2FKIP.
Universitas Nusa Cendana
Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Abstrak
Materi pecahan merupakan salah satu materi matematika yang rumit. Kerumitan pecahan tidak
saja dialami oleh siswa, tetapi juga mahasiswa dan guru. Penyebabnya adalah penguasaan
konsep pecahan yang rendah. Karena guru pada jenjang pendidikan Dasar memperkenalkan
pecahan dengan metode ceramah dan langsung memberi contoh soal kemudian siswa
mengerjakan soal latihan. Guru mengajarkan algoritma rutin dalam mengerjakan soal, Edo. I.S
(2016). Metode ini dipraktekan secara turun temurun. Karena itu siswa merasa jenuh dan tidak
tertarik belajar. Elly Risman (2008) mengatakan bahwa,” Ada tiga cara penyampaian yang efektif
bagi anak, yakni dengan bermain, bernyanyi, dan bercerita. Sementara Pendekatan
pembelajaran yang berlandaskan pada filosofi bahwa matematika merupakan aktivitas Insani
adalah pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana desain pembelajaran pecahan dengan menggunakan pendekatan
Matematika Realistik Konteks Permainan Siki Doka (taplak). Adapun metode penelitian yang
digunakan adalah Desain Riset yang dilaksanakan di SDN. Angkasa Kupang dan SDK. Kristen Tunas
Bangsa Kupang pada siswa kelas III. Hasilnya adalah siswa sangat antusias dan menikmati seluruh
aktivitas pembelajaran karena mereka belajar melalui kegiatan bermain, menggambar,
mewarnai, menggunting dan menyusun kertas origami yang berwarna warni. Siswa bukan saja
telah memahami konsep pecahan sederhana, membandingkan pecahan sederhana, dan
memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana tetapi juga mereka sudah
terlibat dalam aktivitas yang berhubungan dengan konsep penjumlahan dan kelipatan pecahan.
Kata Kunci: Pembelajaran Pecahan, Konsep Pecahan, Perbandingan Pecahan, Pembelajaran
pecahan dengan RME, pembelajaran pecahan conteks permainan tradisional.
Abstract
Fraction is one of hard subject of mathematics. Fractional complexity is not only experienced by
students, but also students and teachers. They found difficulty to solve any mathematics
problems related to fractions due to weak of fraction concept and disspointed learning method.
Because teachers in elementary taught them using lecture method through routin algorthm.
Teacher began the lessons by given short explanation, then some routin example provided on
students’ text book. In the end of the lessons students did some exercise, Edo.I. S (2016).
Therefore, students bored to follow all of learning process. Whereas Elly Risman (2008) said that
there are three effective ways to teach children i.e. by playing, singing and storytelling. While
Mathematics learning approach which assume that mathematics as human activity is Realistics
Mathematics Education (RME). Therefore, this study aimed to design simple fraction learning
trajectory using RME approach through traditional game namely siki Doka as a context. The
Research method used in this research is Design Research which conducted in SDN Angkasa
Kupang and SDK. Tunas Bangsa Kupang in the third grade students. The result showed that
students were very enthusiastic and enjoy all the learning activities because they learned while
playing, drawing, Coloring, cutting and arrange colorful origami paper. Students not only
understand the concept of simple fractions, compare simple fractions, and solve problems related
to simple fractions as well they are already involved in the activities to found the concept of
fractional addition and its multiples.
Keyword: Fractional Learning, Concepts of Fraction, comparing fraction, Fractional Learning using
RME approach, fraction learning using traditional game.
kecil kira-kira berukuran 4 x 3 cm, sebagai apabila erat gagal ditangkap, maka pemain
alat dalam permainan taplak.Adapun berikutnya mendapat kesempatan
Tahap-tahap permainannya adalah sebagai bermain.
berikut: Tahap ke III: Erat diletakkan dikepala
Tahap I: Tiap anak mengambil erat dan dan pemain berjalan biasa melewati kotak-
melemparkan ke arena, mulai dari kotak kotak taplak, setiap kotak hanya diinjak
yang pertama pada kolom bagian kanan. oleh 1 kaki, maksudnya kaki kanan
Lalu anak akan berjinjit masuk ke dalam menginjak kotak pertama, kaki kiri
kotak taplak sambil menggiring eratmelalui menginjak kotak kedua dan seterusnya.
semua kotak taplak. Pemain dapat Pada kotak terakhir eratdijatuhkan dari
beristirahat dengan berdiri 2 kaki pada kepala dan diterima dengan menggunakan
kotak taplak di pojok kiri, kemudian tangan. apabila erat tidak dapat diterima,
berjinjit lagi hingga keluar melalui kolom maka pemain berikutnya melanjutkan
taplak bagian kiri. Pemain tidak boleh permainan.
menginjak atau menyentuh garis taplak, Tahap IV: Pemain menutup mata sambil
dan erat yang digiring tidak boleh berhenti berjalan seperti pada tahap III melewati
pada garis taplak. Apabila pemain kotak-kotak taplak dan pemain lain
melakukan pelanggaran, maka mengatakan B apabila ia tidak menginjak
kesempatan bermain dialihkan kepada garis atau melewati kotak taplak. dan
pemain berikutnya. Jika tidak, pemain apabila pemain menginjak garis taplak,
tetap melanjutkan permainan dengan maka temannya mengatakan S dan
melemparkan erat ke kotak kedua, permainan dialihkan kepada pemain
kemudian pemain berjinjit melalui kotak lainnya.
pertama dan terus ke kotak kedua, ketiga Tahap V: Pada tahap ini pemain berhak
dan seterusnya seperti sebelumnya. Hal mendapatkan rumah atau salah satu kotak
yang sama diulangi terus dengan taplak dengan ketentuan kepemilikan
melemparkan erat pada kotak kedua, rumah harus dimulai dari kotak pertama
ketiga, keempat, kelima hingga kotak kolom kanan taplak. Caranya adalah
terakhir. setelah erat dilemparkan pada pemain berdiri membelakangi gambar
kotak terakhir dan pemain dapat taplak dan melemparkan Erat melewati
menggiringnya keluar, maka permainan kepala ke arah kotak taplak yang menjadi
tahap pertama selesai. sasaran rumah, dan apabila Erat meleset
Tahap II: Erat diletakkan diantara jari dari tempat sasaran atau tidak tepat di
telunjuk dan ibu jarikaki kanan dan pemain dalam kotak taplak yang dituju, maka
berjinjit dengan menggunakan kaki kiri pemain belum berhak mendapatkan
melewati semua kotak taplak dan pada rumah, dan pemain berikutnya
kotak terakhir jari kaki melepaskan Eratke melanjutkan permainan. Tetapi apabila
udara untuk ditangkap dengan tangan, pemain dapat melemparkan Erat tepat
pada kotak taplak yang dituju, maka ia dan pecahan sebagai bagian dari
berhak memiliki kotak taplak tersebut, dan keseluruhan yang dibagi sama banyak.
pemain lainnya tidak diperbolehkan untuk Menurut Kennedy (1994), makna dari
melewati kotak taplak tersebut. pecahan dapat muncul dalam situasi-
Permainan yang sama diulang terus situasi berikut:
untuk mendapatkan rumah pada kotak 1. Pecahan dapat dianggap sebagai bagian
kedua dan seterusnya. Pemenang dalam yang berukuran sama dari yang utuh
permainan ini adalah pemain yang atau keseluruhan. pecahan biasa dapat
memiliki rumah paling banyak. digunakan untuk menyatakan makna
Mempelajari Matematika tidak terlepas dari setiap bagian dari yang utuh.
dari bilangan. Salah satu bagian dari 2. Pecahan sebagai bagian dari kelompok-
klasifiksi bilangan adalah bilangan kelompok yang beranggotakan sama
pecahan. Bilangan pecahan ini sudah banyak atau juga menyatakan
diajarkan di jenjang SD kelas 3 semester II. pembagian.
Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia: 3. Pecahan sebagai perbandingan atau
Bilangan utuh adalah bilangan yang rasio
menyatakan jumlah satuan secara penuh.
Catatan: perbedaan dengan bilangan bulat II. METODE
adalah bilangan bulat tidak mengaitkan Untuk menjawab pertanyaan tersebut
dengan satuan. Bilangan pecahan adalah maka desain riset di pilih sebagai metode
bilangan yang jumlahnya kurang atau penelitian yang paling cocok dengan
lebih dari bilangan utuh. Bilangan alasan seperti yang dikemukakan oleh
pecahan sangat erat hubungannya Edelson (2002) sebagai berikut:
dengan satuan maka metode 1. Tahap I: Desain Awal
mengajarkan bilangan pecahan ini perlu a. Tahap Kajian Literatur
sekali bantuan visualisasi dengan satuan b. Desain Hipotesis Lintasan Belajar
(Jos, 2001). 2. Percobaan Desain.
Kata pecahan berarti bagian dari a. Tahap II: Rintisan percobaan
keseluruhan yang berukuran sama berasal Tahap ini berperan sebagai jembatan
dari Bahasa Latin fractio yang berarti yang menjemabtani antara tahap desain
memecah menjadi bagian-bagian yang awal dengan tahap percobaan desain yang
lebih kecil. Berdasarkanpengertian di atas, betujuan untuk:
Freudenthal (1983) mendefinisikan Menyelediki kemampuan awal siswa
pecahan dalam 4 aspek yaitu aspek yang yang akan menjadi subjek penelitian
pertama adalah pecahan diangggap tentang materi pembelajaran yang
sebagai sebagai fracturer (pecah). aspek didesain.
yang lainnya adalah pecahan sebagai Menyesuaikan HLT
pembanding, pecahan sebagai operator,
royong dan sekaligus. Sehingga aktivitas ini berlangsung dengan sangat cepat.
Gambar 4. Siswa mewarnai kotak Siki Doka dan Siswa menggunting kotak Siki Doka.
Aktivitas 3. Mewarnai kotak siki Doka yang tentang konsep pecahan dan cara menulis
dimiliki sebagai rumah bentuk pecahan sebagai berikut:
Pada aktivitas ini siswa diberikan soal
untuk mengetahui pemahaman mereka
95% siswa mendapat nilai 100 atau kertas origami dengan 5 warna yang
hampir semua siswa mampu menjawab berbeda namun berukuran sama. Kertas
soal dalam lembar kerja siswa. Sisanya 5% origami berwarna hijau dibagi menjadi dua
siswa yang mendapat nilai 90 karena keliru bagian sama besar. Kertas origami
manjawab soal nomor 3. Berdasarkan berwarna merah muda dibagi menjadi 4
jawaban berikut, dapat diketahui bahwa bagian yang berukuran sama, kertas
siswa memahami makna pecahan dan cara origami berwarna biru dibagi menjadi 8
menulis bentuk pecahan. bagian yang sama besar, dan kertas
Aktivitas 4. Membagi dan membandingkan origami yang berwarna kuning dibagi
kertas Origami menjadi 16 bagian yang berukuran sama.
Aktivitas ini bertujuan agar siswa dapat Selain kertas origami yang sudah dibagi
memperdalam konsep pecahan dan dapat bagi tersebut, disediakan juga kertas
mengurutkan serta membandingkan origami yang utuh berwarna merah.
pecahan. Pada aktivitas ini siswa dibagikan
Siswa diminta untuk menempatkan Melalui aktivitas ini juga siswa sudah
bagian-bagian kertas yang sudah dibagi dapat membandingkan bilangan pecahan
tersebut di atas kertas yang utuh. Kegiatan yang berpenyebut sama seperti
ini bertujuan agar siswa dapat memahami 1 3 3 5 7
< 4, dan < 8< atau
4 8 8
bahwa mereka membutuhkan 2 bagian sebaliknya.
bagian kertas yang ½, 4 bagian kertas yang Berikut ini adalah bukti jawaban siswa
¼, 8 bagian kertas yang 1/8, dan 16 bagian Pertanyaan:
kertas yang 1/16 menjadi 1 yang utuh. Bandingkan dan urutkan bilangan-
Aktivitas siswa dapat dilihat pada gambar bilangan berikut dari yang terbesar sampai
di bawah ini. yang terkecil
1 2 3
1. , ,
4 4 4
Jawaban siswa
2 5 3 7
2. , , dan
8 8 8 8
10 9
membandingkan dengan siswa
15 15
menjadi lebih mudah menentukan bahwa
Siswa dituntun untuk menemukan 10 9
> .
15 15
hubungan atau pola pertambahan
bilangan antara pembilang pada bilangan
pertama dan kedua, serta hubungan
antara penyebut bilangan pertama dan
kedua. Selain pola pertambahan nilai pada 2 3
Gambar 9. Bilangan dan
5 7
pembilang dan penyebut yang perlu 2
ditemukan siswa, mereka juga perlu Untuk membandingkan Bilangan dan
5
3 14
mengetahui bahwa nilai dari bilangan- , siswa bisa membandingkan bilangan
7 35
bilangan pecahan tersebut adalah sama 15 14 15
3 12 3
dan 35 dengan demikian 35<35.
yaitu = 32 maka bentuk dapat ditulis
8 8
12
dalam bentuk . Untuk mengetahui
32
ketercapaian tujuan di atas siswa diminta
untuk mengisi atau melanjutkan tabel
bilangan pecahan senilai atau tabel
kelipatan pecahan.
Siswa diminta untuk mengisi kotak
Gambar 10. Pemahaman siswa tentang
kosong pada tabel atau melanjutkan
perbandingan pecahan
bilangan pecahan yang telah
Empat orang siswa dari 26 orang yang
tersediasampai kedua bilangan memiliki
tidak mampu menyelesaikan semua soal
penyebut yang sama.
tentang perbandingan pecahan di atas.
Karena mereka belum dapat
menghubungkan bilangan pecahansenama
2 14 3 15
seperti dengan , dan dengan
2 3 5 35 7 35
Gambar 8. Bilangan dan
3 5 sehingga mereka mengalami kesulitan
2
Siswa diingatkan kembali bahwa3 = dalam membandingkan
2
dengan
3
.
4 2 6 2 8 2 10 3 6 3 5 7
, = 9 , 3 = 12 , 3 = 15dan = 10 , 5 = Namun 85% siswa dapat menyelesaikan
6 3 5
9
sehingga pada saat siswa seluruh soal di atas dengan benar.
15
𝟐 𝟑 Aktivitas 6. Menyelesaikan soal cerita yang
membandingkan bilangan 𝟑dan 𝟓mereka
berhubungan dengan pecahan
bisa mengambil pecahan yang nilainya Pada aktivitas ini siswa diberikan empat
2 3
sama dengan dan yang memiliki soal cerita tentang bilangan pecahan.
3 5
10 9 Contoh jawaban siswa adalah sebagai
penyebut sama yaitu dan . Dengan
15 15
berikut ini.
DAFTAR PUSTAKA
Doug, M., Clarke, Anne Roche, Mitchell
Annie. (2008). 10 Practical Tips for
Making Fraction Come Alive and Make
Gambar 11. Jawaban siswa Sense. Journal of the national council
of teachers of Mathematics, Vol. 13
IV. PENUTUP no 7.
Berdasarkan hasil pengamatan dan tes Clarke, Doug M., Anne Roche, Annie
hasil belajar materi pecahan menggunakan Mitchell, and Michal Sukenik. (2006).
pendekatan PMRI konteks Siki Doka Assessing Students Understanding of
diperoleh bahwa siswa sangat antusias Fractions Using Task Based
dan benar-benar menikmati proses demi Interviews” In Proceeding of the 30th
proses yang terjadi. Mereka tidak merasa Conference of International Group of
terbeban dengan materi matematika. Psychology of Mathematics
Siswa benar-benar memahami konsep Education, pp. 44-337.
pecahan melalui aktivitas menggambar, Edo, S. I. (2016). Jenis kekeliruan akibat
menggunting, mewarnai, menyusun dan menghafal prosedur rutin dalam
menggandakan kertas origami. Melalui melakukan operasi penjumlahan dan
Aktivitas 1, 2, 3 siswa telah mencapai pengurangan pecahan. Jurnal
kompetensi Dasar 1 yaitu mengenal Pendidikan Matematika MOSHARAFA,
pecahan sederhana. Kompetensi Dasar 2 223-233.
telah dicapai siswa melalui aktivitas 4 dan Freudenthal, H. (1983). Didactical
5 yaitu membandingkan Pecahan. Phenomenology of Mathematisc
Sedangkan kompetensi Dasar terakhir Structures New York, Boston,
yaitu memecahkan masalah yang Dordreht, London, Moscow: Kluwer
berkaitan dengan pecahan sederhana Academic Publisher
dicapai pada aktivitas 6. Siswa juga sudah Kennedy. 1994. Guiding Childrens
dapat menyelesaikan soal cerita yang Learning of Mathematics. California:
berhubungan dengan pecahan. Secara Wadsworth Publishing Company.
tidak sadar mereka juga sudah terlibat Nenden. (2010). Design Research on
dalam konsep penjumlahan pecahan, Developing a Beginning
konsep kelipatan pecahan, dan Understanding of Multiplication
menyamakan penyebut. Karena itu Fraction by Whole Number in Grade
aktivitas 4 dan 5 dapat menjadi aktivitas Five Primary School Students in
awal dalam mempelajari pecahan di tahap Indonesia. Master Tesis. Universitas
selanjutnya yaitu tentang penjumlahan Sriwijaya.
dan pengurang pecahan.