Anda di halaman 1dari 4

Nama : Khusnul Khatimah

Nim : 105961112518

RUKUN HAJI

Rukun Haji adalah syarat wajib yang harus dilakukan saat


menunaikan ibadah haji. Rukun haji ada 6 yaitu niat ihram, thawaf,
sa'i, wukuf, tahalul, tertib. Rukun haji harus dilaksanakan, apabila ada salah satu
yang tidak dilaksanakan maka ibadah hajinya tidak sah. Tertib adalah rukun haji
yang terakhir, artinya rukun haji harus dilakukan secara berurutan, tidak boleh
melompati.
1. IHRAM
Ihram yaitu niat untuk masuk ke dalam manasik haji. Jika ada yang
meninggalkan ihram, maka hajinya tidak sah. Hal ini sesuai dengan hadits
Nabi “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat dan setiap orang
akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no.
1907).
Wajib ihram ada tiga yaitu:
1) Ihram sejak dari miqot.
2) Tidak memakai pakaian yang ada jahitannya (yang menunjukkan lekuk
anggota tubuh). Untuk laki-laki dilarang memakai baju, mantel, jubah,
imamah, penutup kepala, khuf atau sepatu. Untuk wanita tidak boleh
memakai cadar atau niqob dan juga sarung tangan.
3) Bertalbiyah.
Adapun sunnah ihram yaitu:
 Mandi.
 Memakai minyak atau wewangian.
 Memotong bulu ketiak, bulu kemaluan, memendekkan kumis,
memotong kuku sehingga ketika dalam keadaan ihram tidak perlu lagi
membersihkan hal tadi, bahkan itu dilarang saat ihram.
 Untuk laki-laki memakai izar atau sarung dan rida’ atau kain atasan
berwarna putih bersih dan memakai sandal. Sedangkan untuk wanita
boleh memakai pakaian apa saja yang disukainya, tidak harus warna
tertentu, asal tidak menyerupai pakaian laki-laki dan tidak pula
menimbulkan fitnah.
 Berniat ihram setelah sholat.
 Memperbanyak bacaan talbiyah.

Lafazh talbiyah: “Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka


labbaik. Innalhamda wan ni’mata, laka wal mulk, laa syariika lak”. (Aku
menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku
menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku menjawab panggilan-
Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-
Mu, tiada sekutu bagi-Mu). Ketika bertalbiyah, laki-laki disunnahkan
mengeraskan suara.

2. WUKUF DI PADANG ARAFAH


Melaksanakan wukuf di padang Arafah merupakan rukun haji yang
sangat penting. Orang yang tidak melaksanakan wukuf, berarti hajinya tidak
sah. Ibnu Rusyd berkata, “Para ulama telah sepakat bahwa wukuf di padang
Arafah merupakan bagian dari rukun haji dan barangsiapa yang luput atau
meninggalkannya, maka harus ada haji pengganti atau hajinya diulang tahun
berikutnya.” Sesuaidengan sabda Nabi,“Haji adalah wukuf di Arafah.” (HR.
An Nasai no. 3016, Tirmidzi no. 889, Ibnu Majah no. 3015. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Yang dimaksud wukuf yaitu hadir dan diam berada di daerah Arafah,
baik itu dalam keadaan sadar, tertidur, berkendaraan, duduk, berjalan atau
berbaring, entah itu dalam keadaan suci atau tidak suci (junub, haid, nifas)
(Fiqih Sunnah, 1:494). Waktu wukuf dimulai dari matahari tergelincir atau
waktu zawal pada hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah sampai waktu terbit fajar
Subuh pada hari nahr tanggal 10 Dzulhijjah. Jika wukuf dilaksanakan selain
pada waktu tersebut, maka wukufnya tidak sah berdasarkan kesepakatan para
ulama.

3. TAWAF IFADAH
Tawaf yaitu mengitari Ka’bah sebanyak 7 kali. Sesuai dengan firman
ALLAH, “Dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling
rumah yang tua itu (Baitullah).” (QS. Al Hajj: 29)
Syarat-syarat tawaf:
a. Niat melakukan tawaf.
b. Suci dari hadats (pendapat mayoritas ulama).
c. Menutup aurat karena sama seperti sholat.
d. Tawaf dilakukan di dalam masjid, tak apa jauh dari Ka’bah juga.
e. Ketika bertawaf, Ka’bah berada di sebelah kiri.
f. Tujuh kali putaran.
g. Dilakukan berturut-turut.
h. Tawaf dimulai dari hajar aswad.

4. SA’I
Sa’i ialah berjalan dari Shofa ke Marwah dan sebaliknya dalam
rangka ibadah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lakukanlah sa’i
karena Allah mewajibkan kepada kalian untuk melakukannya.” (HR. Ahmad
6: 421. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits tersebut hasan).
Syarat sa’i:
1) Niat.
2) Berurutan antara thowaf, lalu sa’i.
3) Dilakukan berturut-turut antara setiap putaran. Namun jika ada sela waktu
sebentar antara putaran, maka tidak mengapa, apalagi jika benar-benar
butuh.
4) Menyempurnakan hingga tujuh kali putaran.
5) Dilakukan setelah melakukan thowaf yang shahih.

5. TAHALLUL
Tahallul adalah diperbolehkannya kembali jemaah melakukan apa
yang dilarang saat ihram. Simbol dari tahallul yaitu minimal memotong
rambut sebanyak 3 helai, namun tidak jarang yang menggunduli rambutnya.
Dengan ini, maka apa yang dilarang saat ihram, menjadi boleh dilakukan.
Semua mazhab berpendapat bahwa tahallul merupakan wajib haji. Namun
mazhab syafi’i berpendapat kalau tahallul termasuk rukun haji.

6. TERTIB
Tertib ialah mengerjakan semua rukun-rukun haji sesuai urutannya
dan tidak boleh ada yang terlewat. Tidak hanya haji, banyak ibadah dalam
syariah Islam yang memasukan tertib sebagai rukun dan biasanya menjadi
rukun terakhir. Sedangkan rukun sendiri bermakna apa-apa yang harus
dijalankan. Sehingga dengan adanya rukun tertib, kita tidak boleh meloncati
rukun-rukun yang telah ditetapkan dan membuat umat Islam sedunia seragam
dalam menjalankan ibadah.

Anda mungkin juga menyukai