Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian.


Meskipun saling berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan
makna yang sebenarnya. Ujian ulangan harian yang dilakukan guru di
kelas atau bahkan ujian akhir sekolah sekalipun, belum dapat
menggambarkan esensi evaluasi pembelajaran, terutama bila dikaitkan
dengan penerapan kurikulum 2013. Sebab, evaluasi pembelajaran pada
dasarnya bukan hanya menilai hasil belajar, tetapi juga proses-proses
yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam keseluruhan proses
pembelajaran.

Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di


butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat
memperlihatkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil dari
pendidikan itu sendiri. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas
pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui
titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih
baik ke depan.

Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan


siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan menjadi lebih
baik, maka dari itu secara umum evaluasi adalah suatu proses sistemik umtuk
mengetahui tingkat keberhasilan suatu program.

Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk


mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami
2

siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data


kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. (Hamalik, 2008 :
57). Hasil evaluasi diperlukan untuk membuat berbagai keputusan dalam
bidang pendidikan dan pengajaran.

Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil


dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik,
tidak baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat, dan lain-lain. Pentingnya
diketahui hasil ini karena ia dapat menjadi salah satu tujuan bagi pendidik
untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang dia lakukan dapat
mengembangkan potensi peserta didik. Artinya, apabila pembelajaran yang
dilakukannya mencapai hasil yang baik, pendidik tentu dapat dikatakan
berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian pula sebaliknya. Salah satu
cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh
pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi.

Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil
belajar dan evaluasi pembelajaran. Untuk memahami lebih dalam mengenai
evaluasi dalam proses pembelajaran, dalam laporan ini akan dibahas mengenai
pengertian evaluasi dan teori tentang evaluasi pembelajaran serta hasil
observasi evaluasi pembelajaran di SMP Negeri 5 Samarinda dan analisis hasil
observasi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penulisan laporan pengelolaan evaluasi dalam


proses pembelajaran di SMP Negeri 5 Samarinda adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi?

2. Apa saja prinsip-prinsip evaluasi?

3. Bagaimana langkah-langkah dalam pelaksanaan evaluasi?

C. Tujuan
3

Tujuan dari penulisan laporan pengelolaan evaluasi dalam proses


pembelajaran di SMP Negeri 5 Samarinda adalah sebagai berikut:

1. Untuk memahami pengertian evaluasi.

2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip evaluasi.

3. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pelaksanaan evaluasi.

D. Manfaat

Manfaat dari penulisan laporan pengelolaan evaluasi dalam proses


pembelajaran di SMP Negeri 5 Samarinda adalah sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa dapat mempermudah dalam memahami dan mempelajari


tentang keseluruhan dari evaluasi yang digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran matematika.

2. Menjadi sarana untuk mengenal lebih jauh tentang keseluruhan dari


evaluasi yang digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
matematika.
4

BAB II

HASIL PENGAMATAN

A. Pelaksanaan Evaluasi Guru


Observasi yang dilakukan pada salah satu Sekolah Menengah Pertama
pada hari Jumat, 20 September 2018 yang berada di Jl. Ir. H. Juanda No. 1,
Air Putih, Samarinda, yaitu SMP Negeri 5 Samarinda. Pada awal kedatangan
saya di lingkungan sekolah, saya bertanya kepada petugas piket dimana
keberadaan guru matematika yang menjadi observee yakni Bu Ernie.
Kemudian petugas piket mengecek jadwal Bu Ernie mengajar dan
mempersilahkan saya untuk duduk menunggu di ruang tunggu. Setelah itu,
petugas piket memberitahukan kepada saya bahwa Bu Ernie mengajar di
kelas VIII A. Saya langsung menemui Bu Ernie di kelas VIII A.

Ketika saya datang di kelas VIII A saya menemui beliau untuk mengikuti
proses pembelajaran dan kegiatan evaluasi. Saat itu, keadaan kelas lumayan
ribut tetapi beliau menyuruh siswanya agar tidak ribut. Saat masuk guru
memberikan salam terlebih dahulu, kemudian berdoa bersama-sama dan
membaca kitab suci pada pukul 07.00 WITA. Setelah selesai berdoa dan
membaca kitab suci, guru menanyakan presensi kepada sekretaris (siapa saja
siswa yang tidak hadir) dan sekaligus menanyakan kabar siswa-siswanya.
Setelah itu, guru menyuruh siswa menyiapkan perlengkapan belajar seperti
buku paket K-13 revisi 2017, buku paket mandiri K-13, dan peralatan tulis.

Setelah perlengkapan belajar dipersiapkan dengan baik, guru mulai


mereview kembali materi yang dipelajari sebelumnya yaitu materi relasi
fungsi dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswanya. Metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah metode tanya jawab, ceramah,
dan diskusi. Saat proses pembelajaran dimulai, guru menyuruh siswa untuk
membaca materi terlebih dahulu. Kemudian guru mulai menjelaskan materi
selanjutnya dengan singkat karena sudah mendekati UTS dan metode
pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah metode ceramah.
5

Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya


tentang materi yang disampaikan oleh guru dan apa saja yang belum mereka
pahami dari apa yang telah dijelaskan. Hal ini termasuk metode pembelajaran
tanya jawab. Selanjutnya untuk mengetahui pemahaman siswa-siswanya guru
memberikan soal-soal latihan yang ada di buku paket mandiri K-13. Setelah
semua siswa selesai mengerjakan soal tersebut, guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis. Tetapi, jawaban yang
dikerjakan oleh siswa tersebut kurang tepat. Kemudian guru membimbing
siswa tersebut dalam mengerjakan soal yang diberikan hingga siswa berhasil
mengerjakannya dengan tepat.

Guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan soal selanjutnya,


karena siswa tersebut tidak bisa mengerjakan maka guru membahas soal yang
dikerjakan kepada siswa secara bersama-sama. Membahas soal bersama-sama
termasuk dalam metode diskusi. Setelah semua siswa memahami soal yang
telah diberikan, selanjutnya guru menyimpulkan kembali materi yang telah
diajarkan serta memberikan tugas berupa soal-soal yang ada di dalam buku
paket mandiri K-13. Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik bahwa
dipertemuan berikutnya akan diadakan UTS. Kemudian bersama-sama
menutup pelajaran dengan berdoa dan memberikan salam.

Menurut hasil observasi yang dilakukan, saat proses pembelajaran


berlangsung guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan
suasana yang tenang, sehingga jika ada siswa yang ribut di dalam kelas guru
menegurnya serta membimbing siswanya yang kurang memahami materi
pelajaran. Guru tidak mengalami masalah yang cukup serius dalam proses
pembelajaran matematika. Namun, dalam suatu proses pembelajaran pasti
masih terdapat suatu masalah. Salah satunya yaitu siswa yang mulai bosan
dengan pembelajaran dan ribut saat guru menjelaskan materi. Masalah
demikian dapat diatasi oleh guru, yaitu dengan cara menyapa dan
mengingatkan siswa serta memberikan motivasi untuk semangat mencari
6

ilmu. Dengan demikian masalah dapat segera diatasi oleh guru sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan optimal.

B. Pelaksanaan Evaluasi Siswa


Dalam pelaksanaan observasi yang saya lakukan di kelas VIII A
suasana kelas pada saat itu lumayan ribut, tetapi ada sebagian siswa yang
sedang membaca buku. Adapun keadaan ruangan kelas pada saat itu dalam
keadaan yang baik dan bersih, mulai dari papan tulisnya, pintu, jendela serta
lantainya. Keadaan halaman luar kelas juga dalam keadaan yang bersih, ada
tanaman bunga dan tempat untuk beristirahat (gajebo).

Bukan hanya dalam keadaan kelas saja. Keadaan pada saat memulai
pelajaran matematika juga dalam keadan baik serta berjalan dengan lancar.
Semangat dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika
sangat terlihat, dimana siswa selalu menaati perkataan guru pada waktu itu.
Selain itu, siswa lengkap membawa buku paket dan peralatan tulis serta
mereka siap dan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran matematika.
Selama pelajaran berlangsung siswa aktif dalam bertanya mengenai materi
yang disampaikan dan soal-soal yang telah diberikan oleh guru. Ketika guru
memberikan tes berupa soal-soal terlihat siswa mengerjakannya dengan tertib
dan serius. Pada saat guru menjelaskan materi ada sebagian siswa yang
mendengarkan dengan seksama dan ada sebagian lainnya yang tidak
memperhatikan. Saat guru memberikan soal dan meminta siswa untuk maju ke
depan kelas mengerjakan soal tersebut hanya sedikit siswa yang antusias
untuk menjawab soal yang diberikan. Kemudian saat guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berdiskusi sebagian besar siswa
aktif bertanya dan berdiskusi mengenai materi relasi fungsi.
7

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi

Menurut kamus besar Indonesia, evaluasi adalah suatu penilaian dimana


penilaian itu ditujukan pada orang yang lebih tinggi atau yang lebih tahu
kepada orang yang lebih rendah, baik itu dari jabatan strukturnya atau orang
yang lebih rendah keahliannya. Evaluasi adalah suatu proses penelitian positif
dan negatif atau juga gabungan dari keduanya (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1978: 45).

Istilah evaluasi (evaluation) menujuk pada suatu proses untuk


menentukan nilai dari suatu kegiatan tertentu. Evaluasi berarti penentuan
sampai seberapa jauh sesuatu berharga, bermutu, atau bernilai. Evaluasi
terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan terhadap proses
belajarmengajar mengandung penilaian terhadap hasil belajar atau proses
belajar itu, sampai beberapa jauh keduanya dapat dinilai baik. Sebenarnya
yang dinilai hanyalah proses belajar mengajar, tetapi penilaian atau evaluasi
itu diadakan melalui peninjauan terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar dan melalui peninjauan terhadap perangkat
komponen yang sama-sama membentuk proses belajar mengajar.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1), evaluasi dilakukan
dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan program
pendidika. Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut
maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang
8

sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data; berdasarkan data


tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan.

Evaluasi hasil belajar diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses
untuk menetukan nilai keberhasilan belajar seseorang setelah ia mengalami
proses belajar selama satu periode tertentu. Terdapat perbedaan antara
penilaian dan pengukuran, namun keduanya tidak dapat dipisahkan. Bila
evaluasi menunjuk pada suatu tindakan proses untuk menentukan nilai
sesuatu, maka pengukuran merupakan suatu tindakan atau proses untuk
menentukan luas atau kuantitas dari sesuatu. Jadi pengukuran dilakukan
memberikan jawaban terhadap pertanyaan “how much”, sedangkan penilaian
dilakukan untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan “what value”.

Pada umumnya evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan


suatu program yang telah dilakukan dan yang akan digunakan untuk
meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program ke
depannya agar jauh lebih baik. Evaluasi lebih bersifat melihat ke depan dari
pada melihat kesalahan-kesalahan dimasa lalu, dan ditujukan pada upaya
peningkatan kesempatan demi keberhasilan program. Dengan demikian misi
dari evaluasi itu adalah perbaikan atau penyempurnaan di masa mendatang
atas suatu program.

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara
objektif dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan sebelumnya, dimana
hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan
yang akan dilakukan di depan (Yusuf, 2000: 3). Lebih jauh lagi, evaluasi
berusaha mengidentifikasikan mengenai apa yang sebenarnya yang terjadi
pada pelaksanaan atau penerapan program. Dengan demikian evaluasi
bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasikan tingkat pencapaian tujuan


9

2. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran.


Mengetahui dan menganalisa konsekuensi-konsekuensi lain yang mungkin
terjadi diluar sosial.

Dalam konteks ini dapat diartikan, sebagai proses penilaian terhadap


pentingnya suatu pelayanan sosial. Penilaian ini dibuat dengan cara
membandingkan berbagai bukti yang berkaitan dengan program yang telah
sesuai dengan yang ditetapkan dan bagaimana seharusnya program tersebut
harus dibuat dan diimplementasikan.

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, yang
berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily, 1983:
220). Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan
instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh
kesimpulan. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan dapat
diartikan sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Sedangkan
menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrument dan
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran


(pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan
untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh
siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi
belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dari adanya
perubahan tingkah laku siswa.

Evaluasi hasil belajar matematika adalah suatu tindakan untuk


mengetahui sejauh mana tujuan instruksional khusus yang telah di capai oleh
10

peserta didik dalam bentuk hasil belajar mengajar yang diperlihatkan setelah
mereka menempuh kegiatan belajar matematika di sekolah.

Kedudukan evaluasi hasil belajar matematika sungguh sangat penting,


dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan
keseluruhan proses belajar dan pembelajaran. Penting, karena dengan
evaluasilah akan diketahui, apakah belajar dan pembelajaran tersebut dapat
mencapai tujuan atau belum. Dengan evaluasi juga akan diketahui, faktor-
faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran
matematika berhasil dan faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab
belajar dan pembelajaran matematika tidak atau belum berhasil. Tidak hanya
itu, dengan evaluasi juga akan diketahui dimanakah letak kegagalan dan
kesuksesan belajar dan pembelajaran matematika. Padalah, diketahuinya hal
tersebut, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan perbaikan
belajar dan pembelajaran matematika.

Evaluasi juga mempunyai kedudukan yang tak terpisahkan dari belajar


dan pembelajaran secara keseluruhan, karena strategi belajar dan
pembelajaran, proses belajar dan pembelajaran menempatkan evaluasi sebagai
salah satu langkahnya. Hamper semua ahli prossedur dansistem instruksional
menempatkan evaluasi ini sebagai langkah-langkahnya. Selain kedudukan
evaluasi yang sangat penting juga tidak ketinggalan sasaran dari evaluasi itu
sendiri.

Pada umumnya ada tiga sasaran pokok evaluasi, yakni :

a. Segi tingkah laku siswa, artinya segi-segi yang menyangkut sikap, minat,
perhaatian dan keterampilan siswa itu sendiri sebagai akibat dari proses
pembelajaran.

b. Segi isi pendidikan, artinya penguasaan materi pelajaran yang diberikan


oleh guru dalam proses pembelajaran.
11

c. Segi-segi yang menyangkut proses pembelajaran itu sendiri, yaitu bahwa


proses pembelajaran perlu diberi penilaian secara objektif dari guru sebab
baik tidaknya hasil belajar yang di capai oleh siswa.

Ketiga sasaran diatas harus dievaluasi secara keseluruhan, artinya jangan


dinilai hanya dari segi penguasaan materi saja, tetapi juga harus dinilai dari
segi-segi perubahan tingkah laku dalam proses pembelajaran.

B. Prinsip-prinsip Evaluasi

1. Fungsi Evaluasi

a. Sebagai alat seleksi. Evaluasi dapat digunakan untuk melakukan


seleksi dalam penerimaan siswa baru dari suatu sekolah. Dengan
evaluasi dapat ditentukan sejumlah siswa tertentu yang memenuhi
syarat sebagai calon siswa yang akan diterima.

b. Sebagai alat pengukur keberhasilan. Evaluasi dapat digunakan untuk


mengukur seberapa jauh tujuan dapat dicapai setelah kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan. Selain itu melalui evaluasi dapat dilihat pula
sampai sejauh mana seorang guru telah berhasil dalam menerapkan
metode dan pendekatan, penguasaan materi, serta kebaikan dan
kelemahan kurikulum yang dipakai.

c. Sebagai alat penempatan. Evaluasi dapat digunakan untuk


mengetahui dengan baik termasuk kelompok mana seorang siswa
harus ditempatkan. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil
evaluasi yang sama ditempatkan pada kelompok yang sama pula.
Penempatan yang cocok dengan kondisi masing-masing siswa lebih
memungkinkan untuk dapat mengembangkan bakat dan
kemampuannya secara optimal, sehingga hasil belajarnya pun akan
mencapai tujuan dengan baik.

d. Sebagai alat diagnostik. Evaluasi dapat digunakan untuk


mendiagnosa kesulitan belajar siswa, yaitu mengetahui letak
12

kelemahan dan kebaikan siswa dalam penguasaan setiap konsep


matematika yang telah diajarkan. Hasil ini dapat digunakan untuk
memberikan penyembuhan yang tepat sesuai dengan jenis dan
tingkat kesulitannya dalam bentuk pengajaran remedial.

2. Tujuan Evaluasi

Adapun tujuan dari evaluasi adalah sebagai berikut :

a. Menilai ketercapaian tujuan.

b. Mengukur macam-macam aspek pelajaran yang bervariasi.

c. Memotivasi belajar siswa.

d. Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.

e. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian. (Zaenal. 2010: 9).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diketahui bahwa tujuan utama


melakukan evaluasi dalam pendidikan adalah untuk mendapatkan
informasi yang akurat mengenai pencapaian tujuan instruksional oleh
siswa, sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya yang merupakan
fungsi dari evaluasi.

3. Manfaat Evaluasi

a. Mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran


yang diprogramkan di sekolah diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu. Tujuan pembelajaran ini dimaksudkan untuk tercapainya
suatu kompetensi dasar, yang dirumuskan guru di dalam
skenario/rancangan pembelajarannya. Apabila materi pokok yang
telah dijabarkan dalam suatu uraian materi telah selesai dibelajarkan,
sebelum guru melanjutkan ke rancangan pembelajaran selanjutnya,
ia perlu mengadakan ujian. Ujian ini dikenal dengan nama, ujian
formatif atau ulangan harian.
13

b. Menentukan ketuntasan belajar siswa. Sebelum guru menyusun


rancangan pembelajaran, setiap guru harus menyusun program
semester dan program tahunan, yaitu menyusun pengalaman belajar
apa yang harus dia berikan kepada siswa dalam satu semester serta
satu tahun agar dicapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang sudah ditentukan. Kecuali itu sebelum memulai suatu kegiatan
pembelajaran disusun program penilaian berkelanjutan. Dalam satu
semester disusun dalam berapa blok ujian, di mana satu blok
pengujian dilaksanakan setelah dilangsungnya pembelajaran untuk
satu atau beberapa KD (Kompetensi Dasar), dari hasil ujian ini siswa
yang sudah dinyatakan tuntas mengikuti program pengayaan sedang
yang belum tuntas mengikuti program remidiasi. Ujian ini dikenal
sebagai tes sumatif, ujian tengah semester, akhir semester maupun
ujian kenaikan kelas. Dalam proses pembelajaran guru tentu
melakukan penilaian dan akan lebih baik bila sekaligus menganalisis
hasil tes.

4. Metode Evaluasi

Metode evaluasi dibagi menjadi 2 metode utaman yaitu sebagai berikut :

a. Tipe Evaluasi tes. Tes adalah sebuah alat yang telah direncanakan
berfungsi sebagai alat pengukur kemampuan, kecakapan dan
pengetahuan anak. (Saifuddin, 2015: 158).

b. Tipe Evaluasi Non Tes. Teknik non tes adalah alat yang dilakukan
tanpa melalui tes. Tes ini digunakan untuk menilai karakteristik lain
dari murid, misalnya melakukan wawancara, pemberian angket,
komitmen dalam ibadah murid dan sebagainya. (Saifuddin, 2015:
159).

5. Jenis-jenis Evaluasi

Jenis-jenis evaluasi dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut :


14

a. Evaluasi Formatif. Evaluasi Formatif yaitu evaluasi yang


dilaksanakan di tengah satuan waktu pembelajaran setelah beberapa
satuan materi pembelajaran diselesaikan untuk mencari tahu sejauh
mana siswa dapat menguasai tujuan instruksional atau kompetensi
dasar yang telah ditetapkan. (Saifuddin, 2015: 159).

b. Evaluasi Sumatif. Evaluasi Sumatif yaitu evaluasi yang dilaksanakan


pada akhir semester setelah sejumlah materi pembelajaran
diselesaikan untuk menentukan hasil dan kemampuan belajar siswa,
termasuk urutan-urutan kemampuan siswa dalam kelompoknya.
(Saifuddin, 2015: 160).

C. Langkah-langkah Pelaksanaan Evaluasi

Dalam pelaksanaan evaluasi ada tujuh langkah yang perlu diperhatikan.


Langkah-langkah dalam pelaksanaan evaluasi yaitu sebagai berikut:

a. Langkah Perencanaan.

Sukses atau tidaknya suatu program evaluasi pada hakikatnya turut


menentukan oleh baik tidaknya perencanaan. Makin sempurna dalam
melakukan langkah pokok perencanaan ini makin sedikitlah kesulitan-
kesulitan yang akan dijumpai dalam melaksanakan langkah-langkah
berikutnya.

b. Langkah Pengumpulan Data.

Masalah pertama yang sering hadapi dalam melakukan langkah ini


ialah menentukan data apa saja yang perlu dikumpulkan untuk
melakukan tugas evaluasi yang perlukan dan melakukan tugas evaluasi
yang hadapi dengan baik.

c. Langkah Penelitian Data.


15

Data yang telah terkumpul harus disaring lebih dahulu sebelum


diolah lebih lanjut, proses penyaringan ini disebut penelitian data atau
verifikasi data.

d. Langkah Pengolahan Data.

Langkah pengolahan data dilakukan untuk memberikan “makna”


terhadap data. Jadi hal ini berarti bakwa tanpa diolah dan diatur terlebih
dahulu maka data tersebut sebenarnya tidak dapat menceritakan suatu
apapun (memberi makna atau kesimpulan).

e. Langkah Penafsiran Data.

Dalam prakteknya langkah pengumpulan dan penafsiran data tidak


dapat dipisahkan. Apabila dalam melakukan suatu pengolahan terhadap
sekumpulan data, dengan sendirinya akan memperoleh “tafsir” makna
data yang telah dikumpulkan.

f. Langkah Meningkatkan Daya Serap Peserta Didik.

Hasil pemikiran memiliki fungsi utama untuk memperbaiki tingkat


penguasaan peserta didik. Hasil pengukuran secara umum dapat
dikatakan bisa membantu, memperjelas tujuan instruksional, menentukan
kebutuhan peserta didik, dan menentukan keberhasilan peserta didik
dalam suatu proses pembelajaran.

g. Laporan Hasil Penelitian.

Pada akhir waktu proses pembelajaran, diperlukan suatu laporan


kemajuan peserta didik, yang selanjutnya merupakan laporan kemajuan
sekolah. Laporan ini akan memberikan bukti sejauh mana pendidikan
yang diharapkan oleh anggota masyarakat khususnya orang tua peserta
didik dapat tercapai. (Amir, 2013).
16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan observasi dapat di simpulkan bahwa :

1. Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian dalam (bidang)


pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan pendidikan. Jenis evaluasi yang sering di gunakan di sekolah
yang menjadi objek observasi yaitu jenis evaluasi formatif dan sumatif
dengan metode tes dan non tes.

2. Dalam pelaksanaan evaluasi ada lima prinsip-prinsip yang harus diketahui


yaitu fungsi evaluasi, tujuan evaluasi, manfaat evaluasi, metode evaluasi
dan jenis-jenis evaluasi.

3. Langkah-langkah dalam pelaksanaan evaluasi ada tujuh langkah, yaitu


langkah perencanaan, langkah pengumpulan data, langkah penelitian data,
langkah pengolahan data, langkah penafsiran data, langkah meningkatkan
daya serap peserta didik, dan langkah hasil penelitian.

B. Saran

Pelaksanaan evaluasi bagi mahasiswa seharusnya dapat mempermudah dalam


memahami dan mempelajari tentang keseluruhan dari evaluasi yang
digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika serta menjadi sarana
untuk mengenal lebih jauh tentang keseluruhan dari evaluasi yang digunakan
guru dalam pelaksanaan pembelajaran matematika.
17

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya : Bandung.

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran.CV Alfabeta : Bandung.

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta :


Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. PT Bumi Aksara : Jakarta.

Nurkancana, Wayan dan Sumartana, P.P.N. 1983. Evaluasi Pendidikan.


Surabaya:   Usaha Nasional.

Saifuddin. 2015. Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis. Sleman:


Deepublish.

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Sukardi, M. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta:


Bumi Aksara.

Zein, Mas’ud dan Darto. 2012. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Riau: Daulat
Riau.

Anda mungkin juga menyukai