Anda di halaman 1dari 2

AKTIFITAS APOTEKER DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

Penulis : Helin Mutia Rahmi, S.Farm


Virgo Eri Sendi, S.Farm
Pembimbing : Dr. apt. Ifmaily, M.Kes

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi


Universitas Perintis Indonesia Padang

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar orang, karena setiap aspek kehidupan berhubungan
dengan kesehatan. Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka
petumbuhan dan kehidupan bangsa. Kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu)
dan praktik (seni) yg bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup, dan
meningkatkan kesehatan penduduk. Untuk mewujudkan hal ini secara optimal diselenggarakan
upaya kesehatan yang setiap aktivitasnya untuk memelihara dan meningkatkan dan dilakukan
pada sarana kesehatan. Selain itu sarana kesehatan dapat dapat juga digunakan untuk
kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kesehatan.
Sebagian besar pendidikan farmasi memiliki gagasan umum, terhadap kesehatan
masyarakat dan peran farmasi di bidang ini, tentang konsep apa yang perlu diajarkan dalam
pendidikan kesehatan masyarakat untuk apoteker. Meskipun mudah untuk berbicara secara
umum, agak sulit untuk merancang program pendidikan spesifik yang akan memenuhi kebutuhan
praktisi masa depan. Tidak hanya topik kesehatan masyarakat yang luas, tetapi apoteker juga
berlatih dalam berbagai pengaturan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kesehatan
masyarakat.

Aktifitas seorang apoteker dalam melaksanakan kegiatan pelayanan terhadap kesehatan


masyarakat yaitu diantaranya :
1. Konseling
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi
Obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya. Konseling untuk
pasien rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat dilakukan atas
inisitatif Apoteker, rujukan dokter, keinginan pasien atau keluarganya. Pemberian
konseling yang efektif memerlukan kepercayaan pasien dan/atau keluarga terhadap
Apoteker. Pemberian konseling Obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi,
meminimalkan risiko reaksi Obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan meningkatkan
cost-effectiveness yang pada akhirnya meningkatkan keamanan penggunaan Obat bagi
pasien (patient safety) (Anonim, 2014).
2. Penyuluhan
Penyuluhan dapat dilakukan secara langsung atau pun tidak langsung. Penyuluhan
langsung dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok, sedangkan penyuluhan
tidak langsung dapat dilakukan melalui penyampaian pesan-pesan penting dalam bentuk
brosur, leaflet atau tulisan dan gambar di dalam media cetak atau elektronik, misalnya
penyuluhan tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit liver. Dimana apoteker
diharapkan dapat memberikan penyuluhan secara personal dengan pasien penyakit liver.
Penyuluhan secara personal dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani
pengobatannya. Hendaknya apoteker memastikan bahwa pasien tahu tentang penyakit
yang dideritanya, pentingnya kepatuhan terhadap diet yang disarankan serta akibat dari
ketidakpatuhan atau kelalaian dalam menjalankan terapi pengobatannya.
3. PIO ( Pemberian Informasi Obat )
Pelayanan informasi obat didefinisikan sebagai kegiatan penyediaan dan
pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif, terkini
oleh apoteker kepada pasien, masyarakat maupun pihak yang memerlukan di rumah sakit.
Pelayanan informasi obat meliputi penyediaan, pengolahan, penyajian, dan pengawasan
mutu data atau informasi obat dan keputusan profesional. Pelayanan informasi obat harus
benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini sangat
diperlukan dalam upaya penggunaan obat yang rasional oleh pasien (Anonimb , 2006).
4. Edukasi
Minimnya pengetahuan masyarakat tentang informasi obat dan kemampuan
berkomunikasi dalam pelayanan informasi obat mendorong untuk diadakannya suatu
usaha edukasi dan optimalisasi kemampuan masyarakat berkaitan dengan informasi obat.
Tujuan dari kegiatan edukasi tersebut adalah untuk mendukung pengobatan yang
rasionaldan membentuk masyarakatyang berdaya, serta memahami informasi obat
dan pengobatannya.
5. Home Care
Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan
kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan
tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Pelayanan diberikan sesuai
dengan kebutuhan pasien atau keluarga yang direncanakan dan dikoordinasi oleh pemberi
pelayanan melalui staf yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.

Aktivitas dari pelayanan apoteker yang diberikan untuk kesehatan masyarakat akan
membantu pasien dalam menjalankan terapi pengobatannya. Sehingga jika seorang pasien
mematuhi dalam menjalani terapi pengobatan akan membantu meningkatkan persentasi
kesembuhan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai