Dampak Covid Terhadap Ekonomi Unggulan Daerah

KEMENTERIANKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
DAMPAK COVID-19 TERHADAP SEKTOR UNGGULAN

DAERAH DAN USULAN SKENARIO PEMULIHAN
DAERAH
Moh. Ahlis Djirimu

Jurusan Ilmu Ekonomi & Studi Pembangunan FEB-Universitas Tadulako
Palu Sulawesi Tengah
Dipresentasiikan Pada Webinar Bappenas, "Evaluasi Pembangunan Daerah 2020 'Dampak Covid-19 dan
Rencana Pemulihan Daerah, Selasa 30 Juni 2020
\
1. Moh. Ahlis Djirimu, adalah Lektor Kepala Ekonomi Internasional pada
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Tadulako (IESP-FEB-Untad);
2. Pendididikan: Sarjana Ekonomi FEB-Untad, Strata II (Diplome d’Etude
Approfondie) pada Institut Riset Teori Ekonomi, Produksi dan Pembangunan
(IREP.D), Departemen Ekonomi Pembangunan kekhususan Perdagangan
Internasional, Universitas Pierre-Mendes France-Universite de Grenoble II,
Grenoble, Prancis. Lulus Program Doktoral bidang Keuangan Internasional
pada Pusat Kajian Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional (CEMAFI)
Universitas de Nice Sophia Antipolis, Nice, Prancis.
3. Keanggotaan Organisasi Profesi: Middle East Economist Association (MEEA),
East Asia Economist Association (EAEA), Regional Science Association
Internation (RSAI), Indonesian Regional Science Association (IRSA);
4. Kiprah pada Pemerintah Pusat dan Daerah: Konsultan Proyek
Pengembangan Sebelas Perguruan Tinggi (ADB 1753-INO), Second Junior
Secondary Education Project (Kemendikbud), Decentralized Health Services
(ADB-Kemenkes), PNPM-Mandiri Perkotaan, Building Reinventing
Decentralized Governance (BRiDGE, Bappenas-UNDP), Forum Ekonom
Kemenkeu, Forum Penulis Akademisi-Bank Indonesia, Tenaga Ahli DPRD
Provinsi Sulteng.
KEMENTERIANKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
1 Pandemi COVID-19: Dampak Pembangunan Sektor Unggulan

Daerah: Pertanian, Pertambangan & Penggalian, Industri
Pengolahan, Transportasi & Pergudangan, Akomodasi & Makan
Minum, Komunikasi & Informasi.
2 Studi Kasus Dampak COVID-19 Terhadap 15 Provinsi: Sumut,
Sumbar, Kepri, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Kalsel,
Kaltim, Bali, Sulsel, Sulteng, Sulut, Malut, Papua.
3
Tantangan Fundamental Perekonomian Daerah: Sumber
Outline
Keuangan Daerah dan Pembangunan Daerah dan Desa

4 Tertinggal
Strategi Pemulihan Pembangunan Sektor Unggulan Daerah di
Indonesia: Strategi Prioritas, Pembiayaan, Kerjasama Antar
Daerah
1
Pandemi COVID-19:
Dampak Pembangunan Sektor Unggulan Daerah: Pertanian, Pertambangan &
Penggalian, Industri Pengolahan, Transportasi & Pergudangan, Akomodasi &
Makan Minum, Komunikasi dan Informasi
\
*
Pertambahan kasus sudah memasuki angka hingga 1000 kasus per hari
Orang yang Dites Per Hari Wilayah Indonesia dengan Kasus

Total Kasus Covid-19
COVID-19 Tertinggi
di 39,294 7,03 Total kasus: 9120;
Indonesia 4,88 8 DKI Jakarta
23%
2,186 0 nasional
Kasus Baru/Hari - RHS 2,198 441 625 Jawa Timur Total kasus: 8063; 21%
Total Kasus 7 nasional
Sulawesi
Total Kematian - RHS Selatan
Jun
Total kasus: 2941; 7%
Apr
May
Jun
Apr
Apr
Apr
May
May
May
May
14-
Mar
Mar
7-
12-
19-
26-
5-
22-
29-
10-
17-
24-
31-
3-
nasional
Jumlah pasien Jawa Barat Total kasus: 2623; 7%
sembuh =
1,017
Spesimen yang Dites Per Hari nasional
15.123 orang (38% 13,312 Jawa Tengah Total kasus: 2175; 6%
dari 8,805 nasional
total kasus positif) Kalsel Total kasus: 1953; 5%
nasional
8776 Total
Lainnya Kasus
2-Mar
10-Mar
11-Apr
19-Apr
27-Apr
Mar
26-Mar
3-Apr
5-May
May
May
May
6-Jun
14-Jun
18-
13-
21-
29-
12419
2-Jun
15-May
17-May
19-May
21-May
23-May
25-May
27-May
29-May
31-May
14-Jun
10-Jun
12-Jun
4-Jun
Total Sembuh Meninggal
6-Jun
8-Jun
Kasus
Tren kasus Covid-19 masih meningkat.

- Total penambahan kasus baru dalam lima hari terakhir memasuki angka 1.000 kasus per hari.
- Secara rata-rata, spesimen yang dites sudah memenuhi target 10.000 tes per hari, meski secara jumlah orang masih di
bawah standar WHO.
- Sementara itu, DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan menjadi tiga daerah dengan kasus Covid-19 tertinggi.
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, data per 15 Juni 2020
*
Rambatan dampak COVID-19 membutuhkan langkah extraordinary dan antisipatif untuk mengatasi gangguan kesehatan dan
penyelamatan perekonomian dari pemburukan
Eskalasi infeksi dan korban jiwa

Perppu
dampak ekonomi yang besar
dan potensi gangguan

Perlu langkah cepat dan
antisipatif
No. 1/2020
stabilitas sistem keuangan sebagai payung hukum untuk
Kondisi kegentingan yang mengambil langkah-langkah cepat
memaksa dan luar biasa serta terkoordinasi
untuk menghadapi Pandemi
Pandemi COVID-19 COVID-19
Kebijakan Keuangan Negara Kebijakan Sektor Keuangan

Pokok-Pokok (antara lain): (antara lain):
Pengaturan •
•
Penyesuaian batasan defisit APBN
Penggunaan sumber pendanaan alternatif
• Perluasan kewenangan KSSK dan ruang lingkup rapat
KSSK
Dalam Perppu •
anggaran
Penyesuaian mandatory spending, pergeseran
• Penguatan kewenangan BI, termasuk membeli SBN jangka
panjang di pasar perdana untuk mendukung penanganan
dan refocusing anggaran pusat dan daerah Covid-19
• Program penerbitan SBN dan pinjaman dalam • Penguatan kewenangan OJK dan LPS untuk mencegah
rangka pembiayaan tambahan defisit risiko yang membahayakan stabilitas sistem keuangan serta
• Insentif dan fasilitas perpajakan perlindungan nasabah perbankan
• Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi • Penguatan kewenangan Pemerintah dalam menangani
Nasional untuk kesinambungan sektor riil dan permasalahan perbankan dan stabilitas sistem keuangan
*telah disetujui oleh DPR menjadi UU pada sektor keuangan. akibat dampak Covid-19
Sidang Paripurna DPR 12 Mei 2020
- dilakukan dengan tetap memperhatikan tata kelola yang baik -
*
Keberlanjutan usaha sektor padat karya terganggu, berpotensi menaikkan tingkat pengangguran & angka kemiskinan
Antisipasi Dampak Terhadap Produksi Sektor Strategis Perekonomian Indonesia

Konsumsi dan Tenaga Kerja yang Rentan terhadap Pandemi Covid-19
Jasa Pariwisata (termasuk hotel, restoran, dan transportasi)

Konsumsi Kesehatan Aktivitas kuliner & wisata terhenti, berdampak pada 12,7
Semakin banyak
juta tenaga kerja
Farmasi
Infokom Perdagangan (didominasi ritel informal & UMKM)

Permintaan
Makanan, minuman&
Dampak ke
Tembakau
Terdapat potensi penurunan 30% output, berdampak pada
Elektronik Konstruksi Pertanian 19,9 juta tenaga kerja
Perikanan
Produk Migas
Garmen & CPO Coal mining
Alas kaki Manufaktur (terutama garmen, alas kaki, otomotif & elektronik)
Otomotif Transportasi lain
Guncangan permintaan pada produk ekspor & barang
Perd. Ritel
Penerbangan
Hotel & mewah, mengancam >8 juta pekerja
Konsumsi
Semakin Sedikit Restauran
Dampak Covid ke Penawaran Pertanian (pangan & perkebunan)

Produksi Semakin Produksi Semakin Pembatasan aktivitas mengancam risiko suplai pangan,
Berkurang Meningkat
berdampak pada 29,5% total tenaga kerja nasional
Catatan:
Sumber: BPS (Nesparnas 2018, data IO diolah)
ukuran lingkaran mewakili jumlah tenaga kerja sumber: Prospera
di sektor tersebut
*
*
Dukungan pemerintah mutlak diperlukan untuk menghindari lonjakan pengangguran & angka kemiskinan
Potensi Pengangguran Tingkat Pengangguran Terbuka

(Peningkatan dalam jutapenganggur) 9.02
(TPT,%)
Skenario berat: Skenario sangat berat: 7.33
5.94 6.18 5.18

5.61 5.50 5.34 5.28
Juta orang Penganggur Juta orang Penganggur

Base Berat Sangat Berat
Tenaga kerja sektor informal akan terdampak lebih berat 2014 2015 2016 2017 2018 2019
2020
Potensi Kemiskinan F
(Peningkatan dalam juta penduduk)
Tingkat Kemiskinan
(%)
Jawa Sumatera Bali & Nusra
1.11jt 10.98
Sangat 2.75jt 0.25jt 11.2 11.2
Berat 10.8 10.6 9.88
5 2
Berat 0.99jt 0.46jt 0.13jt 6 4 9.8
9.4 9.18
2
Sulawesi Kalimantan Maluku &Papua 1
Base Berat Sangat Berat

Sangat 0.30jt 0.25jt 0.19jt
Berat 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020F
Berat 0.12jt 0.11jt 0.08jt
Sumber: BPS, proyeksi BKF
1
1 4 Improved 5 …better
Robust
GDP
5.3% human capital
outcomes
access to
infrastructure
5.3% annually
Over the past Growth between 2000
and 2018…
services
decades
two …with an increase in
households’ access
Indonesia’s 2 GNI per Capita to improved
development drinking water and
trajectory has 6× …with increased

sanitation services
been remarkable …leading gross national life expectancy

and reduced
income (GNI) per capita
with many to grow more than six under-five
mortality
notable fold…
2000 US$580 Drinking water
achievements L I F E E X P EC TA N C Y Sanitation
Service
2018 US $3,840
66 69 2000
3 Poverty Rates YRS YRS 49%
34%
–½
2000 2017
...and poverty
rates to decline U ND ER - F IVE 2018
fast M ORTA L IT Y 73%
2000 19% Per 1,000 live births 69%
M A R C H 2019 9. 4% 52 25
2000 2017
Source: World Bank Tahun 2020
2
1Human 3 Infrastructure Gaps US$ 1.6 4 COVID–19 Impact
trillion
Capital Gaps Gap
Advanced The ongoingCOVID-
53% 30,634 19 Pandemic in 2020
But many A child born in
puts these gains in
development outcomes
development Indonesia today will
Emerging
at risk.
only be 53 percent
challenges remain: as productive when 10, 247
1 GDP growth in 2020
Indonesia still faces she grows up as
she
is projected to be
the lowest since the
large human could be if she Indonesia 1997 financial crisis
enjoyed complete
capital and
4, 221
with adverse impact
education and full on
infrastructure gaps health Indonesia’s per capita public capital stock is only
a third of other emerging economies, implying 2
income and
The government
employment
an estimated gap in infrastructure assets of has put in place a
around US$1.6 trillion, affecting long-term large fiscal
growth response package
2 Stunting Prevalence to contain the
pandemic, support
households and
livelihoods, and
economic recovery
3 The resulting
decline in fiscal
revenue and
<25% higher debt and
25%–<30% interest
fiscal space
payments
for priority
will
reduce on health,
spending
>=30% social assistance
Source: Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar/Basic Health Research) 2018, Ministry of Health. infrastructure
and
*
4
1 Maintain and widen fiscal space 2 Address cross-cutting or systemic 3 Address sector specific
for development spending, through constraints to quality of spending. constraints to efficient
and effective spending
Collect more revenue to spend Ensure the budget helps achieve national
more on health, education, development priorities better and focuses
by improving design and
social assistance and on quality, not onlyquantity implementation of major
infrastructure sectoral programs
Target spending only for the poor Collect better data on results and
delivery of development priorities to
Spend more on early and
improve budget performance
preventive health and education
programs – it is better and Focus fiscal transfers to local governments
cheaper than doing itlater on outputs and performance
Spend more on infrastructure Central and local governments work

maintenance today – so there will better together to deliver infrastructure
The Indonesia Public
be less costly rebuilding and health services
Expenditure Review is
tomorrow
Give fast-growing cities more Attract more private sector finance to available for download
money - to make more of them close the infrastructure gap because the in English and Bahasa
more livable and less budget is not big enough Indonesia at
congested www.worldbank.org/idper
2
Studi Kasus Dampak COVID-19 Terhadap Beberapa Provinsi: Sumut, Sumbar,
Lampung, Kepri, Banten, Jabar, Jateng, Kalsel, Kaltim, Sulsel, Sulteng, Sulut,
Malut, Papua
\
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Perekonomian 34 Provinsi di Indonesia
Sumber : Arief Anshory Yusuf, Tahun 2020.

TW1 2020-TW4 2019, hanya
Pertumbuhan Ekonomi (%) Lampung yang bertumbuh.
Sebaliknya, 14 provinsi lainnya
4 mengalami kontraksi pertumbuhan
ekonominya dengan kontraksi
TW1 2020 - TW4 2019 tertinggi di Sulut.
2
Sumatra Barat
Papua
Jawa Tengah
Bali
Sulawesi Utara
Banten
Sumatra Utara
Maluku Utara
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Lampung
Jawa Barat
Kepulauan Riau
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
-2
-4
-6
2,87 -0,44 -0,9 -0,94 -0,95 -2,62 -2,87 -2,91 -3,01 -3,72 -4,51 -5,35 -6,77 -7,67 -12,48
-8
-10
-12
-14
Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah.

TW1 2020-TW1 2019, 14
Pertumbuhan Ekonomi (%) provinsi

pertumbuhan
mengalami
ekonomi.
Sebaliknya, Provinsi Bali
7
mengalami kontraksi.
6
TW1 2020 - TW1 2019
0
Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara
Papua
Bali
Maluku Utara
Lampung
Sumatra Barat
Banten
Jawa Barat
Jawa Tengah
Kepulauan Riau
Kalimantan Timur
Sulawesi Selatan
Sumatra Utara
Kalimantan Selatan
-1
-2
5,68 4,91 4,65 4,27 3,92 3,07 3,06 2,73 2,66 2,6 2,06 1,73 1,48 1,27 -1,14

*
SISI PRODUKSI
TW 1 2020-TW4 2019, 4 dari 15
SEKTOR PERTANIAN (%) provinsi mengalami kontraksi

ekonomi di sektor pertanian yaitu
Sumbar, Bali, Sulsel, Sulteng;
TW1 2020-TW1 2019, 4 provinsi
TW1 2020 - TW4 2019 TW1 2020 - TW1 2019 terkontraksi di sektor pertanian yaitu
Lampung, Jabar, Jateng, Sulteng.
20.6
16.29
14.27
5.99
4.27 4.77 4.18
3.97 3.9
2.53 3.08
1.78 2.31 2.02 1.741.69 2.26
1.57
0.06 0.51
-0.69 -0.36
-1.53
-2.4 -2.57
-4.72
-5.46
-6.14
-10.92 -11.54

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN (%) TW1 2020-TW4 2019, 13
prov mengalami kontraksi di
sektor pertambangan &
penggalian. TW1 2020-TW1
TW1 2020 - TW4 2019 TW 1 2020 - TW 1 2019 2019, 5 provinsi mengalami
kontraksi.
12.57
10.72
7.54
5.7 5.93
3.48 0 3.55 2.68 3.24 2.84
1.12
-0.96 -1.5 -0.48
-2.35
-1.48 -1.12 -0.69 -0.87
-2.21 -2.64 -3.08 -3.16 -6.22 -3.89
-6.37 -5.87
-8.39
-20.22

INDUSTRI MANUFAKTUR (%)
TW1 2020-TW4 2019, 10
prov mengalami kontraksi di
Sektor Industri Manufaktur.
TW1 2020-TW1 2019, 4 prov
TW1 2020 - TW4 2019 TW 1 2020 - TW 1 2019 mengalami kontraksi.
16.11
11.18 10.97
5.68
4.29
2.45 3.23 5.13
1.41 1.58
0.3 0.37 1.63 1.62
0.98 0.08
TW 1 2020 - TW 1 2019
TW1 2020 - TW4 2019
-0.9 -0.8 -2.73

-2.47 -2.36 -1.53
-2.79 -4.86
-6.39 -6.67 -7.95
-11.29 -10.3 -11.01

TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN (%)
TW1 2020-TW4 2019, sektor
Transportasi & Pergudangan
mengalami kontraksi di 15
provinsi. TW 1 2020-TW1
TW1 2020 - TW 4 2019 TW1 2020 - TW1 2019 2019, sektor ini mengalami
kontraksi di enam provinsi.
7.31
4.76 5.02 5.82 4.68
3.06 1.57 3.26 4.27
-1.14
-0.21 -2.59
-1.45 -2.44 -1.57 -1.75
-3.51 -5.2 -6.21 -3.61 -5.54
-7.21 -4.26
-7.31 -8.02
-11.92
-13.23
-14.52
-18.45
-19.7

AKOMODASI DAN MAKAN MINUM (%)
TW1 2020-TW4 2019,
Sektor Akomodasi & Mamin
terkontraksi di 11 provinsi.
TW1 2020-TW1 2019,
TW1 2020 - TW4 2019 TW1 2020 - TW1 2019 sektor ini mengalami
kontraksi di Kepri, Bali,
Sulut, Malut.
8 9.87 7.05 7.45
5.71 6.88
5.26 3.98 4.94
2.94 0.45 0.67
0.02 0.21 1.22
-0.21
-1.02 -0.28 -1.03 -2.09
-4.63 -3.75
-9.11
-10.03 -8.89
-15.12 -17.91
-19.37
-20.19
-34.5
INFORMASI DAN KOMUNIKASI (%)
Pada kedua TW,
sektor ini masih
tumbuh kecuali di
TW1 2020 -TW4 2019 TW 1 2020 - TW 1 2019 Papua
terkontraksi.
yang
24.89
30 25.95
19.33
20 9.97 10.83 11.57 9.79 9.66
6.65 8.7 7.41 6.79 6.74
5.88 5.36 5.69
10 6.23 4.59 4.52
1.16 0.94 0.93 1.57 2.01 0.86 3.05
0.03 0.2
0
-10 -1.42 -6.04

*
SISI PENGELUARAN
TW1 2020-TW4 TW1 2020-TW1
2019, 9 provinsi 2019, Konsumsi
KONSUMSI RT (%) mengalami
kontraksi Konsumsi
KONSUMSI RT (%) RT masih
tumbuh.
RT.
TW1 2020 - TW4 2019 TW1 2020 - TW1 2019
2
1 0.74 5.72
0.29
0.11 0.08 0.07 0.01 5.01
0 4.73
-0.03 -0.1 4.53
4.19 4.28
-0.47 4.13
-1 -0.81
-1.13 3.46
3.04 3.12
-2 2.9
2.71 2.72
2.51
-2.61
-3
1.65
-4
-5 -4.78
-5.27
-6
-6.21
-7

TW1 2020-TW4 2019,
Konsumsi Lembaga Non Profit RT (%) PK-LNPRT terkontaksi
di 12 provinsi.
4
TW1 2020 - TW4 2019
Kepulauan Riau
Banten
Papua
Jawa Barat
Sulawesi Utara
Bali
Sulawesi Tengah
Jawa Tengah
Sumatra Barat
Kalimantan Selatan
Maluku Utara
Lampung
Sulawesi Selatan
Sumatra Utara
Kalimantan Timur
-2
-4
3,07 1,23 0,79 -0,61 -0,8 -1,28 -2,41 -3,45 -3,73 -4,37 -4,68 -5,12 -5,43 -6,63 -9,32
-6
-8
-10

TW1 2020-TW1
KONSUMSI LEMBAGA NON PROFIT RT 2019, PK-LNPRT di
14 provinsi
mengalami
TW1 2020 - TW1 2019 kontraksi.
Maluku Utara
Jawa Tengah
Bali
Kalimantan Timur
Papua
Jawa Barat
Sumatra Utara
Lampung
Sumatra Barat
Banten
Kepulauan Riau
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara
Kalimantan Selatan
3,14 -1,06 -1,08 -1,7 -1,7 -2,52 -4,67 -4,88 -7,05 -7,23 -8,71 - - - -188
12,49 13,98 14,25

TW1 2020-TW 4
2019, Belanja
PENGELUARAN PEMERINTAH (%)

Pemerintah
mengalami kontraksi
di 15 provinsi.
TW1 2020 - TW4 2019
Kalimantan Timur
Maluku Utara
Sulawesi Selatan
Papua
Sumatra Barat
Sumatra Utara
Jawa Barat
Bali
Jawa Tengah
Sulawesi Utara
Lampung
Banten
Kepulauan Riau
Sulawesi Tengah
Kalimantan Selatan
-67,79 -61,47 -59,51 -55,88 -53,1 -52,06 -47,2 -47,02 -45,96 -42,61 -37,27 -24,65 -23,07 -11,61 -7,01

TW1 2020-TW4
2019, 2 provinsi
mengalami
PENGELUARAN PEMERINTAH (%) kontraksi
Pemerintah.
Belanja
TW1 2020 - TW1 2019
Kalimantan Selatan
Sumatra Barat
Sumatra Utara
Sulawesi Utara
Banten
Bali
Papua
Maluku Utara
Lampung
Jawa Barat
Kalimantan Timur
Jawa Tengah
Kepulauan Riau
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
8,95 5,24 5,13 5 4,89 4,78 4,34 4,33 2,37 1,92 1,92 1,46 0,47 -0,89 -12,27

TW1 2020-TW4 2019,
PMTB (%) hanya Kalsel dan Malut

yang mempunyai PMTB
bertumbuh. Sebaliknya,
TW1 2020 - TW4 2019 PMTB di 13 provinsi lain
terkontraksi.
SUMATRA BARAT
JAWA BARAT
BALI
JAWA TENGAH
BANTEN
KEPULAUAN RIAU
PAPUA
SULAWESI TENGAH
LAMPUNG
SUMATRA UTARA
MALUKU UTARA
SULAWESI SELATAN
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI UTARA
KALIMANTAN SELATAN
12,56 4,67 -2,59 -3,21 -5,43 -5,46 -6,77 -7,93 -8,78 -9,52 -9,89 -11,22 -14,26 -24,91 -42,68

TW1 2020-TW1 2019, 14
PMTB (%) provinsi mempunyai
pertumbuhan PMTB
TW1 2020 - TW1 2019 dengan tertinggi di
Malut. Sebaliknya, Bali
mengalami kontraksi.
Maluku Kalimantan Sumatra Sulawesi Kepulauan Sulawesi Sulawesi Banten Sumatra Papua Lampung Jawa Barat Kalimantan Jawa Bali
Utara Selatan Utara Selatan Riau Tengah Utara Barat Timur Tengah
232,72 33,23 7,98 4,89 4,84 4,2 4,19 3,36 3 1,97 1,52 0,71 0,6 0,16 -1,45

EKSPOR (%)
TW1 2020 - TW4 2019
20
10
0
Sulawesi Tengah
Banten
Papua
Kepulauan Riau
Jawa Barat
Sulawesi Utara
Jawa Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Bali
Maluku Utara
Sumatra Barat
Lampung
Sulawesi Selatan
Sumatra Utara
-10
-20 TW1 2020-TW1 2019, ekspor mengalami pertumbuhan pada 8 provinsi dengan tingkat
tertinggi Kalsel. Sebaliknya, ekspor pada 7 provinsi mengalami kontraksi dengan kontraksi
-30 terbesar Papua.
-40
-50
EKSPOR (%)
11,613,25 2,1 -0,63 -1,8 -4,32 -5,5 -6,79-6,85-13,46
-21,45-21,5-26,02
-40,77
-71,58
-60
TW1 2020 - TW1 2019
40
-70
-80
20
TW1 2020-TW4 2019, Ekspor mengalami pertumbuhan pada tiga provinsi: Kalsel, Sulut, Kaltim.
Sebaliknya, ekspor mengalami kontraksi pada 12 provinsi. 0
Kalimantan…
Jawa Tengah
Papua
Sulawesi Utara
Bali
Banten
Maluku Utara
Sumatra Utara
Lampung
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Kepulauan Riau
Sumatra Barat
Jawa Barat
Kalimantan Timur
-20
-40
-60
33,51
22,04
16,267,014,843,192,86 1,1 -2,5-5,95-7,93
-13,17
-16,56
-21,87
-69,48
Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah. -80
TW 1 2020-TW4 2019,
IMPOR (%) Impor mengalami kontraksi
pada 11 provinsi. TW1
2020-TW1 2019, Impor
TW1 2020 - TW4 2019 mrngalami kontraksi pada
7 provinsi.
Kalimantan
Kalimantan
Sulawesi
Sulawesi
Sulawesi
Sumatra
Banten
Sumatra
Jawa Barat
Lampung
Papua
Bali
Tengah
Maluku
Kepulauan
Selatan
Tengah
Utara
Jawa
Utara
Barat
Utara
Selatan
Timur
Riau
62,01 11,61 7,26 4,12 -3,95 -9,42 -10,5 -16,75 -23,87 -28,45 -28,6 -29,69 -34,77 -40,54 -44,53
IMPOR (%)
TW1 2020 - TW1 2019
Lampung
Maluku
Papua
Bali
Kepulauan
Sumatra
Sumatra
Sulawesi
Sulawesi
Sulawesi
Banten
Jawa Barat
Tengah
Kalimantan
Kalimantan
Selatan
Tengah
Utara
Jawa
Utara
Barat
Utara
Selatan
Timur
Riau
537,9633,51 13,9 9,06 4,46 2,52 2,39 1,82 -4,03 -4,89 -8,92 -34,4 -35,33-38,22-38,81

*
Trend TPT pada 15 provinsi
% Tingkat Pengangguran Terbuka cenderung perlahan-lahan

meningkat. TPT rilis Agustus 2020
akan mengkonfirmasi kenaikan
TPT ini. Ada 1 provinsi berada
25
pada level pengangguran alamiah.
1 Sumatra Utara
2 Sumatra Barat
20 3 Kepulauan Riau
4 Lampung
5 Jawa Barat
6 Jawa Tengah
15
7 Banten
8 Bali
10
9 Kalimantan Selatan
10 Kalimantan Timur
5 11 Sulawesi Utara
12 Sulawesi Selatan
13 Sulawesi Tengah
F18 F19 F20
0
Nilai Tukar Petani
Januari-Mei 2020, NTP
cenderung menurun pada 15
provinsi di bawah indeks 100.
140
120
100
80
60
40
20
Jan 20 Feb 20 Mrt 20 Apr 20 Mei 20

1 Sumatra Utara 2 Sumatra Barat 3 Kepulauan Riau 4 Lampung
5 Jawa Barat 6 Jawa Tengah 7 Banten 8 Bali
9 Kalimantan Selatan 10 Kalimantan Timur 11 Sulawesi Utara 12 Sulawesi Selatan
13 Sulawesi Tengah 14 Maluku Utara 15 Papua
3
Tantangan Fundamental Perekonomian Daerah di Masa Pandemi:
1. Sumber Keuangan Daerah
2. Pembangunan Daerah dan Desa Tertinggal
\
TANTANGAN PEMBANGUNAN PERTAMA KEMANDIRIAN FISKAL RENDAH
Perbandingan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Antar Provinsi di Indonesia Tahun 2018
Sumber : http://www.djpk.kemenkeu.go.id
Realisasi PAD 2019
per 2 Juni 2020
0
Prov. DKI Jakarta 73.96%
45.25%
Prov. Banten 43.65%
34.21%
Prov. Jawa Timur 30.53%
29.08%
Prov. Jawa Tengah 26.99%
25.83%
Prov. Kalimantan Timur 22.91%
22.64%
Prov. Sumatera Utara 20.37%
20.29%
Prov. Sulawesi Selatan 20.14%
18.68%
Prov. Lampung 17.49%
17.17%
Prov. Bangka Belitung 16.70%
16.12%
Prov. Sumatera Selatan 15.46%
15.05%
Prov. Kalimantan Tengah 14.92%
13.28%
Prov. Kalimantan Utara 12.94%
12.58%
Prov. Bengkulu 11.52%
11.21%
Prov. Sulawesi Tengah 10.17%
9.81%
Prov. Sulawesi Tenggara 9.23%
9.05%
Prov. Papua 8.20%
0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00%
Sumber : http://www.djpk.kemenkeu.go.id; data realisasi per 2 Juni 2020, data diolah.

*
Effective expenditure policy as a tool to promote equality across
Indonesia Revenue
KALIMANTAN IDR tn
86.0
SULAWESI IDR tn
Revenue 19.7
a. Tax 32.0
a. Tax 16.6
b. Custom & Excise 1.1
c. Non Tax Revenue 52.9
SUMATRA IDR tn c. Non Tax Revenue 2.5
Expenditure 93.9
Revenue 141.1 a. Transfer to Region 73.7 Expenditure 104.5
PAPUA & MALUKU IDR tn
b. Ministerial Spending 20.3 a. Transfer to Region 73.3
a. Tax 66.9
Nett -7.9 b. Ministerial Spending 31.2 Revenue 18.4
Nett -84.8 a. Tax 10.7
Expenditure 232.3
a. Transfer to Region 176.1
b. Ministerial Spending 56.2 Expenditure 89.6

JAVA IDR tn
Nett -88.2 BALI & NUSRA IDR tn a. Transfer to Region 71.7

Revenue 1.143.2
a. Tax 884.9 Revenue 15.5 b. Ministerial Spending 17.9
b. Custom & Excise 161.6 a. Tax 11.7 Nett -71.3
c. Non Tax Revenue 96.6 b. Custom & Excise 1.5
Expenditure 302.8 c. Non Tax Revenue 2.3
a. Transfer to Region 201.8 Expenditure 56.4

b. Ministerial Spending 101 a. Transfer to Region 39.5
Nett 840.4
Notes: b. Ministerial Spending 17.0
1. Average data 2014 - 2016
2. Revenue amount collected from certain region for central government budget
3. Expenditure amount spent for certain region from central government budget Nett -40.9
4. Figure in IDR tn
Source: Ministry of Finance, 2017.

40
Alat untuk mencapai Tujuan Manajemen Pengeluaran Publik
Aggregate Efficiency, Allocative Efficiency dan Technical Efficiency saling berhubungan
satu sama lain dan berguna utk mengevaluasi kinerja pemerintah, yang hasilnya
dijadikan rekomendasi untuk pelaksanaan anggaran pemerintah tahun berikutnya agar
lebih efektif, efisien dan value for money.
POLICY
Strategic Review Functional

PROGRAMS
Review
ORGANIZATION FORM
Aggregate Efficiency Allocative Technical
(Fiscal Discipline) Efficiency Efficiency
Strategic Review Spending

: fokus utama kepada efektivitas dan Reviewserta lebih dalam lagi memberikan rekomendasi kepada
skala prioritas,
pemerintah tentang apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan.
Functional Review : fokus utama terhadap efisiensi atau bagaimana suatu kebijakan atau program dapat terlaksana dengan
sumber daya yang lebih sedikit.
41
Sumber : Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Kemenkeu R.I, data diolah.

HASIL SPENDING REVIEW 2013-2016
(dalam miliar rupiah)
ANALISIS
ANALISIS TOTAL %INEFISIENSI EINMALIG
Tahun Pagu APBN REVIU ALOKASI DEVIASI
BENCHMARKING INEFISIENSI DARI PAGU
KEBUTUHAN
2013* 594.598 42.513 8.131 - 50.643 9% 18.577
2014 638.049 8.455 10.230 - 18.685 3% 8.335
2015 647.310 3.893 3.053 1.971 8.917 1% 4.719
2016 784.144 2.943 916 5.749 9.610 1,2% 12.306**
*
Objek Spending Review 2013 baru terbatas pada 20 K/L
Untuk tahun 2014-2016, objek Spending Review K/L meliputi seluruh K/L.
**
Einmalig bukan merupakan inefisiensi di tahun berkenaan (TA 2016). Namun demikian, angka tersebut dapat digunakan
sebagai early warning untuk penyusunan APBN di TA 2017.
Apabila terdapat kegiatan/program yang telah diidentifikasi sebagai Einmalig tetapi pada TA berikutnya dialokasikan
kembali untuk kegiatan/program yang sama, maka alokasi tersebut
42
menjadi inefisiensi belanja pemerintah.
Sumber : Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Kemenkeu R.I, data diolah.

PENGGUNAAN PENERIMAAN NEGARA PADA BELANJA K/L
3.541m
3.541 m jembatan infrastruktur
beras
729 ribuRTS
3.541 m jembatan
jembatan
subsidi
155 km 93 ribu ton
jalan benih
52.631 ha Rp 306 ribu

1
ton
sawah pupuk
11.900 triliun
2,2 juta/
1,3 juta/1 juta
rumah prajurit
siswa SD/SMP/SMA
9,4 ribu 355 ribu

gaji guru senior keluarga miskin
belanja pegawai
10 ribu bantuan sosial 3,6 juta PBI
Gaji Polri setahun orang miskin
Sumber : Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, data diolah. 43

PENGGUNAAN PENERIMAAN NEGARA PADA
TRANSFER KE DAERAH & DANA DESA
6.765
3.541 m jembatan DAK Fisik 1,25 juta
ruang kelas SD BOS siswa SD/
BOS Ibtidaiyah setahun
5.511 1 juta
ruang kelas SMP BOS siswa SMP/
Tsanawiyah setahun
4.182 Rp 714.286
ruang kelas SMA
50 +
1
triliun +
BOS siswa SMA/
Aliyah setahun
2.018
rumah sakit BOK Puskesmas
23.585org 4,2 juta

Tunj.prof guru setahun Jampersal ibu hamil
tunj.profesi guru
24.911org BOK 2.144
Tunj.khs guru setahun Akreditasi RS
Sumber : Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, data diolah. 44

ANALISIS IKFD PROXY KEMAMPUAN KEUDA MENANGANI KEMISKINAN DAERAH
IKFD
No. Prov/Kab/Kota WILAYAH 2019
KEMISKINAN (Ribu Jiwa)
N2019 IKFD19
1 DKI Jakarta Barat 11,473 SANGAT TINGGI 362.30
2 Jawa Barat Barat 2,86 SANGAT TINGGI 3375.89
3 Jawa Tengah Barat 1,948 SANGAT TINGGI 3679.40
4 Jawa Timur Barat 2,589 SANGAT TINGGI 4056
5 Yogyakarta Barat 0,314 RENDAH 440.89
6 Banten Barat 1,135 TINGGI 641.42
7 Aceh Barat 0,529 SEDANG 809.76
8 Sumatra Utara Barat 0,945 TINGGI 1260.50
9 Sumatra Barat Barat 0,455 SEDANG 343.09
10 Sumatra Selatan Barat 0,795 SEDANG 1067.16
11 Lampung Barat 0,59 SEDANG 1041.48
12 Riau Barat 0,956 TINGGI 483.92
13 Jambi Barat 0,35 RENDAH 273.37
14 Bengkulu Barat 0,319 RENDAH 298
15 Bangka Belitung Barat 0,264 SANGAT RENDAH 67.37
16 Kepulauan Riau Barat 0,386 RENDAH 127.76
17 Kalimantan Timur Tengah 1,226 TINGGI 220.91
18 Kalimantan Selatan Tengah 0,812 TINGGI 190.29
19 Kalimantan Tengah Tengah 0,437 RENDAH 131.24
20 Kalimantan Barat Tengah 0,453 RENDAH 370.47
21 Kalimantan Utara Tengah 0,282 SANGAT RENDAH 48.61
22 Bali Tengah 0,61 SEDANG 156.91
23 Nusa Tenggara Barat Tengah 0,395 SEDANG 705.68
24 Nusa Tenggara Timur Tengah 0,275 SANGAT RENDAH 1129.46
25 Sulawesi Utara Tengah 0,356 RENDAH 188.60
26 Sulawesi Tengah Tengah 0,3 SANGAT RENDAH 404.03
27 Sulawesi Selatan Tengah 0,3 SANGAT RENDAH 759.58
28 Sulawesi Tenggara Tengah 0,284 SANGAT RENDAH 299.97
29 Gorontalo Tengah 0,171 SANGAT RENDAH 184.71
30 Sulawesi Barat Tengah 0,189 SANGAT RENDAH 151.87
31 Maluku Timur 0,32 RENDAH 319.51
32 Papua Timur 0,179 SANGAT RENDAH 900.95
33 Maluku Utara Timur 0,252 SANGAT RENDAH 87.18
*
187 Lokasi Prioritas di Daerah

270 Kawasan Perdesaan
Perbatasan
74.957 90 Kabupaten Rawan

62 Daerah Tertinggal
Desa Bencana
58 Kabupaten yang memiliki

619 Kawasan Transmigrasi
Pulau Kecil & Terluar
54 Kabupaten Rawan 41 Kabupaten Rawan

Pangan Konflik
Sumber : Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Kemendes PDTT Tahun 2020
* Sebaran 62 Kabupaten Indikasi Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024
KALIMANTAN
SUMATERA
TIDAK ADA DT SULAWESI
7 KAB. DT PAPUA
3 KAB. DT
30 KAB. DT
MALUKU
8 KAB. DT
Bukan Daerah Tertinggal
Daerah Tertinggal
JAWA
TIDAK ADA DT NUSA TENGGARA
14 KAB. DT
Sumber: Pepres Nomor 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024.
* Daftar 62 Kabupaten Indikasi Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024
Sumatera Utara 1 Nias Nusa Tenggara Barat 21 Lombok Utara Papua 41 Asmat
2 Nias Barat Sulawesi Tengah 30 Donggala 42 Boven Digoel
3 Nias Selatan 31 Sigi 43 Deiyai
4 Nias Utara 32 Tojo Una-Una 44 Dogiyai
Sumatera Barat 5 Kepulauan Mentawai Maluku 25 Buru Selatan 45 Intan Jaya
Sumatera Selatan 6 Musi Rawas Utara 26 Kepulauan Aru 46 Jayawijaya
Lampung 7 Pesisir Barat 27 Maluku Barat Daya 47 Keerom
Nusa Tenggara 8 Alor 28 Maluku Tenggara Barat 48 Lanny Jaya
Timur
9 Belu 29 Seram Bagian Barat 49 Mamberamo Raya
10 Kupang Seram Bagian Timur 50 Mamberamo Tengah
11 Lembata Maluku Utara 39 Kepulauan Sula 51 Mappi
12 Malaka 40 Pulau Taliabu 52 Nabire
13 Manggarai Timur Papua Barat 22 Manokwari Selatan 53 Nduga
14 Rote Ndao 23 Maybrat 54 Paniai
15 Sabu Raijua 24 Pegunungan Arfak 55 Pegunungan Bintang
16 Sumba Barat 25 Sorong 56 Puncak
17 Sumba Barat Daya 26 Sorong Selatan 57 Puncak Jaya
18 Sumba Tengah 27 Tambrauw 58 Supiori
19 Sumba Timur 28 Teluk Bintuni 59 Tolikara
20 Timor Tengah Selatan 29 Teluk Wondama 60 Waropen
61 Yahukimo
Keterangan: Indikasi DT Baru Tahun 2020-2024 Provinsi Kabupaten 62 Yalimo
Sumber: Pepres Nomor 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024.
*
16
Sumber : Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Kemendes PDTT Tahun 2020.
50
*
Kalimantan
Sumatera Jumlah DT : 12 Kab
Sulawesi
Jumlah DT : 13 Kab JumlahKK Jumlah DT : 18 Kab
JumlahKK Tanpa : 94.398 KK Jumlah KK
Listrik : 75.625 KK
Tanpa : 109.992 KK Tanpa Listrik Papua
Listrik
Jumlah DT : 33 Kab
Jumlah KK
Tanpa Listrik : 471.219 KK
Total KK Bukan Pengguna Listrik

di Daerah Tertinggal (DT):
1.184.146 KK di 12.208 Desa
Total KK Bukan Pengguna Listrik Maluku

Jawa
di Non DT : Jumlah DT : 14 Kab
Jumlah DT : 6 Kab
669.783 KK di 17.442 Desa
JumlahKK Nusa Tenggara Jumlah KK
: 57.140 KK
Tanpa : 22.242 KK TanpaListrik
Jumlah DT : 26 Kab
Total KK Bukan Pengguna Listrik Listrik
Nasional : Jumlah KK
: 353.530 KK
TanpaListrik
1.853.929 KK di 29.650 Desa
Sumber : Podes Tahun 2018
51
Sumber : Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Kemendes PDTT Tahun 2020. 52
* DAFTAR LOKASI BTS BLANKSPOT PADA 176 SITE
NO PROVINSI KABUPATEN JUMLAHBTS NO PROVINSI KABUPATEN JUMLAH BTS NO PROVINSI KABUPATEN JUMLAH BTS
1 BENGKULU SELUMA 3 BTS 16 NTT MANGGARAI TIIMUR 5 BTS 31 MALUKU UTARA HALMAHERA SELATAN 3 BTS
2 JAMBI MERANGIN 2 BTS 17 NTT LEMBATA 5 BTS 32 PAPUA SUPIORI 1 BTS
3 SUMATERA BARAT SOLOK SELATAN 3 BTS 18 NTT FLORES TIMUR 5 BTS 33 PAPUA YAHUKIMO 2 BTS
4 SUMATERA BARAT PASAMAN BARAT 5 BTS 19 NTT ROTE NDAO 5 BTS 34 PAPUA KEEROM 2 BTS
5 SUMATERA SELATAN MUSI RAWAS UTARA 5 BTS 35 PAPUA PEGUNUNGAN BINTANG 2 BTS
20 NTT BELU 8 BTS
6 KEPULAUAN RIAU BINTAN 4 BTS 36 PAPUA NDUGA 3 BTS

21 SULAWESI TENGAH BANGGAI KEPULAUAN 3 BTS
7 KALIMANTAN BARAT SINTANG 3 BTS 37 PAPUA DOGIYAI 3 BTS

22 SULAWESI UTARA KEPULAUAN SANGIHE 5 BTS
8 KALIMANTAN BARAT SAMBAS 3 BTS 23 SULAWESI UTARA KEPULAUAN TALAUD 2 BTS 38 PAPUA YALIMO 3 BTS
9 KALIMANTAN BARAT KAPUAS HULU 7 BTS 24 MALUKU KEPULAUAN ARU 2 BTS 39 PAPUA MERAUKE 4 BTS
10 KALIMANTAN UTARA NUNUKAN 4 BTS 25 MALUKU MALUKU BARAT DAYA 4 BTS 40 PAPUA DEIYAI 4 BTS
11 KALIMANTAN TIMUR MAHAKAM ULU 10BTS 26 MALUKU UTARA TIDORE KEPULAUAN 2 BTS 41 PAPUA BOVEN DIGOEL 10BTS
12 JAWA TIMUR SUMENEP 3 BTS 27 MALUKU UTARA HALMAHERA TENGAH 2 BTS 42 PAPUA ASMAT 7 BTS
13 NTT SABU RAIJUA 2 BTS 28 MALUKU UTARA PULAU TALIABU 3 BTS 43 PAPUA MAPPI 13BTS
14 NTT TTU 2 BTS 29 MALUKU UTARA KEPULAUAN SULA 3 BTS 44 PAPUA BARAT RAJA AMPAT 3 BTS
15 NTT ALOR 3 BTS 30 MALUKU UTARA HALMAHERA TIMUR 3 BTS

Your Company Name
UANGAN
SIA
4
Strategi Pemulihan Pembangunan Sektor Unggulan
Daerah di Indonesia: Strategi Prioritas, Pembiayaan,
Kerjasama Antar Daerah
\
Strategi Pemulihan Pembangunan Sektor Unggulan
Perekonomian Daerah:
1.Kembali ke Desa Membenahi Data Desa dan Membangun
Sektor Pertanian backward & forward linkage dengan
sektor lain;
2.Revitalisasi BUMDes;
3.Digitalisasi Ekonomi Desa: Inovasi dan kolaborasi;
4.Regional Incorporated menjadi Indonesian Incorporated;
5.Inisiasi Kerjasama antar daerah (Kawasan Semeja
Juanda: Kawasan Laut Sulawesi, Kawasan Teluk Tolo,
Kawasan Selat Karimata, dll.
*
Mendukung percepatan pemulihan ekonomi dan sosial, di tengah ruang fiskal yang masih relatif terbatas (Efisiensi
Birokrasi, Fokus pada Program Prioritas, Berbasis Hasil danAntisipatif)
TANTANGAN PELAKSANAAN APBN

Penguatan Perencanaan
Mandatory Belanja Kebutuhan
Fiscal Space Output/outcome
operasional untuk program
dan Penganggaran
spending kurang optimal
masih kurang efisien prioritas besar
cukup besar
terbatas Belanja kebutuhan dasar
1.
diefisienkan
Fokus untuk dukung prioritas

REFORMASI: EFISIENSI, FOKUS, BERBASIS HASIL DAN 2. (zero based budgeting);
ANTISIPATIF
3. Sinkronisasi pusat-daerah, dan
dengan instrumen fiskal lainnya.
ZERO BASED
BUDGETING
Quality control tehadap Program
Prioritas
BASIC SPENDING INTERVENTION SPENDING ANTICIPATORY Program Prioritas berbasis

(Efisiensi Birokrasi) (Fokus Program Prioritas) SPENDING 1.
hasil (result based)
Performance Result Antisipatif terhadap

Standardisasi based based Buffer
Automatic 2. ketidakpastian (automatic
(harga & Kegiatan) Budgeting Execution stabilizer
stabilizer)
38
*
Mendukung pemulihan dan penguatan fondasi ekonomi nasional
1 2 3 4
Pemulihan ekonomi pasca Penajaman pemanfaatan Perbaikan desain Pemanfaatan creative

financing dan
pandemi Covid-19 mandatory spending kebijakan
integrated funding
TKDD
• DTU untuk infrastruktur • Enforcement pemenuhan • Penyaluran DTU berbasis • Pinjaman daerah
dan penyediaan layanan mandatory spending kinerja • Penerbitan Obligasi daerah
publik • Dukungan program • Peningkatan • KPBU
• Dukungan sektor produksi merdeka belajar efisiensi • Kerjasama antar daerah
dg karakteristik pencitptaan • Peningkatan layanan pengelolaan
• TKDD dan Hibah
lapangan kerja RS dan faskes anggaran Pemda
daerah menjadi
• Dukungan sektor produksi • Perlindungan sosial • Pagu DAU Nasional instrument insentif
basis konsumsi masyarakat masyarakat tidak final melalui skema
• Integrasi Jaring Pengaman • Percepatan pendanaan terintegrasi
Sosial penyaluran DBH
• Dukungan program dan penyelesaian
ketahanan pangan kurang bayar DBH
• Pembangunan konektivitas • Peningkatan sinergi
distribusi logistic perencanaan DAK Fisik
• Program padat karya tunai • Pengelolaan DAK
desa Nonfisik untuk
mengawal capaian
output dan outcome 45
Sumber Rujukan
BPS (2020). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I-2020. Jakarta 2020.
BPS, 2020. Pertumbuhan Ekonomi Berbagai Provinsi di Indonesia Triwulan I-2020.
BPS, 2020. Nilai Tukar Petani Berbagai Provinsi di Indonesia Triwulan I-2020.
BPS, 2020. Indeks Harga Konsumen Berbagai Provinsi di Indonesia Triwulan I-2020.
Heller, Stephen S, 2005, Undestanding Fiscal Space, IMF Policy Discussion Paper, PDP/05/04.
International Monetary Fund (IMF), 2020, A Crisis Like No Other: An Uncertainty Recovery, World Economic
Outlook Update, June, 2020, 20 pages.
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Berbagai Provinsi diIndonesia, 2020, Kajian Fiskal Regional Tahun
2019.
World Bank, 2020, Indonesia Public Expenditure Review, Spending for Better Result, 390 pages.
Yusuf, A. A. (2020). Not all “Covid” are created equal: Heterogenitas daerah dampak sosial-ekonomi pandemi
Covid-19. Presentasi pada focus group discussion Dampak Pandemi Covid-19 terhadap pembangunan
daerah. Direktorat Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah. BAPPENAS,14 Mei 2020.
TERIMA KASIH
\
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RPK (RP) dan TR % PNBPK dan TR %
10 10
9 9
8
8
7
7
6
6
5
5 PNBPK
4
RPK (RP) 0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 4000000
4 3
(Rp) 0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000
3 2
2 1
1 0
TR
0 (%)
TR (%)
RPK dan PNBPK TR (%) dan RPAD (%)

4000000 70
3500000 60
3000000
50
2500000
40
2000000
TR
0 1 2 3 304 5 6 7 8 9 10
1500000 (%)
RPK 1000000 20
(Rp) 0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000
500000 10
0
0
PNBPK
(Rp) RPAD (%)
TR (%) dan RTR (%)
90
80
70
TR 60
(%) 0 1 2 3 504 5 6 7 8 9 10
40
30
20
10
RTR (%) dan RPAD (%)
0
RTR (%) 70
60
50
40
RTR
(%)
0 10 20 30 40 50 30 60 70 80 90
20
10
RPAD (%)
*
GDP Poverty Gini Ratio HDI
Variables coeff sig coeff sig coeff sig coeff sig
Dana Alokasi Umum 0.0362 0.7620 0.0225 0.7960 -0.0054 0.1650 -0.0091 0.4170
Dana Alokasi Khusus 0.1288 0.2120 -0.0954 0.2030 0.0079 0.0180 0.0101 0.2960
Dana Bagi Hasil Pajak -0.1415 0.3620 0.0657 0.5600 -0.0053 0.2960 -0.0216 0.1390
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 0.1301 0.0080 -0.0642 0.0720 -0.0004 0.7790 0.0017 0.7190
APBD 0.0257 0.8460 -0.1321 0.1710 -0.0111 0.0100 0.0230 0.0650
APBD Infrastruktur -0.0796 0.0810 0.0815 0.0140 0.0010 0.5090 0.0096 0.0260
Angka Partisipasi Sekolah 3.5974 0.0000 1.1387 0.0000 -0.0061 0.6280 0.9766 0.0000
Audit BPK 2.5189 0.1040 -1.6150 0.1510 0.0577 0.2520 0.1013 0.4860
D_KTI 1.9986 0.0020 -0.2148 0.6470 -0.0324 0.1220 0.1159 0.0560
_cons -2.9887 0.1410 0.1355 0.9270 0.4349 0.0000 -0.1508 0.4290
Wald Chi2 179.650 68.850 20.820 1789.770

Prob > Chi2 0.000 0.000 0.004 0.000
Sumber: Berly Martawardaya (2019)

*
Dana Alokasi Umum -0.0635 0.5950 0.0136 0.8770 -0.0042 0.2830 -0.0120 0.2850
Dana Alokasi Umum_KTI -0.1585 0.7680 0.8619 0.0280 -0.0572 0.0010 -0.0151 0.7660
Dana Alokasi Khusus_KTI -0.2719 0.3810 -0.2456 0.2800 0.0294 0.0040 -0.0210 0.4710
Dana Bagi Hasil Pajak -0.0151 0.9290 0.0093 0.9410 -0.0053 0.3480 0.0019 0.9060
Dana Bagi Hasil Pajak_KTI 0.2601 0.6320 -0.4873 0.2200 0.0384 0.0330 -0.0606 0.2360
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam_KTI -0.0400 0.6870 0.0887 0.2230 -0.0018 0.5810 -0.0053 0.5690
APBD -0.0549 0.7300 -0.1041 0.3710 -0.0213 0.0000 -0.0074 0.6210
APBD_KTI 0.1868 0.4930 -0.1753 0.3800 0.0287 0.0010 0.0815 0.0020
APBD Infrastruktur -0.1334 0.0200 0.1527 0.0000 -0.0003 0.8550 -0.0013 0.8050
APBD Infrastruktur_KTI 0.1489 0.1000 -0.1883 0.0040 0.0030 0.3200 0.0314 0.0000
Angka Partisipasi Sekolah_KTI -0.4981 0.5210 1.0823 0.0570 -0.0031 0.9030 -0.2666 0.0000
Audit BPK 4.7294 0.0120 -1.8643 0.1750 0.0610 0.3260 0.3180 0.0720
Audit BPK_KTI -7.9239 0.0130 1.8738 0.4230 -0.0912 0.3880 -0.4593 0.1270
D_KTI 0.9599 0.8240 -1.3316 0.6740 -0.9948 0.0000 0.5780 0.1560
_cons -0.5608 0.8050 0.1336 0.9360 0.7902 0.0000 -0.1829 0.3930
Wald Chi2 110.46 114.21 94.15 1748.32

Prob > Chi2 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Sumber : Berly Martawardaya, Tahun 2019
*
GDP Growth Lag 1 -0.0415 0.3430
Poverty Lag 1 -0.4173 0.0000
Gini Ratio Lag 1 -0.4161 0.0000
Human Development Indes Lag 1 0.1716 0.0000
Dana Alokasi Umum -0.0447 0.7040 -0.0177 0.7840 -0.0049 0.1270 -0.0112 0.3260
Dana Alokasi Umum_KTI -0.1875 0.7240 0.5389 0.0650 -0.0412 0.0040 -0.0053 0.9170
Dana Alokasi Khusus_KTI -0.2531 0.4100 -0.1976 0.2390 0.0286 0.0010 -0.0258 0.3820
Dana Bagi Hasil Pajak -0.0371 0.8270 0.0884 0.3380 -0.0018 0.6890 0.0031 0.8490
Dana Bagi Hasil Pajak_KTI 0.2888 0.5910 -0.4464 0.1290 0.0313 0.0300 -0.0789 0.1260
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam_KTI -0.0427 0.6640 0.0936 0.0820 -0.0016 0.5350 -0.0039 0.6810
APBD -0.0414 0.7930 -0.1728 0.0450 -0.0311 0.0000 -0.0128 0.3970
APBD_KTI 0.1737 0.5210 0.0497 0.7380 0.0314 0.0000 0.0933 0.0000
APBD Infrastruktur -0.1406 0.0140 0.1750 0.0000 0.0010 0.5010 -0.0010 0.8510
APBD Infrastruktur_KTI 0.1532 0.0880 -0.1550 0.0020 0.0013 0.6000 0.0304 0.0000
Angka Partisipasi Sekolah_KTI -0.5219 0.4980 0.8282 0.0490 0.0234 0.2610 -0.2745 0.0000
Audit BPK 4.8459 0.0100 -2.9068 0.0040 0.0273 0.5860 0.2048 0.2530
Audit BPK_KTI -8.0388 0.0110 2.4147 0.1620 -0.0723 0.3950 -0.3564 0.2410
D_KTI 1.0029 0.8150 -1.4453 0.5370 -1.3404 0.0000 0.5436 0.1870
_cons -0.6736 0.7650 0.2602 0.8330 1.1279 0.0000 -0.2524 0.2430
Wald Chi2 131.33 358.11 312.89 2133.91

Prob > Chi2 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Sumber : Berly Martawardaya, Tahun 2019
*
4.35
40
4.3
20
4.25
0
4.2
-20
4.15
4.1
-40
20 22 24 26 28 30 20 22 24 26 28 30
apbdinfra apbdinfra
95% CI Fitted values 95% CI Fitted values

poverty hdi
Sumber: Berly Martawardaya Tahun 2019.

*
4.35
40
4.3
20
4.25
0
4.2
-20
4.15
4.1
-40
20 22 24 26 28 30 20 22 24 26 28 30
apbdinfra apbdinfra
95% CI Fitted values 95% CI Fitted values

poverty hdi
Sumber: Berly Martawardaya Tahun 2019.

ANALISIS IKFD PROXY KEMAMPUAN KEUDA MENANGANI KEMISKINAN
IKFD
No. Prov/Kab/Kota 2018 2019

∆IKFD
N2018 KIKFD18 N2019 IKFD19
1 BANTEN 1 SEDANG 1,14 TINGGI 0,14
1.1. Kab. Lebak 1,63 TINGGI 1,43 TINGGI -0,2
1.2. Kab. Pandeglang 1,26 TINGGI 0,97 SEDANG -0,29
1.3. Kab. Serang 1,95 TINGGI 1,71 TINGGI -0,24
1.4. Kab. Tangerang 5,1 SANGAT TINGGI 4,32 SANGAT TINGGI -0,78
1.5. Kota Cilegon 1,68 TINGGI 1,51 TINGGI -0,17
1.6. Kota Tangerang 4,08 SANGAT TINGGI 4,22 SANGAT TINGGI 0,14
1.7. Kota Serang 0,86 SEDANG 0,85 SEDANG -0,01
1.8. Kota Tangsel 3,4 SANGAT TINGGI 3,13 SANGAT TINGGI -0,27
2 JATENG RASIO RUANG FISKAL=24* 1,843 TINGGI IKFD
2.1. Kab. Boyolali 61 DI ATAS RATA-RATA 2,577 SANGAT TINGGI IKFD
2.2. Kota Semarang DI ATAS RATA-RATA 1,876 TINGGI IKFD
2.3. Kota Magelang DI ATAS RATA-RATA 1,557 TINGGI IKFD
2.4. Kab. Brebes DI ATAS RATA-RATA 1,518 TINGGI IKFD
2.5. Kab. Magelang DI ATAS RATA-RATA 1,513 TINGGI IKFD
2.6. Kota Surakarta DI ATAS RATA-RATA 1,489 TINGGI IKFD
2.7. Kab. Pati DI ATAS RATA-RATA 1,461 TINGGI IKFD
2.8. Kab. Sukoharjo DI ATAS RATA-RATA 1,321 TINGGI IKFD
2.9. Kab. Pekalongan DI ATAS RATA-RATA 1,203 TINGGI IKFD
2.10. Kab. Tegal DI ATAS RATA-RATA 1,168 TINGGI IKFD
2.11. Kota Tegal DI ATAS RATA-RATA 1,102 TINGGI IKFD
2.12. Kab. Wonosobo DI ATAS RATA-RATA 1,041 SEDANG IKFD
2.13. Kab. Cilacap DI ATAS RATA-RATA 1,016 SEDANG IKFD
2.14. Kab. Jepara DI ATAS RATA-RATA 1,01 SEDANG IKFD
2.15. Kab. Kudus DI BAWAH RATA-RATA 0,959 SEDANG IKFD
2.16. Kota Salatiga DI BAWAH RATA-RATA 0,955 SEDANG IKFD
2.17. Kab. Sragen DI BAWAH RATA-RATA 0,911 SEDANG IKFD
2.18. Kab. Banyumas DI BAWAH RATA-RATA 0,909 SEDANG IKFD
2.19. Kab. Demak DI BAWAH RATA-RATA 0,909 SEDANG IKFD
2.20. Kab. Grobogan DI BAWAH RATA-RATA 0,89 SEDANG IKFD
2.21. Kab. Semarang DI BAWAH RATA-RATA 0,866 SEDANG IKFD
2.22. Kab. Batang DI BAWAH RATA-RATA 0,813 SEDANG IKFD
2.23. Kab. Karanganyar DI BAWAH RATA-RATA 0,737 SEDANG IKFD
2.24. Kab. Temanggung DI BAWAH RATA-RATA 0,694 RENDAH IKFD
2.25. Kab. Pemalang DI BAWAH RATA-RATA 0,583 RENDAH IKFD
2.26. Kab. Blora DI BAWAH RATA-RATA 0,579 RENDAH IKFD
2.27. Kab. Kendal DI BAWAH RATA-RATA 0,572 RENDAH IKFD
2.28. Kab. Banjarnegara DI BAWAH RATA-RATA 0,521 RENDAH IKFD
2.29. Kab. Kebumen DI BAWAH RATA-RATA 0,518 RENDAH IKFD
2.30. Kab. Klaten DI BAWAH RATA-RATA 0,515 RENDAH IKFD
2.31. Kab. Purbalingga DI BAWAH RATA-RATA 0,515 RENDAH IKFD
2.32. Kab. Rembang DI BAWAH RATA-RATA 0,485 SANGAT RENDAH IKFD
2.33. Kab. Purworejo DI BAWAH RATA-RATA 0,472 SANGAT RENDAH IKFD
2.34. Kab. Wonogiri DI BAWAH RATA-RATA 0,463 SANGAT RENDAH IKFD
ANALISIS IKFD PROXY KEMAMPUAN KEUDA MENANGANI KEMISKINAN
3 PROV. LAMPUNG 0,59 SEDANG IKFD
3.1. Kab. Lampting 0,912 SEDANG IKFD
3.2. Kab. Lampteng 1,223 TINGGI IKFD
3.3. Kab. Lamput 0,981 SEDANG IKFD
3.4. Kab. Lampsel 1,071 SEDANG IKFD
3.5. Kab. Lampbar 0,557 RENDAH IKFD
3.6. Kab. Pringsewu 0,563 RENDAH IKFD
3.7. Kab. Tanggamus 0,84 SEDANG IKFD
3.8. Kab. Pesisir Barat 0,426 SANGAT RENDAH IKFD
3.9. Kab. Tulang Bawang 0,617 RENDAH IKFD
3.10. Kab. Way Kanan 0,703 RENDAH IKFD
3.11. Kab. Pesawaran 0,609 RENDAH IKFD
3.12 Kab. Mesuji 0,491 SANGAT RENDAH IKFD
3.13. Kab. Tulang Bawbar 0,48 SANGAT RENDAH IKFD
3.14. Kota Metro 0,577 RENDAH IKFD
3.15. Kota Bandar Lampung 2,275 SANGAT TINGGI IKFD
4 PROV. JABAR 13,39 SANGAT TINGGI 2,86 SANGAT TINGGI IKFD
5 PROVINSI SUMUT NA NA 0,945 SEDANG IKFD
6 PROVINSI SUMBAR NA NA 0,455 SEDANG IKFD
7 PROVINSI KEPRI NA NA 0,386 RENDAH IKFD
Sumber : PMK Nomor 119/PMK.07/2017; PMK Nomor 107/PMK.07/2018 dan PMK Nomor 126/PMK.07/2019.
KF=((PAD+DBH+DAU+LLPYS)-BP)/PENDUDUK MISKIN; KF JABAR =47403441/3,54=13,39.
Jika menggunakan PMK KFD=Y-(Ydiearmaked+Belanja)=2,86; * Rasio Rata-Rata Ruang Fiskal se Jateng.
ANALISIS KAPASITAS FISKAL DAERAH SEBAGAI PROXY KEMAMPUAN KEUDA PENANGANAN PENDUDUK MISKIN
INDEKS KAPASITAS FISKAL DAERAH (IKFD) KESEHATAN FISKAL
Prov/Kab/Kota/Wilayah
No. 2018 2019 2018
Timur dan Tengah ∆IKFD
N2018 KIKFD18 N2019 IKFD19 Nilai Kategori
1 BALI 0,702 SEDANG 0,61 SEDANG -0,092
1.1. Kab. Buleleng 1,473 TINGGI 1,789 TINGGI 0,316
1.2. Kab. Jembrana 0,812 SEDANG 0,772 SEDANG -0,04
1.3. Kab. Klungkung 0,715 SEDANG 0,763 SEDANG 0,048
1.4. Kab. Gianyar 1,253 TINGGI 1,655 TINGGI 0,402
1.5. Kab. Karangasam 0,961 TINGGI 1,089 TINGGI 0,128
1.6. Kab. Bangli 0,556 RENDAH 0,658 RENDAH 0,102
1.7. Kab. Badung 5,628 SANGAT TINGGI 8,422 SANGAT TINGGI 2,794
1.8. Kab. Tabanan 1,082 TINGGI 1,237 TINGGI 0,155
1.9 Kota Denpasar 2,011 TINGGI 1,67 TINGGI -0,341
2 MALUKU UTARA 0,252 SANGAT RENDAH na
2.1. Kota Ternate 0,708 RENDAH na
2.2. Kota Tidore Kepulauan 0,478 SANGAT RENDAH na
2.3. Kab. Halut 0,597 RENDAH na
2.4. Kab. Halsel 0,936 SEDANG na
2.5. Kab. Haltim 0,499 SANGAT RENDAH na
2.6. Kab. Halbar 0,433 SANGAT RENDAH na
2.7. Kab. Halteng 0,697 RENDAH na
2.8. Kab. Pulau Morotai 0,559 RENDAH na
2.9. Kab. Kep. Sula 0,461 SANGAT RENDAH na
2.10 Kab. Pulau Taliabu 0,528 RENDAH na
3 PAPUA RF=2018 Rp 40,43T (71,28%); 2019 Rp 32,58T (64,74%) KP 2018 Rp 25,20; 2019 Rp 20,82T
4 SULUT RUANG FISKAL 2019 IKFD 2019 KP (Jt Rp) ∑ Miskin RF SULUT=43%; RF AGG 2019 SULUT=40%
4.1. Kab. Bolmong 33 TERENDAH 0,57 RENDAH 15.115 19.050
4.2. Kab. Minahasa 28 TERENDAH 0,45 SANGAT RENDAH 11.909 26.340
4.3. Kab. Kep. Sangihe 26 TERENDAH 0,64 RENDAH 17.078 15.380
4.4. Kota Bitung 49 0,96 SEDANG 25418 14.000
4.5. Kota Manado 47 0,92 SEDANG 24.444 23.390
4.6. Kab. Kep. Talaud 44 1,4 TINGGI 37.183 8.840
4.7. Kab. Minsel 29 TERENDAH 0,41 SANGAT RENDAH 10.830 20.260
4.8. Kota Tomohon 54 1,02 SEDANG 27.097 6.690
4.9. Kab. Minut 44 0,86 SEDANG 22.731 14.930
4.10. Kota Kotamobagu 48 1,32 TINGGI 34.962 7.280
4.11. Kab. Mitra 36 TERENDAH 0,62 RENDAH 16.566 15.570
4.12. Kab. Bomut 39 1,3 TINGGI 34.445 6.950
5 SULTENG IKFD 0,3 RENDAH na 55 KURANG
5.1 Kota Palu 1,2 TINGGI 2,26 SANGAT TINGGI 1,06 51 KURANG
5.2 Kab. Donggala 0,39 RENDAH 0,79 SEDANG 0,4 47 KURANG
5.3. Kab. Sigi 0,8 SEDANG 1,48 TINGGI 0,68 39 SANGAT KURANG
5.4 Kab. Tolitoli 0,66 RENDAH 0,66 SEDANG 0 39 SANGAT KURANG
5.5 Kab. Buol 0,91 SEDANG 0,76 SEDANG -0,15 74 BAGUS
5.6 Kab. Parigi Moutong 0,37 RENDAH 0,44 RENDAH 0,07 51 KURANG
5.7 Kab. Poso 0,66 SEDANG 0,54 SEDANG -0,12 62 CUKUP
5.8 Kab. Morowali 1,94 TINGGI 1,49 TINGGI -0,45 47 KURANG
5.9 Kab. Morowali Utara 1,34 TINGGI 1,1 TINGGI -0,24 50 KURANG
5.10 Kab. Tojo Una-Una 1,09 TINGGI 0,73 SEDANG -0,36 54 KURANG
5.11 Kab. Banggai 1,08 TINGGI 1,15 TINGGI 0,07 43 KURANG
5.12 Kab. Bangkep 1,1 TINGGI 0,98 SEDANG -0,12 51 KURANG
5.13 Kab. Banggai Laut 1,44 TINGGI 1,45 TINGGI 0,01 54 KURANG
6. SULSEL=40,66 RUANG FISKAL (RF) IKFD RF SULSEL 2018=16,57T; 2019=19,93T
6.1. Kota Makassar 52,54 4,236 SANGAT TINGGI
6.2. Kabupaten Luwu Tiimur 60,5 1,299 TINGGI
6.3. Kota Parepare 43,5 0,76 SEDANG
6.4. Kab. Wajo 38,84 0,849 SEDANG
6.5. Kab. Tator 44,34 0,755 SEDANG
6.6. Kab. Pangkep 44,28 0,86 SEDANG
6.7. Kab. Maros na 0,908 SEDANG
6.8. Kab. Lutra 51,47 0,864 SEDANG
6.9. Kab. Gowa na 0,98 SEDANG
6.10 Kab. Bulukumba na 0,811 SEDANG
6.11. Kab. Bone 41,56 1,001 SEDANG
6.12. Kab. Torut na 0,696 RENDAH
6.13. Kab. Takalar na 0,547 RENDAH
6.14. Kab. Sopeng 35 0,627 RENDAH
6.15. Kab. Sidrap 34,22 0,674 RENDAH
6.16. Kab.Sinjai na 0,551 RENDAH
6.17. Kab. Pinrang na 0,648 RENDAH
6.18. Kab. Palopo na 0,661 RENDAH
6.19. Kab. Luwu 42,83 0,704 RENDAH
6.20. Kab. Enrenkang 38,83 0,611 RENDAH
6.21 Kab. Jeneponto 34,09 0,68 RENDAH
6.22. Kab. Bantaeng 43,24 a RENDAH
6.23. Kab. Kepulauan Selayar na 0,504 SANGAT RENDAH
6.24. Kab. Barru na 0,506 SANGAT RENDAH
7. KALSEL RUANG FISKAL 15,79T
7.1 Kota Banjarmasin 0,876 SEDANG
7.2. Kab. Barito Kuala 0,755 SEDANG
7.3. Kab. Hulu Sungai Selatan 0,771 SEDANG
7.4. Kab. Hulu Sungai Utara 0,799 SEDANG
7.5. Kota Kotabaru 1,02 SEDANG
7.6. Kab. Tabalong 1,034 SEDANG
7.7. Kab. Tanah Laut 0,933 SEDANG
7.8. Kab. Taping 0,97 SEDANG
7.9. Kota Banjar Baru 0,942 SEDANG
7.10 Kab. Hulu Sungai Tengah 0,691 RENDAH
7.11. Kab. Balangan 1,241 TINGGI
7.12. Kab. Tanah Bumbu 1,399 TINGGI
7.13. Kab. Banjar 0,876 SEDANG
8. KALTIM IKFD=1,226 TINGGI KAPASITAS FISKAL 7,83T

9. Papua Barat 0,466 SANGAT RENDAH KFi KATEGORI KESEHATAN FISKAL (KFi)
9.1. Kab. Fakfak 0,736 RENDAH 0,16 BURUK
9.2. Kab. Manokwari 0,31 SANGAT RENDAH 0,25 BURUK
9.3. Kab. Sorong 0,457 SANGAT RENDAH 0,27 CUKUP
9.4. Kota Sorong 0,273 SANGAT RENDAH 0,29 CUKUP
9.5. Kab. Raja Ampat 1,638 TINGGI 0,2 BURUK
9.6. Kab. Sorong Selatan 1,093 TINGGI 0,19 BURUK
9.7 Kab. Teluk Bintuni 1,325 TINGGI 0,68 BAIK
9.8. Kab. Teluk Wondama 0,921 RENDAH 0,25 BURUK
9.9. Kab. Kaimana 1,443 TINGGI 0,57 BAIK
9.10 Kab. Maybrat 0,732 RENDAH 0,28 CUKUP
9.11. Kab. Tambrauw 2,53 SANGAT TINGGI 0,36 CUKUP
9.12. Kab. Manokwari Selatan 1,216 TINGGI 0,49 CUKUP
9.13 Kab. Pegunungan Arfak 0,858 RENDAH 0,39 CUKUP
Sumber : KFR Tahun 2019 masing-masing provinsi rujukan.
Diolah berdasarkan PMK Nomor 107/PMK.07/2018 dan PMK Nomor 126/PMK.07/2019, data diolah penulis bersumber dari KFR Tahun 2019 masing-masing provinsi.
Ketidakpercayaan fiskal (fiscal distrust);
Tekanan fiskal (fiscal stress);
Badai fiskal (fiscal storm)
Shamsub dan Akoto (2004), ada tiga kelompok fiscal stress :
1. Terjadi sebagai konsekuensi siklus ekonomi akibat pertumbuhan
ekonomi menurun;
2. Terjadi karena tidak adanya insentif bisnis adanya kemunduran
industri;
3. Terjadi karena tekanan pada fungsi politik dan faktor-faktor
keuangan yang tidak terkontrol sebagai akibat dari berpuas diri
dari apa yang sudah tercapai tanpa mendalami adanya fenomena
pembangunan.

Dampak Covid Terhadap Ekonomi Unggulan Daerah

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Dampak Covid Terhadap Ekonomi Unggulan Daerah

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

KEMENTERIANKEUANGAN

DAMPAK COVID-19 TERHADAP SEKTOR UNGGULAN

Moh. Ahlis Djirimu

1 Pandemi COVID-19: Dampak Pembangunan Sektor Unggulan

Keuangan Daerah dan Pembangunan Daerah dan Desa

Orang yang Dites Per Hari Wilayah Indonesia dengan Kasus

Tren kasus Covid-19 masih meningkat.

Eskalasi infeksi dan korban jiwa

dan potensi gangguan

Kebijakan Keuangan Negara Kebijakan Sektor Keuangan

Antisipasi Dampak Terhadap Produksi Sektor Strategis Perekonomian Indonesia

Jasa Pariwisata (termasuk hotel, restoran, dan transportasi)

Infokom Perdagangan (didominasi ritel informal & UMKM)

Dampak Covid ke Penawaran Pertanian (pangan & perkebunan)

Potensi Pengangguran Tingkat Pengangguran Terbuka

5.94 6.18 5.18

Juta orang Penganggur Juta orang Penganggur

Base Berat Sangat Berat

trajectory has 6× …with increased

been remarkable …leading gross national life expectancy

Spend more on infrastructure Central and local governments work

Sumber : Arief Anshory Yusuf, Tahun 2020.

Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah.

Pertumbuhan Ekonomi (%) provinsi

Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah.

SEKTOR PERTANIAN (%) provinsi mengalami kontraksi

Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah.

Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah.

-0.9 -0.8 -2.73

-11.29 -10.3 -11.01

Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah.

Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah.

8 9.87 7.05 7.45

-10 -1.42 -6.04

Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah.

Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah.

Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah.

Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah.

PENGELUARAN PEMERINTAH (%)

Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah.

TW1 2020 - TW1 2019

Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah.

PMTB (%) hanya Kalsel dan Malut

Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah.

Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah.

Sumber : BPS Tahun 2020, data diolah.

% Tingkat Pengangguran Terbuka cenderung perlahan-lahan

Jan 20 Feb 20 Mrt 20 Apr 20 Mei 20

Sumber : http://www.djpk.kemenkeu.go.id; data realisasi per 2 Juni 2020, data diolah.

b. Ministerial Spending 56.2 Expenditure 89.6

Nett -88.2 BALI & NUSRA IDR tn a. Transfer to Region 71.7

a. Tax 884.9 Revenue 15.5 b. Ministerial Spending 17.9

b. Custom & Excise 161.6 a. Tax 11.7 Nett -71.3

c. Non Tax Revenue 96.6 b. Custom & Excise 1.5

Expenditure 302.8 c. Non Tax Revenue 2.3

a. Transfer to Region 201.8 Expenditure 56.4

Source: Ministry of Finance, 2017.

Strategic Review Functional

Strategic Review Spending

Sumber : Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Kemenkeu R.I, data diolah.

2013* 594.598 42.513 8.131 - 50.643 9% 18.577

2014 638.049 8.455 10.230 - 18.685 3% 8.335

2015 647.310 3.893 3.053 1.971 8.917 1% 4.719