Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai lembaga diklat diharapkan mampu menghasilkan
tamatan yang nantinya akan menjadi tenaga kerja menengah sesuai kompetensi keahliannya
masing-masing. Untuk mencapainya, diperlukan suatu system yang mengatur serangkaian kegiatan
untuk mewujudkan tujuan dari lembaga tersebut. Demikian pula SMK Negeri 5 Sijunjung sebagai
lembaga diklat harus memiliki kurikulum sesuai dengan kondisi yang ada sebagai role of system
yang dianutnya.
SMK Negeri 5 Sijunjung didirikan pada tahun 2008, dan efektif melakukan proses
pembelajaran/ operasional pada tahun ajaran 2009/ 2010. Pada awalnya pembelajaran praktik
kejuruan memanfaatkan lokasi tambahan yang disewa serta dimanfaatkan juga sebagai Unit
Produksi (UP). Hal tersebut dikarenakan akses PLN dan Telkom masih belum tersedia, berlangsung
selama satu semester.
Kini dengan dukungan dari berbagai pihak, SMK Negeri 5 Sijunjung telah mendapatkan
berbagai akses seperti Listrik, Telkom, jalan dan jembatan yang sangat mendukung mobilitas siswa
maupun pendidik dan tenaga kependidikan. Sehingga jumlah peminat semakin bertambah setiap
tahunnya dan menambah peluang untuk mendirikan jurusan baru yang masih relevan dengan
jurusan yang sudah ada. Mulai tahun ajaran 2011-2012 ditambah satu jurusan yaitu “Disain
Komunikasi Visual”
Secara umum kondisi SMK Negeri 5 Sijunjung dapat kami paparkan sebagai berikut:
1. Kondisi Nyata
a. Standar Isi
KTSP SMK Negeri 5 Sijunjung disusun dan disempurnakan berdasarkan KTSP yang telah
divalidasi oleh TPK Provinsi. Kerangka dasar kurikulum telah mengacu pada hasil analisis
SKL satuan pendidikan dan SKL kelompok mata pelajaran
b. Standar Kompetensi Lulusan
Untuk mendukung katercapaian kelulusan maksimal untuk siswa Disain komunikasi visual
maka, SMK Negeri 5 Sijunjung akan mengadakan program belajar sore/ pembekalan bagi
siswa kelas XII pada mata pelajaran yang di UN kan dan Kejuruan.
c. Standar Proses
 Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada perangkat pembelajaran yang dihasilkan
setelah melakukan IHT KTSP

1
 Siswa dan guru dapat mengakses internet sebagai sumber belajar online, dan
perpustakaan digital sebagai sumber belajar offline berbasis jaringan local/ wireless.
 Masih terdapat pendidik yang belum menerapkan prinsip-prinsip PAKEM/ CTL dalam
pembelajaran.
d. Standar Penilaian
 Masih terdapat pendidik yang belum mendokumentasikan penilaian peserta didik dengan
baik
 Masih terdapat pendidik yang belum mampu membuat teknik penilaian sesuai SNP
 Masih terdapat pendidik yang belum menginformasikan silabus pada peserta didik di
awal semester
e. Standar Pengelolaan
 Pengeloaan satuan pendidikan didasarkan pada kemitraan yang kuat antara pihak
sekolah dan komite sekolah.
 Sekolah melakukan evaluasi secara berkala terhadap tujuan, proses dan output maupun
sarana prasarana pendukung proses pembelajaran.
 Proses pembelajaran semakin baik, dengan adanya pengembangan dan penambahan
sarana prasarana pembelajaran.
 Pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan melalui
pengusulan dan pengiriman pada diklat kompetensi terkait.
f. Siswa
Jumlah Jumlah
NO Tahun TKJ MM DKV
Pendaftar Diterima rombel
1 2009/ 2010 230 104 1 2 - 3
2 2010/ 2011 234 105 1 2 - 3
3 2011/ 2012 242 140 1 2 1 4
4 2012/ 2013 265 125 1 2 1 4
5 2013/ 2014 270 113 1 1 1 3
6 2014/ 2015 250 115 1 1 1 3
7 2015/2016 315 178 2 2 2 6
Untuk kelulusan SMK Negeri 5 Sijunjung jurusan DKV 2 kali meluluskan siswa

SMK Negeri 5 Sijunjung meluluskan siswa dengan rata-rata nilai UN sebagai berikut:
2
Rata-rata Nilai
No Mata Pelajaran TP 2011/ TP 2012/ TP 2013/ TP 2014/
2012 2013 2014 2015
1 Bahasa Indonesia 6,63 6,70 7,00 7.22
2 Bahasa Inggris 5,47 5,87 4,63 4,66
3 Matematika 4,27 4,63 4,07 4,25
4 Produktif 7,81 7,51 7,58 7,65

a. Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Status Akademik
P H K D1
No Jenis SMA/
N n o Jlh S2 S1 - Jlh
SMP
S r n D3
1 Pendidik 20 17 1 38 4 30 4 - 38
2 Tenaga
1 4 1 6 - 2 2 2 6
Kependidikan
TOTAL 44 TOTAL 44

Dari tabel diatas terdapat 7 orang pendidik di SMK Negeri 5 Sijunjung yang telah memiliki
sertifikat pendidik.

b. Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Status Akademik
No Jenis Smp/
Pns Hnr Knn Jlm S2 S1 D1-d3 Jlm
sma
1 Pendidik 20 13 2 35 4 28 - 3 35
Tenaga
2 1 5 1 7 - 2 2 3 7
Kependidikan
TOTAL 42 TOTAL 42
Dari tabel diatas terdapat 9 orang pendidik di SMK Negeri 5 Sijunjung yang telah memiliki
sertifikat pendidik.

c. Dukungan Masyarakat dan DU/DI


Keberadaan SMK Negeri 5 Sijunjung mendapatkan dukungan yang baik dari masyarakat,
pemerintah dan DU/DI yang terkait. Terbukti dengan berbagai kegiatan dan permintaan jasa sebagai
berikut:
1) Pembuatan website Kanagarian Padang Sibusuk, Kunangan Parik Rantang dan MKKS SMK
Kabupaten Sijunjung.

3
2) Pembuatan film documenter “Napak Tilas Nagari Padang Sibusuk”, Peliputan kegiatan PGRI
Kab. Sijunjung, dan beberapa acara pesta pernikahan warga sekitar.
3) Dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Sijunjung pada pelaksanaan HUT SMKN 5
Sijunjung berupa kegiatan Turnamen Sepakbola dan keterlibatan SLTA/ sederajat se Kab.
Sijunjung.
4) Dipilihnya SMK Negeri 5 Sijunjung sebagai salah satu lokasi Penghijauan “Penanaman Sejuta
Pohon” oleh pihak Pemerintah Kabupaten.
5) Keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan tingkat kecamatan, maupun kabupaten.

2. Kondisi Ideal
Kondisi ideal yang diharapkan sebagai berikut:
a. Terpenuhinya 90% dari 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP).
b. Tercapainya Visi Sekolah menjadi Sekolah Terbaik di Kabupaten Sijunjung
c. Memfasilitasi berbagai potensi akademis dan non akademis siswa
d. Dukungan yang maksimal dari Masyarakat, DU/DI dan Instansi terkait.
e. 98% lulusan terserap di dunia kerja (DU/DI) maupun melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi.
3. Potensi
Kondisi geografis SMK Negeri 5 Sijunjung sangat mendukung rencana pengembangan
Sekolah kedepan, karena terletak di pinggir Jalan Lintas Sumatera juga berbatasan langsung dengan
Kota Sawahlunto, sehingga mobilitas kesekolah sangat lancar. Disamping itu jumlah SMP/
sederajat di sekitar sekolah cukup banyak.
SMK Negeri 5 Sijunjung memiliki program studi keahlian Teknik Komputer dan
Informatika dan Disain Komunikasi visual yang sangat banyak dibutuhkan oleh dunia kerja
(DU/DI). Hal ini dibuktikan dengan banyaknya permintaan terhadap siswa Praktek Kerja Industri
(Prakerin) di Studio Foto, Advertising maupun Stasiun Televisi yang tersebar di beberapa daerah
Sumatera Barat dan kota Batam. Bahkan dari beberapa DU/DI yang berada di Sumatera Barat telah
membuat nota kesepahaman (MOU) dengan SMK Negeri 5 Sijunjung untuk menerima lulusan
menjadi tenaga kerja.
B. Dasar Hukum
Dasar hukum dan kebijakan untuk pengembangan Kurikulum SMK Negeri 5
Sijunjung dilandasi oleh ketentuan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS
2. PP No 19 tahun 2005 tentang SNP dan perubahannya PP No 32 tahun 2013

4
3. Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan perubahannya Permendikbud
No 64 tahun 2013
4. Pemendiknas No 23 tahun 2006 tentang SKL dan perubahannya Permendiknas no. 54
tahun 2013
5. Permendiknas No 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan SKL dan
perubahannya Permendiknas No 6 tahun 2007
6. Permendiknas No 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
7. Permendiknas No 20 tahun 2007 tentang Penilaian dan perubahannya Permendikbud No
66 tahun 2013
8. Permendiknas No 41 tahun 2007 tentang Standar Proses dan perubahannya
Permendikbud no. 65 tahun 2013
9. Permendikbud No 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SMA/MA
10. Permendikbud No 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SMK/MAK
11. Permendikbud No 71 tahun 2013 tentang Buku Teks dan Bahan Ajar
12. Permendikbud No 80 tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal
13. Permendikbud No 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum
14. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pendidikan Al
Quran.
15. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Propinsi Sumatera Barat.
16. Pergub Sumatera Barat No 70 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan Al-
Qur’an
17. Pergub Sumatera Barat No 71 tahun 2010 tentang Kurikulum Pendidikan Al-Qur’an
18. Pergub Sumatera Barat No 76 tahun 2010 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan.

C.Visi, Misi, Tujuan Satuan Pendidikan dan Tujuan Program/ Paket Keahlian
1. Visi :
“Menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan ICT terbaik di Kabupaten Sijunjung 2019 dengan
menghasilkan Lulusan yang Berkarakter, Cerdas dan Terampil”
Indikator Visi :
1. Terlaksananya manajemen pengelolaan terbaik

5
2. Terwujudnya proses pembelajaran terbaik
3. Meningkatnya pelayanan terhadap peserta didik
4. Meningkatnya potensi peserta didik, unggul dan berkualitas
5. Meningkatnya prestasi di tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional
6. Tercapainya pembayaran yang efisien
7. Meningkatnya kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
D. Misi, Tujuan Satuan Pendidikan dan Tujuan Program/ Paket Keahlian
1. Visi
Menjadi Paket Keahlian Desain Komunikasi Visual yang mampu menciptakan lulusan
professional yang dapat bersaing di dunia Usaha, industri dan pendidikan tinggi yang
berbasis Lingkungan, Budaya, dan Keunggulan Lokal di tahun 2016 yang dilandasi iman
dan taqwa
2. Misi
3. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berkesinambungan
berdasarkan Manajemen Mutu
4. Memberikan layanan pendidikan berorientasi pada minat, bakat dan potensi siswa
5. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang kerohanian dan tatakrama
6. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang pramuka dan wawasan kebangsaan
7. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang olahraga dan kesehatan sekolah
8. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang KIR
9. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang kesenian dan keterampilan
10. Melahirkan lulusan yang berkarakter, cerdas dan terampil
11. Menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan Stakeholder dan DUDI
12. Memasarkan lulusan dan menjalin komunikasi aktif dengan Ikatan Alumni
13. Menggerakkan unit produksi menjadi Teaching Factory yang menghasilkan profit serta
mampu bersaing di era globalisasi, dan
14. Meningkatkan sarana dan prasarana sekolah

3.Tujuan Satuan Pendidikan


Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut sesuai dengan kejuruan yang diampu peserta didik.
Adapun tujuan pendidikan di SMK Negeri 5 Sijunjung dibagi menjadi duayaitu:
1. Tujuan Sekolah Jangka Pendek Tahun 2015/2016
a. BidangAkademik
6
 Terlaksananya pemetaan KI, KD, indikator, aspek untuk kelas X, XI dan XII terhadap
semua mata pelajaran
 Terlaksananya pengembangan RPP untuk kelas X, XI dan XII terhadap semua mata
pelajaran
 Tercapainya Standar Isi yang ditandai telah dibuat kurikulum satuan pendidikan, silabus
lengkap, model/ sistem penilaian lengkap, RPP lengkap, dll
 Tercapainya Standar Proses pembelajaran yang ditandai telah ditetapkan dan
dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan scientific approach
 Tercapainya Standar PTK yang ditandai semua guru berkualifikasi minimal S1,
melaksanakan PTK/ PTBK, mengajar sesuai bidangnya, dll
 Tercapainya Standar Sarpras/ Fasilitas sekolah yang ditandai semua sarpras, fasilitas,
peralatan, dan perawatan memenuhi standar pelayanan minimum
 Tercapainya Standar Pengelolaan sekolah dalam pembelajaran, kurikulum, sarana dan
prasarana, SDM, administrasi, dll
 Terwujudnya ketuntasan belajar dan kompetensi dalam menunjang prestasi siswa maupun
kualitas lulusan
 Terlaksananya layanan pendidikan dan pengembangan diri yang berorientasi pada minat,
bakat dan potensi siswa (perminatan)
 Terwujudnya suasana pendidikan yang madani dan berwawasan kebangsaan
 Terlaksananya kemitraan dalam bentuk Memorandum of Understanding pada
pelaksanaan Prakerin, Diklat Kompetensi Guru serta Pemasaran Lulusan (BKK).
 Terakomodasinya berbagai masukan dari Stakeholder yang diputuskan melalui rapat
dewan pendidik dan mensosialisasikan setiap keputusan pada warga sekolah/ segenap
pihak yang berkepentingan
 Terlaksananya evaluasi pendidikan secara berkala melalui TPS, TPK, Pokja, Komite
Sekolah dan majelis guru dalam rangka mewujudkan manajemen mutu yang
berkesinambungan, dan
 Tercapainya rata-rata Ujian Nasional sebesar:
1) Bahasa Indonesia : 6,75
2) Bahasa Inggris : 5,90
3) Matematika : 4,65
4) Kejuruan : 7,85

7
Meloloskan siswa dalam persaingan SNMPTN, SBMPTN dan PTS terakreditasi sebesar
15 % dari jumlah lulusan.
 Lebih dari 95% siswa menguasai Teknologi Informasi Komunikasi berbasis Internet (ICT).
 Peserta didik menguasai kemampuan berbahasa Inggris aktif lebih dari 40% dari jumlah
peserta didik.
 Terbentuknya pembiasaan belajar melalui kelompok-kelompok belajar peserta didik,
terutama dalam kelompok kajian Debat Berbahasa Indonesia dan Berbahasa Inggris serta
Olimpiade Sains Club.
 Meloloskan peserta didik di tingkat provinsi dalam Lomba Kompetensi Siswa (LKS).
 Meloloskan Siswa Prestasi tingkat Kabupaten.

b. Bidang Non Akademik


 Memiliki Tim Kesenian yang mampu menjadi juara tingkat Kabupaten.
 Memiliki Unit Kegiatan Siswa yang kreatif (OSIS, Pramuka dan Rohis).
 Memiliki Tim foot ball untuk menghadapi LPI.

c. Bidang Manajemen Sekolah


 Terciptanya suasana sekolah yang konduktif dengan ditandai kedisiplinan, etos kerja
yang tinggi seluruh warga sekolah, peka terhadap lingkungan, dan dijiwai dengan
sernangat keberagamaan.
 Terciptanya kerjasama dan kekeluargaan yang baik antar komponen-komponen di
sekolah (guru, siswa, orang tua dan masyarakat)
 Terwujudnya manajemen berbasis sekolah yang ditandai dengan prinsip transparansi,
akuntabilitas, dan partisipatif.
 Terwujudnya tenaga guru yang profesional dengan menguasai iptek dalam proses
pembelajaran, mampu melaksanakan classroom action research, dan menguasai bahasa
Inggris dengan baik, khususnya guru mata pelajaran sains.
 Terwujudnya sistem layanan bimbingan dan konseling mampu memenuhi kebutuhan
peserta didik dengan didukung tenaga bimbingan dan konselor yang profesionall.
 Terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional yang mampu memberi dukungan
pada proses pembelajaran secara optimal
 Mendapatkan hasil Akreditasi pertama dengan nilai B
d. Bidang Sarana dan Prasarana Fisik
 Rehabilitasi ruang kelas yang rusak secara bertahap.
8
 Tersedianya tempat pembelajaran seni yang mendukung kompetensi apresiasi seni.
 Pengadaan lapangan olahraga sesuai standar yang diharuskan.
 Tersedianya ruang kelas berbasis Multimedia yang representative.
 Tersedianya fasilitas taman sekolah yang cukup baik, nyaman, dan indah untuk
mendukung berlangsung proses pembelajaran.
 Pembenahan fasilitas sanitasi yang memadai, khususnya: WC, dan. kamar mandi, tempat
sampah permanen, dan saluran air.
 Tersedianya sumber belajar dalam jumlah yang cukup, berkualitas, dan berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi.
 Terwujudnya kantin sekolah yang bersih dan sehat
 Tersedianya gudang sekolah yang memadai.
 Tersedianya mebel sekolah yang cukup, baik guru, siswa, maupun kantor.
 Tersedianya ruang terbuka hijau di sekolah yang memadai.
e. Aspek Peningkatan Manajemen Kurikulum dan Sistem Penilaian
 Terwujudnya pemahaman yang baik tentang KTSP bagi guru,
 Terlaksananya KTSP secara baik di sekolah.
 Terlaksananya sistem monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan
KTSP.
 Terwujudnya silabus mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum KTSP.
 Terwujudnya proses pembelajaran PAKEM yang merata untuk setiap guru,
 Terwujudnya sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum KTSP.
 Terwujudnya sistem penilaian yang sesuai dengan kurikulum KTSP.
 Terselenggaranya evaluasi KTSP secara berkala.

2.Tujuan Jangka Panjang


a. Menjadikan SMK Negeri Unggulan di Kabupaten Sijunjung dalam bidang Akademik.
b. Menjadikan salah satu SMK Negeri yang mampu menghasilkan tenaga kerja yang
profesional sesuai dengan Dunia Usaha maupun Industri.     
2. Tujuan Kopetensi keahlian
Tujuan kompetensi keahlianDesain Komunikasi Visual adalah membekali peserta didik
dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar kompeten dalam :

9
1. Menggambar atau merancang produk media desain komunikasi visual komersial maupun
sosial.
2. Membuat produk media desain komunikasi visual sesuai urutan dan keselamatan kerja tiap
kompetensi
3. Melaksanakan quality control disetiap tahap proses produk media desain komunikasi viual
4. Persaingan pasar kerja di dunia usaha dan dunia industri sesuai kompetensi yang dimiliki
5. Mengembangkan dan melestarikan budaya bangsa di bidang desain komunikasi visual
yangberbasiskan kearifan lokal / budaya daerah

3. Nilai Karakter Yang Dikembangkan


 Menumbuhkan kedisiplinan siswa agar memiliki kepribadian yang baik, melalui
kegiatan apel pagi
 Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME pada siswa melalui
kegiatan sholat berjama’ah dimusholla sekolah.
 Terwujudnya sistem pembinaan kesiswaan yang lebih mandiri dan mampu memberi
kontribusi bagi kemajuan sekolah.
 Terwujudnya kegiatan pengembangan diri siswa yang kreatif dan berdaya saing.
 Terwujudnya peran serta siswa dalarn lomba-lomba kesiswaan khususnya lomba
prestasi.

BAB II
MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. Muatan Kurikulum Tingkat Nasional


10
Bidang Keahlian : Seni, Kerajinan, dan Pariwisata
Kompetensi Keahlian : Desain Komunikasi Visual

Jmh Jam Pelajaran


Kls X Kls XI Kls XII
No Kode Komponen Jm 3
1 2 3 4 5 6
Thn
A Mata pelajaran
1 Normaatif
 1.1 PAI 172 2 2 2 2 2 2

 1.2 PKN 172 2 2 2 2 2 2

 1.3 B.Indonesia 258 3 3 3 3 3 3

 1.4 Penjaskes 172 2 2 2 2 2 2

 1.5 Seni Budaya 172 2 2 2 2 2 2


JUMLAH 846 11 11 11 11 11 11
2   Adaptif 
2,1 Matematika 430 5 5 5 5 5 5

2,2 B.Inggris 344 4 4 4 4 4 4

2,3 IPA 172 2 2 2 2 2 2

2.4 Kimia 172 2 2 2 2 2 2

2.5 Fisika 258 3 3 3 3 3 3

2.6 IPS 120 2 - 2 2 - 2

2.7 KKPI 180 3 3 3 3 - -

2.8 KWU 172 2 2 2 2 2 2


JUMLAH 1868 23 21 20 20 21 23
3   Produktif 
A Dasar Kompetensi Kejuruan  
Merancang Nirmana datar
4347.A.01 17 1 - - - - -
dan Ruang
4347.A.02 Menggambar tekhnik 34 2 - - - - -

4347.A.03 Menggambar Sketsa 17 1 - - - - -

4347.A04 Menggambar Bentuk 34 2 - - - - -

4347.A05 Menerapkan K3LH 18 1 - - - - -


JUMLAH
120 7 - - - - -

B  Kompetensi Kejuruan              
4347.B.01 Mengoperasikankomputer 102 5  -  - -  -  - 

11
grafis
Mempersiapkan
4347.B.02  36 - 2  -   - -  - 
Pemotretan fotografi
Melaksanakan persiapan
4347.B.03 72 - 4   -  - -  - 
pemotretan fotografi
Melaksanakan proses cetak
4347.B.04 72 - 4 - - - -
foto
Mempersiapkan shoting
4347.B.05 36 - 2 - - - -
videografi
Melaksanakan proses shooting
4347.B.06 102  - -  5 -  -  - 
videografi
Melaksanakan proses editing
4347.B.07 85  - -  4 -  -  - 
videografi
Mempersiapkan pembuatan
4347.B.08 produk desain komunikasi 68 -  -  3 -  -  - 
visual (free design)
Membuat produk desain
4347.B.09 54 -  -  - 3  -  - 
komunikasi teknik saring
Membuat produk desain
4347.B10 komunikasi mengarah 45 - - - 3 - -
kemedia dalam (in door)
Membuat produk desain
4347.B11 komunikasi visual mengarah 102 - - - - 5 -
ke media luar (out door)
Membuat produk desain
4347.B12 komunikasi visual mengarah 102 - - - - 5 -
ke media televisi
Melakukan paska produksi
4347.B13 desain komunikasi visual (post 34 - - - - - 2
design)
Melaksakan pameran hasil
4347.B.14 karya desain komunikasi 34 -  -  - -  -  2 
visual
JUMLAH 944 12 12 12 6 10 4
B   Muatan Lokal              
  1.Pendidikan Alqur’an 120 2 2 2 2    
  2.MPC 60 2 2        
3.Menerapkan Teknik
  Eloktronika Analog dan 60     2 2    
Digital Dasar
JUMLAH 240 4 4 2 2    
C   Pengembangan Diri  
  Pramuka/ bela diri/ dll 120 3 2 2      

Praktek Kerja Industri (Prakerin)


Keterangan:
Alokasi waktu 1 jam tatap muka @ 45 menit.

12
Praktek kerja di Industri dilaksanakan selama 3 bulan, menggunakan alokasi waktu pemelajaran produktif
pada Kelas XI.

B. Muatan Kurikulum Tingkat Daerah


1. Jenis dan Strategi Pelaksanaan Muatan Lokal
a. Jenis dan strategi pelaksanaan program sesuai dengan kebijakan daerah
Muatan lokal yang wajib dilaksanakan untuk semua siswa SMK Negeri 5 Sijunjung
adaah Al Quran, Al Quran dipelajari dari semester 1 sampai dengan 2 sedangkan untuk
semester 3 dan 4 masing- masing program studi keahlian memiliki muatan lokal yang
berbeda.
Muatan lokal Al Quran merupakan muatan lokal yang berlaku bagi semua siswa yang
berada di Provinsi Sumatera Barat sesuai dengan:
1) Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2007 tetang Pendidikan Al
Quran
2) Peraturan Gubernur Nomor 70/2010 tentang petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Muatan
Lokal Pendidikan Al Quran.
3) Peraturan Gubernur Sumatera barat Nomor 71/2010 tentang kurikulum Muatan Lokal
Pendidikan Al Quran.

b. Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dan karakteristik Sekolah.
Muatan lokal yang lahir dari kebutuhan peserta didik dan karakteristik sekolah untuk
kompetensi keahlian multimedia Jurnalistik. Adapun alasan pemilihan muatan lokal
Jurnalistik adalah menyempurnakan keterampilan yang sudah mereka miliki yaitu keahlian
Multimedia kearah Multimedia Communication, menyaring bibit-bibit berbakat khususnya
konteks Jurnalistik, membangun kesadaran tentang pentingnya menulis bagi siswa dan
sekaligus melatih kepekaan terhadap realita sosial. Ketreampilan Jurnalistik ini berperan
menjadi life skill bagi siswa, baik saat masih menempuh pendidikan maupun setamat
sekolah.
Muatan lokal di SMK Negeri 5 Sijunjung dilaksanakan dengan strategi sebagai berikut :
a. Muatan lokal diajarkan pada kelas X semester I dan II
b. Muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri dan bahan kajian yang
dipadukan ke dalam mata pelajaran lain dan/atau pengembangan diri.
c. Alokasi waktu adalah 2 jam/minggu jika muatan lokal berupa mata pelajaran khusus
muatan lokal.

13
d. Muatan lokal dilaksanakan selama satu semester.
e. Proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek (kognitif, afektif,
psikomotor, dan action).
f. Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja, produk, dan portofolio.
g. Satuan pendidikan dapat menentukan satu atau lebih jenis bahan kajian mata pelajaran
muatan lokal.
h. Penyelenggaraan muatan lokal disesuaikan dengan potensi dan karakteristik satuan
pendidikan.
i. Tenaga khusus untuk muatan lokal dapat bekerja sama atau mengundang praktisi
yang berpengalaman dibidangnya.

C. Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan (Keunggulan Lokal dan/ Atau Global


1) Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah
 Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat didaerah tertentu yang pada dasarnya
berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial
budaya.
 Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah,
khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut,
yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan.
2) Lingkup Isi/Jenis Muatan Lokal, dapat berupa: bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah,
keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas
lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah dan selaras dengan
kompetensi keahliannya. Secara skematis langkah-langkah pengembangannya digambarkan
dalam diagram alur berikut,
Mengidentifikasi potensi dan kebijakan daerah

Menganalisis pilihan muatan lokal yang mungkin dikembangkan sesuai dengan kompetensi keahlian

Mengembangkan SK-KD dan indikator mata pelajaran muatan lokal

Menyusun silabus mata pelajaran muatan lokal

Adapun muatan lokal lainnya untuk keahlian DKV adalah Enviromental Graphic
Design Dalam hal ini, ada beberapa alasan mengapa program keahlian desain kominikasi

14
mengembangkan keahlian pada mata pelajran Enviromental Graphic Desain. Untuk
menjawab pertanyaan di atas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

a. Alasan Penggunaan Muatan Lokal


Jenis Alasan penggunaan muatan local Alokasi Waktu
Menerapkan prinsip Mata pelajaran ini sangat relevan dengan 2 Jp tiap
prinsip elektronika penerapan disain flip flop pada media komunikasi minggu
analog dandegital fisual dan sesuai dengan permintaan pasar, diberikan
dasar dikelas X s.d.
kelas XII

b. Tujuan Mulok
Mulok Tujuan
Menerapkan Prinsip Prinsip elektronika Untuk memberikan wawasan kepada siswa agar
Analog dan degital dasar dapat menggabungkan aplikasi ilmu yang berbeda
menghasilkan sebuah karya yang inovatif

a. Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarKeahlianDesign Komunikasi


VisualMata Pelajaran Muatan Lokal
i. Environmental Graphic Design
Standar kompetensi Kompetensi dasar
teknik elektronika analog dan digital 1. Menerapkan teori Kelistrikan
dasar 2. Mengenal komponen elektronika
3. Menggunakan komponen elektronika

Standard Kompetensi Lulusan Mulok


Mulok Standart Kompetensi Lulusan
teknik elektronika analog dan digital Mampu mendisain dan merancang rangkaian electrik untuk
dasar iklan visual

ii. Paq

Standar kompetensi Kompetensi dasar


1. Mendeskripsikan ayat-ayat Al Quran tentang 1.1. Membaca secara tartil, mengartikan dan
akidah, ibadah dan akhlak memahami ayat-ayat Al quran tentang hari
akhir dan amal saleh (Q.S: Al Zalzalah 1-8
dan Q.S An Nahl 97
1.2. Mempraktekkan amal shaleh dalam
kehidupan sehari-hari
15
1.3. Menghafal Q.S Al Zalzalah 1-8 dan menulis
khat naskhi Q.S An Nahl 97.
1.4. Membaca secara tartil dan memahami ayat-
ayat Quran tentang shalat tahajud Q.S Qadri
1-5 dan Q.S Al Isra 79.
1.5. Mempraktekkan sholat tahajud bersama
1.6. Menghafal surat Al Qadar/97 ayat 1-5 dan
menulis khat naskhi Q.S Al Isra/17 ayat 79.
1.7. Membaca secara tartil, mengartikan, dan
memahami ayat-ayat Al Quran tentang
kutamaan ilmu (Q.S Al ayat-ayat Al quran
tentang hari akhir dan amal saleh (Q.S: Al
Alaq/96 ayat 1-19 dan Al Mujadalah/58 ayat
11)
1.8. Menghafal dan menulis khat naskhi ayat-
ayat Al Quran tentang keutamaan ilmu (Q.S:
Al Alaq/96 ayat 1-19 dan Al Mujadalah/58
ayat 11)
1.9. Membaca secara tartil, mengartikan,
memahami isi ayat-ayat al Quran tentang
pernikahan silang (Q.S Al Baqarah/2 ayat
221
1.10. Menghafal isi kandungan (Q.S Al
Baqaarah/2 ayat 221).
2 Mengklasifikasikan ayat-ayat 2.1. Membaca secara tartil, mengartikan,
memahami isi ayat serta menghafal ayat Al
Al Quran tentang informasi
Quran tentang informasi (Q.S Al Hujarat
ayat
2.2. Membaca secara tartil, mengartikan,
memahami isi ayat-ayat Al Quran makhluk
yang mulia (Q.S At Tin/95 ayat 1-8 dan Al
Isra/17 ayat 70)
2.3. Menghafal ayat-ayat al Quran makhluk yang
mulia (Q.S At Tin/95 ayat 1-8 dan Al Isra/17
ayat 70)
2.4. Membaca secara tartil, mengartikan,
memahami isi ayat Al Quran pertolongan
Allah (Q.S Al Insyirah/94 ayat 1-6),Q.S
Yasin 36 / 8-9)
2.5. Menghafal ayat al-quran (Q.S Al Insyirah/94
ayat 1-6),Q.S Yasin 36 / 8-9)

16
2.6. Membaca secara tartil , mengartikan ,
mengmahami isi ayat (Q.S Adh- Dhuha 1
-11 ) serta hadis tentang sholat dhuha
2.7. Menghafal Q.S Adh -Dhuha 93: 1-11 dan
menulis Khat Naskhi Hadist tentang
Fadhilah sholat Dhuha
2.8. Mempraktekkan sholat Dhuha dalam
kehidupan sehari- hari

D. Pelayanan KonselingPengembangan Diri


a. Landasan
1. UU No 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 butir 6 yang mengemukakan
bahwa konselor adalah pendidik. Pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangannya potensi peserta didik. Dan pasal 12 ayat (1b) yang menyatakan bahwa, setiap
peserta didik pada satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan
bakat, minat dan kemampuan.
2. Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 5 s.d 18
tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
3. Permen Diknas no 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah yang memuat pengembangan diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap
satuan pendidikan difasilitasi atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan
4. Dasar standarisasi profesi konseling yang dikeluarkan oleh Dirjend Pendidikan Tinggi tahun
2004, untuk member arah pengembangan profesi konseling di sekolah dan di luar sekolah
5. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

b. Pengertian
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran sebagai bagian
yang integral dari kurikulum sekolah.
Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta
didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling pelayanan konseling berkenaan
dengan masalah pribadi , sosial, belajar dan pengembangan karir serta kegiatan ekstra kurikuler.

c. Tujuan
1). Tujuan Umum
Untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
,minat, kondisi dan perkembangan peserta didik dengan memperhatikan kondisi sekolah.
2). Tujuan Khusus

17
Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan
bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan
keagamaan, sosial dll.

d. Ruang Lingkup
Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram.
Kegiatan terprogram terdiri atas dua komponen.
1. Pelayanan konseling
2. Ekstra kulikuler

e. Bentuk Pelaksanaan
1). Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus
dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, melalui
penyelenggaraan :
a). Layanan konseling dan kegiatan pendukung
b) Kegiatan ekstra kulikuler
2) Kegiatan pengembangan diri yang tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut :
a) Rutin, seperti upacara bendera, senam, ibadah, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan
diri.
b) Spontan, pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya,
antri, dll.
c) Keteladanan, seperti cara berpakaian rapi, bertutur bahasa baik, rajin membaca,
memelihara waktu, dll.
E. Struktur Pelayanan Konseling
1. Pengertian Konseling
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok,
agar peserta didik mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang pengembangan
kehidupan pribadi, sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir.

2. Paradigma, Visi, dan Misi


a. Paradigma
Paradigma konseling adalah pelayana bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya. Artinya,
pelayanan konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi serta psikologi yang
dikemas dalam kaji terapan pelayanan konseling, yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta
didik.
b. Visi

18
Terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersediannya pelayanan
bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah, agar peserta didik
berkembangn secara optimal, mandiri dan bahagia.
c. Misi
1) Misi Pendidikan : menfasilitasi pengembangan peserta didik melalui pembentukan perilaku
efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan.
2) Misi Pengembangan : menfailitasi pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik
didalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
3) Misi Pengentasan : menfasilitasi pengentasan masalah peserta didik

F. Bidang Pelayanan Konseling


a. Pengembangan Kehidupan Pribadi
Yaitu membentuk peserta didik dalam memahami, menilai dan mengembangkan potensi dan
kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai karakteristik kepribadian.
b. Pengembangan Kehidupan Sosial
Yaitu membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan
hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga dan masyarakat.
c. Pengembangan Kemampuan Belajar
Yaitu membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan dan belajar secara mandiri.
d. Pengembangan Karir
Yaitu membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan
mengambil keputusan karir.

3. Fungsi Konseling
a. Pemahaman, yaitu fungsi yang membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya.
b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan
diri dari berbagai permasalahan yang dapat mengganggu perkembangan dirinya.
c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
d. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan
menumbuhkembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
e. Advokasi, yaitu membantu peserta didik atas hak dan kepentingannya yang kurang mendapat
perhatian.

4. Prinsip dan Azas Konseling


a. Prinsip-prinsip konseling, berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami
peserta didik, program layanan, tujuan dan pelaksanaan layanan.

19
b. Azas-azas konseling meliputi, kerahasian, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian,
kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus dan tut wuri
handayani.

5. Jenis-jenis Layanan Konseling dan Kegiatan Pendukung


a. Jenis-jenis Layanan Konseling
1) Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama
lingkungan sekolah, dan objek-objek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta
mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.
2) Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memhami berbagai
informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan dan pendidikan lanjutan.
3) Penempatan dan penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat didalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program
studi, program latihan, magang dan kegiatan ekstra kulikuler.
4) Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu,
terutama kompetensi atau kebisaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga dan
masyarakat.
5) Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan
masalah pribadi.
6) Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan dan pengambilan
keputusan serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
7) Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan
pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
8) Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani
kondisi dan atau masalah peserta didik.
9) Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan atau
pertikaian dan memperbaiki hubungan antara mereka.
10) Advokasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik untuk mendapatkan pembelaan atas
hak dan kepentingannya yang kurang mendapatkan perhatian.

b. Kegiatan Pendukung
Adapun kegiatan pendukung yang terealisasi di SMKN 5 Sijunjung adalah :
1) Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan yang mengumpulkan data peserta didik dan
lingkungannya melalui aplikasi instrumen baik tes maupun non tes.

20
2) Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan peserta didik
seperti : identitas diri, identitas keluarga, potensi dasar, riwayat kesehatan, masalah pribadi,
masalah sosial, masalah belajar, masalah karir, dll.
3) Konferensi Kasus, yaitu kegiatian membahas permasalahan peserta didik dengan melibatkan
pihak-pihak lain yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentasnya
permasalahan peserta didik yang sifatnya rahasia dan tertutup.
4) Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan untuk memperoleh data bagi terentasnya permasalahan
peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua atau keluarganya.
5) Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan bacaan yang dapat
digunakan dalam pengembangan perilaku, kemampuan sosial, kegiatan belajar dan
karir/jabatan peserta didik.
6) Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik
kepihak lain sesuai keahliannya dan kewenangannya.
6. Format Kegiatan
a. Individual, kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara perorangan/individual.
b. Kelompok, kegiatan konseling yang melayani peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
c. Klasikal, yaitu melayani peserta didik dalam satu kelas.
d. Lapangan, yaitu kegiatan konseling yang melayani peserta didik melalui kegiatan diluar kelas
atau lapangan.
e. Pendekatan khusus, yaitu kegiatan konseling melalui pendekatan kepada pihak-pihak lain yang
dapat memberikan kemudahan untuk kepentingan peserta didik.

7. Program Pelayanan
a. Jenis Program
1) Program tahunan
2) Program semester
3) Program bulanan
4) Program mingguan
5) Program harian
.
b. Penyusunan Program
1) Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need
assessment) yang diperoleh melalui aplikasi intstrumentasi.
2) Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegiatan
pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.

 Perencana Kegiatan

21
1. Perencana kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program tahunan yang telah dijabarkan ke
dalam program semesteran, bulanan serta mingguan.
2. Perencana kegiatan pelayanan konseling harian yang merupakan jabaran dari program mingguan
disusun dalam bentuk satlan dan satkung yang masing-masing memuat:
a. Sasaral layanan/kegiatan pendukung
b. Substansi layanan/kegiatan pendukung
c. Jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu yang digunakan
d. Pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak lain yang terlibat
e. Waktu dan tempat.

 Pelaksanan Kegiatan
1. Bersama pendidik dan personil sekolah, konselor berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan
pengembangan diri yang bersifat rutin, incidental dan keteladanan.
2. Program pelayanan konseling yang direncanakan dalam bentuk satlan dan satkung dilaksanakan
sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat dan pihak-pihak yang terkait.

 Penilaian Kegiatan
1. Penilaian segera (laiseg)
2. Penilaian jangka pendek (laijapen)
3. Penilaian jangka panjang (laijapang)

 Pelaksanan Kegiatan
1. Pelaksana konselor sekolah
2. Konselor pelaksana
a. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan profesi konseling.
b. Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor
c. Melaksanakan tugas pelayanan profesional konseling
d. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan
e. Mengembangkan kemampuan profesional konseling secara berkelanjutan.
3. Beban wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidikan lainnya di sekolah.

 Pengawasan Kegiatan
1. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara
a. Interen
b. Eksteren
2. Fokus pengawasan kemampuan professional konselor
3. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
4. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk peningkatan mutu.
22
d. Kegiatan ekstra kulikuler
1) Struktur Kegiatan Ekstra Kulikuler
1. Pengertian Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran dan pelayanan
konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat
dan minat melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidika atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan
kebahagian peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
b. Misi
1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka.
2) Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik
mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.
3. Fungsi Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Pengembangan
b. Sosial
c. Rekreatif
d. Persiapan karir
4. Prinsip Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Individual
b. Pilihan
c. Keterlibatan penuh
d. Menyenangkan
e. Etos kerja
f. Kemanfaatan sosial
5. Jenis Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Krida
b. Karya ilmiah
c. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi
d. Seminar, lokakarya dan pameran/bazaar
6. Format Kegiatan
a. Individual
b. Kelompok
c. Klasikal
23
d. Gabungan
e. Lapangan
2) Perencana Kegiatan
1. Sasaran kegiatan
2. Substansi kegiatan
3. Pelaksanakegiatan dan pihak-pihak yang terkait, serta keorganiasiannya
4. Waktu dan tempat
5. Sasaran

 Strategi Pelaksanaan Layanan Konseling


Strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terkait dengan 4 komponen program yaitu ; (1)
layanan dasar, (2) layanan responsif, (3) perencanaan individual dan (4) layanan/dukungan sistem.
A. Strategi Layanan Dasar Bimbingan
1. Bimbingan Klasikal
Layanan yang diperuntukkan pada semua siswa. Hal ini berarti pelaksanaan program yang
telah direncanakan menuntut konselor untuk bertatap muka langsung dengan peserta didik
didalam kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan kepeda peserta didik.
Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan informasi tentang
berbagai hal yang bermanfaat bagi peserta didik.
Biasanya kepada peserta didik yang baru diperkenalkan berbagai hal yang terkait dengan
sekolah, seperti kurikulum, personil sekolah (pimpinan, guru dan staf administrasi), jadwal,
perpustakaan, tempat ibadah, labor, tata tertib sekolah, jurusan yang ada di SMK, kegiatan ekstra
kulikuler serta fasilitas sekolah lainnya.
Layanan informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam pengembangan
diri, agar semua peserta didik terlayani. Kegiatan layanan bimbingan klasikal perlu terjadwal
secara pasti untuk semua kelas.
2. Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan layanan bimbingan kepada peserta didik melui kelompok-kelompok
kecil (5-10 orang). Bimbingan kelompok ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat
para peserta didik, topik yang didiskusikan adalah masalah yang bersifat umum dan tidak
rahasia. Seperti, cara-cara belajar efektif, kiat-kiat menghadapi ujian dn mengelola stress.
Layanan bimbingan kelompok ditujukan untuk mengembangkan keterampilan atau perilaku baru
yang lebih efektif dan produktif.
3. Berkolaborisasi dengan Guru Mata Pelajaran dan Wali Kelas
Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak yang
dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran dan wali kelas. Konselor berkolaborasi dengan
guru mata pelajaran dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang peserta didik,
seperti prsetasi belajar, kehadiran dan pribadi mereka (peesrta didik), membantu memecahkan
24
masalah dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru bidang
studi/mata pelajaran. Aspek-aspek itu diantaranya :
a. Menciptakan sekolah dengan iklim sosio emosional bebas yang kondusif bagi belajar peserta
didik.
b. Memahami karakteristik peserta didik yang unik dan beragam.
c. Menandai peserta didik yang bermasalah.
d. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial
teaching.
e. Mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling kepada
guru pembimbing.
f. Memberikan informasi tentang mata pelajaran yang diajarkan dengan bidang kerja yang
diminati peserta didik.
g. Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga memberikan informasi
yang luas tentang dunia kerja kepada peserta didik mencakup kepada tuntutan kerja, suasana
kerja, persyaratan kerja dan prospek kerja.
h. Menampilkan pribadi yang matang, baik aspek emosional, sosial, moral maupun spiritual ,
hal ini penting karena guru menampilkan “figure “ bagi peserta didik.
i. Memberikan informasi bagaimana cara yang baik untuk memahami mata pelajaran secara
efektif.
4. Berkolaborasi dengan Orang Tua
Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan program bimbingan, konselor perlu melakukan
kerja sama dengan para orang tua peserta didik. Kerja sama ini penting agar proses bimbingan
tidak saja hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua dirumah.
Melalui kerja ini memungkinkan konselor dengan orang tua saling memberikan informasi,
pengertian serta tukar pikiran antara konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan
potensi diri peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi peserta didik.
Adapun upaya dapat dilakukan antara lain :
a. Kepala sekolah dan komite mengundang orang tua datang kesekolah minimal 1 (satu) kali
semester.
b. Memberikan informasi kepada siswa melalui surat tentang kemajuan belajar atau masalah
peserta didik.
c. Orang tua dimintakan untuk melaporkan keadaan anaknya dirumah kepada pihak sekolah,
terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-hari.

B. Strategi Layanan Responsif


1. Konsultasi
Konsultasi berarti konselor memberikan konsultasi kepada guru, orang tua atau pihak lain
dalam rangka kesamaan persepsi dalam memberikan layanan kepada peserta didik.
25
2. Konseling individual atau perorangan dan kelompok
Pemberian layanan ini diberikan kepada peserta didik yang mengalami masalah atau
hambatan dalam mencapai tugas perkembangannya. Dengan konseling klien dibantu untuk
mengidentifikasi penyebab masalahnya, penemuan alternatif pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan secara lebih tepat.
Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Konseling kelompok
dilaksanakan membantu siswa memecahkan masalah melalui kelompok.

3. Referal (Rujukan atau alih tangan)


Apabila konselor kurang memiliki kemampuan menangani masalah klien dalam hal-hal
tertentu, sebaiknya mereferalkan kepada pihak lain yang lebih berwenang seperti : dokter,
psikiater, maupun kepolisian.
4. Bimbingan teman sebaya
Bimbingan ini dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik lainnya. Peserta didik
yang menjadi pembimbing diberikan pelatihan atau pembinaan oleh konselor. Mereka ini
berfungsi sebagai tutor yang membantu peserta didik lainnya memecahkan masalah.

C. Strategi untuk Layanan Perencanaan Individual


1. Penilaian individual atau kelompok
Yang dimaksud penilaian ini adalah : konselor bersama peserta didik menganalisis dan menilai
kemampuan, minat, keterampilan dan prestai belajar peserta didik.
2. Individual or Small-Group Adviecment
Konselor memberikan nasehat kepada peserta didik untuk menggunakan atau memanfaatkan
hasil penilaian tentang dirinya atau informasi tentang pribadi, sosial, belajar atau karir.

D. Strategi untuk Dukungan Sistem


1. Pengembangan profesional
Konselor secara terus menerus untuk meng”update” pengetahuan dan keterampilan melalui:
a. In serviec – training
b. Aktif dalam organisasi profesi
c. Aktif dalam kegiatan ilmiah. Seperti seminar, work shop
d. Melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi.
2. Pemberian konsultasi dan berkolaborasi
Konselor perlu melakukan konsultasi dan berkolaborasi dengan guru, orang tua, staf sekolah,
dan pihak institusi diluar sekolah (pemerintah dan swasta) untuk memperoleh informasi dan
umpan balik tentang layanan bantuan yang telah diberikan kepada peserta didik.
3. Manajemen program

26
Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan terealisasi dan tercapai
bila tidak memiliki suatu sistem manajemen (pengelolaan) yang bermutu dalam arti jelas,
sistematis dan terarah.
Berikut ini diuraikan aspek-aspek sistem menajemen program layanan bimbingan dan konseling.
a. Kesepakatan Manajemen
Hal ini diperlukan untuk menjamin implementasi program dan strategi pelaksanaan dalam
memenuhi kebutuhan siswa agar dapat dilakukan secara efektif. Kesepakatan ini menyangkut
pula proses meyakinkan semua pihak dilingkungan sekolah bahwa program layanan
bimbingan dan konseling sebagai bagian terpadu dari keseluruhan program sekolah.
b. Keterlibatan Stakeholder
Komite sekolah sebagai representasi masyarakat atau stakeholder memerlukan penyadaran
dan pemahaman akan keberadaan dan pentingnya layanan bimbingan dan konseling di
sekolah.
c. Manajemen dan Penggunaan Data
Program bimbingan dan konseling komprehensif didukung oleh data. Penggunaan data dalam
layanan BK akan menjamin setiap peserta didik memperoleh manfaat dari layanan yang
diberikan.
Data yang diperoleh dan digunakan perlu untuk diadministrasikan dengan baik dan cermat,
yang dapat dilakukan secara manual maupun komputer. Konselor harus cermat dalam
mengunpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data. Kemajuan perkembangan peserta didik
dapat dimonitor dari : prestasi belajar, kehidupan sosial, perkembangan potensi diri dan
tingkat penguasaan tugas-tugas perkembangan.

d. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin pelaksanaan program BK dapat
dilaksanakan dengan secara efektif dan efisien. Rencana kegiatan adalah uraian detil dari
program yang menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan sekolah maupun luar
sekolah, untuk menfasilitasi peserta didik untuk mencapai tuga-tugas perkembangan.
e. Pengaturan Waktu
Perencanaan waktu didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus
dilakukan oleh konselor.
Dalam konteks kurikulum berbasis kompetensi layanan BK perlu ditetapkan waktunya secara
terjadwal untuk layanan bimbingan konseling klasikal. Sebagai contoh, misalnya 80% waktu
digunakan untuk melayani peserta didik secara langsung dan 20% digunakan untuk dukungan
manajerial atau pengadministrasian.
f. Kalender Kegiatan

27
Program BK sekolah yang telah dituangkan kedalam rencana kegiatan perlu dijadwalkan
kedalam bentuk kalender kegiatan mencakup kalender tahunan, semseteran, bulanan dan
mingguan.
g. Jadwal Kegiatan
Program bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan dalam bentuk kontak langsung dan
tanpa kontak langsung. Untuk kontak langsung dilaksanakan secara klasikal di kelas perlu
alokasi waktu terjadwal 1-2 jam pelajaran perkelas perminggu. Mengenai jadwal kegiatan
bimbingan, dewasa ini mendapat legalitas pemerintah, yaitu dengan terbitnya PERMEN
DIKNAS no 22 tahun 2006, yang termaktub didalamnya materi pengembangan diri selama 2
jam/minggu, yang berlaku untuk semua satuan pendidikan dasar dan menengah. Dalam
implementasinya, materi pengembangan diri dilakukan oleh konselor, sementara kegiatan
langsung yang dilakukan secara individual dan kelompok dapat dilakukan diruang
bimbingan, dengan menggunakan jadwal diluar jam pelajaran. Adapun kegiatan yang tanpa
bentuk langsung dengan peserta didik dapat dilakukan melalui tulisan (seperti buku-buku,
brosur atau majalah dinding), kunjungan rumah, alih tangan kasus
h. Anggaran
Perencanaan anggaran bagian yng terpenting pula dari manajemen bimbingan dan konseling.
Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan untuk mendukung
implementasi program.
i. Penyiapan Fasilitas
Fasilitas yang diharapkan tersedia di sekolah ialah ruangan tempat bimbingan yang khusus
dan teratur, serta perlengkapan lain yang memungkinkan terselenggarakan proses layanan
konseling yang bermutu. Ruangan hendaknya sedemikian rupa sehingga peserta didik yang
berkunjung merasa nyaman, senang dan aman. Serta disegi lain diruangan tersebut dapat
dilaksanakan layanan konseling lainnya dengan azas-azas dank ode etik bimbingan konseling
lainnya.
Terkait dengan fasilitas BK dapat dikemukakan unsure-unsurnya yaitu :
1) Tempat kegiatan/ruang kerja konselor
2) Instrumen dan kelengkapan administrasi
3) Buku-buku panduan
4) Perangkat elektronik
5) Filling habinet
j. Pengendalian
Pengendalian sebagai suatu aspek penting dalam manajemen BK, dalam pengendalian ini
koordinator sangat berperan penting dan harus memiliki sifat-sifat kepemimipinan yang baik
yang memungkinkan terciptanya suatu komunikasi yang baik dengan seluruh staf yang ada.
Personil yang terlibat dalam program hendaknya betul-betul memiliki tanggung jawab, baik

28
tanggung jawab terhadap tugas maupun tanggung jawab erhadap yang lain, serta memiliki
moral yang stabil.

 Jenis dan strategi pelaksanaan program pengembangan bakat, minat dan prestasi peserta didik:
Konsep pengembangan diri sejalan dengan pelaksanaan program pengembangan bakat, minat dan
prestasi peserta didik dilaksankan setiap hari Jumat dengan kegiatan khusus pengembangan diri siswa
tanpa mengganggu kegiatan PBM.
Adapun gambaran kegiatan pengembangan diri setiap hari jumat adalah sebagai berikut :
1. Siswa dikelompokkan ke dalam salah satu jenis pengembangan diri berdasarkan pilihan yang
datanya diperoleh dari isian angket
2. Guru pembimbing melakukan administrasi kegiatan seperti absensi siswa
3. Guru pembimbing melakukan penilaian kepada masing- masing siswa dalam kelompok
pengembangan diri yang dibimbingnya.
Adapun macam- macam pengembangan diri yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
Silat, tari, voly ball putra/putri, sepakbola putra, Takraw, Pramuka, boga , Rohis, paduan suara,
kaligrafi, Lukis, english Club dan al quran.

BAB III
PENGATURAN BEBAN BELAJAR

A. Sistem Paket
a.Beban Belajar dengan Sistem Kredit Semester di SM K
Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem kredit mengikuti struktur kurikulum yang telah diatur
29
sedemikian rupa dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar 1 sks meliputi 1 jam
pembelajaran tatap muka, 1 jam penugasan terstruktur, dan 1 jam kegiatan mandiri. 
b. Beban belajar TM, PT, KM, dan Beban Belajar Kegiatan Praktik Kerja
1. Uraian tentang pengaturan waktu pembelajaran per jam tatap muka, jumlah jam pelajaran per
minggu, jumlah jam minggu efektif per tahun pelajaran, jumlah jam pelajaran per tahun.
Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program
pendidikan dengan menggunakan sistem beban semester. System tersebut dipilih berdasarkan jenjang
dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan. Satuan pendidikan SMKN 5 Sijunjung khususnya
program keahlian Teknik Komputer dan Informatika menggunakan sistem semester.
Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar system beban Semester pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. System beban Semester adalah system penyelenggaraan
program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan
beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku
pada satuan pendidikan. Beban belajar pada setiap mata pelajaran pada system beban Semester
dinyatakan dalam satuan jam pelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk
mengikuti program pembelajaran melalui system tatap muka dan kegiatan mandiri yang tidak terstruktur.
Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan dengan mempertahankan tingkat
pengembangan peserta didik :
a. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik. Kegiatan tatap muka perjam pelajaran berlangsung selama 45
menit.
b. Beban belajar kegiatan tatap muka perminggu adalah sebagai berikut dalam
tatap muka untuk program studi keahlian Teknik Komputer dan Informatika adalah 40 - 48 jam
pelajaran.

2. Uraian tentang pemanfaatan 60 % dari jumlah waktu tatap muka pada mata pelajaran untuk
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang merupakan
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi, waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik. Adapun pengaturan
beban belajar pada kedua system tersebut sebagai berikut :
- Program Studi Keahlian Teknik Komputer dan Informatika menggunakan system paket kategori
standar hanya untuk bidang-bidang tertentu

30
- Jam pelajaran setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum, pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat dalam
semester ganjil dan genap dalam satu ajaran dapat dilakukan secara fleksibel.
Pemanfaatan jam pelajaran tambahan memperpertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi disamping memanfaatkan mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak
terdapat dalam struktur kurikulum yang tercantum dalam standar isi.
Adapun alasan/rasionalisasi penambahan jam pelajaran per minggu adalah karena beban
muatan kurikulum cukup padat di kelas X maka perlu kiranya penambahan jam agar beban
kurikulum dapat tercapai dan siswa memiliki kompetensi yang utuh sebelum mereka melaksanakan
Prakerin.
Seluruh kompetensi harus sudah dikuasai siswa menjelang mereka prakerin sehingga ada
cukup bekal utk mereka melaksanakan prakerin. Sedangkan pada saat mereka duduk di kelas XII
target kurikulumnya adalah memantapkan kompetensi untuk menghadapi Uji Kompetensi Keahlian.

3 . Uraian tentang pelaksanaan percepatan bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan
bakat yang istimewa
Mengingat input SMKN 5 Sijunjung adalah siswa yang memiliki kemampuan rata- rata di
kelompok menengah, maka tidak ada istilah KELAS UNGGUL, semua kelas dikelompokkan kelas
parallel yang regular. Jika ada salah satu siswa yang memiliki kecerdasan lebih tinggi jumlahnya
tidak banyak sehingga yang ada hanyalah program pengayaan.
Walaupun ada beberapa siswa dengan kecerdasan dan bakat istimewa mereka tidak dapat
mengikuti akselerasi/percepatan studi karena SMKN 5 Sijunjung tidak ditunjuk sebagai sekolah
pilotting akselerasi.
Siswa yang memiliki bakat khusus seperti olahraga akan dilatih sebagai atlit daerah dan akan
diikutkan pada berbagai pertandingan baik di tingkat lokal maupun nasional bahkan internasional.

B. Beban Belajar Tambahan


SMKN 5 menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
Untuk pendalaman pada kompetensi yang esensial dalam dunia usaha dan industri . Yang dilaksanakan
secara mandiri oleh satuan pendidikan.

D. Pengaturan Jurusan, KKM, Kenaikan Kelas, Uji Kompetensi dan Kelulusan


1.PENJURUSAN

31
a. Kriteria Penjurusan
Penjurusan dilakukan pada kelas X sesuai dengan kriteria penjurusan yang diatur oleh SK
Dirjen Mendikdasmen dan berdasarkan hasil PPDB.
b.Program Penelusuran Bakat, Minat dan Prestasi Peserta Didik
Kegiatan penelusuran bakat, minat dan prestasi didik dilakukan oleh tim yang terdiri dari
wakil bdang kesiswan, kaprog, walas dan guru BK dengan cara melakukan tes dan juga pengisian
angket.Hasil penelusuran bakat, minat dan prestasi peserta didik dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam :
 Pemberian beasiswa prestasi, BKM, beasiswa perusahaan.
 Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
 Penempatan siswa dalam kegiatan prakerin.
 Mengirim siswa mengikuti lomba sesuai dengan bakat, minat dan prestasi akademiknya.
 Mengirim siswa mengikuti kegiatan seni, seminar dan penyuluhan di tingkat kabupaten maupun
propinsi.
 Menyalurkan siswa dalam hal pemilihan fakultas di perguruan tinggi baik untuk program regular
maupun bidik misi
 Mengirim siswa untuk mengikuti seleksi penerimaan karyawan/ tenaga kerja.
c. Mekanisme dan Proses Pelaksanaan Penjurusan
Adapun regulasi penjurusan di Program Studi Keahlian Desain Komunikasi Visual adalah :
a. Siswa mendaftar sesuai minatnya dengan mengisi formulir pendaftaran PPDB
b. Siswa mengikuti tes wawancara dan bakat minat yang dilakukan oleh Tim
c. Siswa yang dinyatakan lulus PPDB akan diumumkan sesuai kemampuan dan hasil tes
wawancara serta tes bakat minat
d. Siswa mengikuti PBM sesuai hasil penetapan PPDB.\
d. Penerimaan Peserta Didik Baru dan Penjurusan
Penerimaan Peserta Didik Baru
PPDB tahun ajaran 2014/ 2015 dilaksanakan berdasarkan edaran Kepala Dinas Pendidikan Kab.
Sijunjung Nomor: 421/ 1617/ Sekre/ 2013 tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Kabupaten Sijunjung Tahun Pelajaran 2014/ 2015.
Dasar
1) Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2) Surat Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor: 420/828/Disdik/ 2013 tentang
Penerimaan Peserta Didik Baru tahun pelajaran 2014/ 2015 tanggal 5 Juni 2014
3) Surat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat Nomor: 420/2002/DIKMEN/2013
perihal penyusunan KTSP T.P 2014/ 2015 tanggal 10 Mei 2013

b. Prinsip dan Tujuan

32
i. Penerimaan peserta didik baru pada jenjang SD, SMP, SMA dan SMK harus berpegangan pada
prinsip-prinsip:
- Objektivitas, artinya PPDB harus memenuhi ketentuan yang berlaku
- Transparansi, artinya PPDB harus terbuka dan diketahui masyarakat luas termasuk orang tua
dan peserta didik, sehingga dapat dihindari kemungkinan penyimpangan
- Akuntabilitas, artinya PPDB harus dapat dipertanggungjawabkan.
- Tidak ada penolakan dalam PPDB, kecuali akibat keterbatasan daya tampung dan waktu
yang tidak memungkinkan, serta tidak lengkap persyaratan
- Berwawasan NKRI, artinya setiap warga Negara yang berusia sekolah dapat mengikuti
pendidikan di wilayah NKRI tanpa membedakan asal-usul, agama, suku, ras dan golongan.
- Kedudukan sosial, jabatan atau penghasilan orang tua/ wali calon peserta didik tidak dapat
dijadikan dasar dalam penentuan peserta didik yang diterima
ii. Penerimaan peserta didik bertujuan untuk:
- Memberi kesempatan seluas-luasnya bagi warga Negara usia sekolah untuk memperoleh
layanan pendidikan
- Meningkatkan mutu layanan penyelenggaraan dan hasil pendidikan dasar dan menengah
c. Ketentuan Penerimaan Peserta Didik Baru Jenjang SMK
1) Seleksi calon peserta didik baru kelas X (sepuluh) SMK dilakukan untuk mendapatkan
kesesuaian kemampuan dan minat peserta didik dengan bidang keahlian yang dipilihnya dengan
menggunakan criteria yang ditetapkan sekolah bersama komite sekolah dan institusi pasangan
2) Apabila seleksi sebagaimana dimaksud pada point (a) tidak diperlukan, seleksi dilakukan
berdasarkan peringkat Nilai Ujian Nasional SMP/ Mts atau Ujian Nasional Paket B dengan
mempertimbangkan aspek prestasi dibidang akademik, ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), jarak tempat tinggal ke sekolah, bakat olahraga, bakat seni, ekonomi lemah dan usia
calon siswa.
3) Pada kondisi khusus jika persyaratan usia masuk SMK tidak dapat dipenuhi, maka sekolah
diberikan kewenangan untuk mengatur sesuai kebutuhan masyarakat setempat
4) Sistem pembobotan nilai akhir sekolah untuk penentuan rangking penerimaan calon peserta
didik SMK, diatur sebagai berikut:
a) Pembobotan SMK Kelompok Teknologi dan Industri meliputi:
- Matematika 5
- IPA 5
- Bahasa Inggris 3
- Bahasa Indonesia 3
- Mata Pelajaran Lainnya 1
b) Pembobotan SMK Kelompok Bisnisi dan Manajemen meliputi:
- Matematika 3

33
- IPA 3
- Bahasa Inggris 3
- Bahasa Indonesia 3
- Mata Pelajaran Lainnya 1
c) Apabila ada peringkat akhir terdapat nilai yang sama, maka calon yang diterima di utamakan
berusia 16 s/d 18 tahun
d) Bagi peserta didik baru yang tidak lulus Ujian Nasional SMP/ MTs, tidak dapat diterima
mendaftar di SMK.
e) Berusia setinggi-tingginya 21 tahun pada awal tahun pelajaran 2013/ 2014
f) Pada kondisi khusus jika persaratan usia masuk SMK tidak dapat dipenuhi, maka sekolah
diberikan kewenangan untuk mengatur sesuai kebutuhan masyarakat setempat
g) Dinyatakan mampu membaca Al-Qur’an (berdasarkan hasil seleksi sekolah)
h) Apabila terdapat peserta didik baru lulus seleksi akademis, tetapi tidak dapat baca Al-
Qur’an, dapat diterima dengan ketentuan ada jaminan yang tertulis dari orang tua dengan
pihak sekolah dan ditandatangani diatas kertas bermaterai mampu menjamin anaknya bisa
baca tulis Al-Qur’an dalam waktu 6 bulan
Pendaftaran calon peserta didik baru dimulai tanggal 05 Juni s/d 28 Juni
2. KKM
KKM Mata Pelajaran
NO. Mata Pelajaran
X XI XII
Mata Pelajaran
Normatif
1.1 Pendidikan Agama 73 75 80
1.2 Pendidikan Kewarganegaraan 73 77 80
1.3 Bahasa Indonesia 73 75 80
1
1.4 Pendidikan Jasmani Olahraga &
73 75 80
Kesehatan
1.5.Seni Budaya 73 75 80
2 Adaptif
2.1.Bahasa Inggris 70 73 75
2.2.Matematika 70 73 75
2.3 Ilmu Pengetahuan Alam 70 73 75
2.4.Kimia 70 73 75
2.5.Fisika 65 70 72
2.4 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 73 75
2.5 KKPI 73 75
2.6 Kewirausahaan 70 73 75
DASAR –DASAR KOPETENSI KEJURUAN
4347.A01 Nirmana datar dan ruang 77
4347.A02 Menggambar teknik 77
4347.A03 Menggambar bentuk 77

4347.A04 Menggambar sketsa 77

34
KKM Mata Pelajaran
NO. Mata Pelajaran
X XI XII
4347.A05 K3LH 78
 
KOPETENSI KEJURUAN
4347.B01 Mengoperasikan Komputer Grafis 78
4347.B02 Mempersiapkan pemotretan fotografi 78
4347.B03 Melaksanakan proses pemotretan fotografi 78
4347.B04 Melaksanakan proses cetak foto 78
4347.B05 Mempersiapkan shooting videografi 77
4347.B06 Melaksanakan proses shooting videografi 77
4347.B07 Melaksanakan proses editing videografi 77
Mempersiapkan pembuatan produk desain
4347.B08 77
komunikasi visual (free design)
Membuat produk desain komunikasi visual tehnik
4347.B09 77
saring
Membuat produk desain komunikasi visual
4347.B10 78
mengarah ke media dalam (in door)
Membuat produk desain komunikasi visual
4347.B11 79
mengarah ke media luar (out door)
Membuat produk desain komunikasi visual
4347.B12 79
mengarah ke media televisi.
Melakukan paska produksi desain komunikasi
4347.B13 79
visual (post desain)
Melaksanakan pameran hasil karya desain
4347.B14 79
komunikasi visual
MUATAN LOKAL
1 Pendidikan Ilmu Al-Quran 77 80
Menerapkan Teknik Elektronika analog dan
2 79
Digital Dasar
3 Merakit Personal Computer 77
PENGEMBANGAN DIRI
1 Pramuka dan PMR B A
2 Bimbingan Karir dan Kejuruan B A

Mekanisme dan Prosedur Penentuan KKM


Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh
satuan pendidikan.
 KKM ditetapkan oleh sekolah pada awal tahun pelajaran dengan memperhatikan :
1. Intake (kemampuan rata-rata peserta didik)
2. Kompleksitas (mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya kompetensi dasar)
3. Kemampuan daya pendukung (berorientasi pada sumber belajar)
Langkah-Langkah Penetapan KKM
35
1. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah
untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian
2. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta
didik, orang tua, dan dinas pendidikan .
3. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta
didik .
Adapun cara perhitungan KKM yang berlaku untuk semua mata diklat di tahun ajaran 2013/2014
adalah sebagai berikut:
Penentuan rentang nilai dan penetapan nilai dari setiap kriteria merupakan kesepakatan
semua guru pada saat IHTsekolah, yaitu sebagai berikut:

NILAI
NO. KRITERIA Tinggi Sedang Rendah
1 Kompleksitas 50 – 64 65 - 80 81 – 100
2 Daya Dukung 81 – 100 65 - 80 50 – 64
3 Intake 81 – 100 65 - 80 50 – 64

Nilai KKM indikator adalah rata-rata dari nilai ketiga kriteria yang ditentukan. Contoh :
kompleksitas sedang (75), daya dukung tinggi (95), dan intake sedang (70),
maka nilai KKM indikator = (75 + 95 + 70) : 3 = 80
Contoh :
Jika indikator memiliki kriteria: kompleksitas rendah, daya dukung tinggi dan intake peserta didik
sedang à maka terdapat dua komponen yang memungkinkan untuk menetapkan nilai KKM 100
yaitu kompleksitas rendah dan daya dukung tinggi. Karena intake peserta didik sedang, guru
dapat mengurangi nilai KKM, misalnya menjadi antara 80 – 90.
4. Upaya Sekolah Dalam Meningkatkan KKM untuk mencapai KKM ideal:
Untuk meningkatkan KKM, ada beberapa upaya yang dilakukan pihak sekolah diantaranya sebagai
berikut:
a) Tingkat Kompleksitas :
(kesulitan dan kerumitan) setiap KD atau indikator yang harus dicapai oleh peserta didik. Agar
Kompleksitas tinggi, maka diperlukan pendidik yang:
G. kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;
H. menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan;
I. memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik.

36
Semua itu diupayakan melalui kegiatan workshop, IHT, MGMP dan pengiriman guru ke
berbagai pusat diklat sesuai kompetensinya.
b) Daya Dukung terdiri dari:
 Ketersediaan Tenaga
Pihak sekolah sudah berupaya menambah guru TI khususnya TKJ dari 1 orang menjadi 2
orang, selain itu guru Kimia dan Fisika juga sudah terpenuhi sesuai dengan latar belakang
pendidikannya. Yang masih kekurangan yaitu guru multimedia.
 Sarana dan prasarana pendidikan
Adanya penambahan infokus dan netbook untuk pembelajaran, kembali aktifnya jaringan
internet dan hotspot, kelengkapan labor TI dan peralatan praktik lainnya seperti kamera
foto dan video.
 Biaya operasional pendidikan yang diperlukan
Dengan adanya bantuan operasional manajemen mutu serta bantuan lainnya dari
pemerintah, sangat membantu dalam pemenuhan bahan praktik di program keahlian TI
selain itu juga ditunjang biaya operasional dari komite sekolah.
 Manajemen Sekolah
Manajemen sekolah lebih dipertajam dan ditingkatkan, terbukti dengan meningkatnya
kinerja para unsur pimpinan .
 Kepedulian stakeholder sekolah
Semakin meningkatnya kepedulian seluruh warga sekolah sehingga lingkungan sekolah
menjadi kondusif yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
c) Intake (Tingkat Kemampuan Rata-rata Peserta Didik
Kemampuan siswa kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB), Nilai Ujian Nasional (NUN), Rapor kelas 3 SMP, tes seleksi masuk, atau
psikotes . Untuk meningkatkan Intake diupayakan dengan memberikan beasiswa kepada siswa
berprestasi yang berasal dari SMP yang mendaftar ke SMK Negeri 5 Sijunjung.
Kelas XI dan XII didasarkan pada tingkat pencapaian KKM peserta didik pada semester
atau kelas sebelumnya keterkaitan antara indikator dengan indikator sebelumnya yang telah di
capai oleh peserta didik

3. Kenaikan Kelas
1. Kriteria kenaikan kelas:
Kenaikan kelas berhak dimiliki oleh siswa setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran semester ganjil dan semester genap
pada tahun yang bersangkutan dengan tingkat ketuntasan sesuai dengan standar KKM
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok
mata pelajaran :

37
- Agama dan aklak mulia
- Kewarganegaraan dan kepribadian
- Estetika
- Jasmani, olahraga dan kesehatan
c. Lulus ujian semester pada tahun ajaran yang bersangkutan.
d. Diputuskan oleh rapat majelis guru pada tahun ajaran tersebut
2. Uraian tentang Pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa:
Proses penilaian hasil belajar siswa berdasarkan STANDAR Penilaian Pendidikan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh permen tentang standar penilaian.
Adapun prosedur yang dilaksanakan:
a. Ulangan Harian (UH) yakni ulangan yang diberikan kepada siswa setelah menyelesaikan satu
KD yang tertuang dalam program semester.
b. Ulangan Mid (Tengah Semester) dilaksanakan pertengahan semester yang bersangkutan.
c. Ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas dilaksanakan pada akhir semester genap
dengan mengikuti jadwal pemerintah Dinas Kabupaten.
3. Mekanisme dan prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik:
Setelah peserta didik melaksanakan dan memperoleh nilai dari proses pelaksanaan pembelajaran
maka sekolah memberikan laporan kepada pihak yang terkait yaitu orang tua, dinas pendidikan
dan pihak yang berhak untuk mengetahuinya.
Prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik terdiri dari 2 kategori:
a. Pelaporan pada tiap- tiap akhir semester
b. Pelaporan pada akhir semester VI yang berupa pelaporan hasil kelulusan bagi siswa yang
telah lulus Ujian Nasional (UN) dan ujian sekolah (US)
Mekanisme dan prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik tersebut
a. Pelaporan pada tiap- tiap akhir semester
b. Pelaporan akhir semester VI & kelulusan
4. Pelaksanaan program remedial dan pengayaan:
Pembelajaran Remedial adalah: Pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami
kesulitan atau kelambatan belajar.Untuk program remedial diberikan kepada siswa yang belum
tuntas dalam salah satu SK/ KD pada satu mata diklat tertentu yang belum mencapai standar
ketuntasan minimal (KKM). Adapun program yang dijalankan sesuai dengan program
pembelajaran guru yang bersangkutan yang terdapat yang terdapat pada program semester.
Prosedur yang dijalankan dengan melihat pada SK/KD mana siswa yang bersangkutan tidak
tuntas, remedial dilaksanakan dengan mengulangi kembali materi yang tidak tuntas atau
mengulang lagi ujian pada sola tes yang belum dituntaskan siswa. Program remedial dilakukan di
luar pembelajaran (PBM Harian) yang jadwal ditentukan oleh guru mata diklat yang bersangkutan.

38
Untuk program pengayaan diberikan kepada siswa yang telah menuntaskan SK/KD pada
mata diklat yang bersangkutan dengan memberikan materi lanjutan atau menjadi tuntas sebaya
pada teman sejawat.
Langkah-langkah Pembelajaran Remedial:
1. Mendiagnosis Kesulitan Belajar, dilakukan dengan tes prasyarat, tes diagnostik, wawancara,
pengamatan, dsb.
2. Memberikan Perlakuan (treatment) Pembelajaran Remedial, dilakukan dengan cara:
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda
b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan.
c. Pemberian tugas-tugas kelompok
d. Pemanfaatan tutorial teman sebaya.
Pembelajaran Pengayaan adalah: Pengalaman atau kegiatan peserta didikyang melampaui
persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum.
Langkah-langkah Pembelajaran pengayaan
1. Identifikasi Kelebihan Kemampuan Belajar, dilakukan dengan:
Tes IQ, Tes Inventori, Wawancara, Pengamata (Observasi)
2. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan, dilakukan dengan:
Penilaian dilakukan dengan penilaian fortofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah
(lebih) dari peserta didik yang normal
d. Ketentuan Penerimaan Peserta Didik Baru Jenjang SMK
5) Seleksi calon peserta didik baru kelas X (sepuluh) SMK dilakukan untuk mendapatkan
kesesuaian kemampuan dan minat peserta didik dengan bidang keahlian yang dipilihnya dengan
menggunakan criteria yang ditetapkan sekolah bersama komite sekolah dan institusi pasangan
6) Apabila seleksi sebagaimana dimaksud pada point (a) tidak diperlukan, seleksi dilakukan
berdasarkan peringkat Nilai Ujian Nasional SMP/ Mts atau Ujian Nasional Paket B dengan
mempertimbangkan aspek prestasi dibidang akademik, ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), jarak tempat tinggal ke sekolah, bakat olahraga, bakat seni, ekonomi lemah dan usia
calon siswa.
7) Pada kondisi khusus jika persyaratan usia masuk SMK tidak dapat dipenuhi, maka sekolah
diberikan kewenangan untuk mengatur sesuai kebutuhan masyarakat setempat
8) Sistem pembobotan nilai akhir sekolah untuk penentuan rangking penerimaan calon peserta
didik SMK, diatur sebagai berikut:
i) Pembobotan SMK Kelompok Teknologi dan Industri meliputi:
- Matematika 5
- IPA 5
- Bahasa Inggris 3
- Bahasa Indonesia 3
- Mata Pelajaran Lainnya 1
39
j) Pembobotan SMK Kelompok Bisnisi dan Manajemen meliputi:
- Matematika 3
- IPA 3
- Bahasa Inggris 3
- Bahasa Indonesia 3
- Mata Pelajaran Lainnya 1
k) Apabila ada peringkat akhir terdapat nilai yang sama, maka calon yang diterima di utamakan
berusia 16 s/d 18 tahun
l) Bagi peserta didik baru yang tidak lulus Ujian Nasional SMP/ MTs, tidak dapat diterima
mendaftar di SMK.
m) Berusia setinggi-tingginya 21 tahun pada awal tahun pelajaran 2013/ 2014
n) Pada kondisi khusus jika persaratan usia masuk SMK tidak dapat dipenuhi, maka sekolah
diberikan kewenangan untuk mengatur sesuai kebutuhan masyarakat setempat
o) Dinyatakan mampu membaca Al-Qur’an (berdasarkan hasil seleksi sekolah)
p) Apabila terdapat peserta didik baru lulus seleksi akademis, tetapi tidak dapat baca Al-
Qur’an, dapat diterima dengan ketentuan ada jaminan yang tertulis dari orang tua dengan
pihak sekolah dan ditandatangani diatas kertas bermaterai mampu menjamin anaknya bisa
baca tulis Al-Qur’an dalam waktu 6 bulan
q) Pendaftaran calon peserta didik baru dimulai tanggal 05 Juni s/d 28 Juni 2014.
e. Pengaturan rayonisasi
Khusus rayonisasi SMP ke SMA dan SMK diatur sebagai berikut:
1) Masing-masing Kepala Sekolah SMP/ MTs memberikan foto copy Ijazah 4 lembar kepada siswa
dengan ketentuan sebagai berikut:
- 1 (satu) lembar di stempel dalam rayon, untuk mendaftar ke SMA dalam rayon
- 1 (satu) lembar di stempel luar rayon, untuk mendaftar ke SMA luar rayon
- 2 (dua) lembar tidak distempel, untuk mendaftar ke SMK
Catatan: kepala Sekolah tidak dibenarkan keluar dari ketentuan tersebut diatas.
2) Dalam system rayonisasi penerimaan peserta didik baru didasarkan pada:
- Rayon 85%
- Luar rayon dalam kabupaten 10%
- Luar rayon luar kabupaten 5%
- Untuk siswa luar rayon antar provinsi dapat dilakukan atas persetujuan Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten terkait
-
f. Mekanisme Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2015/ 2016
1) PPDB untuk tingkat SMK berlaku rayonisasi kabupaten
2) Panitia PPDB Sekolah tahun pelajaran 2015/ 2016 bertugas:

40
- Melaksanakan PPDB disekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
- Tim pelaksana sekolah diketahui oleh Kepala Sekolah yang terdiri dari ketua, sekretaris dan
3 anggota
g. Ketentuan Mutasi Siswa
1) Perpindahan peserta didik pada semester 1 (satu) kelas X SMK tidak dapat dilakukan
2) Perpindahan sebagaimana point 1 (satu) diatas dapat dilakukan pada semester II dengan
memperhatikan:
- Mutasi peserta didik antar sekolah dalam Kab. Sijunjung dapat dilakukan atas dasar
persetujuan Kepala Sekolah yang dituju dan diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Kab.
Sijunjung dengan mencantumkan NISN
- Mutasi peserta didik baru antar Kab/ Kota atau Provinsi, dapat dilakukan atas dasar
persetujuan kepala Sekolah yang dituju dan diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten dan selanjutnya Dinas Pendidikan Kab/ Kota melakukan entri data ketempat
tujuan

h. Lain-lain
1) Biaya PPDB untuk satuan pendidikan SMK Negeri diambil dari dana R-BOS, sesuai dengan
program penggunaan dana R-BOS, kecuali bagi SMK yang melaksanakan test untuk tujuan
mutu
2) Untuk SMK Negeri jika memungkinkan dapat dibebaskan dari uang pendaftaran, namun jika
harus memberlakukan adanya uang pendaftaran diharapkan nilai nominalnya tidak terlalu
membebani masyarakat karena untuk PPDB di SMK memerlukan seleksi khusus dan
mendapatkan izin dari Kepala Dinas Kabupaten Sijunjung.
3) Dalam rangka wajib belajar 9 (Sembilan) tahun dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan SMK tidak dibenarkan mengaitkan PPDB dengan kewajiban pengadaan pakaian
seragam sekolah, kecuali pakaian olahraga dan atribut sekolah
4) Mencegah praktek pungutan liar dan praktek negative lainnya dalam melaksanakan PPDB
5) Hal-hal yang bersifat khusus dan belum diatur dalam petunjuk ini akan ditentukan kemudian
6) Peserta didik yang dinyatakan diterima tetapi tidak mendaftar ulang sesuai jadwal yang
ditentukan, dinyatakan gugur.
I. Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
1. Uraian tentang penyelenggaraan pendidikan berbasis Kecakapan Hidup
Life skill atau kecakapa hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani
menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara
proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Secara khusus Pendidikan kecakapan hidup bertujuan untuk:
a. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema
yang dihadapi.
41
b. Merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta didik dalam menghadapi
kehidupannya dimasa yang akan datang.
c. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih
fleksibel sesuai prinsip pendidikan berbasis luas.
d. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada dimasyarakat, sesuai dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah
Kecakapan hidup dapat dipilah menjadi dua kelompok yaitu:
a. Kecakapan Hidup General (GLS)
1) Kecakapan personal (personal skill) yang mencakup kecakapan mengenal diri (self
awareness), dan kecakapan berfikir rasional (thinking skill);
2) Kecakapan sosial (social skill);
b. Kecakapan Hidup Spesifik (SLS)
1) Kecakapan akademik (academic skill);
2) Kecakapan vokasional (vocasional skill).
Kecakapan kesadaran diri itu pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai mahluk
Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan warga negara serta menyadari dan mensyukuri
kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam
meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.
Kecakapan berfikir rasional mencakup (1) kecakapan menggali dan menemukan informasi
(information seraching), (2) mengolah informasi dan mengambil keputusan (information processing
and decision making skill), serta (3) kecakapan memecahkan masalah secara kreatif (creative
problem solving skill).
Kecakapan sosial atau kecakapan antar personal (interpersonal skill) mencakup antara lain
kecakapan komunikasi dengan empati (communication skill) dan kecakapan berkerjasama
(collaboration skill). Kecakapan personal dan kecakapan sosial termasuk kepada kecakapan hidup
yang bersifat umum atau kecakapan yang bersifat generic, dan kecakapan akademik (academik skill)
merupakan pengembangan dari kecakapan rasional pada GLS.
Kecakapan akademik mencakup antara lain kecakapan melakukan identifikasi variabel dan
menjelaskan hubungannya dengan pada suatu fenomena tertentu, merumuskan hipotesis terhadap
suatu rangkaian kejadian, serta merancang dan melaksanakan penelitian untuk membuktikan suatu
gagasan atau keingintahuan. Kecakapan vokasional (vocational skill/VS) sering disebut dengan
“kecakapan kejujuran”. Artinya kecapakan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang
terdapat di masyarakat.
Kurikulum SMK Negeri 5 Sijunjung memasukkan pendidikan kecakapan hidup
dimaksudkan untuk memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan
kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri sesuai dengan penjelasan Pasal 26 ayat (3)
UU Nomor 20 Tahun 2003.

42
Pendidikan kecakapan hidup juga merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata
pelajaran dan/atau berupa paket/ modul yang direncanakan secara khusus. Pendidikan kecakapan
hidup yang diperoleh peserta didik dari SMK Negeri 5 Sijunjung meliputi kegiatan kurikuler,
kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan organisasi siswa.
1. Uraian tentang penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
SMK N 5 Sijunjung sebagai lembaga pendidikan harus tanggap dan peka terhadap
perkembangan IPTEK selain itu juga harus peka terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya. Melalui
program kewirausahaan diharapkan dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri dan kemadirian siswa
sehingga ketika mereka sudah tamat nanti tidak menjadi beban masyarakat juga negara karena telah
ada jiwa wirausaha yang artinya mampu membuka lapangan usaha sendiri.Selain program door to
door untuk seluruh siswa, siswa juga dilatih untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang bisa
dikembangkan sebagai usaha untuk menambah uang saku.
Selain program kewirausahaan/door to door, pengoptimalisasian unit produksi program
keahlian Teknik Komputer dan Informatika dilakukan sebagai media berkreasi bagi siswa dalam
menerapkan kompetensi yang dimilikinya diantaranya sebagai berikut:
1. Menerima syuting video dan foto dalam beberapa even dan ukuran.
2. Servis dan jual beli komputer dan periferalnya.
3. Menerima diklat IT dari lembaga lain.
4. Menerima pemesanan disain web dan disain grafis lainnya.
a. Uraian tentang upaya sekolah dalam menuju pendidikan berwawasan global
Menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan perdagangan bebas dan pesatnya industri
(barang dan jasa) serta perkembangan IPTEK, menuntut program studi keahlian teknik Komputer
dan Informatika melakukan terobosan baru agar siswa tidak ketinggalan zaman.
Beberapa strategi yang dilakukan diantaranya:
b. Berangsur- angsur melaksanakan PBM online (tugas siwa dapat diakses melalui web, siswa
mengirim tugas via email)
c. Penggunaan bilingual dalam PBM
d. Pembuatan web sekolah sebagai media informasi dan publikasi kegiatan sekolah
e. PBM berbasis multimedia
f. Siswa dan guru membuat blog dan web gratis
g. Memasang jaringan internet dan hotspot
h. Labor komputer yang tersambung koneksi internet
i. Pemanfaatan modul elektronik
j. Pemanfaatan informasi secara online
k. Transaksi/pemesanan barang secara online.

4. Kelulasan (ujian sekolah, ujian nasional)


1. Kriteria Kelulusan
43
Kriteria kelulusan ditentukan berdasarkan PP 19/2005 Pasal 71 ayat 1, Permendiknas dan POS UN
sebagai berikut :
a. Kelulusan dari satuan Pendidikan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditentukan oleh satuan pendidikan berdasarkan
rapat dewan dengan kriteria sebagai birikut :
- menyelesaikan seluruh program pembelajaran
- memperoleh nilai minimal baik pada penilaian mata pelajaran agama dan diklat mulia,
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran
estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan
- lulus ujian nasional
b. Kelulusan Ujian Nasional
Peserta didik dinyatakana lulus apabila:
- telah lulus dari satuan pendidikan
- telah memperolah nilai akhir yaitu
nilai ujian sekolah dan nilai Ujian Akhir Nasional dengan ketentuan:nilai Ujian Sekolah
diberi bobot 40 % dan nilai Ujian akhir Nasional 60 %.
Seperti rumus berikut :
NA = NUS + NUN
NA = Nilai Akhir
NUS = Nilai Ujian Sekolah
NUN = Nilai Ujian Nasional
2. Pelaksanaan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah
Ujian Nasional mengikuti program pemerintah dalam hal ini diatur oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP
mata ujian yang diikuti :
 Bahasa Inggris
 Bahasa Indonesia
 Matematika
 Teori kejuruan
Ujian sekolah mengikuti program pemerintah kabupaten dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten.
Mata ujian yang diikuti :
 Pendidikan Agama
 KWN
 KWU
 KKPI
 Sejarah
 Ekonomi
44
 Penjaskes
 Kimia
 Fisika
3. Target kelulusan yang akan dicapai
Target kelulusan untuk tahun pelajaran 2013/2014 direncanakan 100 %
4. Program-program sekolah untuk meningkatkan kualitas lulusan
Target kelulusan untuk tahun pelajaran 2013/2014 direncanakan 100 %.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai kualitas lulusan diantaranya sebagai berikut:
- Meningkatkan kualitas PBM.
- Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan.
- Mengadakan belajar tambahan.
- Membentuk pembimbing akademik .
- Membentuk kelompok-kelompok belajar.
- Mengajak orang tua siswa ikut terlibat dalam mengawasi siswa dalam kesehariannya.
- Mendatangkan guru tamu untuk memotivasi siswa dalam bertindak dan bertingkah laku sesuai
dengan yang dituntut.
- Melibatkan unsure muspida, dalam mengelola pendidikan.
- Mengoptimalkan fasilitas yang ada.

BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

A. Permulaan Tahun Pelajaran


Sebelum tahun pelajaran baru dimulai pihak dinas pendidikan khususnya dinas pendidikan Kabupaten
Sijunjung telah merancang dan mengedarkan kalender pendidikan untuk tahun pelajaran berikutnya.
Kalender ini digunakan sebagai acuan bagi sekolah-sekolah untuk membuat kalender mereka.
SMKNegeri 5 Sijunjung telah menganalisis kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan
dan menyesuaikannya dengan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh SMK untuk 1 tahun
45
kedepannya. Rencana kegiatan tersebut dilahirkan berdasarkan IHT Kurikulum yang diadakan pada awal
bulan Juni 2015. Untuk tahun pelajaran 2015/2016 waktu permulaan tahun pelajaran ditetapkan minggu
ke II pada bulan Juli 2015.

B. Pengaturan waktu belajar efektif


Jumlah minggu efektif belajar satu tahun ditetapkan sebagai berikut :
1. Rincian minggu efektif
Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, minggu efektif belajar sebagai berikut:
Jumlah Minggu
Bulan Keterangan
Minggu Efektif
Libur Akhir Tahun Pelajaran,
pelaksanaan MOS, Libur Awal
Juli 2015 4 3
Ramadhan, Penyerahan Raport
dan Martikulasi kelas XI
Libur Idul Fitri,
Agustus 2015 5 4
Libur HUR RI
September 2015 4 4
Oktober 2015 5 4 MID Semester
November 2015 4 3 Pra UN SMK
Ulangan Akhir Semester,
Desember 2015 4 2 Pengisian LHB dan Libur Akhir
Semester
Januari 2016 5 4 Libur Akhir Semester
Pebruari 2016 4 3 Pra UN SMK
Maret 2016 4 2 Perkiraan UKK
April 2015 4 3 Perkiraan Ujian Nasional
Mei 2016 5 5
Ulangan Kenaikan Kelas, Libur
Juni 2016 4 1 awal Ramadhan, Penyerahan
Raport dan Libur Akhir Semester
Jumlah 0 0

2. Rincian Waktu Pembelajaran Efektif


Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi
semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) dengan waktu pembelajaran sebagai berikut:
HARI WAKTU BELAJAR
Senin 07.00 – 13.45
Selasa 07.00 – 13.45
Rabu 07.00 – 13.45
Kamis 07.00 – 13.45
Jum’at 07.00 – 13.30
Sabtu 7.0 – 11.45
46
C. Pengaturan Waktu Libur
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat, provinsi, dan
kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah.
Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:
a. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan.
b. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari libur
umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis
Pendidikan.

Hari libur yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah:


- Libur Semester 1: 29 Desember 2015 – 03 Januari 2016
- Libur Semester 2: 29 Juni 2016

Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:
- Tahun Baru
- Idul Fitri dan Cuti Bersama
- Idul Adha
- Tahun Baru Imlek
- Tahun Baru Hijriah
- Hari Raya Nyepi
- Maulid Nabi Muhammad saw.
- Tahun Baru Imlek
- Wafat Isa Al masih
- Hari Raya Waisak
- Kenaikan Isa Al Masih
- Hari Kemerdekaan RI
- Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw.
- Hari Raya Natal

D. Pengaturan Jadwal Prakerin


Prakerin diadakan pada semester IV untuk siswa tingkat XI selama 3 bulan. Tahun pelajaran 2014/ 2015
direncanakan prakerin pada minggu ke IV bulan Desember 2015 dan berakhir minggu ke IV bulan Maret
2016.

E. Jadwal Promosi Keterampilan Siswa (PKS)


Jadwal Promosi Keterampilan Siswa biasanya ditentukan oleh penyelenggara kegiatan seperti di
Kabupaten ditentukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sijunjung, sedangkan tingkat Propinsi
ditentukan oleh Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Barat.

47
Namun sekolah juga membuat jadwal kegiatan Promosi Keterampilan Siswa (PKS) untuk tingkat
kabupaten direncanakan pada minggu ke II Februari 2016dan untuk propinsi pada minggu ke III Mei
2016

BAB IV
PENUTUP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai implementasi Peraturan Menteri


Pendidikan Nasional Nomor: 22, 23, dan 24 tahun 2006 merupakan tindak lanjut dari Peraturan
Pemerintah RI Nomor: 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah
tersebut dilandasi oleh semangat Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) pasal 36 yang menyatakan bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
(ayat 1) dan kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik (ayat 2).
Berkaitan dengan hal tersebut, KTSP SMK N 5 Sijunjung yang telah disusun oleh Tim
Pengembang Kurikulum SMK N 5 Sijunjung berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
panduan penyusunan kurikulum yang berlaku, diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman bagi
semua komponen pendidikan di lingkungan SMK N 5 Sijunjung pada tahun 2013/2014.
Apabila dalam KTSP ini masih banyak terjadi kekeliruan, kami sangat mengharapkan
masukan, kritik, dan saran dari semua pihak yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan
sehingga dapat kami jadikan sebagai bahan perbaikan untuk pelaksanaan KTSP pada masa-masa
mendatang.

48
Semoga upaya mulia untuk mewujudkan generasi Indonesia masa depan yang cerdas secara
intelektual, emosional, spiritual, dan sosial, serta mampu menghadapi tantangan pada era global
dapat tercapai.

LAMPIRAN
1. SK TPK
2. Contoh analisis KKM (1 mapel pertinglat)
3. Laporan hasil analisis kontek (dijilid terpisah)

49

Anda mungkin juga menyukai