MODUL : 01
1
DAFTAR ISI
2
Modul 01
Mengenal Peralatan Praktikum Untuk
Mengetahui Konsep Pantulan Gelombang
Hadiyan Rafi Armandsyah (18117033) / Kelompok 06 / Jumat, 01 Oktober 2019
Email : hadiyan.rafi@gmail.com
Asisten : Kirana Santoso
Keyword— Antena Horn, Gelombang pantul, dalam sistem komunikasi gelombang mikro karena
Gelombang diteruskan mempunyai gain yang tinggi, VSWR yang rendah,
lebar pita (bandwidth) yang relatif besar, tidak berat,
1. PENDAHULUAN dan mudah dibuat. Antena horn bertipe antena
Pada zaman yang sudah sangat maju ini, aperture (antena celah) yang berarti sangat berguna
manusia tidak lagi kesulitan dalam berkomunikasi untuk aplikasi pada pesawat terbang dan kendaraan
bahkan untuk jarak yang sangat jauh. Dibalik luar angkasa seperti radar [1]. Bentuk dari antena
kecanggihan berbagai macam gawai yang manusia horn dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:
gunakan untuk berkomunikasi, ternyata hal itu tidak
terlepas dari yang namanya gelombang
elektromagnetik. Apabila suatu gelombang
elektromagnetik menumbuk suatu medium, akan
ada gelombang yang diteruskan dan ada gelombang
yang dipantulkan. Praktikum modul ini memiliki
tujuan sebagai berikut:
1. Menentukan material yang paling baik
Gambar 2.1 Bentuk antena horn [1]
untuk digunakan pada kondisi kedua
antena berhadapan.
Pada modul ini, digunakan antena tipe
2. Menentukan material yang paling baik
Pyramid Horn. Antena horn memiliki bentuk pola
untuk digunakan pada kondisi kedua
radiasi jenis directional. Antena directional
anterna membentuk sudut 120 derajat.
memfokuskan sinyal wireless dalam arah tertentu
3. Menentukan urutan besar konduktivitas
dengan wilayah terbatas [2]. Pola radiasi antena horn
berbagai material.
dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:
3
terdapat dua buah gelombang yang dihasilkan yaitu
gelombang yang dipantulkan (Er) dan gelombang
yang diteruskan (Et). Pada konsep gelombang
pantul, semakin besar konduktivitas medium yang
ditumbuk maka semakin besar daya gelombang
Gambar 2.2 Pola radiasi antena horn [3] yang dipantulkan oleh medium tersebut.
Gelombang datang pada medium 1 dapat
Antena jenis ini merupakan jenis antena ditulis dengan persamaan berikut:
dengan narrow beamwidth, yaitu punya sudut 𝐸̂𝑥𝑖 = 𝐸̂𝑚1
+
𝑒 −𝛾̂1𝑧 (1)
+
pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah ̂𝑦𝑖 = 𝐸̂𝑚1
𝐻 𝑒 −𝛾̂1𝑧 (2)
𝜂̂1
digambarkan seperti garis lurus, jaraknya jauh dan
Lalu, gelombang pantul yang berada pada medium 1
tidak bisa menjangkau area yang luas, antena
dapat ditulis dengan persamaan berikut:
directional mengirim dan menerima sinyal radio
𝐸̂𝑥𝑟 = 𝐸̂𝑚1
−
𝑒 𝛾̂1𝑧 (3)
hanya pada satu arah, umumnya pada fokus atau
−
𝐸̂𝑚1
sudut yang sangat sempit [2]. ̂𝑦𝑟 = −
𝐻 𝑒 𝛾̂1𝑧 (4)
𝜂̂1
4
Melakukan identifikasi pada kabel dan konektor,
tiang pemancar, tiang penerima, dan kit Network C. Percobaan 3: Pengaruh pantulan terhadap
Analyzer.
daya yang diterima untuk kondisi 120⁰
Mengamati kabel dan konektor yang harus Memastikan posisi tiap konektor tidak berubah
dihubungkan dengan Port 1 dan Port 2. seperti percobaan 1 dan 2.
B. Percobaan 2: Pengukuran daya pancar pada Mengulangi langkah ke 8 sampai dengan 10 pada
percobaan 2.
antena horn pada berbagai kondisi
Mengambil antena Horn dan memasang pada Meletakan material-2 diantara kedua antena lalu
tiang pemancar dan penerima pada posisi mencatat besar daya yang dipantulkan.
horizontal.
Memastikan jarak antara tiang pemancar dan Meletakan material-3 diantara kedua antena lalu
penerima yaitu 1,5 meter. mencatat besar daya yang dipantulkan.
5
C1220. Kit ini digunakan untuk memproses
pengukuran daya pancar dan daya yang diterima
untuk percobaan selanjutnya. Dari Gambar 4.3 juga
terlihat bahwa terdapat kabel dan konektor yang
terhubung dengan kit, yang berwarna oranye
terhubung ke Port 1 sedangkan yang berwarna biru
terhubung ke Port 2. Port 1 pada modul kali ini
Gambar 4.1 Tiang antena horn pemancar digunakan sebagai pemancar sedangkan port 2
sebagai penerima. Terakhir, pada bagian belakang
Kemudian, penulis menggunakan kabel dari kit terdapat tombol power untuk menyalakan
warna biru untuk menghubungkan antena horn kit. Apabila dinyalakan akan terdapat cahaya lampu
penerima dengan Port 2 pada Network Analyzer. warna hijau yang menandakan kit sudah menyala.
Antena penerima dapat dilihat pada Gambar 4.2
berikut: 4.2 Percobaan 2: Pengukuran daya pancar pada
antena Horn pada berbagai kondisi
Pada percobaan kedua, penulis
menggunakan peralatan yang telah dikenalkan pada
percobaan pertama untuk mengukur daya pancar
pada antena horn. Pertama-tama, penulis
memastikan jarak antar antena pada tiang pemancar
dan tiang penerima berada pada jarak 1,5 meter.
Lalu dengan menggunakan mistar, penulis
Gambar 4.2 Tiang antena horn penerima
memastikan bahwa antena penerima dengan antena
Dari Gambar 4.1 dan 4.2 di atas, terlihat pemancar yang akan diukur terletak pada ketinggian
digunakan berupa tripod yang bagian atasnya Penulis lalu melakukan pengecekan dimana
terdapat pegangan untuk meletakan antena horn. indikator sudut pada tiang pemancar terletak pada
Lalu, penulis memerhatikan kit antena Network sudut 0 derajat menggunakan busur. Disini penulis
Analyzer yang dapat dilihat pada Gambar 4.3 menghadapkan kedua antena pemancar dan
6
yang telah disediakan. Aplikasi ini akan digunakan Pada Gambar 4.4, terlihat sebuah grafik yang
untuk menganalisa daya yang diteruskan dan daya naik turun dan apabila gambar diperbesar akan
yang dipantulkan oleh antena. terlihat bahwa daya yang hilang saat menggunakan
Pada bagian menu utama, penulis memilih medium udara (kondisi LOS) sebesar -26,695 dBm.
‘Save/Recall’, kemudian memilih ‘Recall State’. Selanjutnya, penulis menggunakan material yang
Selanjutnya penulis memilih bagian ‘State 01’ untuk pertama yang diletakan ditengah-tengah antena
melakukan proses kalibrasi. Kalibrasi perlu pemancar dan penerima seperti berikut:
dilakukan sebelum melakukan pengukuran untuk
membuang elemen-elemen yang dapat mengganggu
perhitungan/analisa nantinya. Lalu, penulis
menekan tombol ‘Display’ pada menu utama,
memilih menu ‘Allocate Channel’, dan memilih ‘x2
(horizontal)’ untuk membagi display menjadi 2
bagian. Gambar 4.5 Percobaan 2 dengan wire mesh
Selanjutnya, penulis mengganti pengukuran
antena pada masing-masing display menjadi S11 Pada Gambar 4.5 di atas, terlihat bahwa
dan S21 dengan menekan tombol pada bagian kiri material yang digunakan adalah wire mesh yang
atas display. Namun, pada kenyataannya penulis terbuat dari besi. Penulis menggunakan aplikasi
tidak bisa menggunakan S11 karena antena horn SVRNA untuk mengetahui pengaruh peletakan wire
hanya dapat menjadi antena transmit atau reciever mesh pada medium gelombang dan didapatkan hasil
saja. Antena horn tidak dapat menjadi antena sebagai berikut:
transmit sekaligus reciever (transciever). S11
sendiri berarti pengukuran daya yang diterima dari
antena 1 ke antena 1, dimana yang telah dijelaskan
sebelumnya tidak mungkin bisa dilakukan. Jadi
penulis hanya menggunakan S21.
Penulis selanjutnya mengukur/menganalisa
berapa daya yang hilang (selisih daya yang diterima
pada antena 2 dan daya yang dipancarkan antena 1). Gambar 4.6 Hasil percobaan 2 dengan wire mesh
berikut pada PC: naik turun dan apabila gambar diperbesar akan
terlihat bahwa daya yang hilang saat menggunakan
material wire mesh sebesar -52,002 dBm. Daya yang
hilang lebih besar dibandingkan saat menggunakan
medium udara (kondisi LOS) Selanjutnya, penulis
menggunakan material yang kedua yang diletakan
ditengah-tengah antena pemancar dan penerima
seperti berikut:
Gambar 4.4 Hasil percobaan 2 medium udara
7
Gambar 4.9 Percobaan 2 dengan tubuh manusia
Gambar 4.7 Percobaan 2 dengan plat seng
Pada Gambar 4.7 di atas, terlihat bahwa Pada Gambar 4.9 di atas, terlihat bahwa
material yang digunakan adalah plat seng datar. material yang digunakan adalah tubuh manusia
Penulis meletakan plat tersebut secara horizontal (penulis). Penulis menggunakan aplikasi SVRNA
karena antena horn memiliki pola radiasi untuk mengetahui pengaruh peletakan manusia pada
directional, dimana radiasi menuju satu arah lurus medium gelombang dan didapatkan hasil sebagai
8
Dari Tabel I diatas, terlihat bahwa material Dengan menggunakan pengaturan aplikasi
yang menyebabkan paling banyak daya yang hilang SVRNA yang sama seperti percobaan 2, penulis
adalah plat seng. Material ini memiliki mengukur/menganalisa berapa daya yang hilang
konduktivitas (daya hantar arus listrik) yang paling (selisih daya yang diterima pada antena 2 dan daya
tinggi, sehingga menyebabkan lebih banyak yang dipancarkan antena 1). Pada kondisi yang
gelombang elektromagnetik yang dipantulkan pertama, penulis hanya menggunakan medium udara
dibandingkan yang diteruskan. Karena kedua antena dan didapat hasil berikut pada PC:
horn (penerima dan pemancar) saling berhadap-
hadapan, dibutuhkan suatu medium yang memiliki
konduktivitas paling rendah supaya gelombang yang
diteruskan oleh material tersebut lebih banyak
dibandingkan gelombang yang dipantulkan. Pada
percobaan ini didapatkan bahwa material kondisi
LOS (medium udara) memiliki daya yang hilang
Gambar 4.12 Hasil percobaan 3 untuk medium udara
paling sedikit.
9
Pada Gambar 4.14, terlihat sebuah grafik material wire mesh maupun hanya menggunakan
yang naik turun dan apabila gambar diperbesar akan medium udara. Selanjutnya, penulis menggunakan
terlihat bahwa daya yang hilang saat menggunakan material yang ketiga yang dengan cara seperti
material wire mesh sebesar -44,586 dBm. Daya yang berikut:
hilang lebih kecil dibandingkan saat menggunakan
medium udara (kondisi LOS) Selanjutnya, penulis
menggunakan material yang kedua yang diletakan
dengan cara seperti berikut:
10
Tabel III 2. Setelah dilakukan percobaan 3, dapat
Hasil Pengukuran Percobaan 3 disimpulkan bahwa material yang paling baik
No. Material S21 (dBm) untuk digunakan pada kondisi kedua anterna
1 Kondisi LOS -87,649 membentuk sudut 120 derajat adalah plat seng.
2 Tubuh manusia -63,523 3. Setelah dilakukan percobaan 2 dan 3, dapat
11
melanjutkan pendidikan di SMPN 12 Bekasi dan
lulus tahun 2014. Pada tahun 2017, penulis kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
5 Bekasi dan memutuskan untuk berkuliah di daerah kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kelahiran tepatnya di Insitut Teknologi Bandung dan kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkknnnnnnnhoib
mengambil jurusan Teknik Telekomunikasi. Di biiiiiiiiibikkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kampus, penulis mengikuti berbagai macam kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kepanitiaan seperti OSKM, Aku Masuk ITB dan kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkknnnnnnnhoibb
Wisuda Oktober. Penulis bercita-cita untuk menjadi iiiiiiiiibikkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
seorang pengusaha dibidang telekomunikasi. kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
12