Anda di halaman 1dari 16

PT.

Jaya Teknik Indonesia


Gedung Jaya Teknik
Jl. Johar No.10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat
DKI Jakarta, Indonesia 10340
Phone: +62 21 23 555 999,
Fax: +62 21 31 934 190

METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN EQUIPMENT & INSTALASI DATA CENTER
(Genset, Chiller, dan Mekanikal Eltrikal)
GRHA PERTAMINA

I. PENDAHULUAN

Metode pelaksanaan pada pekerjaan kontruksi baik struktur, arsitektur maupun mekanikal
& elekrikal sangat penting sekali, karena dengan metode pelaksanaan yang tepat pekerjaan akan
selesai dengan baik dan benar. Hal ini harus didukung dengan pengalaman dan pengetahuan dari
beberapa disiplin ilmu.
Perencanaan dan penerapan metode yang baik dan tepat sasaran dalam kaitannya
terhadap biaya operasional adalah sebagai salah satu cara untuk dapat bersaing sehat terhadap
antara sesama pemborong.
Untuk mengendalikan dan menjalankan metode yang kami rencanakan yaitu dengan
menerapkan manajemen proyek yang terdiri dari struktur organisasi dan sistem informasi, hal ini
bertujuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Pada umumnya struktur organisasi proyek yang diterapkan telah baku, yaitu dimana
seorang pimpinan tertinggi dilapangan adalah proyek manajer dengan membawahi 2 (dua) orang
manajer yaitu manajer lapangan dan manajer operasional, kemudian menyebar ke bagian divisi-
divisi tertentu dengan garis perintah yang jelas.

II. PENERAPAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

Dengan menjalankan penerapan K3 yang baik dan benar serta konsisten akan
meminimalisir tingkat kecelakaan yang akan merugikan perusahaan. Dengan meminimalisir
tingkat kecelakaan kredibilitas perusahaan secara otomatis semakin lama semakin baik.
Dalam melaksanakan program K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), kami memberlakukan
kaidah:
1. Memenuhi kelengkapan administrasi K3 :
a. Menyusun safety plan (rencana K3) untuk proyek (sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dilaksanakan);
b. Pembukaan (gambar proyek, poko perhatian untuk K3);
c. Resiko kecelakaan dan pencegahannya (resiko yang mungkin akan terjadi dilokasi
proyek);
d. Tata cara pengoperasian peralatan;
e. Alamat instansi terkait (rumah sakit, polisi, Depnaker, pemadam kebakaran)
 K3 bukan hanya mengakibatkan cidera /sakitnya tenaga kerja, tetapi juga
menyangkut keselamatan pekeria;
 Rusak/kurangnya produktivitas bahan/peralatan;
 K3 yang buruk mengakibatkan turunnya produktivitas;
 Safety plan yang telah disetujui oleh manajer proyek.
2. Melaksanakan kegiatan K3 dilapangan :

1
PT. Jaya Teknik Indonesia
Gedung Jaya Teknik
Jl. Johar No.10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat
DKI Jakarta, Indonesia 10340
Phone: +62 21 23 555 999,
Fax: +62 21 31 934 190

a. Kerjasamadengan instansi terkait;


b. Pengawasan pelaksanaan K3;
c. Pelaporan dan penanganan kecelakaan.
3. Melatih program K3:
a. Pelatihan secara umum;
b. Pelatihan khusus proyek (saat awal proyek dan saat ditengah pelaksanaan proyek).
4. Melengkapi perlengkapan dan peralatan penunjang program K3:
a. Promosi program K3;
b. Sarana peralatan untuk K3.
5. Menata lingkungan proyek .
a. Lay out planning (perencanaan tata letak);
b. House keeping (kebersihan & kerapihan tempat kerja).

III. URAIAN PEKERJAAN

Untuk pekerjaan ini secara garis besar dilaksanakan secara berurutan dan berkaitan satu sama
lainnya. Pekerjaan ini dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu :
1. Pekerjaan persiapan;
2. Pekerjaan Loading Chiller dan Genset
3. Pekerjaan Instalasi Genset Dan Chiller
4. Pekerjaan mekanikal;
5. Pekerjaan elektrikal;
6. Testing & commissioning.
Untuk pelaksanaan pekerjaannya sebagai berikut :
 Perencanaan untuk lokasi bangunan sementara dilokasi proyek agar tidak terganggu saat
pelaksanaan pekerjaan;
 Membuat jalan masuk dan jalur khusus area proyek, dan membuat pagar pengaman;
 Membuat lokasi los kerja material;

Semua jenis pekerjaan ini dilaksanakan diawal pekerjaan sebelum melakukan kegiatan
proyek, selanjutnya setelah seluruh pekerjaan ini selesai dilaksanakan kemudian dilakukan
mobilisasi sebagai berikut :
 Staf proyek, tenaga kerja, peralatan dan material bantu;
 Manajemen proyek sosialisasi seperti struktur organisasi proyek, format form pelaporan,
photo visual, serta rapat intern penyamaan persepsi penyelengaraan untuk mencapai
sasaran bersama, penyamaan persepsi metode kerja yang akan diterapkan dan metode
terobosan yang akan diterapkan bilamana ada deviasi keterlambatan kemajuan pekerjaan.

Setelah semua perangkat penunjang pelaksanaan proyek lengkap, kemudian kegiatan pelaksanaan
pekerjaan dapat dimulai, sebagaimana diuraikan di bawah ini.

2
PT. Jaya Teknik Indonesia
Gedung Jaya Teknik
Jl. Johar No.10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat
DKI Jakarta, Indonesia 10340
Phone: +62 21 23 555 999,
Fax: +62 21 31 934 190

Tahap-tahap dalam melaksanakan pekerjaan sebagai berikut :

 lnventarisasi pekerjaan;
 Alokasi waktu pelaksanaan pekejaan (time schedule);
 lnventarisasi sumber daya manusia, material dan alat bantu;
 Mengolah dan memanajemen sumber daya manusia, material dan alat bantu untuk
mewujudkan pekerjaan yang dimaksud dengan alokasi waktu tertentu yang sudah
dijadwalkan;
 Melakukan koordinasi dengan pemberi kerja/konsultan pengawas, manajemen
gedung/unit-unit /instansi digedung tersebut, seperti pihak teknisi listrik, lift gedung,
cleaning service terutama pihak security gedung dalam sisi keamanan gedung dalam
bekeria.

IV. PEKERJAAN PERSIAPAN


PENDAHULUAN

1. Pekerjaan ini dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 1 (satu) mlnggu, dimulai pada
awal pekerjaan dengan rnelibatkan mandor, kepala tukang, tukang dan pekerja;
2. Semua sumber daya manusia (pekerja) yang dilibatkan oleh pihak kami bila ditunjuk
sebagai pelaksana dalam pekerjaan ini, harus memiliki identitas diri (identity
card/seragam kerja) sebagai anggota pekerja kami, hal ini sangat perlu untuk
membedakan orang pekerja kami dengan orang lain disekitar lokasi pekejaan serta untuk
memudahkan pihak security gedung dan orang disekitar gedung dalam sisi keamanan
gedung;
3. Sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang diberikan yaitu 195 (Searatus Sembilan
Puluh Lima) hari kalender. Team kerja yang kami siapkan adalah : team tenaga kerja yang
akan bekerja siang dan malam hari (shift siang dan shift malam).
kami siap bekerja siang dan malam hari, hal ini tentu diperlukan koordinasi dengan pihak-
pihak terkait dilingkungan sekitar area pekerjaan yang akan dikerjakan;
4. Sebelum dilakukan Pemasangan, pemborong harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
direksi /pemberi tugas, karena tanpa persetujuan ini walaupun gambar kerja menunjukkan
perlu tidak boleh dilaksanakan.
Segala perizinan yang diperlukan untuk pembongkaran ini, pengurusannya merupakan
kewajiban pemborong. Pemutusan sementara sambungan listrik dan telepon,
pengurusannya merupakan kewajiban pemborong pula.

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang membutuhkan cara kerja yang hati-hati agar
pemasangan tidak merusak bangunan lainnya dan hasil pekerjaan akan baik.

V. PEKERJAAN PERALATAN UTAMA (CHILLER)

 Pekerjaan peralatan utama (chiller) ini terdiri dari pengadaan dan pemasangan chiller.
Untuk pengadaan chiller membutuhkan waktu yang cukup lama, karena mengingat unit

3
PT. Jaya Teknik Indonesia
Gedung Jaya Teknik
Jl. Johar No.10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat
DKI Jakarta, Indonesia 10340
Phone: +62 21 23 555 999,
Fax: +62 21 31 934 190

yang dipakai tidak diproduksi di dalam negeri (barang import) yaitu dari Amerika dan
membutuhkan waktu 5 ½ Bulan.
 Secara garis besar/umum peralatan utama yang akan diadakan atau dipasang setelah
mendapat persetujuan dari direksi dan sesuai dengan apa yang tercantum dalam RKS
yaitu sesuai dengan spesifikasiteknis material.
 Pada pekerjaan peralatan utama ini sangat membutuhkan alat berat (seperti forklift atau
crane atau sejenisnya) yang fungsinya untuk memindahkan unit terkait sampai menuju
lokasi yang akan dipasang.
 Pekerjaan pondasi selesai dan kuat / siap untuk sebagai dudukan peralatan utama yang
akan dipasang / diinstall (x 21 hari umur beton), seperti sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
 Pekerjaan Pondasi Chiller menggunakan Pondasi Panggung dengan WF 250 mm dan H-
Beam 200.
 Berat Chiller 8,5 Ton

CHILLER

VI, PEKERJAAN PERALATAN UTAMA GENSET

 Pekerjaan peralatan utama (Genset) ini terdiri dari pengadaan dan pemasangan Genset.
Untuk pengadaan Genset membutuhkan waktu yang cukup lama, karena mengingat unit
yang dipakai tidak diproduksi di dalam negeri (barang import ) yaitu dari Jepang dan
membutuhkan waktu 4 ½ Bulan.
 Secara garis besar/umum peralatan utama yang akan diadakan atau dipasang setelah
mendapat persetujuan dari direksi dan sesuai dengan apa yang tercantum dalam RKS
yaitu sesuai dengan spesifikasiteknis material.

4
PT. Jaya Teknik Indonesia
Gedung Jaya Teknik
Jl. Johar No.10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat
DKI Jakarta, Indonesia 10340
Phone: +62 21 23 555 999,
Fax: +62 21 31 934 190

 Pada pekerjaan peralatan utama ini sangat membutuhkan alat berat (seperti forklift atau
crane atau sejenisnya) yang fungsinya untuk memindahkan unit terkait sampai menuju
lokasi yang akan dipasang.
 Melaksanakan pembuatan kisi-kisi untuk lubang saluran udara panas pada dinding PH,
digunakan sebagai pembuangan udara panas dari genset ke luar gedung. Kisikisi lubang
saluran udara panas tersebut terbuat dari besi siku, plat dan kain terpal/kanvas, bentuk dan
ukuran disesuaikan dengan kebutuhan..
 Pembuatan inersial block genset 2500 kVA dengan mempergunakan beton cor 1:2:3
sedemikian sehingga mampu menahan getaran dari operasi mesin, Inersia harus dibuat
terpisah dengan lantai sekitarnya dan celah pemisah diisi dengan pasir halus, dimensi dan
ukuran pondasi disesuaikan dengan dimensi mesin diesel terutama terhadap ukuran
lubang angkernya. Sebelum pembuatan pondasi genset terlebih dahulu dibuatkan lantai
kerja beton cor 1 : 3 : 5.
 Pembuatan pondasi dan pemasangan exhaust silencer, sejauh tidak ada ketentuan khusus
dari pabrik pembuat mesin diesel, exhaust silencer dapat dipasang lurus. Dalam
pemasangan pipa exhaust harus mempunyai konsole tersendiri, tidak bertumpu pada
mesin diesel dan tidak membebani exhaust manifold. Pipa exhaust didalam ruang harus
diisolasi terhadap panas dengan kain asbes dan selanjutnya dibungkus dengan aluminium
foil.
 Pembuatan pondasi fuel system dengan mempergunakan beton cor 1:2:3, sebelumnya
terlebih dahulu dibuatkan lantai kerja dengan beton cor  1:3:5 dan diukur posisi lubang
angkernya,.

 Montage generating set ke atas pondasi, mengatur dan setting bagian–bagian genset
sehingga di dapat kerataan satu sama lainnya. Melaksanakan renovasi meliputi perbaikan
lantai dan pengecatan ulang bagian dalam.

PEKERJAAN PERALATAAN UTAMA TRAFO

 Pekerjaan peralatan utama (TRAFO) ini terdiri dari pengadaan dan pemasangan trafo.
Untuk pengadaan trafo membutuhkan waktu yang cukup lama dan membutuhkan waktu 3
½ Bulan.
 Secara garis besar/umum peralatan utama yang akan diadakan atau dipasang setelah
mendapat persetujuan dari direksi dan sesuai dengan apa yang tercantum dalam RKS
yaitu sesuai dengan spesifikasiteknis material.
 Pada pekerjaan peralatan utama ini sangat membutuhkan alat berat (seperti forklift atau
crane atau sejenisnya) yang fungsinya untuk memindahkan unit terkait sampai menuju
lokasi yang akan dipasang.

VI. METODE PELAKSANAAN PENGANGKATAN UNIT

1. Jumlah Barang :
 1 (satu) unit Chiller dengan berat 8.5 ton dan Genset 19 Ton

5
PT. Jaya Teknik Indonesia
Gedung Jaya Teknik
Jl. Johar No.10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat
DKI Jakarta, Indonesia 10340
Phone: +62 21 23 555 999,
Fax: +62 21 31 934 190

2. Scope of Job :
 Pengamanan area kerja jalur pemindahan chiller
 Menempatkan Chiller ke pondasi dn Genset
 Memasang Spring Mounting chiller dan Genset
 Pengamanan area kerja jalur pemindahan Pompa

3. Alat-alat yang akan digunakan :


 Mobil Crane Kapasitas 160 Ton
 Forklift Kapasitas 7.5 ton 3 unit
 Roller
 Tackel
 Sling/Rantai/Belt
 Peralatan geser dan jacking
 1 (satu) unit truck tronton untuk mengangkut alat-alat kerja

4. Metode Pekerjaan:
 Mengangkat Chiller dari Contener ke bawah menggunakan Forklif Kapasitas 5 ton 2
unit
 Persiapkan pemindahan chiller menggunakan roller
 Pemasangan roller pada kaki chiller
 Penggeseran chiller dengan menggunakan Tackel + Sling/rantai/belt
 Menggeser chiller dengan cara digeser menuju pondasi.
 Chiller akan di jacking ke atas pondasi.
 Setting chiller dan pemasangan mounting chiller
 Sebelum chiller di angkat menggunakan Crane kapasitas 110 Ton, terlebih dahulu di
buatkan papan luncur menggunakan H-beam dari pinggir area gedung

 .Mengangkat Genset dari Contener ke bawah menggunakn Forklift Kapasitas 7.5 ton 3
unit
 Persiapkan pemindahan genset menggunakan roller
 Pemasangan roller pada kaki genset
 Penggeseran genset dengan menggunakan Tackel + Sling/rantai/belt
 Menggeser genset dengan cara digeser menuju pondasi.
 genset akan di jacking ke atas pondasi.
 Setting genset dan pemasangan mounting chiller
 Sebelum chiller di angkat menggunakan Crane kapasitas 160 Ton, terlebih dahulu di
buatkan papan luncur menggunakan H-beam dari pinggir area gedung

 Mengangakat Trafo menggunakan Forklift Kapasitas 7,5 Ton x 2 unit


 Persiapkan pemindahan Trafo menggunakan roller
 Pemasangan roller pada kaki genset
 Penggeseran genset dengan menggunakan Tackel + Sling/rantai/belt
 Menggeser Trafo dengan cara digeser menuju pondasi.
 genset akan di jacking ke atas pondasi.
 Setting Trafo
6
PT. Jaya Teknik Indonesia
Gedung Jaya Teknik
Jl. Johar No.10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat
DKI Jakarta, Indonesia 10340
Phone: +62 21 23 555 999,
Fax: +62 21 31 934 190

5. Waktu Pelaksanaan (estimasi) :


 Jam kerja adalah pukul 10:00 s/d selesai WIB
 Waktu untuk menaikkan Chiller ± 8 jam sedangkan genset ± 10 jam dan trafo 10 jam
 Waktu untuk pembongkaran dan perapihan kembali adalah ± 2 jam
 Total Waktu pergeseran chiller 24 jam,Genset 48 Jam tafo 24 jam

VII. PEKERJAAN PEMIPAAN DAN KATUP-KATUP


 Pekerjaan pemipaan ini meliputi pekerjaan di site plan (diluar gedung) dan di
dalam gedung.
 Pemyambungan Pipa terlebih dahulu harus menutup Main Valve Atau dengan
membuang air jika d perlukan sampe valve On/OFF Butterfly terasang.
 Pekerjaan instalasi pipa dilaksanakan dengan mengatur dan penyeimbangan
terhadap distribusi dan debit aliran air dingin dari tiap-tiap peralatan / unit
dengan melakukan adjusting katup-katup kontrol (balancing valve) sehingga
besaran debit aliran air dingin ke masing-masing peralatan /unit sesuai
denganspesifikasi.
 Pelaksanaan adjusting dan balacing ini dilaksanakan secara bersama terhadap
seluruh peralatan/unit yang membutuhkan adjusting dengan melibatkan
tenaga-tenaga terampil yang sudah berpengalaman di dalam melaksanakan
TAB (Testing, Adjusting & Balancing).
 Setelah semua TAB berhasil dilaksanakan dengan sempurna kemudian
dilakukan pengukuran dan pencatatan terhadap : temperature, tekanan air yang
masuk dan keluar, serta debit aliran air dari semua unit chiller, pompa-pompa
dan AHU.
 Sebelum dilakukan pengujian terhadap kebocoran pada semua instalasi
termasuk sambungan pipa, pertama-tama dilakukan pemberian tekanan sebesar
12 - 15 kg/cm2 anpa terjadi kebocoran.

IX. PEKERJAAN MEKANIKAL

1. ISOLASI GETARAN (VIBRATION ISOLATION)

Seluruh sambungan ke pompa, chiller serta pipa yang berhubungan dengan lantai, dinding
beton dan lain-lain serta unit peralatan AC dilengkapi dengan fitting-fitting yang
menyerap getaran (vibration absorbing fittingslflexibte joint).

2. PENGGANTUNG DAN PENYANGGA / PENUMPU PIPA

 Seluruh pipa yang berisolasi ditumpu/digantung dan diberi bantalan sesuai dengan
besaran pipa pada konstruksi bangunan.

7
PT. Jaya Teknik Indonesia
Gedung Jaya Teknik
Jl. Johar No.10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat
DKI Jakarta, Indonesia 10340
Phone: +62 21 23 555 999,
Fax: +62 21 31 934 190

 Kontruksi penggantung atau penumpu diinstall sedemikian rupa hingga


memungkinkan expansi/kontsruksi thermis pipa tetap dan mengurangi transmisi
vibrasi sedikit mungkin.
 dan neopreme sesuai dengan gambar/detail.
 Penggantung dan penyangga disediakan dan dipasang oleh pemborong sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh spesifikasiteknis ini.
 Pipa horizontal harus digantung (ditumpu) dengan baik, penggantung tersebut
harus dipasang pada konstruksi bangunan. Secara umum pada pipa dengan
diameter 100 mm atau lebih harus ditumpu pada setiap 2,5 meter (maksimum) dan
untuk pipa dengan diameter 80 mm atau kurang harus ditumpu pada setiap 2,4
meter (maksimum).
 Jarak penggantung/penumpu yang terperinci dapat dilihat pada schedule ukuran
pipa dan jarak support yang diizinkan.
 Pemborong menyediakan semua peralatan/perlengkapan yang diperlukan untuk
penggantung tersebut, dan hal ini harus dikoordinir dengan konsultan manajemen
konstruksi.
 Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (pipa klem) yang ditumpu pada
konstruksi bangunan paralel dengan kolom dan garis kolom, lurus serta rapih.
Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau yang digantung dengan pipa yang lain.
Semua penggantung penumpu untuk pipa-pipa yang sudah terisolasi tidak boleh
menembus bahan isolasi tersebut. Semua pipa-pipa dalam ruangan masih harus
ditumpu
 Dengan penumpu guna mencegah penerusan getaran (vlbration eliminating,
hangers, rubber in shear).
 Seluruh penggatung/penumpu pipa (pipe support) bahannya harus dari baja (steel),
dapat diatur untuk ketinggian (adjustable), dan dicat, dimulai dengan cat anti karat
serta di-finish dengan wama hitam.
 melewati persetujuan dari pemberi tugas/konsultan majemen konstruksi.
 Riser vertical menembus lantai, dengan lantai yang sudah ditembus pipa harus
disupport disangga oleh jenis collar atiau klem dimana pipa tersebut dijempit pada
suatu angle dengan kokoh. Disekeliling pipa riser yang masih ada celah/lubang
harus ditutup rapat dengan rubber seal. Tidak dibenarkan untuk penutupan celah
dengan menggunakan cor beton.
 Bila ada perbedaan bahan antara pipa dan klem, maka gasket harus dipasang
antara pipa dan klem tersebut.
 Seluruh pipa yang ditumpu/disangga/digantung dengan sedemikian rupa sehingga
tidak menyebabkan adanya tekanan pada isolasi pompa pada kedua sisi klem
saddle atau roller.

3. LAPISAN PELINDUNG

Seluruh pipa yang menembus lantai, dinding, atap dan lain-lain hendaknya diberi lapisan
pelindung dari penyeka karet terbuat dari bahan stainless steel sheet sesuai dengan
gambar dan spesifikasi.
8
PT. Jaya Teknik Indonesia
Gedung Jaya Teknik
Jl. Johar No.10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat
DKI Jakarta, Indonesia 10340
Phone: +62 21 23 555 999,
Fax: +62 21 31 934 190

Selubung dalam daerah-daerah lantai yang basah dibuat dari tembaga dan menyelubungi
sampai dengan 2,5 cm diatas lantai.
Semua pemipaan yang berada diluar bangunan harus diberi lapisan pelindung pipa expose
dan proteksi (metal jacketing) dari bahan BJLS di cat atau aluminium sheet dengan
ketebalan minimal 0,5 mm.

4. PENGUMPUL KOTORAN

 Pada ujung bawah dari “riser“ pada titik-titik terendah dari suatu aliran dan pada tempat-
tempat dimana kotoran dan scale bisa menumpuk harus dipasang pengumpul kotoran
yang di tutup (capped dirt pockets).
 Untuk memungkinkan ekspansi/kontraksi dan mencegah tegangan-tegangan yang
terlampau besar, dimana mungkin dipasang double swing pada setiap perpindahan dari
pipa utama horizontal ke riser.
 Pemborong harus memasang pengumpul kotoran yang ditutup (capped dirt pocket) pada
tempat-tempat terendah. Pemborong harus menyediakan dan memasang relief vent pada
tempat-tempat yang diperlukan.

5. INSTALASI ALAT UKUR

 Pemborong harus menyediakan dan memasang pipe fitting untuk penempatan alat-alat
ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempa-tempat yang penting.
 Semua peralatan ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian
tinggi.
 Semua thermometer harus dipasang dalam immersion well dari pabrik yang sudah
disetujui, dimana well tersebut diisi dengan media heat transfer. Thermometer yang
terpasang antara 1,5 m (5") - 2,5 m (8') di atas level lantai harus jenis remote bulb atau
angle. Namun bila terpasang di atas 2,5 m (8") harus menggunakan remote bulb.

6. SAFETY VALVE

 Pada setiap ujung suatu loop pipa (ditunjukan atau tidak pada gambar) dan pada tempat-
tempat yang ditunjukkan pada gambar harus dipasang automatic air vent atau safety
valve.
 Discharge dari vent tersebut dihubungkan melalui pipa PVC ketempat pipa pembuangan
terdekat.

7. SPESIFIKASI ISOLASI PIPA

 Pengadaan dan pemasangan isolasi untuk pipa, alat-alat bantu dan peralatan telah
ditentukan, lengkap dengan material bantu lainnya yang menunjang bagi keperluan isolasi
tersebut.

9
PT. Jaya Teknik Indonesia
Gedung Jaya Teknik
Jl. Johar No.10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat
DKI Jakarta, Indonesia 10340
Phone: +62 21 23 555 999,
Fax: +62 21 31 934 190

 Seluruh pemipaan air dingin, termasuk header harus diberikan lapisan isolasi/jacketing
sesuai dengan gambar dan spesifikasi. Isolasi yang di gunakan adalah isolassi PU dengan
ketebalan 2 mm
 Lapisan luar isolasi hendaknya telah dilengkapin dengan vapour barrier seperti aluminium
foil yang dirapatkan dengan self adhesives. dari isolasi hendaknya diberi sealed dengan
vapour banier sealent seperti chill bond FR.CP 99.
 Seluruh isolasi untuk valve, fleng, belokan maupun fitting harus menggunakan isolasi
type carved blocks dengan kondisi persyaratan seperti pada isolasi memanjang.
 Seluruh pemipaan lengkap dengan isolasi, bila berada di luar bangunan atau yang
langsung terkena sinar matahari harus diberi lapisan akhir metal (metal jacketing) yang
terbuat dari bahan aluminium dengan sistem instalasi lock on, dengan ketebalan bahan 0,8
mm, dengan sambungan-sambungan harus kedap air.

8. ISOLASI ALAT-ALAT BANTU PIPA

Semua alat-alat bantu (aksesoris pipa seperti valves, strainer dan lain-lain sejenisnya) harus
diisolasi. Cara pengisolasiannya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak merusak isolasi bila
peralatan tersebut perlu untuk diperbaiki/di service.

 Untuk pipa dan alat bantunya (aksesoris) yang diisolasi dan berada diruangan terbuka
yang terkena sinar matahari dan hujan, harus memakai pelindung yang terbuat dari
aluminium sheet jacketing dengan ketebalan 0,5 mm. system sambungannya dibuat
sedemikian rupa sehingga mudah dilepas/dibuka tanpa merusak pelindungnya bila ada
perbaikan.
 Setiap gantungan pipa yang diisolasi tetapi tanpa memakai metal jacketing, antara klem
gantungan dan isolasi harus memakai metal dudukan (saddle) yang terbuat dari BJLS 80
lebar 150 mmdan setengah lingkaran atau penuh sesuai dengan tipe gantungan yang sisi-
sisinya dilipat agar tidak tajam.

X. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Syarat-syarat khusus teknis yang akan dijelaskan disini adalah persyaratan yang akan
dilaksanakan, dalam hal ini untuk pengerjaan instalasi baik pengadaan material dan peralatan
untuk seluruh pekerjaan kelistrikan di dalam maupun di luar bangunan.

Yang mencakup untuk pekerjaan ini adalah bekerjanya sistem listrik sebagai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tercantum pada gambar-gambar maupun
yang dispesifikasikan untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan.

Pekerjaan elektrikal/ kelistrikan ini meliputi :


1. Pengadaan dan pemasangan panel pompa
2. Pemasangan instalasi kabel;
3. Pengadaan dan pemasangan kabel ladder;

10
PT. Jaya Teknik Indonesia
Gedung Jaya Teknik
Jl. Johar No.10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat
DKI Jakarta, Indonesia 10340
Phone: +62 21 23 555 999,
Fax: +62 21 31 934 190

Pekerjaan listrik yang dimaksud disini adalah semua pelaksanaan instalasi yang berkaitan dengan
paket pekerjaan (sesuai dengan kontrak).

Lingkup pekerjaan listrik dalam proyek ini meliputi pengadaan pengkabelan dan panel lengkap
dengan kompenennya, grounding dan terminasi.

Kontrol untuk pengaturan otomatis suhu, aliran air dan udara.

Semua penyambungan kabel yang akan dikerjakan sesuai dengan kontrak yang sudah ditentukan,
yaitu diantaranya :

a. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung tembaga yang sesuai


dan dilapisi dengan timah putih;
b. Penyambungan berisolasi karet harus diisolasi oleh karet pula;
c. Kabel-kabel yang disambung harus color coded atau diberi nama.

XI. TESTING & COMMISSIONING

a. Pengujian Chiller

Sebelum melakukan pengukuran dan TAB (testing, adjustable and balancing), pemborong
harus mengajukan metode, besaran-besaran yang akan diukur dan alat-alat ukur yang akan
dipergunakan kepada konsultan pengawas dan meminta persetujuannya, paling lambat 2 (dua)
minggu sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Jenis pekerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini, secara garis besar mencakup
uraian di bawah ini, Yaitu :

1. Pengujian terhadap kebocoran pada semua sambungan pada saat pipa diberikan tekanan
sebesar 1 5 kg/cm2;
2. Pengujian terhadap sistem instalasi dengan pengamatan terhadap pengembunan di
permukaan luar pipa air chiller;
3. Pemborong harus melaksanakan pengaturan & balancing taerhadap distribusi dan debit
aliran air dingin dari tiap-tiap peralatan/unit dengan melakukan adjusting valve-valve
kontrol (balancing valves), sehingga besarnya debit aliran air dingin ke masing-masing
peralatan/unit sesuai dengan spesifikasi;
4. Setelah Semua tahapan TAB berhasil dilaksanakan dengan Sempurna, maka dilaksanakan
pengukuran dan pencatatan terhadap : temperatur dan tekanan air yang masuk dan keluar
serat debit aliran air dari unit chiller, pompa-pompa dan AHU;
5. Pengukuran dan pencatatan ini harus dilakukan beberapa kali untuk berbagai periode
(pagi, siang dan malam) selama minimal 1x24Jam;
6. Melakukan pengujian terhadap mekanisme kerja seluruh peralatan yang berkaitan dengan
sistem pengaturan kapasitas, overload protection, putaran aliran udara/air dan sebagainya;
7. Pengujian terhadap sistem pengaturan (kontrol), yaitu meliputi :

11
PT. Jaya Teknik Indonesia
Gedung Jaya Teknik
Jl. Johar No.10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat
DKI Jakarta, Indonesia 10340
Phone: +62 21 23 555 999,
Fax: +62 21 31 934 190

 Chiller unit : Sistem kontrol kapasitas pendingin, overload, anti recycle,


thermostat, flow switch dan sebagainya;

b. Pengujian Genset

Factory Test

1. Stepped Load Test (25 %, 50 %, 75 %, 100 % dan 110 % beban penuh) terhadap setiap
diesel genset yang akan dipasang
2. Automatic on load paralleling/deparalleling test.
3. Secara berpasangan diesel gensets dihubungkan kepanel distribusi untuk memperagakan
sistem automatic on load parallel/deparalleling-nya.
4. Pada penyelesaian dari pengetesan semua peralatan pengatur, kecuali perlatan untuk
pengontrol sistem automatic paralleling yang akan diset dan disealed sesudah pengetesan
di lapangan, harus di-sealed dan dicap oleh seorang pengawas Quality Control.

Site Test

Test yang dilaksanakan setelah pekerjaan erection/ installation selesai tersebut,meliputi :

1. Insulation Resistance Test
2. Continuity Test
3. Simulation of Excess Temperature
4. Simulation of Overspeed
5. Test run
6. Automatic Main Failure Test
7. Automatic Load Transfer Switching Test
8. Automatic sequence starting dan load sharing

c. Pengujian Trafo

Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga macam


pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu :

- Pengujian Rutin

Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator, meliputi:

1. pengujian tahanan isolasi


2. pengujian tahanan kumparan
3. pengujian perbandingan belitan Pengujian vector group
4. pengujian rugi besi dan arus beban kosong
5. pengujian rugi tembaga dan impedansi
6. pengujian tegangan terapan (Withstand Test)

12
PT. Jaya Teknik Indonesia
Gedung Jaya Teknik
Jl. Johar No.10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat
DKI Jakarta, Indonesia 10340
Phone: +62 21 23 555 999,
Fax: +62 21 31 934 190

7. pengujian tegangan induksi (Induce Test).

- Pengujian jenis

Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo yang mewakili trafo
lainnya yang sejenis, guna menunjukkan bahwa semua trafo jenis ini memenuhi persyaratan yang
belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis meliputi:

1. pengujian kenaikan suhu


2. pengujian impedansi
3. Pengujian khusus

Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas
persetujuan pabrik dengan Owner. Pengujian khusus meliputi :

a. pengujian dielektrik

1. pengujian impedansi urutan nol pada trafo tiga phasa


2. pengujian hubung singkat
3. pengujian harmonik pada arus beban kosong
4. pengujian tingkat bunyi akuistik
5. pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak.

b. Pengukuran tahanan isolasi

Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada awal pengujian dimaksudkan untuk


mengetahui secara dini kondisi isolasi trafo, untuk menghindari kegagalan yang fatal dan
pengujian selanjutnya, pengukuran dilakukan antara:

- sisi HV – LV
- sisi HV – Ground
- sisi LV- Groud
- X1/X2-X3/X4 (trafo 1 fasa)
- X1-X2 dan X3-X4 )trafo 1 fasa yang dilengkapi dengan circuit breaker.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan megger, lebih baik yang menggunakan baterai
karena dapat membangkitkan tegangan tinggi yang lebih stabil. Harga tahanan isolasi ini
digunakan untuk kriteria kering tidaknya trafo, juga untuk mengetahui apakah ada bagian-bagian
yang terhubung singkat.

c. Pengukuran tahanan kumparan

Pengukuran tahanan kumparan adalah untuk mengetahui berapa nilai tahanan listrik pada
kumparan yang akan menimbulkan panas bila kumparan tersebut dialiri arus. Nilai tahanan

13
PT. Jaya Teknik Indonesia
Gedung Jaya Teknik
Jl. Johar No.10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat
DKI Jakarta, Indonesia 10340
Phone: +62 21 23 555 999,
Fax: +62 21 31 934 190

belitan dipakai untuk perhitungan rugi-rugi tembaga trafo. Pada saat melakukan pengukuran yang
perlu diperhatikan adalah suhu belitan pada saat pengukuran yang diusahakan sama dengan suhu
udara sekitar, oleh karenanya diusahakan arus pengukuran kecil. Peralatan yang digunakan untuk
pengukuran tahanan di atas 1 ohm adalah Wheatstone Bridge, sedangkan untuk tahanan yang
lebih kecil dari 1 ohm digunakan Precition Double Bridge. Pengukuran dilakukan pada setiap
fasa trafo, yaitu antara terminal:

Untuk terminal tegangan tinggi:

1. Trafo 3 fasa

 fasa A - fasa B
 fasa B - fasa C
 fasa C - fasa A

Untuk sisi tegangan rendah

 fasa a - fasa b
 fasa b - fasa c
 fasa c - fasa a

d. Pengukuran perbandingan belitan

Pengukuran perbandingan belitan adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah


kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap tapping, sehingga tegangan
output yang dihasilkan oleh trafo sesuai dengan yang dikehendaki. toleransi yang diijinkan
adalah:

1. 0,5 % dari rasio tegangan atau b. 1/10 dari persentase impedansi pada tapping
nominal.Pengukuran perbandingan belitan dilakukan pada saat semi assembling yaitu
setelah coil trafo di assembling dengan inti besi dan setelah tap changer terpasang,
pengujian kedua ini bertujuan untuk mengetahui apakah posisi tap trafo telah terpasang
secara benar dan juga untuk pemeriksaan vector group trafo.Pengukuran dapat dilakukan
dengan menggunakan Transformer Turn Ratio Test (TTR),
2. Pemeriksaan Vector Group. Pemeriksaan vector group bertujuan untuk mengetahui
apakah polaritas terminal-terminal trafo positif atau negatif. Standar dari notasi yang
dipakai adalah ADDITIVE dan SUBTRACTIVE.

 Pengukuran rugi dan arus beban kosong

Pengukuran ini untuk mengetahui berapa daya yang hilang yang disebabkan oleh rugi
histerisis dan eddy current dari inti besi (core) dan besarnya arus yang ditimbulkan oleh kerugian
tersebut. Pengukuran dilakukan dengan memberikan tegangan nominal pada salah satu sisi dan
sisi lainnya dibiarkan terbuka.

14
PT. Jaya Teknik Indonesia
Gedung Jaya Teknik
Jl. Johar No.10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat
DKI Jakarta, Indonesia 10340
Phone: +62 21 23 555 999,
Fax: +62 21 31 934 190

 Pengukuran rugi tembaga dan impedansi

Pengukuran ini bertujuan untum mengetahui besarnya daya yang hilang pada saat trafo
beroperasi akibat dari tembaga (Wcu) dan strey loss (Ws) trafo yang digunakan.

Pengukuran dilakukan dengan memberi arus nominal pada salah satu sisi dan pada sisi yang lain
dihubung-singkat, dengan demikian akan terbangkit juga arus nominal pada sisi tersebut,
sehingga trafo seolah-olah dibebani penuh.

Perhitungan rugi beban penuh (Wcu) dan impedansi (Iz), dimana pada waktu pengukuran
tahanan belitan (R), Wcu dan Iz dilakukan pada saat suhu rendah (udara sekitar (t)), maka Wcu
dan Iz perlu dikoreksi terhadap suhu acuan 75ºC, dimana factor koreksi (a) adalah :

 Pengujian tegangan terapan (Withstand Test)

Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji kekuatan isolasi antara kumparan dan body tangki.
Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan uji sesuai denga standar uji dan dilakukan pada:

a. sisi tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dan body yang di ke tanahkan
b. sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan body yang di ke tanahkan.
c. waktu pengujian 60 detik.

 Pengujian tegangan induksi

Pengujian tegangan induksi bertujuan untuk mengetahui kekuatan isolasi antara layer dari tiap-
tiap belitan dan kekuatan isolasi antara belitan trafo. Pengujian dilakukan dengan memberi
tegangan supply dua kali tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan
terbuka. Untuk mengatasi kejenuhan pada inti besi (core) maka frekwensi yang digunakan harus
dinaikkan sesuai denga kebutuhan. Lama pengujian tergantung pada besarnya frekwensi
pengujian berdasarkan rumus: waktu pengujian maksimum adalah 60 detik.

 Pengujian kebocoran tangki

Pengujian kebocoran tangki dilakukan setelah semua komponen trafo terpasang. Pengujian
dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kondisi paking dan las trafo. Pengujian dilakukan
dengan memberikan tekanan nitrogen (N2) sebesar kurang lebih 5 psi dan dilakukan pengamatan
pada bagian-bagian las dan paking dengan memberikan cairan sabun pada bagian tersebut.
Pengujian dilakukan sekitar 3 jam apakah terjadi penurunan tekanan.

a. Pengujian Jenis (Type Test)


b. Pengujian kenaikan suhu.Pengujian kenaikan suhu dimaksudkan untuk
mengetahui berapa kenaikan suhu oli dan kumparan trafo yang disebabkan
oleh rugi-rugi trafo apabila trafo dibebani. Pengujian ini juga bertujuan untuk
melihat apakah penyebab panas trafo sudah cukup effisien atau belum. Pada

15
PT. Jaya Teknik Indonesia
Gedung Jaya Teknik
Jl. Johar No.10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat
DKI Jakarta, Indonesia 10340
Phone: +62 21 23 555 999,
Fax: +62 21 31 934 190

trafo dengan tapping tegangan di atas 5% pengujian kenaikan suhu dilakukan


pada tappng tegangan terendah (arus tertinggi), pada trafo dengan tapping
maksimum 5% pengujian dilakukan pada tapping nominal. Pengujian kenaikan
suhu sama dengan pengujian beban penuh, pengujian dilakukan dengan
memberikan arus trafo sedemikian hingga membangkitkan rugi-rugi trafo,
yaitu rugi beban penuh dan rugi beban kosong. Suhu kumparan dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut.t adalah suhu sekitar pada saat akhir
pengujian.
c. Pengujian tegangan impulse. Pengujian impulse ini dimaksudkan untuk
mengetahui kemampuan dielektrik dari sistem isolasi trafo terhadap tegangan
surja petir. Pengujian impuls adalah pengujian dengan memberi tegangan lebih
sesaat dengan bentuk gelombang tertentu. Bila trafo mengalami tegangan
lebih, maka tegangan tersebut hampir didistribusikan melalui effek kapasitansi
yang terdapat pada :

 antar lilitan trafo


 antar layer trafo
 antara coil denga ground.
 Pengujian tegangan tembus oli Pengujian tegangan tembus oli
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik oli. Hal ini
dilakukan karena selain berfungsi sebagai pendingin dari trafo, oli
juga berfungsi sebagai isolasi. Peralatan yang dapat digunakan
misalnya merk Hipotronics type EP600CD. Cara pengujian:
bersihkan tempat sample oli dari kotoran dengan mencucinya
dengan oli sampai bersih. ambil contoh/sample oli yang akan diuji,
usahakan pada saat pengambilan sample oli tidak tersentuh tangan
atau terlalu lama terkena udara luar karena oli ini sanga sensitive.
tempatkan sample oli padaalat tetes. nyalakan power alat tetes.
tekan tombol start dan counter akan mencatat secara otomatis
sejauh mana kemampuan dielektrik oli tersebut. Setelah counter
berhenti dan tombol reset menyala, tekan tombol reset untuk
mengembalikan ke posisi semula. hasil pengujian tegangan
tembus diambil rata-ratanya setelah dilakukan 5 (lima) kali dengan
selang waktu 2 menit

Dibuat Oleh
PT. JAYA TEKNIK INDOENSIA

Imam Budiarmanto
Project Engineer

16

Anda mungkin juga menyukai