersihan dirinya selama hamil. Hali ini

dapat mempengaruhi fisik dan psikologis ibu. Kebersihan lain yang

juga penting dijaga yaitu persiapan laktasi. serta penggunaan bra yang

longgar dan menyangga membantu memberikan kenyamanan dan

keamanan bagi ibu.

c. Mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan darurat

Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk

mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk mengidentifikasi

penolong dan tempat persalinan, serta perencanaan tabungan untuk

mempersiapkan biaya persalinan.

Bekerja sama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk

mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk:

1) Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk

mencapai tempat tersebut

2) Mempersiapkan donor darah

3) Mengadakan persiapan financial

4) Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat

keputusan pertama tidak ada di tempat.

d. Memberikan konseling tentang tanda- tanda persalinan. Beberapa

tanda persalinan yang harus :

1) Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur
2) Keluar lendir bercampur darah ( show ) yang lebih banyak karena

robekan – robekan kecil pada servik

3) Kadang- kadang ketuban pecah dengan sendirinya

4) Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan telah ada

C. Asuhan keperawatan pasien dengan Kecemasan

1. Pengkajian Pasien dengan Kecemasan

a. Pengertian

Ansietas adalah perasaan was-was, kuatir, atau tidak nyaman seakan akan

terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman, Ansietas berbeda dengan

rasa takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang

berbahaya, sementara ansietas adalah respons emosional terhadap

penilaian tersebut.

Ansietas terbagi menjadi tiga macam yaitu: ansietas ringan, yang disebabkan

oleh ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang

menjadi waspada, ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk

memusatkan pada hal yang dirasakan penting dan mengesampingkan hal

yang lain sehingga perhatian hanya pada hal yang selektif namun dapat

melakukan sesuatu dengan terarah; ansietas berat adalah jika seseorang

mengalami pengurangan lapang persepsi sehingga cenderung memusatkan

pada sesuatu yang rinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal

lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang

tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada

suatu area lain.


Ketika mengalami ansietas, individu menggunakan berbagai mekanisme

koping atau cara penyelesaian masalah, dan jika tidak dapat mengatasi

ansietas secara sehat dapat menyebabkan perilaku yang patologis,

sehingga mengalami koping individu yang tidak efektif.

Koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana seorang individu

mengalami atau berisiko mengalami ketidakmampuan dalam mengalami

ansietas karena tidak mempunyai secara fisik, perilaku dan kognitif.

b. Penyebab

Ansietas dapat disebabkan oleh : Adanya perasaan takut tidak diterima

dalam satu lingkungan tertentu, Adanya pengalaman traumatis seperti

trauma akan perpisahan, kehilangan atau bencana, Adanya rasa frustasi

akibat kegagalan dalam mencapai tujuan, Adanya ancaman terhadap

integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan terhadap

kebutuhan dasar, Adanya ancaman terhadap konsep diri : identitas diri,

harga diri, dan perubahan peran

c. Tanda dan Gejala

1) Tanda dan gejala pada Ansietas

Respons fisik yang mungkin ditemukan : Sering nafas pendek, Nadi dan

tekanan darah naik, Mulut kering, Anoreksia, Diare / konstipasi,

Gelisah, Berkeringat, Tremor, Sakit kepala, Sulit tidur.

Respons kognitif : Lapang persepsi menyempit, Tidak mampu menerima,

rangsangan dari luar, berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya.


Respons perilaku dan emosi : Gerakan tersentak- sentak, Bicara berlebih dan

cepat, Perasaaan tidak aman.

2) Tanda Dan Gejala Pada Koping Tidak Efektif

Apabila individu sudah mengalami koping yang tidak efektif maka

tanda dan gejala yang dijumpai adalah : Mengungkapkan ketidak

mampuan untuk mengatasi masalah atau meminta bantuan,

Menggunakan mekanisme pertahanan yang tidak sesuai,

Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan : mengalami

ketegangan peran, konflik peran, Mengungkapkan tentang kesulitan

kehidupan, Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar : makan minum,

kebersihan diri, istirahat dan tidur, berdandan, Perubahan dalam

interaksi sosial : menarik diri, tergantung, manipulative, impulsive,

Perilaku destruktif : merusak diri, penyalahgunaan zat, Sering sakit,

Rasa khawatir kronis, Berbohong atau memanipulasi.

POHON
MASALAH

Harga Diri

Gangguan citra tubuh

Ansietas

Koping individu tak efektif

Kurang pengetahuan perubahan fisik/operasi/ stressor fisik


D. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data-data yang ditemukan pada saat pengkajian, maka diagnosa

keperawatan :

Ansietas

Koping individu tidak efektif

E. Tindakan Keperawatan

1. Ansietas

a. Tindakan Keperawatan untuk pasien :

1. Tujuan :

a) Pasien mampu mengenal ansietas

b) pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi

c) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi

untuk mengatasi ansietas

2. Tindakan Keperawatan :

a) Bina hubungan saling percaya

Dalam membina hubungan saling percaya perlu di pertimbangkan

agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.

b) Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling

percaya adalah :

(1) Mengucapkan salam terapeutik

(2) Berjabat tangan


(3) Menjelaskan tujuan interaksi

(4) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu

pasien

c) Bantu pasien mengenal ansietas :

(1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan

perasaannya.

(2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas

(3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas

(4) Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas

d) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan control dan rasa

percaya diri :

(1) Pengalihan situasi

(2) Latihan relaksasi :

(a) Tarik nafas dalam

(b) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot

e) Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas

muncul.

3. Koping individu tidak efektif

a. Tindakan keperawatan untuk pasien :

1) Tujuan :
(a) Pasien mampu mengenal koping individu tidak efektif

(b) Pasien mampu mengatasi koping individu tidak efektif

(c) Pasien mampu mempengaruhi dan menggunakan koping yang

konstruktif untuk mengatasi ansietas

2) Tindakan Keperawatan

(a) Kaji status koping yang digunakan oleh klien :

(b) Tentukan kapan mulai terjadi perasaan tidak nyaman, gejala,

hubungannya dengan peristiwa dan perubahannya.

(c) Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta pengalaman

dan pelakunya

(d) Dengarkan dengan cermat dan amati ekspresi wajah, gerakan

tubuh, kontak mata, posisi tubuh, intonasi dan intensitas suara

(e) Tentukan resiko terhadap membahayakan diri sendiri dan tindakan

yang dibutuhkan.

(f) berikan dukungan jika pasien mengungkapkan perasaannya.

(g) Jelaskan bahwa perasaan – perasaan yang dimilikinya memang

sulit

(h) Jika individu menjadi pesimis, upayakan untuk lebih memberikan

harapan, pandangan realistis

b. Motivasi untuk melakukan evaluasi perilakunya sendiri


(1) Apa yang positif pada dirinya?

(2) Apa yang perlu ditingkatkan?

(3) Apa yang dipelajari tentang dirinya dan self reinforcement.

c. Bantu klien untuk memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif

(1) Identifikasi masalah yang dirasakan

(2) Identifikasi penyebab masalah

(3) Gali cara pasien menyelesaikan masalah di masa lalu

(4) Diskusikan beberapa cara menyelesaikan masalah

(5) Diskusikan keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan

(6) Bantu pasien memilih cara penyelesaian masalah yang berhasil

d. Ajarkan alternatif koping yang konstruktif seperti :

(1) Bicara terbuka dengan orang lain untuk kekuatan sendiri

(2) Kegiatan fisik untuk pemulihan kekuatan fisik

(3) Melakukan cara berfikir yang konstruktif untuk kemampuan

kognitif

(4) Melakukan aktivitas konstruktif untuk kekuatan psikomotor


Tabel : Perencanaan Tindakan Keperawatan

1 Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional

Ansietas a).pasien - membina 1.Bina hubungan saling 1. kepercayaan diri


mampu hubungan percaya. Tindakan yang klien merupakan
mengenal saling harus dilakukan dalam hal yang akan
ansietas percaya membina hubungan memudahkan
saling percaya : perawatan dalam
b). Pasien - membantu melakukan
mampu pasien a. mengucapkan salam pendekatan
mengatasi mengenal terapeutik keperawatan.
ansietas ansietas
melalui teknik b.menjelaskan tujuan 2. diskusi tentang
relaksasi - interaksi tingkatan
mengajarkan kemampuan klien
c).Pasien teknik c.membuat kontrak topic,
mampu relaksasi waktu dan tempat setiap 3. klien dapat
memperagakan dengan kali bertemu pasien. berpikir positif,
dan pengalihan sehingga bisa
2. bantu pasien mengenal
menggunakan situasi membuat klien
ansietas:
teknik relaksasi percaya diri.
untuk -
a. bantu pasien untuk
mengatasi Memasukkan 4. mendorong
mengidentifikasi dan
ansietas ke jadwal keluarga untuk
menguraikan
kegiatan mampu merawat
perasaannya .
harian pasien klien secara mandiri
b. bantu pasien dirumah
menjelaskan situasi yang
menimbulkan ansietas

c. bantu pasien mengenal


penyebab ansietas

d. bantu klien menyadari


perilaku akibat ansietas.

3. ajarkan pasien teknik


relaksasi untuk
meningkatkan control
dan rasa percaya diri :

a.pengalihan situasi

b.latihan relaksasi :

(a).Tarik nafas dalam


(b).Mengerutkan dan
mengendurkan otot- otot

a).Kaji status koping


yang digunakan oleh
klien :

(1).Tentukan kapan mulai


terjadi perasaan
tidak nyaman ,
gejala,
hubungannya
dengan peristiwa
dan perubahannya.
(2).Kaji kemampuan untuk
menghubungkan
fakta-fakta
pengalaman dan
perilaku
(3).Dengarkan dengan
cermat dan amati

b).Berikan dukungan jika


pasien menggunakan
perasaannya.

(1).jelaskan bahawa perasaan


–perasaan yang di
miliknya memang
sulit
(2).Jika individu menjadi
pesimis, upayakan
untuk lebih
memberikan
harapan, pandangan 1. kepercayaan
realistis diri klien
merupakan hal
yang akan
memudahkan
perawatan
dalam
melakukan
a).Pasien pendekatan
mampu keperawatan
mengenal 2. klien dapat
berpikir
koping individu
positif,
tidak efektif sehingga bisa
- Membina membuat klien
b).Pasien percaya diri.
hubungan
mampu
saling
mengatasi percaya
koping individu
tidak efektif - Membantu
pasien
c).Pasien mengenal
mampu koping yang
memperagakan tidak efektif
2.Koping ..
dan
individu
menggunakan -
tidak efektif
koping yang mengajarkan
konstruktif koping yang
untuk konstruktif:
mengatasi bicara terus
ansietas terang dengan
orang lain.

( Wilkinson dkk.2013J)
4. Pelaksanaan Keperawatan

Pelaksanaan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari

rencana perawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Tujuan

pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah

di tetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

pemulihan kesehatan dan fasilitas koping

Dalam tahap ini perawat harus mengambil berbagai hal diantaranya

bahaya- bahaya fisik dan perlindungan pada klien, teknik berkomunikasi,

kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak- hak dari

pasien serta dalam memahami tingkat perkembangan pasien. Dalam

pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua jenis tindakan yaitu tindakan

jenis mandiri atau dikenal dengan tindakan kolaborasi atau dikenal

dengan tindakan independen. sebagai profesi, perawat mempunyai

kewenangan dan tanggung jawab dan menentukan asuhan keperawatan.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana

tindakan dan pelaksanaannya sudah tercapai, Tujuan evaluasi adalah

melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang dilaksanakan

dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien

terhadap tindakan keperawatan yang diberikan .

Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki

pengetahuan dan kemampuan dalam memahami respon terhadap

intervensi keperawatan kemampuan dalam menghubungkan tindakan

keperawatan pada kriteria hasil.Pada tahap evaluasi ini ada 2 komponen

untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan yaitu:

a. Evaluasi proses atau formatif adalah aktivitas dari proses keperawatan dan

hasil kualitas pelayanan tindakan keperawatan. Evaluasi proses harus

dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan. Evaluasi ini

terus menerus dilaksanakan sampai tujuan yang ditentukan tercapai.

b. Evaluasi hasil atau sumatif menggunakan catatan perkembangan SOAP

Tipe Evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara

paripurna.

Hasil evaluasi:

1) Tujuan tercapai, jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan

2) Tujuan tercapai sebagian, jika kalian menunjukkan perubahan belum

sesuai dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan.


3) Tujuan tidak tercapai, jika klien tidak menunjukkan perubahan dan

kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru.


BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Jenis penulisan proposal ini adalah studi kasus. Asuhan keperawatan

keluarga , dalam arti sempit sebagai suata prose pangumpulan dan analisa data

klien dengan rancangan secara deskriptif yaitu studi kasus yang artinya metode

penelitian ini bertujuan untuk membuat gambaran dengan suatu keadaan secara

objektif .

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah dilaksanakan pada bulan

Juni 2019 dan bertempat di Puskesmas Girian Weru Kecamatan Girian Kota Bitung.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penulisan Proposal ini yaitu ibu hamil primigravida dengan

kecemasan di Puskesmas Girian Weru Kota Bitung.

D. Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dapat dijelaskan adalah sebagai berikut di

bawah ini :

No
Variable Definisi Operasional Parameter skala
.

Masalah teratasi jika pasien


Asuhan keperawatan merupakan
menunjukkan perubahan
seluruh rangkaian proses
sesuai dengan standar yaitu
keperawatan yang diberikan
sesuai dengan tujuan dan
Asuhan Keperawatan kepada ibu hamil primigravida
kriteria yang telah
kecemasan pada ibu dengan kecemasan
ditetapkan .
1 hamil dengan menggunakan metode proses Nominal
primigravida keperawatan yaitu pengkajian, Tidak teratasi: jika pasien
trimester ketiga pelaksanaan dan evaluasi dalam tidak menunjukkan
usaha memperbaiki ataupun perubahan dan kemajuan
memelihara derajat kesehatan sama sekali dan bahkan
yang optimal timbul masalah baru .

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penulisan proposal ini digunakan dalam penelitian ini adalah

format pengkajian asuhan keperawatan dan strategi Pelaksanaan

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan 4 ( empat ) cara

yaitu :

1. Wawancara

Dengan Tanya jawab guna memperoleh data selengkap mungkin dari

pasien dan keluarga ataupun dari tempat pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Observasi

Melakukan pengamatan pada pasien dari pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

3. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien dengan teknik pemeriksaan

inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

4. Dokumentasi

Melihat dan mengetahui data dan informasi pasien, serta bukti laporan

yang ada pernah mendapat perawatan baik di Rumah Sakit maupun

Puskesmas

G. Jalan Penelitian

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan yang dilakukan adalah menentukan judul penelitian,

melakukan kegiatan survey awal, pengajuan proposal. Pembuatan proposal,

dan konsultasi proposal setelah itu membuat permohonan izin penulisan

atau kode etik penulisan Proposal

2. Tahap pelaksanaan.

Melakukan asuhan keperawatan selama 3 hari dengan pendekatan proses

keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, dan

evakuasi).

Penerapan asuhan keperawatan dimulai dengan pengkajian, dalam pengkajian

dilakukan aktivitas dasar yaitu pengumpulan data, pengelompokan data

analisa data.

Data yang telah dianalisis kemudian buat rumusan suatu diagnosa keperawatan

kemudian dibuatlah suatu perencanaan tindakan keperawatan terdiri dari

tujuan, kriteria evaluasi dan intervensi- intervensi kemudian, melaksanakan


tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa yang diangkat dan di lakukan

evaluasi keperawatan.

3. Tahap penyelesaian

Pada tahap penyelesaian yang dilakukan adalah dokumentasi, penyusun hasil

penelitian, konsul hasil dan seminar hasil

H. Etika Penelitian

1. Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent )

Penulisan menjelaskan tentang maksud dan tujuan penulisan yang akan

dilaksanakan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah

pengumpulan data sebelum lembar persetujuan diberikan kepada responden.

Jika responden bersedia diteliti maka diberi lembar persetujuan menjadi

responden yang harus di tanda tangani, tetapi jika menolak penelitian tidak

akan memaksa dan tetap menghargai keputusan.

2. Tanpa nama ( Anonymity )

Kepada responden dalam hal nama responden di terangkan terlebih dahulu

bahwa penulisan nama akan di singkat dengan huruf depannya saja. Hal

tersebut bertujuan untuk menghormati dan menjaga kerahasian pasien.

3. Kerahasiaan ( Confidentiality )

Informasi dari responden dijamin oleh penulis kerahasiaannya dengan cara

informasi tersebut hanya akan diketahui oleh penulis dan pemimpin atas

persetujuan responden dan hanya kelompok data tertentu yang disajikan

sebagai hasil penulisan proposal ini .


BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada hari tanggal 18-06-2019 dengan cara

wawancara dan observasi. Adapun hasil yang didapat yaitu:

2. Identitas

a. Identitas klien

Nama pasien : A.D

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 24 thn

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SMU

Status perkawinan : Kawin

Pekerjaan : IRT

Alamat : Girian Weru II

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : R.M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 27 thn

Pekerjaan : Swasta

Hubungan : Suami
3. Keluhan Utama Klien

Klien datang dengan sakit perut bagian bawah.

4. Riwayat Kehamilan Ini

Hamil 36-38 minggu, HT 13-09-2018, HPL 20-06-2019

5. Riwayat Penyakit

Klien tidak memiliki penyakit Hipertensi,atau penyakit jantung

6. Riwayat KB

Sebelum ini klien belum pernah menggunakan kontrasepsi.

7. Riwayat Sosial Ekonomi

Ibu dan keluarga sangat bahagia dengan kehamilan saat ini. Klien merasa cemas

dengan kehamilan karena ini merupakan kehamilan pertamanya. Klien banyak

bertanya tentang kehamilan dan proses persalinan

Pendidikan terakhir ibu : SMU, sedangkan pendidikan terakhir suami : Akademi.

8. Pola Kegiatan Sehari-hari

a. Makan dan Minum : ibu makan 3 x sehari

b. Pola eliminasi : ibu BAB 1 kali Sehari,

c. Kebersihan diri : ibu mandi 2 kali sehari, serta gosok gigi

d. Aktifitas sehari hari : ibu melakukan pekerjaan rumah sehari hari seperti

memasak makanan, membersihkan rumah ( menyapu), serta melakukan

pekerjaan rumah sesuai dengan kemampuan ibu.

e. Tidur dan istirahat : ibu mengatakan tidak pernah tidur siang,

tapi tidur malam jam 8 malam serta bangun jam 5 subuh. Ibu mengatakan

tidak pernah terbangun malam, atau tidak mengalami susah tidur.


f. Olahraga : ibu mengatakan saat kehamilan sekarang

ini melakukan olahraga jalan pagi, serta melakukan kegiatan jalan sore.

9. Pemeriksaan Umum

Kesadaran : Compos mentis

Tinggi Badan : 157 cm

Berat Badan : 50 kg

Tekanan Darah : 120/80 MmHg

Nadi : 80x/menit

Respirasi : 20x/menit

Lingkar Perut : 98 cm

Palpasi : TFU 3 jari bawah pusat

PuKi bja +

10. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi : Rambut bersih, tidak mudah tercabut

Mulut dan gigi terjaga kebersihanya, tidak ada pembesaran

kelenjar limfe.

Dada: bentuk payudara simetris kiri dan kanan.

Perut: ada striae gravidarum.

Ekstremitas : tidak ada varices, sedikit edema pada kedua kaki,

tidak ada luka

b. Palpasi : tinggi fundus uteri 3 jari bawah pusat.

c. Auskultasi : denyut jantung janin +

d. Analisis Data
Data Masalah keperawatan Etiologi

DS :Ibu mengatakan
cemas dengan
kehamilan ini, ibu Kurang Pengetahuan ibu
banyak bertanya tentang tentang Proses
masalah kehamilan dan Anxietas
Kehamilan dan
persalinan Persalinan
DO: G1P0A0, Hamil
36-38 mgg,

DS: Ibu hamil 9 bulan.


Koping individu tidak Perubahan bentuk
DO: G1P0A0, BB:50kg, efektif Tubuh/Fisik
TB:157 kg, LP:98Cm

a. Inspeksi :Rambut bersih, tidak mudah tercabut

Mulut dan gigi terjaga kebersihanya, tidak ada pembesaran

kelenjar limfe.

Dada: bentuk payudara simetris kiri dan kanan.

Perut: ada striae gravidarum.

Ekstremitas : tidak ada varices, sedikit edema pada kedua

kaki, tidak ada luka

b. Palpasi : tinggi fundus uteri 3 jari bawah pusat.

c. Auskultasi : denyut jantung janin +

d. Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan Kurang Pengetahuan ibu tentang Proses

Kehamilan dan Persalinan


2. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan Perubahan bentuk

Tubuh/Fisik
e. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Perencanaan
Keperawata
n Tujuan Kriteria hasil Intervensi

Ansietas Setelah dilakukan intervensi selama 1.Bina hubungan saling percaya.


1x24 jam Tindakan yang harus dilakukan d
membina hubungan saling percay
a).pasien mampu mengenal ansietas
- membina hubungan saling a. mengucapkan salam terapeutik
percaya
b.menjelaskan tujuan interaksi
- membantu pasien mengenal
ansietas c.membuat kontrak topic, waktu
tempat setiap kali bertemu pasien
- mengajarkan teknik relaksasi
dengan pengalihan situasi 2. bantu pasien mengenal ansieta

- Memasukkan ke jadwal a. bantu pasien untuk


kegiatan harian pasien mengidentifikasi dan menguraika
perasaannya .
b). Pasien mampu mengatasi ansietas
b. bantu pasien menjelaskan situa
melalui teknik relaksasi
yang menimbulkan ansietas

c. bantu pasien mengenal penyeb


ansietas

d. bantu klien menyadari perilaku


akibat ansietas.

3. ajarkan pasien teknik relaksasi


untuk meningkatkan control dan
percaya diri :

a.pengalihan situasi

b.latihan relaksasi :

(a).Tarik nafas dalam

(b).Mengerutkan dan mengendur


otot- otot

c).Pasien mampu memperagakan dan


menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas a).Kaji status koping yang digun
oleh klien :

(1).Tentukan kapan mulai terjadi perasa


tidak nyaman , gejala, hubunga
dengan peristiwa dan
perubahannya.
(2).Kaji kemampuan untuk menghubun
fakta-fakta pengalaman dan
Setelah dilakukan intervensi selama perilaku
1x24 jam (3).Dengarkan dengan cermat dan amat

- Membina hubungan saling b).Berikan dukungan jika pasien


a).Pasien mampu mengenal koping
percaya menggunakan perasaannya.
individu tidak efektif
- Membantu pasien mengenal(1).jelaskan bahawa perasaan –perasaan
b).Pasien mampu mengatasi koping
koping yang tidak efektif yang di miliknya memang suli
individu tidak efektif
(2).Jika individu menjadi pesimis, upay
2.Koping - mengajarkan koping yang
c).Pasien mampu memperagakan dan untuk lebih memberikan harap
individu konstruktif: bicara terus terang
menggunakan koping yang pandangan realistis
tidak efektif dengan orang lain.
konstruktif untuk mengatasi ansietas
f. Implementasi dan Evaluasi

TGL/
NO IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
JAM
18-06-2019 SP 1 a.mengucapkan salam terapeutik DS:
Jam : b.menjelaskan tujuan interaksi g. Klien menjawab salam
09.15-09.58 c.membuat kontrak topic, waktu dan menyebutkan nama, dan mengatakan
tempat setiap kali bertemu pasien. bahwa kabarnya baik.
2. bantu pasien mengenal ansietas: h. Klien mampu menguraikan
a. bantu pasien untuk tentang perasaanya
mengidentifikasi dan menguraikan i. Klien mampu menguraikan situasi
perasaannya . apa saja yang membuatnya cemas
b. bantu pasien menjelaskan situasi j. Klein mampu
yang menimbulkan ansietas DO:
c. bantu pasien mengenal penyebab k. Kontak mata klein kurang
ansietas l. Klien banyak bertanya tentang
d. bantu klien menyadari perilaku kehamilan dan persalinan
akibat ansietas. m. Klien mau berjabat tangan
3. ajarkan pasien teknik relaksasi n. Klien tampak memperhatikan
untuk meningkatkan control dan rasa penjelasan yang diberikan petugas
percaya diri :
a.pengalihan situasi
b.latihan relaksasi :
(a).Tarik nafas dalam
(b).Mengerutkan dan mengendurkan
otot- otot

a).Kaji status koping yang digunakan


oleh klien : DS:
(1).Tentukan kapan mulai terjadi perasaan o. Klien mampu menguraikan situasi
tidak nyaman, gejala, hubungannya apa saja yang membuatnya cemas
SP 2 dengan peristiwa dan p.Klien mampu menjelaskan peristiwa
perubahannya. yang membuatnya tidak nyaman
(2).Kaji kemampuan untuk menghubungkan DO:
fakta-fakta pengalaman dan q.Kontak mata klein kurang
perilaku r. Klien banyak bertanya tentang
(3).Dengarkan dengan cermat dan amati kehamilannya dan proses persalinan
b).Berikan dukungan jika pasien s. Klien mau berjabat tangan
menggunakan perasaannya. t. Klien tampak memperhatikan
(1).jelaskan bahawa perasaan – penjelasan yang diberikan petugas
perasaan yang di miliknya memang
sulit
(2).Jika individu menjadi pesimis,
upayakan untuk lebih memberikan
harapan, pandangan realistis

a).Kaji status koping yang digunakan


oleh klien : DS:
(1).Tentukan kapan mulai terjadi perasaan u. Klien menjawab salam
tidak nyaman, gejala, hubungannya menyebutkan nama, dan mengatakan
dengan peristiwa dan bahwa kabarnya baik.
perubahannya. v. Klien mampu menguraikan
(2).Kaji kemampuan untuk menghubungkan tentang perasaanya
fakta-fakta pengalaman dan w. Klien mampu menguraikan
perilaku
situasi apa saja yang membuatnya
(3).Dengarkan dengan cermat dan amati
cemas
b).Berikan dukungan jika pasien
x. Klein mampu
19-06-2019 menggunakan perasaannya.
DO:
Jam : (1).jelaskan bahawa perasaan –
SP 2 y. Kontak mata klein kurang
08.20-09.01 perasaan yang di miliknya memang
z.Klien banyak bertanya tentang
sulit
kehamilan dan persalinan
(2).Jika individu menjadi pesimis,
aa. Klien mau berjabat tangan
upayakan untuk lebih memberikan
bb. Klien tampak memperhatikan
harapan, pandangan realistis
penjelasan yang diberikan petugas
a.mengucapkan salam terapeutik
b.menjelaskan tujuan interaksi
c.membuat kontrak topic, waktu dan
tempat setiap kali bertemu pasien.
DS:
2. bantu pasien mengenal ansietas:
cc. Klien menjawab salam, dan
a. bantu pasien untuk
mengatakan bahwa kabarnya baik.
mengidentifikasi dan menguraikan
dd. Klien mampu menguraikan
perasaannya .
tentang perasaanya
b. bantu pasien menjelaskan situasi
ee. Klien mampu menguraikan
yang menimbulkan ansietas
situasi apa saja yang membuatnya
c. bantu pasien mengenal penyebab
cemas
ansietas
ff. Klien mampu menjelaskan cara
d. bantu klien menyadari perilaku
cara mengatasi cemas
akibat ansietas.
DO:
3. ajarkan pasien teknik relaksasi
gg. Klien sudah mau kontak mata
20-06-2019 untuk meningkatkan control dan rasa
hh. Klien banyak bertanya tentang
Jam : percaya diri :
SP1 persalinan
08.30-09.00 a.pengalihan situasi
ii. Klien mau berjabat tangan
b.latihan relaksasi :
jj. Klien tampak memperhatikan
(a).Tarik nafas dalam
penjelasan yang diberikan petugas
(b).Mengerutkan dan mengendurkan
otot- otot
B. PEMBAHASAN

Pada bagian ini penulis akan membahas Asuhan Keperawatan kecemasan pada

ibu hamil primigravida yaitu Ny. A.D di Puskesmas Girian Weru Kecamatan

Girian Kota Bitung dan untuk membandingkan antara kenyataan dan konsep teori

berdasarkan referensi maupun yang diterima melalui perkuliahan.

Kecemasan (anxiety) merupakan perasaan takut pada tidak jelas penyebabnya

dan tidak didukung oleh situasi yang ada. Kecemasan dapat dirasakan oleh setiap

orang jika mengalami tekanan dan perasaan mendalam yang menyebabkan

masalah psikiatrik dan dapat berkembang dalam jangka waktu lama. (Shodaqoh,

2014)

Berdasarkan hasil pengkajian, penulis temukan data subjektif: Ibu hamil 9

bulan, Ibu merasa cemas dengan kehamilan ini, Ibu hamil anak pertama, Ibu

banyak bertanya tentang kehamilan dan persalinan. Data Objektif : G1P0A0,

Hamil 36-38 minggu, HT 13-09-2018, HPL 20-06-2019, K/U : CM, BB:50 kg,

TB: 157 cm, TD: 120/80 MmHg, N: 80x/Menit, RR: 20x/Mnt, LP: 98 Cm.

Asuhan Keperawatan kecemasan pada ibu hamil primigravida, bertujuan agar

perawat dan klien dapat membina hubungan saling percaya dengan menggunakan

prinsip komunikasi terapeutik. Tindakan ini dilakukan sebagai awal sebelum

penulis melakukan tindakan keperawatan selanjutnya karena kepercayaan akan

membuat klien untuk menceritakan lebih detail apa yang dirasakannya dengan

lebih nyaman. Membantu klien untuk memperluas dan menerima semua aspek
kepribadian. Tindakan ini dilakukan bertujuan untuk membantu klien

merumuskan kegiatan realistis yang dapat dilakukan.

Tindakan keperawatan untuk keluarga bertujuan agar keluarga mampu

mengenal masalah yang dapat timbul pada masa ibu menghadapi kelahiran atau

pada trimester ketiga. Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat klien

serta memberikan dukungan serta motivasi agar klien dapat menghadapi serta

melewati masa persalinan dengan baik.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama tiga hari, didapat hasil klien

dapat memahami dan dapat mengatasi kecemasan yang dirasakannya. Klien mulai

menyadari serta dapat mengatasi kecemasannya. Selain itu keluarga dapat

memberikan motivasi serta dukungan kepada klien dalam menghadapi

masalahnya.
BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi kasus tentang Asuhan Keperawatan Kecemasan Pada

Ibu Hamil Primigravida Di Puskesmas Girian Weru Kecamatan Girian Kota

Bitung, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Saat pengkajian pada klien, didapati hasil adanya kecemasan pada klien,

dimana klien merasa cemas dengan kehamilannya saat ini, karena ini

adalah pengalaman pertamanya.

2. Diagnosa yang penulis angkat dalam kasus ini, adalah ansietas dan koping

individu tidak efektif berdasarkan data subjektif dan data objektif yang

ditemukan pada klien.

3. Rencana keperawatan pada klien, untuk mengatasi ansietas terdiri dari tiga

tujuan yang ingin dicapai, pada klien di ajarkan cara mengatasinya. Karena

dengan mengetahui cara mengatasinya dapat meminimalisir terjadinya

ansietas.

4. Rencana keperawatan pada klien, untuk mengatasi koping individu tidak

efektif terdiri dari 3 tujuan yang ingin dicapai, pada klien di ajarkan cara

mengenal koping individu tidak efektif.

5. Pelaksanaan asuhan keperawatan kepada klien sesuai dengan teori, untuk

membantu klien mengatasi anxietasnya serta mengatasi koping individu

tidak efektif
B. Saran

Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan Kecemasan Pada Ibu Hamil

Primigravida Di Puskesmas Girian Weru Kecamatan Girian Kota Bitung, maka

ada beberapa saran yang diharapkan dapat berguna dan dijadikan masukan kearah

yang lebih baik.

1. Bagi Keluarga

Keluarga disarankan untuk selalu memberikan pengawasan secara rutin dan

memotivasi klien untuk melihat aspek positif yang ada dalam diri klien

2. Bagi Institusi Pendidikan

Semoga karya tulis ini dapat memudahkan untuk mengembangkan asuhan

keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai