MODUL : 05
LABORATORIUM TELEMATIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
1
DAFTAR ISI
2
Modul 05
Spanning Tree Protocol
Hadiyan Rafi Armandsyah (18117033) / Kelompok 11 / Jumat, 08 Oktober 2019
Email : hadiyan.rafi@gmail.com
Asisten: Akbar Esa Dewangga
Abstract— Pada praktikum modul kali ini, loop dalam topologi dari banyak bridge/switch
penulis menggunakan router dan PC untuk
mempelajari Spanning Tree Protocol. Pada percobaan dalam LAN. STP ini menggunakan algoritma yang
pertama, penulis membuat suatu topologi STP dengan disebut STA (Spanning Tree Algorithm) untuk
konfigurasi default dari IEEE dan didapat root bridge
yaitu switch dengan BID terendah. Pada percobaan menciptakan sebuah topologi database, kemudian
kedua, penulis melakukan konfigurasi pemilihan root
bridge pada STP. Pada percobaan ketiga, penulis mencari dan menghancurkan link-link redundant.
melakukan konfigurasi pemilihan root port. Terdapat STP akan melihat semua link pada network dan
kendala pada percobaan pertama karena port yang
diblok berbeda untuk percobaan dengan perhitungan menutup link (jalur) yang redundant. STP ini akan
manual.
memastikan tidak terjadi yang namanya looping
Keyword— STP, Root bridge, Root port dengan memilih root bridge dari beberapa
bridge/switch yang terhubung [1].
1. PENDAHULUAN
Pada zaman yang sudah sangat canggih ini,
2.2 Root Bridge
kehidupan manusia tidak pernah lepas dari internet. Root bridge adalah sebuah bridge/switch yang
Internet sendiri pada dasarnya merupakan suatu dipilih pada STP berdasarkan BID (Bridge ID) terkecil.
jaringan komputer. Jaringan komputer adalah dua Root bridge ini digunakan sebagai titik referensi dalam
atau lebih komputer yang saling terhubung serta proses perhitungan STP. BID sendiri terdiri dari nilai
dapat digunakan untuk bertukar data. Switch adalah priority, extended system (VLAN) ID, dan MAC address
alat untuk menghubungkan beberapa komputer. dari bridge atau switch tersebut. Untuk memilih root
bridge, akan dipilih bridge dengan nilai priority terendah.
Dalam penggunaannya, suatu switch dapat
Namun, jika ada dua atau lebih bridge dengan nilai
melakukan sebuah looping dan hal ini dapat
priority terendah yang sama maka root bridge dipilih
merusak switch. Spanning Tree Protocol adalah
berdasarkan MAC address terendah [2]. Pada root bridge,
suatu protokol yang dapat mencegah looping pada semua port akan berada pada status forwarding serta
switch. Praktikum modul ini memiliki tujuan menjadi Designated Port [1].
sebagai berikut:
1. Menentukan konsep dan cara kerja STP. 2.3 Root Port
2. Menentukan switch yang menjadi root Root port adalah sebuah port yang dimiliki
bridge pada konfigurasi STP default dari setiap bridge/switch yang bukan root bridge. Root
IEEE. port dipilih berdasarkan cost terendah menuju root
3. Menentukan port yang akan diblok pada bridge. Apabila ada lebih dari dua port yang
konfigurasi STP default dari IEEE. memenuhi itu, maka tie breakernya adalah local
port yang terhubung dengan switch tetangga dengan
2. DASAR TEORI
BID terendah. Lalu, local port yang menerima nilai
2.1 Spanning Tree Protocol
port priority terendah dari switch tetangga. Terakhir,
STP (Spanning Tree Protocol) adalah jalur
local port dengan angka physical port terendah [2].
layer network protocol yang menjamin tidak terjadi
3
Semua root port juga akan berada pada status B. Percobaan 2: Konfigurasi Pemilihan Root
forwarding [1]. Bridge pada STP
Memastikan mode protokol STP yang berjalan Selanjutnya, penulis menggunakan aplikasi
adalah STP 802.1D dengan standar path cost IEEE.
Putty untuk mengakses console configuration
Mengumpulkan informasi switch mana yang keempat switch dengan memilih tipe koneksi Serial
menjadi root bridge.
dan Speed = 9600. Sebelum itu, penulis harus
Membandingkan dengan perhitungan STP secara mengetahui pada COM berapakah setiap switch
manual. terdeteksi pada PC dengan membuka Device
4
Manager. Penulis mengganti nama keempat switch
dengan format SWx.[NIM]. Untuk melakukan itu,
penulis harus masuk ke mode admin dengan
Gambar 4.4 Display STP brief SW2 pada percobaan 1
mengetikan perintah “<Quidway> system-view”.
Setelah itu, penulis memastikan mode
Dari Gambar 4.4 di atas, terlihat bahwa port
protokol STP yang berjalan adalah STP 802.1D
Ethernet0/0/1 dan Ethernet0/0/2 merupakan
dengan mengetikan perintah “stp mode stp” untuk
designated port. Sedangkan port GigabitEthernet
keempat switch. Lalu, penulis mengubah standar
0/0/3 merupakan root port. Terakhir, pada SW4
path-cost STP yang digunakan agar menggunakan
penulis mendapatkan data berikut:
standar dari IEEE 802.1D. Penulis mengetikan
perintah “stp pathcost-standard dot1d-1998” pada
keempat switch.
Gambar 4.5 Display STP brief SW4 pada percobaan 1
Penulis ingin mengetahui switch manakah
yang menjadi root bridge. Penulis mengetikan Dari Gambar 4.5 di atas, terlihat bahwa port
perintah “display stp bridge” pada keempat switch Ethernet0/0/2 merupakan root port. Sedangkan port
untuk mendapatkan informasi tersebut. Pada SW3 Ethernet0/0/1 dan GigabitEthernet 0/0/3 merupakan
penulis mendapatkan hasil sebagai berikut: port yang diblok. Dari informasi yang didapatkan
melalui perintah “display stp bridge” keempat
switch, penulis merekapitulasinya sebagai berikut:
Gambar 4.2 Display STP brief SW3 pada percobaan 1
5
Dari Gambar 4.7 terlihat priority SW1 adalah port. Pada SW2, GE0/0/3 merupakan root port.
32768 dan MAC address 781d-ba95-096c. Pada Sedangkan pada SW4, E0/0/2 merupakan root port.
SW2 didapatkan informasi berikut: Selanjutnya penulis mencari designated port
dan port yang akan diblok. Pada segmen SW1-SW2,
designated port berada pada SW1 port E0/0/1
karena MAC address lebih kecil. Lalu, pada segmen
Gambar 4.8 Display STP pada SW2 percobaan 1
SW1-SW4, designated port berada pada SW1 port
GE0/0/3 karena MAC address lebih kecil.
Dari Gambar 4.8 terlihat priority SW2 adalah
Kemudian, pada segmen SW2-SW4, designated
32768 dan MAC address 781d-ba95-0ad4. Pada
port berada pada SW2 port E0/0/2 karena MAC
SW3 didapatkan informasi berikut:
address lebih kecil. Sementara, port yang lainnya
merupakan port yang akan diblok. Dari hasil
perhitungan STP secara manual didapatkan hasil
berikut:
Gambar 4.9 Display STP pada SW3 percobaan 1
6
Pada SW1, penulis mengetikan “stp priority switch yang menjadi root bridge adalah SW3 karena
8192”. Pada SW2, penulis mengetikan “stp priority memiliki nilai priority paling rendah yaitu nol.
28672”. Pada SW3, penulis mengetikan “stp root Setelah itu, penulis mengubah konfigurasi
primary”. Lalu pada SW4, penulis mengetikan “stp nilai priority pada SW1 menjadi nol dengan
root secondary”. Setelah itu, penulis ingin mengetikan perintah “stp priority 0” kemudian
mengetahui switch manakah yang akan menjadi root mencabut dan memasang kembali seluruh port yang
bridge setelah pemberian nilai priority. Penulis ada di SW1. Penulis ingin mengetahui apakah switch
mengetikan perintah “display stp brief” pada yang menjadi root bridge berubah menjadi SW1.
keempat switch. Pada SW3 didapatkan hasil berikut: Penulis melakukan pengecekan “display stp brief”
dan “display stp” pada SW1 dan didapatkan hasil
berikut:
Dari Gambar 4.13 di atas, terlihat bahwa nilai data yang sudah didapat pada percobaan 1, MAC
priority pada SW3 bernilai 0. Lalu, penulis address SW3 lebih rendah dibandingkan SW1
melakukan pengecekan nilai priority untuk SW4 dan sehingga sudah benar switch yang menjadi root
7
Dari Gambar 4.16, terlihat bahwa SW1 yang interface E0/0/2 dengan mengetikan perintah
menjadi backup root bridge. Hal ini bisa terjadi “interface ethernet 0/0/2” untuk masuk ke interface
karena SW1 memiliki nilai priority terendah yaitu 0. E0/0/2. Kemudian “stp cost 1000” untuk mengganti
Sedangkan SW2 memiliki nilai priority 28672 dan cost pada interface E0/0/2 menjadi 1000. Setelah
SW4 memiliki nilai priority 4096. Sehingga, dilakukan pengecekan “display stp brief” kembali
percobaan 2 dapat dikatakan sudah berhasil. pada SW3, didapatkan hasil sesuai Gambar 4.18
berikut:
4.3 Percobaan 3: Konfigurasi Pemilihan Root
Port
Pada percobaan ketiga, penulis masih
Gambar 4.18 SW3 setelah konfigurasi root port
menggunakan topologi yang sama dengan dua
percobaan sebelumnya. Penulis ingin melakukan Dari Gambar 4.18 di atas, didapatkan bahwa
konfigurasi pemilihan root port. Namun interface yang menjadi root port berubah menjadi
sebelumnya, penulis mengaktifkan kembali port- E0/0/1. Root port tersebut bisa berpindah karena
port yang sebelumnya telah dimatikan. Kemudian pada dasarnya suatu root port akan dipilih pada
penulis menghapus semua konfigurasi root primary, switch yang bukan root bridge berdasarkan cost
root secondary, dan stp priority yang telah terendah suatu port menuju root bridge. Karena port
dilakukan pada percobaan kedua. yang asalnya menjadi root port costnya sudah naik,
Namun, penulis tidak berhasil menghapus maka root port akan berpindah ke port yang costnya
konfigurasi yang dilakukan pada percobaan kedua, lebih rendah dalam hal ini adalah port E0/0/1.
ditandai dengan root bridge tetap berada pada SW1
bukan pada SW3 seperti percobaan pertama. Penulis 5. KESIMPULAN
menduga hal tersebut terjadi karena kesalahan Kesimpulan yang didapat pada modul kali ini
konfigurasi. Maka dari itu, switch yang tidak adalah:
memiliki root port adalah SW1 karena semua 1. Setelah dilakukan praktikum modul ini,
portnya merupakan designated port. disimpulkan bahwa Spanning Tree Protocol
Selanjutnya, penulis melakukan konfigurasi bekerja dengan terlebih dahulu memilih switch
pemilihan root port pada SW3. Terlebih dahulu, mana yang menjadi root bridge berdasarkan
penulis mengetikan perintah “display stp brief” BID terendah. Selanjutnya, STP akan memilih
untuk mengecek port manakah yang merupakan root root port dari semua switch yang bukan root
port. Penulis mendapatkan hasil sesuai Gambar 4.17 bridge berdasarkan cost terendah suatu port
berikut: menuju root bridge. Setelah itu, STP akan
memilih designated port dari semua segmen
berdasarkan cost terendah suatu port menuju
Gambar 4.17 SW3 sebelum konfigurasi root port root bridge. Terakhir, STP akan melakukan
blok pada port yang bukan root port ataupun
Dari Gambar 4.17 di atas, didapatkan bahwa designated port.
port E0/0/2 merupakan root port. Sedangkan dua 2. Setelah dilakukan percobaan pertama,
port lainnya yaitu E0/0/1 dan GE0/0/3 diblok. disimpulkan bahwa switch yang menjadi root
Penulis kemudian mengganti nilai cost pada
8
bridge adalah SW3 karena memiliki nilai MAC
address paling rendah.
3. Setelah dilakukan percobaan pertama,
disimpulkan bahwa port yang akan diblok
sesuai dengan Gambar 4.6. Namun, untuk
perhitungan secara manual didapatkan port
yang akan diblok sesuai dengan Gambar 4.11.
6. DAFTAR PUSTAKA
[1] http://mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=226
[Diakses 10 November 2019 Pukul 16.57 WIB]
7. BIOGRAFI SINGKAT
Penulis bernama Hadiyan Rafi
Armandsyah yang biasa dipanggil
Rafi. Lahir sebagai anak pertama
dari pasangan Ditry Armandsyah
dan Ratna Dewi di Bandung
tanggal 09 September 1999.
Penulis memiliki hobi travelling dan bermain game.
Meskipun lahir di Bandung, penulis besar di Bekasi.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD
Islam Al-Fajar Bekasi pada tahun 2011, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMPN 12 Bekasi dan
lulus tahun 2014. Pada tahun 2017, penulis
menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN
5 Bekasi dan memutuskan untuk berkuliah di daerah
kelahiran tepatnya di Insitut Teknologi Bandung dan
mengambil jurusan Teknik Telekomunikasi. Di
kampus, penulis mengikuti berbagai macam
kepanitiaan seperti OSKM, Aku Masuk ITB dan
Wisuda Oktober. Penulis bercita-cita untuk menjadi
seorang pengusaha dibidang telekomunikasi.