258 - 268
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online
ABSTRAK
Kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode
tertentu di dalam melaksanakan tugasnya. Sebagai bentuk usaha Pemerintah dalam menyelesaikan
permasalahan transportasi di kota Padang, Trans Padang seharusnya memiliki standar kualitas pelayanan
dan sistem manajemen kinerja. Perancangan sistem manajemen kinerja di UPT Trans Padang menggunakan
bantuan empat perspektif balanced scorecard. Dengan cara merumuskan sasaran strategis dan juga Key
Performance Indicator (KPI) kemudian mencari keterkaitan diantaranya dan melakukan pembobotan guna
mengetahui ranking dan bobot dari masing-masing KPI. Pembobotan KPI menggunakan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP). Hasil dari pembobotan memperlihatkan rangking dan bobot KPI untuk kinerja
UPT Trans Padang. Hasil ini yang kemudian dijadikan sumber rancangan aplikasi manajemen kinerja.
Perancangan aplikasi sistem manajemen kinerja dan pengembangan model sistem menggunakan metode
waterfall. Dari perancangan sistem menggunakan empat perspektif balanced scorecard menghasilkan 9
sasaran strategis yang diperoleh dari visi, misi, dan tujuan perusahaan. Kemudian didapatkan 13 KPI dari
hasil kuesioner dan wawancara yang selanjutnya didapatkan bobot dari masing-masing KPI tersebut dari
hasil pembobotan kuesioner perbandingan berpasangan.
Kata Kunci: Sistem Manajemen Kinerja, Analytic Hierarchy Process, Key Performance Indicator (KPI)
ABSTRACT
Performance is the result or the overall success rate of a person during a certain period in performing
the task. As a form of government efforts to solve the problems of transport in the city of Padang, Padang
Trans supposed to have a standard of service quality and performance management systems. The design of
the performance management system in Trans UPT Padang uses the help of four perspectives of the balanced
scorecard. It is done by formulating the strategic objectives and Key Performance Indicator (KPI) and then
looking for connection between them and performs weighting to determine the ranking and the weight of
each KPI. KPI weighting use Analytical Hierarchy Process (AHP). The result of weighting shows the rank
and KPI's performance Trans UPT Padang. These results are then used as the source of the design of
performance management applications. Performance management system application design and
development of system models use waterfall method. The system design which uses four perspectives of the
balanced scorecard have produced 9 strategic objectives derived from the vision, mission and objectives of
the company. It obtained 13 (thirteen) KPI from the questionnaires and the interviews and it gains the
weights of each KPI from the results of the questionnaire pairwise comparisons.
Keywords: Performance Management System, Analytic Hierarchy Process, Key Performance Indicator (KPI)
Corresponding Author:
Difana Meilani
Jurusan Teknik Industri,
Universitas Padang
Email: difana.meilani@gmail.com
a. Merupakan suatu aspek dari strategi perusahaan. perusahaan lakukan, dalam jangka panjang
b. Menetapkan ukuran kinerja melalui ukuran maupun jangka pendek untuk mencapai tujuan
mekanisme komunikasi antar tingkatan keuangan dan kepuasan customer.
manajemen. d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, yaitu
c. Mengevaluasi hasil kinerja secara terus menerus bagaimana perusahaan dapat meningkatkan dan
guna perbaikan pengukuran kinerja pada menciptakan value secara terus menerus,
kesempatan selanjutnya. terutama dalam hubungannya dengan
Untuk menghadapi persaingan global saat ini, maka kemampuan dan motivasi karyawan.
setiap perusahaan diharapkan dapat Penerapan konsep Balance Scorecard sangat
mengoptimalakan kinerja perusahaannya, sehingga berpengaruh dalam pencapaian tujuan suatu perusahaan.
dapat bertahan dengan arus globalisasi. Setiap Balance Scorecard yang diterapkan dapat menghasilkan
perusahaan harus menentukan cara yang tepat untuk perbaikan dan perubahan strategis sehingga membantu
mengembangkan sumber daya yang ada agar dapat pencapain kinerja perusahaan. Saat ini Balanced
mendorong kemajuan perusahaan. Pengukuran Scorecard digunakan untuk mengembangkan strategi dan
kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat sebagai alat eksekusi dalam lingkungan operasional.
penting dalam perusahaan. Pengukuran kinerja Balanced Scorecard menerjemahkan visi dan misi serta
selain dapat digunakan untuk menilai keberhasilan strategi perusahaan ke dalam suatu ukuran kinerja/
perusahaan dapat juga digunakan sebagai dasar indikator. Hal ini menyebabkan strategi tersebut dapat
penyusunan imbalan maupun reward dalam dipahami, dikomunikasikan, diukur dan juga
perusahaan. memungkinkan pemantauan tingkat akurasi pelaksanaan
startegi.
2. Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah alat 4. System Development Life Cycle (SDLC)
bantu pengambilan keputusan yang sederhana, Metodologi pengembangan sistem yang populer
untuk menangani masalah yang kompleks, tidak dan banyak digunakan adalah metodologi
terstruktur, bahkan multiatribut. Kekuatan metode pengembangan sistem terstruktur, yang memberikan
AHP terletak pada kemampuan untuk meniru cara top down dan cara dekomposisi. System
pendapat manusia tentang aturan yang penting Development Life Cycle (SDLC) atau siklus hidup
dalam faktor yang berbeda untuk mewujudkan pengembangan sistem adalah metode
tujuan atau hasil, serta untuk membantu pengembangan sistem tradisional yang digunakan
menstrukturkan masalah yang kompleks dan sebagian besar organisasi saat ini. Model SDLC
multiatribut. atau Sekuensial Linier sering disebut juga Model
Air Terjun. SDLC adalah kerangka kerja
3. Balanced Scorecard (Framework) yang terstruktur yang berisi proses-
Konsep Balanced Scorecard dikembangkan proses sekuensial dimana sistem informasi
untuk melengkapi pengukuran kinerja keuangan dikembangkan. SDLC terdiri dari lima fase yang
(atau dikenal dengan pengukuran kinerja masing-masing fase terdiri dari aktifitas-aktifitas
tradisional) dan sebagai alat yang cukup penting yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
bagi organisasi perusahaan untuk merefleksikan Tiga aktifitas utama dalam SDLC yaitu analisa,
pemikiran baru dalam era competitiveness dan desain dan implementasi, sedangkan sisanya adalah
efektivitas organisasi. Balanced Scorecard telah fase tambahan seperti perencanaan proyek dan
banyak diterapkan sebagai alat ukur kinerja baik dukungan. Model ini biasanya digunakan untuk
dalam bisnis manufaktur dan jasa. Konsep ini membuat sebuah software dalam skala besar dan
memperkenalkan suatu sistem pengukuran kinerja yang akan dipakai dalam waktu yang lama. Sangat
perusahaan dengan menggunakan kriteria-kriteria cocok untuk pengembangan sistem yang besar.
tertentu. Kriteria tersebut sebenarnya merupakan Metode SDLC merupakan proses standar yang
penjabaran dari apa yang menjadi misi dan strategi dapat diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan
perusahaan dalam jangka panjang, yang seluruh langkah yang diperlukan untuk
digolongkan menjadi empat perspektif yang menganalisa, merancang, mengimplementasikan
berbeda yaitu (Kaplan & Norton, 2000): dan memelihara sistem informasi. Metodologi
a. Perspektif Keuangan, yaitu bagaimana pengembangan sistem perlu dikeahui, agar
perusahaan berorientasi pada para pemegang pengembangan sistem dapat bekerja dengan efisien
saham. dan efektif.
b. Perspektif Pelanggan (customer), yaitu
bagaimana perusahaan dapat menjadi supplier 5. Konsep Sistem Manajemen Kinerja
utama yang paling bernilai bagi para customer. Langkah perancangan manajemen kinerja
c. Perspektif Proses Bisnis Internal, yaitu proses menurut Wibisono (2006) terdiri atas empat tahap,
bisnis apa saja yang terbaik yang harus yaitu tahap fondasi (tahap 0), tahap informasi dasar
(tahap 1), tahap perancangan (tahap 2), tahap Analitycal Hierarchy Process (AHP), yaitu membuat
penerapan (tahap 3) dan tahap penyegaran (tahap pohon hirarki, merancang kuesioner perbandingan
4). Suatu organisasi dapat menerapkan manajemen berpasangan, melakukan perbandingan berpasangan,
kinerja dengan memenuhi prasyarat dasarnya yaitu melakukan perhitungan rata-rata geometri,
adanya suatu indikator kinerja (key performance melakukan perhitungan bobot kepentingan,
indicator) yang terukur secara kuantitatif dan jelas menghitung rasio konsistensi dengan menghitung
batas waktunya. faktor penjumlahan bobot, faktor konsistensi, indeks
konsistensi dan indeks rasio.
Metodologi Penelitian b. Tahap Penerapan (Tahap 3)
Tahap ini merupakan tahap penerapan
Metodologi penelitian menjelaskan tentang langkah- rancangan yang meliputi: perancangan Sistem
langkah yang dilakukan dalam penelitian ini. Proses Informasi Manajemen dan sosialisasi sistem
penelitian dilakukan ke Dinas Perhubungan Kota Padang penilaian kinerja kepada pemimpin senior. Dalam
untuk mengumpulkan informasi tentang kondisi pengembangan sistem informasi dengan
transportasi yang ada di kota Padang dan pengelolaan menggunakan metode waterfall. Di mulai dengan:
Trans Padang. Studi literatur dilakukan dengan - Mendefinisikan kebutuhan dan batasan aplikasi,
memaparkan referensi-referensi yang berkaitan uraian indikator dan atribut
dengan penelitian. - Sistem desain dan software menggunakan Unified
1. Perumusan Masalah Modelling Language (UML). Model dari sistem
Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah yang akan dilakukan berdasarkan Object Oriented
bagaimana penilaian kinerja di Trans Padang Analysis (OOA) dan Object Oriented Design
2. Pengumpulan Data (OOD).
Data yang dikumpulkan berupa data dari hasil 4. Analisis
wawancara, form kuisioner penilaian kinerja dan Analisis dilakukan sesuai dengan hasil yang
data umum tentang perusahaan atau data lain yang didapatkan dari pengolahan data berdasarkan
menunjang penelitian. Informasi dasar (Tahap 1) pengumpulan data, analisis penentuan kriteria, dan
yang dibutuhkan ialah visi, misi, dan strategi UPT analisis penentuan kriteria prioritas berupa
Trans Padang, Gambaran umum perusahaan, rekomendasi perbaikan.
Struktur organisasi perusahaan, Peraturan UPT 5. Penutup
Trans Padang, Standard Operation Procedure Penarikan kesimpulan berdasarkan pengolahan
(SOP). Informasi ini digunakan sebagai data untuk data dan analisis terhadap hasil pengolahan data.
menganalisis kepentingan dan kontribusi Kemudian diberikan saran-saran untuk perbaikan
stakeholder UPT Trans Padang. Ini didapatkan dari dan pengembangan penelitian.
diskuai dengan kasubag tata usaha UPT Trans Berikut merupakan flowchart dari metodologi
Padang. penelitian pengukuran kinerja Trans Padang:
3. Pengolahan Data
Langkah perancangan sistem penilaian kinerja
ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu (Wibisono,
2006):
a. Tahap Perancangan (Tahap 2), ada beberapa tahap
yang dilakukan yaitu:
- Penentuan kerangka kerja Balanced Score Card
(BSC).
- Identifikasi sasaran strategis, yang diidentifikasi
berdasarkan kebutuhan dan kontribusi dari
stakeholder dan juga strategi dari UPT Trans
Padang yang kemudian didiskusikan dengan pihak
UPT Trans Padang.
- Pembuatan Peta Sasaran Strategis, pengelompokan
sasaran strategis didapatkan dari UPT Trans Padang.
- Identifikasi KPI dilakukan dengan studi literatur
dan penelusuran dokumen.
- Verifikasi KPI, di UPT Trans Padang
menggunakan kuesioner dan perhitungan
natural cut-off point. Kuesioner diambil dari
Dishubkominfo dan Trans Padang.
- Pembobotan KPI, dalam menentukan kriteria UPT
Trans Padang dengan menggunakan metode
Mulai A
Melakukan survei pendahuluan di Dinas Perhubungan Mempelajari dan memahami literatur Sistem Desain dan Software
Kota Padang melalui diskusi dan dokument UPT Trans yang relevan
Padang
Unified Modelling Languange (UML)
1. Bussines Process Diagram
2. Identifikasi Aktor,
Perumusan Masalah 3. Perancangan Use Case, dan Use Case Diagram
4. Identifikasi Class
Bagaimana rancangan sistem pengukuran kinerja yang mampu mengakomodir faktor-faktor yang 5. Class Diagram
memberikan kontribusi terhadap kinerja di Trans Padang? 6. Entity Relationship Diagram
Tahap Perancangan
(Tahap 2) Integrasi dan Testing
Sistem
Pembobotan KPI
Balanced Scorecard Penentuan Kerangka Kerja Membentuk Hirarki Operasi dan
Maintanance
Analisis Kepentingan Identifikasi Sasaran Strategis Membentuk Matriks Perbandingan
dan Kontribusi Berpasangan
Analisis
Stakeholder
Mencari Rata-rata Geometri 1. Analisis Perancangan Sistem Penilaian Kinerja
Pembuatan Peta Sasaran Strategis
2. Analisis Perancangan Aplikasi Sistem Penilaian Kinerja
A
Bagian ini bertujuan untuk menyelesaikan
permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian
Gambar 1. Flowchart Metodologi Penelitian sebelumnya, disini akan dijelaskan langkah - langkah
dalam penyelesaian masalah tersebut.
1. Informasi Dasar (Tahap 1)
Informasi dasar yang dibutuhkan ialah visi, misi,
dan strategi UPT Trans Padang, Gambaran umum
perusahaan, Struktur organisasi perusahaan,
Peraturan UPT Trans Padang, Standard Operation
Procedure (SOP). Informasi ini digunakan sebagai
data untuk menganalisis kepentingan dan kontribusi
stakeholder UPT Trans Padang.
2. Perancangan Sistem Penilalian Kinerja (Tahap 2)
a. Penentuan Kerangka Kerja
Kerangka kerja yang digunakan adalah kerangka
kerja Balanced Scored Card (BSC). Kerangka kerja
BSC mampu menterjemahkan visi, misi, dan
strategi organisasi ke dalam sistem penilaian yang
terintegrasi menggunakan 4 perspektif, (Keuangan,
Pelanggan, Proses bisnis internal, Pembelajaran dan
Pertumbuhan).
b. Identifikasi Sasaran Strategis
Sasaran strategis pada penelitian ini dilakukan
dengan cara menterjemahkan target UPT Trans
Padang menjadi poin-poin sasaran strategis yang dilakukan pada buku “Manajemen Kinerja” oleh
kemudian didiskusikan dengan Tata Usaha UPT Dermawan Wibisono dan pada buku panduan
Trans Padang. Federal Transit Administration yang berjudul
c. Pembuatan Peta Sasaran Strategis. “Characteristics of Bus Rapid Transit”. Tambahan
Sasaran strategis yang sudah didapatkan dari referensi KPI pada penelitian ini juga
kemudian dikelompokkan berdasarkan perspektif merangkum KPI yang telah dihasilkan pada
Balanced Scorecard. Berdasarkan identifikasi penelitian Vanany (2004), Aulia (2012), dan
sasaran strategis diperoleh 9 sasaran strategis, dan Anugrah (2013). Berdasarkan hasil diskusi dan
kemudian dikelompokkan kedalam perspektif wawancara dengan pimpinan senior Trans Padang
Balanced Scorecard (BSC). Sehingga diperoleh diseleksi beberapa KPI yang telah didapatkan dari
pembagian pada perspektif keuangan dua ada buku dan jurnal penelitian. Dan juga pihak Trans
sasaran strategis (Pertumbuhan pendapatan, Padang menambahkan usulan rujukan KPI
Peningkatan sistem pengelolaan dana), perspektif berdasarkan panduan “Characteristics Bus Rapid
pelanggan ada tiga sasaran strategis (Pertumbuhan Transit (CBRT)”. Sehingga dihasilkan KPI
pelanggan, Kepuasan pelanggan, Efektifitas sebanyak 24 buah yang kemudian akan diverifikasi
costumer service), perspektif proses bisnis internal kembali.
ada dua sasaran strategis (Optimalisasi proses e. Verifikasi Key Performance Indicator (KPI)
operasi, Penyediaan fasilitas), dan pada perspektif Tahap selanjutnya dilakukan diskusi dan
pembelajaran dan pertumbuhan ada dua sasaran wawancara melalui kuesioner tingkat kepentingan
strategis (Peningkatan profesionalitas SDM, KPI dari 4 responden ahli.Verifikasi KPI di UPT
Kerjasama). Trans Padang menggunakan kuesioner dan
Dengan adanya pemetaan tersebut dapat terlihat perhitungan Natural cut-off point. Perhitungannya
keterkaitan atau pengaruh antar sasaran strategis di menggunakan nilai rata-rata yang didapatkan dari
UPT Trans Padang. Pengelompokan sasaran perhitungan total bobot kepentingan dibagi dengan
strategis juga didapatkan dengan wawancara jumlah responden. Nilai Natural cut-off point
bersama Kasubag Tata Usaha UPT Trans Padang. didapatkan dari nilai rata-rata maksimal tersebut
Peta sasaran strategis dapat dilihat pada Gambar 2.
dikurangi dengan nilai rata-rata minimal dan
selanjutnya dibagi dua. Berdasarkan verifikasi yang
Visi, Misi, dan
Strategi
didapatkan ada beberapa KPI usulan yang tidak
mampu di terjemahkan dan diterapkan di Trans
Padang. Sehingga pada verifikasi responden menilai
Pertumbuhan Kepuasan Efektifitas Costumer KPI usulan belum dapat digunakan untuk mengukur
Pelanggan
Pelanggan Pelanggan Service kinerja Trans Padang. Hasil verifikasi keterkaitan
KPI dengan perspektif BSC dan sasaran strategis
Peningkatan Sistem
dapat dilihat pada Tabel 1.
Pertumbuhan
Finansial
Pendapatan Pengelolaan Dana f. Pembobotan Key Performance Indicator (KPI)
Tahapan menentukan kriteria prioritas pada
Optimalisasi Penyediaan
penilaian kinerja UPT Trans Padang dengan
Proses Bisnis Internal Proses Operasi Fasilitas menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process
(AHP), berikut merupakan tahapannya:
- Membuat pohon hirarki; Pohon hirarki sistem
Pembelajaran dan Peningkatan Hubungan
Pertumbuhan Profesionalitas SDM Kerjasama penilaian kinerja dibuat untuk dapat
memperlihatkan keterkaitan secara langsung
antara KPI, sasaran strategis dan perspektif BSC
Prespektif Balanced
Scorecard
Sasaran Strategis dengan visi, misi, dan strategi UPT Trans
Padang
Gambar 3. Peta Sasaran Strategis - Merancang Kuesioner Perbandingan
Berpasangan
d. Identifikasi Key Performance Indicator (KPI) - Perbandingan Berpasangan; Perbandingan
Penentuan KPI dilakukan dengan melakukan berpasangan menggunakan kuesioner yang
studi literatur dan penelusuran dokumen. Dalam diberikan kepada pimpinan senior yang ada di
tahap identifikasi ini diperoleh rancangan KPI
UPT Trans Padang dengan jumlah responden
menurut Moeheriono (2012), dalam bukunya
sebanyak 3 orang. Responden pada penelitian
“Perancangan Aplikasi dan Pengembangan
Indikator Kinerja Utama (IKU) Bisnis dan Publik”. ini adalah pimpinan senior yang terlibat aktif
Memuat pendapat beberapa ahli manajemen kinerja dalam pelaksanaan pengelolaan UPT Trans
terkait indikator vital pada 4 perspektif balanced Padang.
scorecard. Ahli tersebut terdiri dari David - Melakukan Perhitungan Rata-rata Geometri
Parmenter, Robert S. Kaplan & David P. Norton - Melakukan Perhitungan Bobot Kepentingan
serta Moeheriono. Selain itu studi literatur juga
- Perhitungan Rasio Konsistensi (Consistency Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Bobot Kepentingan (lanjutan)
Ratio); Hasil dari uji konsistensi rasio untuk Key Performance Indicator Bobot
Bobot
seluruh indikator menunjukkan bahwa bobot (KPI) Hirarki
lokal dari setiap indikator terkait memenuhi Kepuasan Pelanggan 1,00 0,16
syarat dan tidak adanya revisi terhadap data dari Tingkat Pertumbuhan Pelanggan 1,00 0,09
responden. Keluhan Pelanggan 1,00 0,09
Berdasarkan hasil perhitungan bobot perspektif, Persentase Pendapatan 1,00 0,05
Efektifitas Penggunaan
sasaran strategis dan KPI pada UPT Trans Padang 1,00 0,14
Pendapatan
didapatkan hasil yang di rekap pada Tabel 2. Persentase Ketersediaan Armada 0,56 0,06
Rasio Ketersediaan Halte 0,44 0,05
Tabel 1. Hasil Verifikasi Keterkaitan KPI dengan Tingkat Pemeliharaan 0,56 0,06
Perspektif BSC dan Sasaran Strategis Kemampuan Sistem Informasi 0,44 0,05
Perspektif
Pertumbuhan
Tingkat Pertumbuhan Pelanggan
Pelanggan
Efektifitas
Keluhan Pelanggan 3. Aplikasi Sistem Penilaian Kinerja
Costumer Service Tahap perancangan aplikasi merupakan bagian
Pertumbuhan
Persentase Pendapatan dari tahapan penerapan sistem manajemen kinerja.
Keuangan
Pendapatan
Peningkatan Pada perancangan aplikasi pada penelitian ini
Efektifitas Penggunaan
Sistem
Pendapatan
menggunakan metode waterfall untuk
Pengelolaan Dana pengembangan sistem informasi manajemen.
Ketersediaan Persentase Ketersediaan Armada Berikut merupakan langkah-langkah dalam
Internal
Proses
Bisnis
Profesionalitas
SDM Persentase Karyawan dengan kegunaan aplikasi yang diharapkan user dan
Kinerja Baik batasan aplikasi. Informasi ini diperoleh melalui
dan
Hubungan
Perluasan Hubungan Kerjasama wawancara, survey dan diskusi dengan Kabag
Kerjasama
Tata Usaha di UPT Trans Padang. Indikator
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Bobot Kepentingan sistem manajemen kinerja di UPT Trans Padang
Perspektif Bobot Sasaran Strategis Bobot
pada hasil perancangan sistem manajemen
kinerja menunjukkan ada 13 KPI yang dapat
Kepuasan Pelanggan 0,48 dilihat pada Tabel 4.
Pertumbuhan
0,26
Pelanggan 0,34 Pelanggan
Tabel 4. Key Performance Indicator (KPI) Kinerja UPT
Efektifitas Costumer Trans Padang
0,26
Service
Key
Pertumbuhan Performance
0,28 No Deskripsi
Pendapatan Indicator
Keuangan 0,19
Peningkatan Sistem (KPI)
0,72
Pengelolaan Dana
Kepuasan Merupakan tingkat kepuasaan
1
Ketersediaan Pelanggan pelanggan terhadap kinerja
0,50
Fasilitas Tingkat
Proses Bisnis Peningkatan atau penurunan
0,22 2 Pertumbuhan
Internal jumlah pelanggan
Optimalisasi Proses Pelanggan
0,50
Operasi Merupakan kemampuan
Keluhan
3 mengatasi keluhan dari
Pelanggan
pelanggan
Peningkatan
0,65 Persentase Peningkatan atau penurunan
Pembelajaran & Profesionalitas SDM 4
0,26 Pendapatan jumlah pendapatan
Pertumbuhan
Efektifitas
Hubungan Merupakan tingkat efektifitas
0,35 5 Penggunaan
Kerjasama dalam penggunaan aset
Pendapatan
Total 1,00
c. Implementasi
Tahapan implementasi merupakan tahap
pembuatan software. Proses pembuatan aplikasi Gambar 8. Tampilan Input Data Pegawai
sistem penilaian kinerja menggunakan beberapa
perangkat lunak pembantu seperti XAMPP
untuk perancangan database dan localserver
serta PHP sebagai bahasa pemrograman.
Gambar 6, Gambar 7, Gambar 8, Gambar 9
Gambar 10 merupakan tampilan aplikasi sistem
penilaian kinerja yang telah dibuat.