Anda di halaman 1dari 28

Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Perekonomian

Daerah

Prof. Candra Fajri Ananda, Ph.D


Staf Khusus Kementerian Keuangan RI 1
OUTLINE

Perkembangan Ekonomi global dan


Domestik

Dampak COVID-19 Terhadap


Perekonomian Daerah

Respon Kebijakan Pemulihan Ekonomi


Daerah
PERKEMBANGAN KASUS COVID-19 DUNIA
Indonesia menempati peringkat pertama berdasarkan jumlah kasus di Asia Tenggara

UK
Populasi: 67 juta Jerman
Populasi: 83 juta

China US
Populasi:1,4 miliar Populasi: 330 juta
Prancis
Jepang Populasi: 65 juta Italia
Populasi:126 juta Populasi: 60 juta

India Malaysia
Populasi: Populasi: 32 juta
1,38 miliar

Indonesia
Populasi: 273 juta
Brazil
Populasi: 212 juta

Australia Afrika Selatan


Populasi: 25 juta Populasi: 59 juta

3
Sumber: Worldometer, diolah
PERKEMBANGAN KASUS COVID-19 INDONESIA
Hingga 21 Juni 2020, terdapat 45 ribu kasus positif di Indonesia yang menyebar di 34 Provinsi
Perbandingan Kasus Sembuh dan Meninggal
Sembuh Meninggal
DKI Jakarta
Jawa Timur
Sulawesi Selatan
Jawa Barat
Jawa Tengah
Sumatera Selatan
Nusa Tenggara Barat
Bali
Banten
Sumatera Barat
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Papua
Kalimantan Tengah
Sumatera Utara
DI Yogyakarta
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Barat
Kep. Riau
Maluku
Penambahan Jumlah Kasus 1000
Kalimantan Utara
Positif Kumulatif Positif Hari Ini Sulawesi Utara
10000
Gorontalo
800
8000 Sulawesi Tengah
600 Lampung
6000 Papua Barat
4000 400 Riau
Kep. Bangka Belitung
2000 200 Sulawesi Barat
Bengkulu
0 0 Maluku Utara
Jambi
Nusa Tenggara Timur
Aceh

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

4
Sumber: Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah, kawalcovid, diolah
Perkembangan Ekonomi Global dan
Domestik

5
PEREKONOMIAN GLOBAL MENGALAMI KONTRAKSI SANGAT DALAM
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q1-2020 (yoy) relatif masih lebih baik dibandingkan negara yang lain

UK
GDP: -1,60% Jerman
China GDP: -2,30%
GDP: -6,8% Jepang
GDP: -1,70%
India US
GDP: 3,1% GDP: 0,3% Prancis
GDP: -5,4%
Italia
Indonesia
GDP: -5,45%
GDP: 2,97%
Singapura
GDP: -0,7%
Australia Brazil
GDP: 1,4% GDP: -0,25% Afsel
GDP: -0,40%

Pertumbuhan PDB Negara-Negara (%, yoy)


10 7,5
6,9 6,4 6,8
5,1 5,1
5 2,9 2,7 2,8 2,97 3,8 4,8
2,6 2,4 1,7
0,3 1,4 1,3 1,3 1,0
0
AS Eropa Perancis Tiongkok Korsel Indonesia Vietnam Singapura
-5
-3,3 -2,2
-5,4
-10 -6,8 Q1-2018 Q2-2018 Q3-2018 Q4-2018 Q1-2019
Q2-2019 Q3-2019 Q4-2019 Q1-2020

Sumber: Bloomberg, diolah 6


PEREKONOMIAN DUNIA DIPROYEKSI AKAN MENGALAMI KONTRAKSI SANGAT DALAM DI 2020
Proyeksi ekonomi dunia dipangkas signifikan dalam waktu singkat akibat pandemi COVID-19

IMF OECD World Bank


2020 2021 2020 2021 2020 2021
Januari Maret Januari
Outlook 3.3 3.4 Outlook 2.4 3.3 Outlook 2.5 2.6
-1,1% -2,2% -1,9% -3,0%
Juni Juni -7.6* 2.8* s.d Juni
Outlook -4.9 5.4 Outlook
s.d. -6.0 5.2 Outlook -5.2 4.2

*) Double hit scenario OECD mengasumsikan terjadi second Sumber: IMF, OECD, World Bank
wave di tahun 2020

Beberapa Risiko yg dapat • Second Wave COVID-19


mempengaruhi outlook ke • Tensi geopolitik internasional, termasuk AS-Tiongkok
depan • Tensi politik domestik & social unrest di AS

7
DAMPAK COVID-19 TERHADAP BEBERAPA ASPEK KEHIDUPAN

KESEHATAN SOSIAL EKONOMI KEUANGAN

Penyebaran COVID-19 Langkah untuk flattening Kinerja ekonomi Volatilitas sektor


yang mudah, cepat, the curve memiliki menurun tajam: keuangan muncul seiring
dan luas menciptakan konsekuensi pada: konsumsi terganggu, turunnya investor
krisis kesehatan berhentinya aktivitas investasi terhambat, confidence dan terjadinya
dengan belum ekonomi yang menyerap ekspor-impor flight to quality
ditemukannya vaksin, tenaga kerja di berbagai terkontraksi. Sektor keuangan juga
obat, serta sektor, tak terkecuali Pertumbuhan ekonomi terdampak karena
keterbatasan alat dan sektor-sektor informal. melambat/menurun penurunan kinerja sektor
tenaga medis. tajam riil; NPL, profitabilitas dan
solvabilitas perusahaan
mengalami tekanan.
8
DAMPAK COVID-19 TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
Adanya potensi meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan

Pemutusan
Pertumbuhan Masyarakat
hubungan kerja
ekonomi Miskin
& pengangguran

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 Potensi dampak sosial penurunan pertumbuhan
(juta orang)

Sebelum COVID-19 5,3% Kemiskinan


+3,02 s.d. +5,71
(APBN 2020)

Sesudah COVID-19 -0,4% s.d. 1,0% Pengangguran


+4,03 s.d. +5,23
Sumber: KEM PPKF 2021

• Eskalasi COVID-19 dan perlambatan ekonomi yang tajam harus dimitigasi dampaknya pada kesejahteraan masyarakat – melalui
kebijakan extraordinary
• Dengan berbagai langkah extraordinary, Pemerintah berupaya menjaga agar pertumbuhan dan dampak kesejahteraan tidak
menuju skenario sangat berat 9
Dampak COVID-19 Terhadap Perekonomian
Daerah

10
AKTIVITAS EKONOMI DOMESTIK MENGALAMI PENURUNAN
Namun, pada bulan Juni mulai terjadi peningkatan aktivitas di pulau Jawa

Juni

April Mei

Sumber: Prospera 11
PERTUMBUHAN EKONOMI SPASIAL
Wilayah Jawa dan Sumatera Mendominasi Struktur Ekonomi pada Triwulan I-2020

Kalimantan 2,49%
Sulawesi 3,83%
Share PDB 8,12%
Share PDB 6,19%

Sumatera 3,25% Maluku & Papua 2,85%


Share PDB 21,40% Share PDB 2,20%

Jawa 3,42% Bali & Nusa Tenggara 0,94%


Share PDB 59,14% Share PDB 2,95%
Sumber: BPS

 Wilayah Jawa Sumatera, dan Sulawesi mampu tumbuh di atas pertumbuhan perekonomian nasional
 Wilayah Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua tumbuh di bawah pertumbuhan perekonomian nasional
 Wilayah Bali dan Nusa Tenggara mengalami penurunan yang cukup tajam, yaitu hanya tumbuh 0,94 persen. Provinsi Bali mengalami kontraksi
pertumbuhan akibat penurunan aktivitas pariwisata yang merupakan sumber utama ekonomi.
 Wilayah Maluku dan Papua mampu tumbuh positif pada Q1 2020 setelah mengalami kontraksi negatif dalam beberapa kuartal terakhir.
Perekonomian di Papua Barat ditopang oleh produksi LNG Tangguh yang mulai berproduksi kembali di awal tahun 2020 setelah sempat
terhenti di tahun 2019. 12
DI TENGAH COVID-19, REALISASI INVESTASI MASIH MENINGKAT
Realisasi Investasi Berdasarkan Provinsi Masih Didominasi Jawa

Realisasi investasi
masih didominasi
wilayah Indonesia
bagian barat
#5 Riau
Rp.12,8 T (6,0%)
Share investasi
#2 JawaBarat wilayah Jawa
#3 DKI Jakarta Rp.29,9 T (14,2%) mencapai 51,4%,
Rp.20,1T (9,6%)
Luar Jawa 48,6%.

#1 JawaTimur
Rp.34,1 T (14,9%)
Terjadi peningkatan
#4 JawaTengah investasi secara
Rp.19,3T (9,1%)
Sumber: BKPM signifikan
dibeberapa daerah,
seperti Maluku
(peningkatan
Secara total, realisasi investasi triwulan I mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 303.085 investasi
pengolahan nikel)
orang meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (Triwulan I 2019: 235.401 dan Sulawesi
12
orang) Tenggara.
DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP TENAGA KERJA
Ada 1,7 juta pekerja yang sudah tervalidasi mengalami PHK dan dirumahkan selama pandemi COVID-19

Korban PHK Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Korban PHK
32%
22%
61,3% 38,7% 15% 13%
9% 9%

Tenaga Usaha Tenaga Tenaga tata Tenaga produksi, Tenaga Tenaga usaha
Jasa profesional, usaha dan yang Operator alat- kepemimpinan penjualan
teknisi dan yang sejenis alat angkutan dan
sejenis dan pekerja ketatalaksanaan
kasar

Tingkat Pendidikan Korban PHK


Korban PHK Berdasarkan Lapangan Pekerjaan

52% Tamat SLTA/Sederajat


24% 15%
Tamat Perdagangan, Rumah Indsutri Pengolahan
30% PT (D4/S1) Makan, Akomodasi

14%
11% Tamat Diploma 17% Transportasi, Komunikasi,
Jasa Kemasyarakatan
pergudangan
Sumber: LIPI, 2020
EVALUASI APBD
Terjadi permasalahan dan tantangan di sisi penerimaan di daerah

1 Bergantung Dana 2 Pertumbuhan PDRD Belum


Rata-Rata Kontribusi Penerimaan APBD Perimbangan Optimal
2010-2019 Selama 10 tahun terakhir, Selama periode 2010-2017, laju
pendapatan APBD Kabupaten dan pertumbuhan PDRD belum sebanding
Kota masih bertumpu pada Dana dengan pertumbuhan PDRB, hal tersebut
PAD Dana Perimbangan Lain-Lain Pendapatan
Perimbangan (72% untuk menunjukkan bahwa Pemda belum
kabupaten, 59% untuk kota). mampu.

4 Administrasi PDRD Belum


3 Sumber Penerimaan
Optimal
Kota 23% 59% 18%
Organisasi Pemda yang belum
Cakupan dan basis perpajakan dimodernisasi sesuai dengan
daerah masih sempit fungsi/proses bisnis pemungutan
perpajakan
Kabupaten 10% 72% 18%
5 Pelaksanaan Anggaran 6 Pengelolaan SiLPA Belum
Menumpuk di Akhir Tahun Optimal

Pelaksanaan kegiatan cenderung


Provinsi 49% 38% 13% SiLPA yang disimpan di perbankan relatif
menumpuk di akhir tahun, sehingga
menumpuk dan hanya menghasilkan
anggaran yang dialokasikan tidak
pendapatan bunga
bisa digunakan dan disimpan di bank
EVALUASI APBD
Permasalahan dan tantangan secara umum di sisi belanja

Belanja
Belanja Pegawai Belanja Modal
Barang/Jasa

• Jumlah PNSD cenderung • Peningkatan belanja barang / • Proporsi yang relatif kecil dan tidak
turun, namun belanja pegawai jasa lebih tinggi dibandingkan seluruhnya bersifat langsung untuk
meningkat  pemberian dengan belanja modal dan pengadaan sarana publik
tunjangan tambahan yang pegawai dalam 10 tahun • Standar biaya untuk belanja modal
belum berbasis kinerja dan terakhir masih beragam
jumlah tim yang relatif banyak • Variabel pembentuk antara • Pelaksanaan sering terkendala
• Pemberdayaan PNSD yang lain tingginya frekuensi dan teknis seperti gagal lelang, bencana
belum optimal dalam satuan biaya perjadin serta alam, pembebasan lahan sehingga
mendukung layanan publik biaya konsinyering belum optimal dalam realisasi

Belanja per Fungsi


1. Terdapat daerah yang belum memenuhi mandatory belanja kesehatan dan Pendidikan
2. Daerah cenderung mengandalkan pendanaan Pendidikan dan kesehatan dari DAK
3. Sebagian daerah yang telah atau merasa memiliki fasilitas Pendidikan dan kesehatan cenderung
mengalokasikan anggaran pendidikan dan kesehatan lebih rendah dari yang ditetapkan dalam mandatory.
Respon Kebijakan Pemulihan
Ekonomi Daerah

17
MENJAGA INDIKATOR KESEJAHTERAAN DAERAH
Gini Ratio
Tertinggi: 0,423 (DI Yogyakarta) Tantangan
Terendah: 0,269 (Bangka Belitung)
Rata-Rata Nasional: 0,350 Ketimpangan Antar Daerah
Kemiskinan
Tertinggi: 26,55% (Papua)
Terendah: 3,42% (DKI Jakarta)
Rata-Rata Nasional: 10,23%
Arah Kebijakan
Pendidikan (Lama Sekolah)
Pemerataan Sinergi Pusat -
Tertinggi: 10,7 tahun (DKI Jakarta) Pembangunan Daerah
Terendah: 5,99 tahun (Papua)
Rata-Rata Nasional: 8,54 tahun

Indeks Pembangunan Manusia


Tertinggi: 80,76 (DKI Jakarta) Tujuan
Terendah: 60,84 (Papua)
Rata-Rata Nasional: 71,04 Pemerataan Kesejahteraan

18
PROGRAM PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL (PEN)

PP 23/2020 Prinsip PEN

Program PEN bertujuan  Asas keadilan sosial


melindungi, mempertahankan,  Sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
dan meningkatkan kemampuan  Mendukung Pelaku Usaha
ekonomi Pelaku Usaha dalam  Menerapkan kaidah kebijakan: kehati-
menjalankan usahanya hatian, tata kelola yang baik, transparan,
akseleratif, adil, dan akuntabel
 Tidak menimbulkan moral hazard
 Pembagian biaya dan risiko antar
pemangku kepentingan sesuai tugas dan
kewenangan masing-masing

PEN dilakukan melalui


 Penyertaan Modal Negara (PMN)
 Penempatan Dana
 Investasi Pemerintah Pasal 4
 Penjaminan
 Belanja Negara Pasal 5 19
BIAYA PENANGANAN COVID-19
Untuk menangani kesehatan, perlindungan sosial, dan dukungan UMKM, dunia usaha, dan Pemda

BIAYA PENANGANAN COVID-19


(Rp695,20 T)
Kesehatan Perlindungan Sosial Sektoral K/L, Pemda
Rp87,55 T Rp203,90T Rp106,11T

UMKM Pembiayaan Korporasi Insentif Usaha


Rp123,46 T Rp53,57 T Rp120,61 T

20
BIAYA PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL (PEN)
(yaitu BIAYA PENANGANAN COVID-19 tanpa memasukkan biaya kesehatan)

Biaya
Demand Side Pemulihan Ekonomi Nasional Supply Side
Rp205,20 T Rp607,65 T* Rp402,45 T
Rumah Tangga Ultra Mikro dan UMKM
PKH Subsidi Bunga, Penempatan Dana untuk Restru UMKM,
123,46T
Sembako Belanja IJP, Penjaminan untuk Modal Kerja (Stop Loss), PPh
Bansos Jabodetabek Final UMKM DTP, Pembiayaan Investasi melalui LPDB KUMKM
Bansos Non-Jabodetabek
Rp205,2T Korporasi
Pra Kerja
Diskon Listrik Penempatan Dana untuk Restru Padat Karya, PMN dan Surat
Logistik/Pangan/Sembako Utang ke PPA, PPh 21 DTP, Pembebasan PPh 22 Impor,
BLT Dana Desa Pengurangan Angsuran PPh 25, Pengembalian Pendahuluan
169,97T
Insentif Perumahan Bagi MBR PPN, Penurunan Tarif PPh Badan, Stimulus Perpajakan
Lainnya, Cadangan DAK Fisik, Program Padat Karya K/L,
Insentif Tiket untuk 10 Destinasi Pariwisata, Hibah
Pariwisata, Kompensasi Pajak Hotel/Restoran

BUMN** 35,15T
PMN dan Pinjaman

Pemerintah Daerah 15,00T


DID Pemulihan Ekonomi, Pemberian Pinjaman ke Daerah
*finalisasi besaran pada revisi perpres 54/2020
**tidak termasuk kompensasi BUMN sebagai sebagai konsekuensi
Cadangan Perluasan 58,87
kewajiban Pemerintah sebelumnya 21
DUKUNGAN APBN UNTUK PEMULIHAN EKONOMI DI DAERAH
Total dukungan untuk Pemerintah Daerah adalah sekitar Rp15 T

Penyiapan tambahan dukungan berupa Dana Insentif Daerah (DID) untuk


mendukung percepatan pemulihan perekonomian di daerah, salah satunya melalui
dukungan kepada industri kecil, UMKM, dan koperasi.

Penyediaan fasilitas pinjaman kepada Pemerintah Daerah untuk mendukung


upaya Pemda dalam mempercepat proses pemulihan ekonomi di daerah.

Penggunaan cadangan DAK fisik untuk program pembangunan fisik (antara lain
untuk pemukiman dan perumahan, serta pertanian) dengan metode swakelola , padat karya,
tenaga lokal, dan selesai dalam kurun waktu 3 s.d 4 bulan.

22
ARAH PENANGANAN COVID-19 DI DAERAH
Untuk menangani kesehatan, perlindungan sosial, dan dukungan UMKM, dunia usaha, dan Pemda

Fokus Kebijakan
Kondisi 2020 • Upaya Pemulihan Ekonomi:
 Pembangunan infra aksesibilitas & konektivitas kawasan sentra
Selaian dampak kesehatan dan pertumbuhan ekonomi.
pelemahan ekonomi, Covid-19  Pembangunan & perbaikan fasilitas layanan sektor tertentu dengan
berdampak signifikan dalam karakteristik penciptaan lapangan kerja,
pelaksanaan APBD 2020:  Perbaikan sistem pelayanan investasi daerah.
• Volume APBD turun signifikan, di  Melanjutkan beberapa program DAK Prioritas yg ditunda di 2020.
mana belanja APBD secara • Sinergi TKDD dan K/L dalam Human Capital Development (Pendidikan,
nasional turun hingga 30% (setara Kesehatan):
Rp383 T)  Pengetatan mandatory spending DTU utk Pendidikan dan
• Penanganan kesehatan dan Kesehatan.
peningkatan bansos untuk social  Dukungan untuk program merdeka belajar.
safety net menyebabkan realokasi  Peningkatan kemampuan pelayanan RS dan FKTP.
belanja daerah secara besar- • Peningkatan Belanja Infrastruktur Daerah
besaran  Pemanfaatan creative financing, seperti pinjaman daerah,
• Program2 pembangunan fisik penerbitan Obligasi Daerah dan/atau KPBU.
hampir 50% ditunda atau  Pembangunan infrastruktur melalui mekanisme kerja sama antar
dibatalkan Daerah.
 Dukungan TKDD untuk pelaksanaan creative financing melalui
skema pendanaan terintegrasi (integrated funding). 23
PENGUATAN FUNGSI DANA TRANSFER UMUM
DTU untuk meningkatkan layanan dasar public dan mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi

 DANA ALOKASI UMUM


Pengalokasian pagu DAU nasional dalam APBN bersifat dinamis sesuai dengan kondisi keuangan negara.
Refocusing mandatory spending yang semula sebesar 25% khususnya dari DAU digunakan untuk pendanaan belanja infrastruktur, sebesar
15% untuk mendukung pendanaan program pemulihan ekonomi daerah antara lain dengan memberikan stimulus perekonomian daerah
dan upaya mempertahankan daya beli masyarakat diantaranya melalui kegiatan produktif yang menyerap tenaga kerja, dukungan terhadap
UMKM, pemberdayaan ekonomi masyarakat, insentif fiskal dan kemudahan perijinan bagi pelaku usaha, social safety net, dan sebagainya.

 Dana Bagi Hasil


• Menyalurkan DBH berdasarkan realisasi penerimaan negara sesuai dengan kondisi keuangan negara,
• Menyalurkan DBH secara triwulanan dengan mendistribusikan jenis DBH ditiap bulannya dalam rangka membantu cash flow APBD,
• Penyaluran DBH akan dilakukan dengan mempertimbangkan kinerja Pemda dalam mendukung optimalisasi penerimaan negara,
pemeliharaan lingkungan, serta penanggulangan dampak Covid-19.
• Mempercepat penyelesaian KB DBH yang memperhitungkan lebih bayar DBH dalam roadmap tiga tahun (tahun kedua 2021) dengan
memperhatikan kondisi keuangan negara

 DANA INSENTIF DAERAH


• Menyempurnakan formula penghitungan alokasi DID yang memperhitungkan dan mengaitkan langsung jumlah alokasi dana dengan
kinerja keluaran, hasil dan dampak nyata yang dihasilkan dari kebijakan, inisiatif, inovasi, kreativitas, dan capaian keunggulan
pemerintah daerah
• Penggunaan DID diarahkan untuk penguatan layanan kesehatan, jaminan sosial, dukungan terhadap UMKM dan pemulihan
ekonomi serta penciptaan lapangan kerja.
PENGUATAN FUNGSI DANA TRANSFER UMUM… (2)
DTU untuk meningkatkan layanan dasar public dan mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi

 OTONOMI KHUSUS DAN DANA TAMBAHAN INFRASTRUKTUR


• Peningkatan akuntabilitas melalui penyaluran berdasarkan kinerja penyerapan dana dan kinerja output pelaksanaan;
• Refocusing penggunaan Dana Otsus dan DTI untuk penguatan layanan kesehatan, jaminan sosial, serta dukungan terhadap UMKM
masyarakat Papua, Papua Barat, dan Aceh

 DANA KEISTIMEWAAN DIY


• Memperkuat koordinasi, kerjasama dan kemitraan antara Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Pemerintah
Kabupaten/Kota dan K/L dalam perencanaan, pengalokasian, penganggaran, penyaluran, pelaporan, pemantauan, pengendalian dan
evaluasi pemanfaatan dana;
• Penggunaan Dana Keistimewaan DIY diarahkan untuk untuk penguatan layanan kesehatan, jaminan sosial, dukungan terhadap
UMKM dan pemulihan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja

 DANA DESA
• Penyempurnaan formula Dana Desa dengan melalui penyesuaian porsi dan metode perhitungan Alokasi Dasar (AD), Alokasi
Formula (AF), Alokasi Afirmasi (AA) serta penguatan Alokasi Kinerja (AK) untuk mendorong kinerja desa termasuk dalam
meningkatkan produktivitas dan mendorong transformasi ekonomi desa
• Mengoptimalkan pemanfaatan dana desa untuk mendorong transformasi ekonomi desa/kampung terpadu melalui
pengembangan desa wisata, desa digital, pengembangan produk unggulan desa, dan peningkatan kapasitas dan peran Badan Usaha
Milik Desa (BUM Desa)/ BUM Desa Bersama
PENGUATAN FUNGSI DANA TRANSFER KHUSUS
Sinergitas dan harmonisasi program dalam mendukung pemulihan ekonomi dan pembangunan SDM

 Reformasi Pengelolaan Dana Transfer Khusus


• Berbasis program agar terjadi sinergi yang kuat antar bidang dan antara belanja K/L dengan DTK, utamanya untuk DAK yang
besifat penugasan, misal program penguatan ketahanan pangan, program penanganan stunting, program penyediaan
infrastruktur berkelanjutan.
• Penganggaran DTK berbasis medium term planning, agar sinergis dan berkelanjutan:
 Berbasis kinerja  capaian tahun n-1 menjadi salah satu dasar pengalokasian dan target yang tegas untuk setiap
tahunnya;
 Peningkatan monitoring.
• DTK (dan Hibah) dapat menjadi insentif bagi pelaksanaan creative financing (pinjaman, obligasi daerah, KPBU, kerjasama antar
daerah)  Integrated Funding

 Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Pembangunan SDM


• Pembangunan dan/atau perbaikan jalan pada jalur penghubung utama arus distribusi logistik dan fasilitas pendukung
pariwisata.
• Mendukung peningkatan investasi di daerah melalui dukungan operasionalisasi sistem pelayanan investasi di daerah.
• Mendukung konsep merdeka belajar, a.l reform pengelolaan BOS.
• Peningkatan kapasitas RS dan FKTP serta penguatan BOK dalam kemampuannya untuk menangani krisis kesehatan .
PERBAIKAN REGULASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Bentuk sinergitas Pusat dan Daerah dalam pengelolaan keuangan dan program pembangunan

27
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

28

Anda mungkin juga menyukai