Laporan Praktikum Dihibrid
Laporan Praktikum Dihibrid
GENETIKA
Alat :
1. Gabus
2. Kuas kecil
3. Botol berpipet yang berisi eter
4. Botol Kultur
5. Cawan Petri
6. Kapas
7. Botol bius
8. Botol pembunuh
Bahan :
1. Lalat Buah (Drosophila Melanogasker)
2. Eter
3. Medium
D. CARA KERJA
1. Mengambil semua Drosophila yang telah dewasa dari botol kultur dengan cara
menyentakan secara pelan – pelan pada bantalan sterofom (kabus) sehingga lalat
buah yang berada di botol kultur akan berada di bawah.
2. Membuka sumbat botol kultur lalu di tautkan atau di sambungkan dengan botol
bius, pegang kedua botol dengan tangan kiri dan jangan sampai ada celah antara
botol kultur dengan botol bius.
3. Menunggu hingga lalat yang ada di botol kultur berpindah ke botol bius, untuk
mempermudah dalam pemindahan lalat maka arahkan botol bius kearah sumber
cahaya.
4. Setelah banyak lalat yang masuk ke botol bius, lepaskan botol bius dari botol
kultur dan langsung di sumbat kembali dengan penutupnya. Begitu juga botol
kultur tutup dengan sumbat gabus. Hal ini perlu karena menjaga agar lalat yang
ada di dalam botol tidak keluar dari botol.
5. Meneteskan 3-4 kali eter ke dalam botol bius melalui bagian sumbat yang ada
kapasnya. Kemudian tunggu beberapa menit hingga lalat yang ada di botol bius
tidak bergerak (terbius).
6. Setelah semua lalat sudah terbius (tidak bergerak atau berjalan) maka letakan
pada cawan petri dan letakan di atas kertas putih agar mempermudah dalam
pengamatan atau perhitungan jenis mutan.
7. Menghitung dan mengamati jenis mutan dari lalat buah.
8. Jika dalam pengamatan ada lalat yang terbangun itu maka alangkah baiknya di
bius lagi dengan cara meneteskan eter ke dalam kapas secukupnya kemudian
kapas tersebut di letakkan dalam cawan petri kemudian tutup kembali.
9. Lalat yang sudah di hitung dan tidak di pergunakan lagi harus di buang dalam
botol pembunuh yang berisi sabun detergen atau alkohol. Hal ini perlu dilakukan
agar lalat yang tidak digunakan tiba-tiba terbangun kembali dan lepas maka akan
mengganggu populasi lalat buah di sekitar lingkuannya.
E. HASIL
X2 = ∑ ((ft-Ft)2 :Ft)
= ((101-91.125)2 :91.125) + ((31-30.375)2 :30.375) + ((29-30.375)2 :30.375) + ((1-
10.125)2 :10.125)
= 1.07+0.012 + 0.062 + 8.22
= 9.472
Dari hasil yang didapat, jika dibandingkan dengan nilai tabel Chi Kuadrat, ternyata
hasil tersebut lebih besar dari nilai tabel yaitu 9.472 > 7,815 artinya persilangan ini
menolak Hukum Mendel II.
F1 = x
F2 = 3 3 =9
=3
3 =3
=3
F. PEMBAHASAN
Keempat gamet tersebut muncul karena persilangan dua sifat beda yang
terletak pada kromosom yang berlainan yaitu kromosom nomor 2 dan nomor
3 akan bersegrasi secara bebas pasa tahap metaphase 1 dari pembelahan
meiosis, terjadi pemisahan kromosom secara bebas dengan susunan
sembarang dengan menghasilkan empat macam fenotipe dengan perbandingan
9 : 3: 3 :1. (sisunandar:2011)
G. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa :
1. Parental pada botol nomor D1 yaitu lalat buah Curled dengan lalat buah Sepia.
2. Nilai Chi kuadrat (X2) > Nilai X2 pada tabel.
9.472 >7,815 sehingga Ho ditolak. Artinya tidak sesuai dengan Hukum Mendel
II.
3. Dari diagram persilangan dapat diketahui perbandingan genotifnya adalah
Normal : Curled : Sepia : Curled Sepia
9 : 3 : 3 : 1
4. Dihibrid adalah persilangan dari individu yang memiliki 2 sifat berbeda.
Daftar Pustka
Kiauw Nio, Tjan. 1991. Genetika Dasar. Bandung : Insitut Teknologi Bandung
Sisunandar. 2012. Penuntun Praktikum Genetika. Purwokerto. Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
Suryo, 1994 . Genetika Stratal. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Yatim, Wildan. 1986. Genetika. Bandung. Tarsito