Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

ET3111 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3B

MODUL : 05

SPANNING TREE PROTOCOL

NAMA : HADIYAN RAFI ARMANDSYAH


NIM : 18117033
KELOMPOK : 11
HARI, TANGGAL : JUMAT, 08 OKTOBER 2019
WAKTU : 15.00-17.00
ASISTEN : AKBAR ESA DEWANGGA

LABORATORIUM TELEMATIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................................... 2


1. PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3
2. DASAR TEORI ............................................................................................................................................ 3
2.1 Spanning Tree Protocol ........................................................................................................................ 3
2.2 Root Bridge ........................................................................................................................................... 3
2.3 Root Port ............................................................................................................................................... 3
2.4 Designated Port .................................................................................................................................... 4
3. METODOLOGI PERCOBAAN ................................................................................................................. 4
3.1 Alat Percobaan ...................................................................................................................................... 4
3.2 Langkah Kerja ....................................................................................................................................... 4
4. HASIL DAN ANALISIS PERCOBAAN ................................................................................................... 4
4.1 Percobaan 1: Memahami Algoritma STP .............................................................................................. 4
4.2 Percobaan 2: Konfigurasi Pemilihan Root Bridge pada STP ................................................................ 6
4.3 Percobaan 3: Konfigurasi Pemilihan Root Port .................................................................................... 8
5. KESIMPULAN ............................................................................................................................................ 8
6. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 9
7. BIOGRAFI SINGKAT ................................................................................................................................ 9

2
Modul 05
Spanning Tree Protocol
Hadiyan Rafi Armandsyah (18117033) / Kelompok 11 / Jumat, 08 Oktober 2019
Email : hadiyan.rafi@gmail.com
Asisten: Akbar Esa Dewangga

Abstract— Pada praktikum modul kali ini, loop dalam topologi dari banyak bridge/switch
penulis menggunakan router dan PC untuk
mempelajari Spanning Tree Protocol. Pada percobaan dalam LAN. STP ini menggunakan algoritma yang
pertama, penulis membuat suatu topologi STP dengan disebut STA (Spanning Tree Algorithm) untuk
konfigurasi default dari IEEE dan didapat root bridge
yaitu switch dengan BID terendah. Pada percobaan menciptakan sebuah topologi database, kemudian
kedua, penulis melakukan konfigurasi pemilihan root
bridge pada STP. Pada percobaan ketiga, penulis mencari dan menghancurkan link-link redundant.
melakukan konfigurasi pemilihan root port. Terdapat STP akan melihat semua link pada network dan
kendala pada percobaan pertama karena port yang
diblok berbeda untuk percobaan dengan perhitungan menutup link (jalur) yang redundant. STP ini akan
manual.
memastikan tidak terjadi yang namanya looping
Keyword— STP, Root bridge, Root port dengan memilih root bridge dari beberapa
bridge/switch yang terhubung [1].
1. PENDAHULUAN
Pada zaman yang sudah sangat canggih ini,
2.2 Root Bridge
kehidupan manusia tidak pernah lepas dari internet. Root bridge adalah sebuah bridge/switch yang
Internet sendiri pada dasarnya merupakan suatu dipilih pada STP berdasarkan BID (Bridge ID) terkecil.
jaringan komputer. Jaringan komputer adalah dua Root bridge ini digunakan sebagai titik referensi dalam
atau lebih komputer yang saling terhubung serta proses perhitungan STP. BID sendiri terdiri dari nilai

dapat digunakan untuk bertukar data. Switch adalah priority, extended system (VLAN) ID, dan MAC address

alat untuk menghubungkan beberapa komputer. dari bridge atau switch tersebut. Untuk memilih root
bridge, akan dipilih bridge dengan nilai priority terendah.
Dalam penggunaannya, suatu switch dapat
Namun, jika ada dua atau lebih bridge dengan nilai
melakukan sebuah looping dan hal ini dapat
priority terendah yang sama maka root bridge dipilih
merusak switch. Spanning Tree Protocol adalah
berdasarkan MAC address terendah [2]. Pada root bridge,
suatu protokol yang dapat mencegah looping pada semua port akan berada pada status forwarding serta
switch. Praktikum modul ini memiliki tujuan menjadi Designated Port [1].
sebagai berikut:
1. Menentukan konsep dan cara kerja STP. 2.3 Root Port
2. Menentukan switch yang menjadi root Root port adalah sebuah port yang dimiliki
bridge pada konfigurasi STP default dari setiap bridge/switch yang bukan root bridge. Root
IEEE. port dipilih berdasarkan cost terendah menuju root
3. Menentukan port yang akan diblok pada bridge. Apabila ada lebih dari dua port yang
konfigurasi STP default dari IEEE. memenuhi itu, maka tie breakernya adalah local
port yang terhubung dengan switch tetangga dengan
2. DASAR TEORI
BID terendah. Lalu, local port yang menerima nilai
2.1 Spanning Tree Protocol
port priority terendah dari switch tetangga. Terakhir,
STP (Spanning Tree Protocol) adalah jalur
local port dengan angka physical port terendah [2].
layer network protocol yang menjamin tidak terjadi

3
Semua root port juga akan berada pada status B. Percobaan 2: Konfigurasi Pemilihan Root
forwarding [1]. Bridge pada STP

Mengatur nilai priority pada semua switch.


2.4 Designated Port
Designated port adalah sebuah port yang
Mengamati switch mana yang menjadi root
dimiliki setiap segmen dan port tersebut memiliki bridge dan backupnya.
nilai cost terendah untuk menuju root bridge. Bagian
ujung dari designated port adalah non-designated Mengatur nilai priority pada SW1 menjadi nol
lalu mengamati switch mana yang root bridge.
port (apabila bukan root port) dimana port tersebut
akan diblok. Apabila pada suatu segmen kedua port Mematikan seluruh interface pada root bridge
dan membuktikan backup root bridge.
memiliki cost yang sama, maka tie breakernya yaitu
port yang terletak pada bridge/switch dengan BID
terendah [2]. Designated port bisa juga didefinisikan C. Percobaan 3: Konfigurasi Pemilihan Root
sebagai root port yang tidak terhubung langsung Port
dengan root bridge. Designated port juga akan Mengaktifkan kembali port yang dimatikan dan
berada pada status forwarding [1]. menghapus semua konfigurasi STP.

Melakukan identifikasi port yang menjadi root


3. METODOLOGI PERCOBAAN port pada setiap switch.
3.1 Alat Percobaan
1. PC (Personal Computer) Mengubah salah cost pada salah satu interface
switch dan mengamati perubahan root port.
2. Kabel UTP
3. Kabel Serial
4. HASIL DAN ANALISIS PERCOBAAN
4. Software Putty
4.1 Percobaan 1: Memahami Algoritma STP
5. Switch
Pada percobaan pertama, penulis
menggunakan empat buah PC dan switch untuk
3.2 Langkah Kerja
membuat topologi sebagai berikut:
Langkah-langkah percobaan pada Modul 05:
Spanning Tree Protocol adalah sebagai berikut.
A. Percobaan 1: Memahami Algoritma STP

Membuat topologi jaringan sesuai dengan modul.

Memastikan koneksi interface antar switch sudah


setara meskipun berbeda nomor portnya.

Gambar 4.1 Topologi percobaan STP


Mengganti nama switch menjadi SWx.[NIM].

Memastikan mode protokol STP yang berjalan Selanjutnya, penulis menggunakan aplikasi
adalah STP 802.1D dengan standar path cost IEEE.
Putty untuk mengakses console configuration
Mengumpulkan informasi switch mana yang keempat switch dengan memilih tipe koneksi Serial
menjadi root bridge.
dan Speed = 9600. Sebelum itu, penulis harus
Membandingkan dengan perhitungan STP secara mengetahui pada COM berapakah setiap switch
manual. terdeteksi pada PC dengan membuka Device

4
Manager. Penulis mengganti nama keempat switch
dengan format SWx.[NIM]. Untuk melakukan itu,
penulis harus masuk ke mode admin dengan
Gambar 4.4 Display STP brief SW2 pada percobaan 1
mengetikan perintah “<Quidway> system-view”.
Setelah itu, penulis memastikan mode
Dari Gambar 4.4 di atas, terlihat bahwa port
protokol STP yang berjalan adalah STP 802.1D
Ethernet0/0/1 dan Ethernet0/0/2 merupakan
dengan mengetikan perintah “stp mode stp” untuk
designated port. Sedangkan port GigabitEthernet
keempat switch. Lalu, penulis mengubah standar
0/0/3 merupakan root port. Terakhir, pada SW4
path-cost STP yang digunakan agar menggunakan
penulis mendapatkan data berikut:
standar dari IEEE 802.1D. Penulis mengetikan
perintah “stp pathcost-standard dot1d-1998” pada
keempat switch.
Gambar 4.5 Display STP brief SW4 pada percobaan 1
Penulis ingin mengetahui switch manakah
yang menjadi root bridge. Penulis mengetikan Dari Gambar 4.5 di atas, terlihat bahwa port
perintah “display stp bridge” pada keempat switch Ethernet0/0/2 merupakan root port. Sedangkan port
untuk mendapatkan informasi tersebut. Pada SW3 Ethernet0/0/1 dan GigabitEthernet 0/0/3 merupakan
penulis mendapatkan hasil sebagai berikut: port yang diblok. Dari informasi yang didapatkan
melalui perintah “display stp bridge” keempat
switch, penulis merekapitulasinya sebagai berikut:
Gambar 4.2 Display STP brief SW3 pada percobaan 1

Dari Gambar 4.2 di atas, terlihat bahwa


ketiga port yang terhubung dengan SW3 menjadi
designated port dengan status forwarding. Hal ini
menandakan bahwa SW3 merupakan root bridge
karena semua port pada root bridge merupakan Gambar 4.6 Hasil STP dari percobaan 1
designated port. Penulis ingin mengetahui root port
dan designated port pada switch yang lain. Pada Selanjutnya, penulis ingin membandingkan
SW1 penulis mendapatkan data berikut: hasil percobaan dengan perhitungan STP secara
manual. Penulis membutuhkan informasi BID setiap
switch. Maka dari itu, penulis mengetikan perintah
“display stp” untuk keempat switch. Pada SW1
Gambar 4.3 Display STP brief SW1 pada percobaan 1
didapatkan informasi berikut:

Dari Gambar 4.3 di atas, terlihat bahwa port


Ethernet 0/0/2 merupakan root port. Port
GigabitEthernet0/0/3 merupakan designated port.
Gambar 4.7 Display STP pada SW1 percobaan 1
Sedangkan port Ethernet 0/0/1 merupakan port yang
diblok. Kemudian, pada SW2 penulis mendapatkan
data berikut:

5
Dari Gambar 4.7 terlihat priority SW1 adalah port. Pada SW2, GE0/0/3 merupakan root port.
32768 dan MAC address 781d-ba95-096c. Pada Sedangkan pada SW4, E0/0/2 merupakan root port.
SW2 didapatkan informasi berikut: Selanjutnya penulis mencari designated port
dan port yang akan diblok. Pada segmen SW1-SW2,
designated port berada pada SW1 port E0/0/1
karena MAC address lebih kecil. Lalu, pada segmen
Gambar 4.8 Display STP pada SW2 percobaan 1
SW1-SW4, designated port berada pada SW1 port
GE0/0/3 karena MAC address lebih kecil.
Dari Gambar 4.8 terlihat priority SW2 adalah
Kemudian, pada segmen SW2-SW4, designated
32768 dan MAC address 781d-ba95-0ad4. Pada
port berada pada SW2 port E0/0/2 karena MAC
SW3 didapatkan informasi berikut:
address lebih kecil. Sementara, port yang lainnya
merupakan port yang akan diblok. Dari hasil
perhitungan STP secara manual didapatkan hasil
berikut:
Gambar 4.9 Display STP pada SW3 percobaan 1

Dari Gambar 4.9 terlihat priority SW3 adalah


32768 dan MAC address 781d-ba95-095d.
Terakhir, pada SW4 didapatkan informasi berikut:

Gambar 4.11 Perhitungan STP percobaan 1 manual


Gambar 4.10 Display STP pada SW4 percobaan 1

Dari Gambar 4.11, terlihat bahwa


Dari Gambar 4.10 terlihat priority SW4
perhitungan STP secara manual berbeda hasilnya
adalah 32768 dan MAC address 781d-ba95-0aa1.
dengan yang didapat melalui percobaan pada
Dari keempat informasi BID di atas, keempat switch
Gambar 4.6. Perbedaan tersebut terdapat pada
memiliki nilai priority yang sama. Untuk
segmen SW1-SW2. Penulis menduga hal tersebut
menentukan switch yang merupakan root bridge
terjadi karena adanya perbedaan cost pada setiap
diperlukan tie-breaker yakni switch dengan MAC
segmen sehingga perhitungan designated route tidak
address terendah. Dari informasi keempat BID,
langsung dari MAC address terendah. Namun, root
didapatkan MAC address terendah pada SW3 yaitu
bridge dan root port yang didapat dengan
781d-ba95-095d. Sehingga, SW3 merupakan root
perhitungan manual sudah sesuai.
bridge dan ketiga port pada SW3 merupakan
designated port.
4.2 Percobaan 2: Konfigurasi Pemilihan Root
Selanjutnya, penulis menentukan root port
Bridge pada STP
untuk SW1, SW2, dan SW4. Karena path-cost
Pada percobaan kedua, penulis masih
semua segmen sama, maka root port untuk masing-
menggunakan topologi yang sama dengan
masing switch adalah port yang langsung terhubung
percobaan pertama. Penulis melakukan konfigurasi
ke root bridge. Pada SW1, E0/0/2 merupakan root
pemilihan root bridge pada STP. Penulis
memasukan nilai STP priority pada keempat switch.

6
Pada SW1, penulis mengetikan “stp priority switch yang menjadi root bridge adalah SW3 karena
8192”. Pada SW2, penulis mengetikan “stp priority memiliki nilai priority paling rendah yaitu nol.
28672”. Pada SW3, penulis mengetikan “stp root Setelah itu, penulis mengubah konfigurasi
primary”. Lalu pada SW4, penulis mengetikan “stp nilai priority pada SW1 menjadi nol dengan
root secondary”. Setelah itu, penulis ingin mengetikan perintah “stp priority 0” kemudian
mengetahui switch manakah yang akan menjadi root mencabut dan memasang kembali seluruh port yang
bridge setelah pemberian nilai priority. Penulis ada di SW1. Penulis ingin mengetahui apakah switch
mengetikan perintah “display stp brief” pada yang menjadi root bridge berubah menjadi SW1.
keempat switch. Pada SW3 didapatkan hasil berikut: Penulis melakukan pengecekan “display stp brief”
dan “display stp” pada SW1 dan didapatkan hasil
berikut:

Gambar 4.12 Display STP brief SW3 percobaan 2

Dari Gambar 4.12 di atas, terlihat bahwa


ketiga port yang terhubung dengan SW3 menjadi
Gambar 4.15 Display STP brief dan Display STP SW1
designated port dengan status forwarding. Hal ini
pada percobaan 2
menandakan bahwa SW3 merupakan root bridge
karena semua port pada root bridge merupakan
Dari Gambar 4.15 di atas, terlihat bahwa nilai
designated port. Penulis melakukan pengecekan
priority SW1 sudah berubah menjadi nol. Namun
nilai priority untuk SW3 dan didapatkan hasil
SW1 tidak menjadi root bridge, melainkan SW3
berikut:
masih tetap menjadi root bridge. Hal ini disebabkan
karena nilai priority kedua switch sama yaitu nol.
Sehingga dibutuhkan suatu tie-breaker untuk
menentukan switch mana yang menjadi root bridge
Gambar 4.13 Display STP SW3 percobaan 2
yaitu switch dengan MAC address terendah. Dari

Dari Gambar 4.13 di atas, terlihat bahwa nilai data yang sudah didapat pada percobaan 1, MAC

priority pada SW3 bernilai 0. Lalu, penulis address SW3 lebih rendah dibandingkan SW1

melakukan pengecekan nilai priority untuk SW4 dan sehingga sudah benar switch yang menjadi root

didapatkan hasil berikut: bridge tetap SW3.


Selanjutnya, penulis ingin menerapkan
konsep backup pada root bridge. Penulis mematikan
seluruh interface yang terlibat STP pada root bridge
Gambar 4.14 Display STP SW4 percobaan 2 dalam hal ini adalah SW3. Setelah itu, penulis
mengecek switch manakah yang akan mengambil
Dari Gambar 4,14 di atas, terlihat bahwa nilai alih menjadi root bridge dengan mengetikan
priority pada SW4 bernilai 4096. Kemudian, nilai perintah “display stp brief” pada ketiga switch selain
priority untuk SW1 sudah jelas bernilai 8192 dan SW3. Pada SW1, penulis mendapatkan hasil berikut:
untuk SW2 bernilai 28672 seperti perintah yang
diketikan. Dari keempat data ini, benar bahwa

Gambar 4.16 SW1 menjadi backup root bridge

7
Dari Gambar 4.16, terlihat bahwa SW1 yang interface E0/0/2 dengan mengetikan perintah
menjadi backup root bridge. Hal ini bisa terjadi “interface ethernet 0/0/2” untuk masuk ke interface
karena SW1 memiliki nilai priority terendah yaitu 0. E0/0/2. Kemudian “stp cost 1000” untuk mengganti
Sedangkan SW2 memiliki nilai priority 28672 dan cost pada interface E0/0/2 menjadi 1000. Setelah
SW4 memiliki nilai priority 4096. Sehingga, dilakukan pengecekan “display stp brief” kembali
percobaan 2 dapat dikatakan sudah berhasil. pada SW3, didapatkan hasil sesuai Gambar 4.18
berikut:
4.3 Percobaan 3: Konfigurasi Pemilihan Root
Port
Pada percobaan ketiga, penulis masih
Gambar 4.18 SW3 setelah konfigurasi root port
menggunakan topologi yang sama dengan dua
percobaan sebelumnya. Penulis ingin melakukan Dari Gambar 4.18 di atas, didapatkan bahwa
konfigurasi pemilihan root port. Namun interface yang menjadi root port berubah menjadi
sebelumnya, penulis mengaktifkan kembali port- E0/0/1. Root port tersebut bisa berpindah karena
port yang sebelumnya telah dimatikan. Kemudian pada dasarnya suatu root port akan dipilih pada
penulis menghapus semua konfigurasi root primary, switch yang bukan root bridge berdasarkan cost
root secondary, dan stp priority yang telah terendah suatu port menuju root bridge. Karena port
dilakukan pada percobaan kedua. yang asalnya menjadi root port costnya sudah naik,
Namun, penulis tidak berhasil menghapus maka root port akan berpindah ke port yang costnya
konfigurasi yang dilakukan pada percobaan kedua, lebih rendah dalam hal ini adalah port E0/0/1.
ditandai dengan root bridge tetap berada pada SW1
bukan pada SW3 seperti percobaan pertama. Penulis 5. KESIMPULAN
menduga hal tersebut terjadi karena kesalahan Kesimpulan yang didapat pada modul kali ini
konfigurasi. Maka dari itu, switch yang tidak adalah:
memiliki root port adalah SW1 karena semua 1. Setelah dilakukan praktikum modul ini,
portnya merupakan designated port. disimpulkan bahwa Spanning Tree Protocol
Selanjutnya, penulis melakukan konfigurasi bekerja dengan terlebih dahulu memilih switch
pemilihan root port pada SW3. Terlebih dahulu, mana yang menjadi root bridge berdasarkan
penulis mengetikan perintah “display stp brief” BID terendah. Selanjutnya, STP akan memilih
untuk mengecek port manakah yang merupakan root root port dari semua switch yang bukan root
port. Penulis mendapatkan hasil sesuai Gambar 4.17 bridge berdasarkan cost terendah suatu port
berikut: menuju root bridge. Setelah itu, STP akan
memilih designated port dari semua segmen
berdasarkan cost terendah suatu port menuju
Gambar 4.17 SW3 sebelum konfigurasi root port root bridge. Terakhir, STP akan melakukan
blok pada port yang bukan root port ataupun
Dari Gambar 4.17 di atas, didapatkan bahwa designated port.
port E0/0/2 merupakan root port. Sedangkan dua 2. Setelah dilakukan percobaan pertama,
port lainnya yaitu E0/0/1 dan GE0/0/3 diblok. disimpulkan bahwa switch yang menjadi root
Penulis kemudian mengganti nilai cost pada

8
bridge adalah SW3 karena memiliki nilai MAC
address paling rendah.
3. Setelah dilakukan percobaan pertama,
disimpulkan bahwa port yang akan diblok
sesuai dengan Gambar 4.6. Namun, untuk
perhitungan secara manual didapatkan port
yang akan diblok sesuai dengan Gambar 4.11.

6. DAFTAR PUSTAKA
[1] http://mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=226
[Diakses 10 November 2019 Pukul 16.57 WIB]

[2] B. A. Forouzan, TCP/IP Protocol Suite, New


York: McGraw-Hill, 2010.

7. BIOGRAFI SINGKAT
Penulis bernama Hadiyan Rafi
Armandsyah yang biasa dipanggil
Rafi. Lahir sebagai anak pertama
dari pasangan Ditry Armandsyah
dan Ratna Dewi di Bandung
tanggal 09 September 1999.
Penulis memiliki hobi travelling dan bermain game.
Meskipun lahir di Bandung, penulis besar di Bekasi.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD
Islam Al-Fajar Bekasi pada tahun 2011, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMPN 12 Bekasi dan
lulus tahun 2014. Pada tahun 2017, penulis
menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN
5 Bekasi dan memutuskan untuk berkuliah di daerah
kelahiran tepatnya di Insitut Teknologi Bandung dan
mengambil jurusan Teknik Telekomunikasi. Di
kampus, penulis mengikuti berbagai macam
kepanitiaan seperti OSKM, Aku Masuk ITB dan
Wisuda Oktober. Penulis bercita-cita untuk menjadi
seorang pengusaha dibidang telekomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai