Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KOMUNITAS:

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS PADA


KOMUNITAS LANSIA DI PUSKESMAS KAPASA PERIODE
OKTOBER 2019 HINGGA JANUARI 2020

DISUSUN OLEH :

Ummu Aiman, C014182022


Siti Azreen Azira Binti Adzhar, C014182197
St Uswatun Hasanah, C014182164

SUPERVISOR:
Dr.dr. Armyn Nurdin, M.Sc
dr. Muh Gisman, M.Kes

BAGIAN KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
JULI 2020
KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS PADA KOMUNITAS
LANSIA DI PUSKESMAS KAPASA PERIODE OKTOBER 2019 HINGGA
JANUARI 2020

Ummu Aiman 1*, St Uswatun Hasanah 1*, Siti Azreen Azira 1*, Armyn Nurdin1*, Muh
Gisman2*

1) Bagian Kedokteran Keluarga dan Kedokteran Pencegahan

2) Puskesmas Kapasa, Makassar, Sulawesi Selatan

*Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang : Pada tahun 2016, diabetes Mellitus adalah penyebab langsung 1,6
juta kematian. Antara tahun 2000 dan 2016, ada peningkatan 5% dalam kematian
dini akibat diabetes Upaya menurunkan angka mortalitas dan morbiditasnya penting
untuk mengetahui pengendalian penyakit. Studi ini bertujuan untuk mengetahui
Jumlah kasus DM, karakteristik dan pola penyebaran kasus pada komunitas lansia
di wilayah kerja Puskesmas Kapasa pada periode Oktober 2019 hinggaJanuari
2020.

Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Data
diambil dari laporan kunjungan pasien Diabetes Mellitus Puskesmas Kapasa dari
Oktober 2019 sampai Januari 2020. Data tersebut kemudia dikelola menggunakan
Excel.

Hasil: Total lansia pada tahun 2019 sebanyak 975 jiwa dan 33 orang daintaranya
terdaftar di komunitas lansia Puskesmas Kapasa. Total penderita DM pada
komunitas lansia pada Oktober 2019 adalah 17 orang dan pada November
bertambah menjadi 18 orang. Distribusi penderita DM yakni 10 orang (55,55%)
berdomisili di Kelurahan Kapasa dan 45,55% berdomisili di Kelurahan Kapasa Raya.
Penderita DM didominasi oleh perempuan sejak Oktober 2019 hingga Januari 2020.
Penderita DM dengan penyakit komorbid berupa hipertensi sebesar 6 orang
(35,30%) pada Oktober 2019 dan 7 orang (38,89%) Pada November 2019 hingga
Januari 2020. Indeks massa tubuh (IMT) pada komunitas ini didominasi oleh kategori
normal sebanyak 10 orang (58,82%) pada Oktober 2019,(61,11%) pada November
dan Desember 2019, serta (44,44%) pada Januari 2020. Untuk pencapaian target
Glukosa Darah Puasa terkontrol, lebih 80% pasien belum terkontrol

Kesimpulan: Kelurahan Kapasa memiliki jumlah pasien DM terbanyak sejak Oktober


2019 hingga Januari 2020. Pasien DM lebih banyak ditemukan dengan jenis kelamin
perempuan, tanpa hipertensi, Indeks Massa Tubuh (IMT) yang normal namun
sebagian besar belum mencapai kategori Diabetes Mellitus terkontrol dengan
pengukuran Glukosa Darah Puasa.

Kata kunci : Diabetes Mellitus, Puskesmas Kapasa Makassar, Komunitas Lansia


LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas
tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkannya. Insulin adalah hormon yang mengatur
gula darah dalam tubuh.(WHO,2020) Diagnosis dapat dibuat dengan kadar
glukosa plasma puasa 126 mg per dL atau lebih besar, tingkat A1C 6,5% atau
lebih besar atau kadar glukosa plasma sewaktu 200 mg per dL atau lebih
besar,atau tes toleransi glukosa oral 75 g dua jam dengan kadar glukosa plasma
200 mg per dL atau lebih besar.[ CITATION Kar16 \l 1033 ]
Komplikasi kronis diabetes terbagi menjadi mikrovaskuler dan
makrovaskuler.Komplikasi mikrovaskular termasuk neuropati, nefropati, dan
retinopati, sedangkan komplikasi makrovaskular terdiri dari penyakit
kardiovaskular, stroke, dan penyakit arteri perifer.[ CITATION Kon18 \l 1033 ]
Diabetes dikategorikan menjadi diabetes tipe 1, penghancuran sel β yang
mengarah ke kekurangan insulin total,diabetes tipe 2,resistensi insulin, diabetes
spesifik dengan penyebab yang diketahui seperti penyakit yang melibatkan
pankreas,endokrinopati, obat atau infeksi dan diabetes gestasional karena
kehamilan.[ CITATION Ast18 \l 1033 ]
Pada tahun 2014, sebanyak 8,5% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas
menderita diabetes. Pada tahun 2016, diabetes adalah penyebab langsung 1,6
juta kematian.Antara tahun 2000 dan 2016, ada peningkatan 5% dalam kematian
dini akibat diabetes.(WHO,2020) Pada data International Diabetes Federation
(IDF) tahun 2017, Indonesia menempati peringkat ke enam di dunia untuk
prevalensi penderita diabetes tertinggi setelah Cina, India, Amerika Serikat,
Brazil, dan Meksiko dengan angka 10.3 juta penderita.(IDF,2017)
Prevalensi penderita Diabetes Mellitus di Indonesia adalah 1,5%,provinsi
terbanyak di Jakarta (2,6%), Jogjakarta (2,4%), Kalimantan Timur (2,3%) dan
Sulawesi Utara (2,3%). Berdasarkan kategori umur, penderita DM terbesar di
Indonesia pada usia 55-64 tahun (6,3%) dan 65-74 tahun (6%) Selain itu,
penderita DM di Indonesia lebih banyak perempuani (1,8%) daripada laki-laki
(1,2%), kemudian untuk daerah dengan diabetes mellitus lebih banyak di
perkotaan (1,9%) dibandingkan dengan daerah pedesaan (1,0%). Di Provinsi
Sulawesi Selatan, prevalensi orang dengan DM adalah 1,3% untuk semua usia
dan 1,8% untuk usia 15 tahun ke atas.(RISKESDAS,2018)
Penatalaksanaan umum diabetes mempunyai lima komponen yang harus
diperhatikan dan diikuti pasien yaitu diet, latihan, pemantauan kadar glukosa
darah, terapi serta pendidikan yang tepat tentang diabetes.[ CITATION Son19 \l
1033 ] Faktor risiko keturunan, lingkungan, dan metabolisme berkontribusi
terhadap perkembangan diabetes mellitus tipe 2 (T2DM) . Risiko menderita
diabetes lebih tinggi dengan adanya riwayat keluarga menderita diabetes
mellitus, usia, obesitas, dan kurang aktivitas fisik.[ CITATION Jag19 \l 1033 ]Studi
mengenai diabetes di wilayah Kapasa untuk menentukan strategi penanganan
diabetes pada masa akan datang.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
observasional dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Penelitian ini
dilakukan di Puskesmas Kapasa pada bulan Juli 2020. Subjek penelitian ini
adalah pasien DM tipe 2 berjumlah 17pasien pada tahun 2019 dan 18 pasien
pada tahun 2020 di puskesmas Kapasa dengan data observasi, menjadi
beberapa kelompok yaitu jenis kelamin, penyakit komorbid (hipertensi), luaran,
dan Indeks Massa Tubuh (IMT) serta kontrol glukosa darah puasa.
Data dikumpulkan menggunakan BPJS Primary Care dan data rekapitulasi
bulanan di Puskesmas Kapasa. Pengumpulan data pada pasien yang
mengunjungi puskesmas Kapasa pada tahun 2019 dan 2020 dengan kriteria
yang didiagnosis diabetes mellitus tipe 2.
Distribusi data di wilayah kerja puskesmas Kapasa diproses menggunakan
program Microsoft Excel dan kemudian grafik dianalisis menggunakan program
Microsoft word.
HASIL
I. Jumlah Penderita Diabetes Mellitus (DM) pada Komunitas Lansia
Periode Oktober 2019-Januari 2020

Penderita diabetes melitus pada lansia yang terdaftar di wilayah


kerja Puskesmas Kapasa tahun 2018-2019 berdasarkan data primary
care (P-Care) BPJS dan database laporan bulanan diketahui total
penderita DM pada komunitas ini yaitu 18 orang sejak oktober 2019-
Januari 2020. Jumlah penderita DM sejak Oktober 2019 sebanyak 17
orang dan pada bulan November 2019 terjadi penambahan kasus DM
sebanyak 1 orang sehingga total 18 orang pasien.

II. Distribusi Penderita DM pada Komunitas Lansia berdasarkan


kelurahan
Wilayah kerja Puskesmas Kapasa terdiri atas dua kelurahan, yaitu
Kelurahan Kapasa dan Kapasa Raya, Gambar 1. Penderita DM pada
komunitas lansia sejak Oktober 2019 hingga Januari 2020 sebanyak 18
orang yang terdistribusi sebanyak 10 orang di kelurahan Kapasa dan 8
orang di kelurahan Kapasa raya

Gambar 1. Wilayah kerja Puskesmas Kapasa


III. Karakteristik Penderita DM pada Komunitas Oktober 2019 hingga
Januari 2020

Jumlah pasien yang masuk dalam komunitas lansia pada tahun 2019
adalah 33 orang. 18 orang diantaranya Diabetes Mellitus dan 15 orang
lainnya adalah hipertensi. Karakteristik yang diperoleh berupa jenis
kelamin, penyakit komorbid (hipertensi), lauaran, serta Index Massa Tubuh
(IMT) masing-masing penderita yang dapat dilihat pada tabel 1.

Oktober November Desember Januari


2019 2019 2019 2020
KARAKTERISTIK N % N % N % N %
(17) (18) (18) (18)
Jenis Kelamin
Laki-laki 3 17,65 3 16.67 3 16.67 3 16.67
Perempuan 14 82,35 15 83.33 15 83.33 15 83.33
Penyakit Komorbid (Hipertensi)
Tanpa Hipertensi 11 64,70 11 61.11 11 61.11 11 61.11
Dengan Hipertensi 6 35,30 7 38,89 7 38,89 7 38,89
Index Massa Tubuh (IMT)
Underwieght 0 0 0 0 0 0 1 5,5
Normal 10 58,82 11 61,11 11 61,11 8 44,44
Pre Obes 3 17,64 3 16,67 3 16,67 5 27,77
Obes I 3 17,64 3 16,67 3 16,67 2 10,1
Obes II 0 0 0 0 0 0 1 5,5
Obes III 1 5,90 1 5,5 1 5,5 1 5,5
Tabel 1. Karakteristik Penderita DM Komunitas Lansia periode Oktober
2019-Januari 2020 (Sumber : Data Rekapan Puskesmas Kapasa)
Jumlah Pasien DM pada Komunitas Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin Di
Wilayah Puskemas Kapasa sejak bulan Oktober 2019- Januari 2020

Jumlah pasien DM pada komunitas lansia pada Oktober 2019 berdasarkan jenis
kelamin sebesar 14 orang diantaranya perempuan(82,35%) dan 3 orang laki laki
(17,65%). Sedangkan Pada november 2019 terjadi penambahan 1 pasien
perempuan sehingga total pasien DM 15 orang (83,33%) dan laki laki 16,67%.
Jumlah pasien tersebut tidak berubah hingga Januari 2020

90.00%

80.00%

70.00%

60.00%

50.00%
Laki-laki
40.00% 82.35% 83.33% 83.33% 83.33% Perempuan

30.00%

20.00%

10.00% 17.65% 16.67% 16.67% 16.67%

0.00%
Oct-19 Nov-19 Dec-19 Jan-20
G
rafik 1. Karakteristik Jenis Kelamin Pasien DM komunitas Lansia PKM KAPASA
Sumber : Data Rekapan Puskesmas Kapasa
Perbandingan Jumlah Pasien DM Tanpa Hipertensi dan DM Dengan
Hipertensi Di Wilayah Puskemas Kapasa pada Tahun 2018-2019

Jumlah pasien DM Tanpa Hipertensi dan DM Dengan Hipertensi pada Oktober


2020 adalah 11 orang(64,70%) dan 6 orang( 35,30%). Pada November 2019
terjadi penambahan jumlah kasus DM dengan hipertensi sebanyak 1 orang
sehingga total 7 orang (38,89%) dan jumlah tersebut stagnan hingga Januari
2020.

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%
Tanpa Hipertensi
64.70% Dengan Hipertensi
30.00% 61.11% 61.11% 61.11%

20.00% 38.89% 38.89% 38.89%


35.30%

10.00%

0.00%
Oct-19 Nov-19 Dec-19 Jan-20
Grafik 2. Karakteristik penyakit komorbid Pasien DM komunitas Lansia PKM
KAPASA
Sumber : Data Rekapan Puskesmas Kapasa
Perbandingan Jumlah Pasien DM Dengan Index Massa Tubuh (IMT) Normal,
Overweight, Obes I,Obes II, dan Obes III

Berdasarkan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan setiap bualannya
setiap kunjungannya, didapatkan kategori indeks massa tubuh yang berbeda
setiap pasiennya. Pada Oktober 2019 jumlah pasien dengan underweight tidak
didapatkan kasus, sedangkan pada awal tahun 2020 didapatkan 1 kasus
underweight. Pada Januari 2020 terjadi penurunan kasus dengan IMT normal
sebanyak 3 kasus dan 2 pasien tersebut telah masuk kategori pre obes.

70.00%

61.11% 61.11%
60.00% 58.82%

50.00%
44.44%

40.00%

30.00%

20.00% 17.64%
17.64% 16.67%
16.67% 16.67%
16.67%

10.10%
10.00%
5.90% 5.50% 5.50% 5.50% 6%5.50%

0.00% 0% 0.00% 0% 0.00% 0% 0.00%


0.00%
Oct-19 Nov-19 Dec-19 Jan-20

Undeweight Normal Pre Obes Obes 1 Obes 2 Obes 3


Grafik 1. Karakteristik Indeks Massa Tubuh Pasien DM komunitas Lansia
PKM KAPASA (Sumber : Data Rekapan Puskesmas Kapasa)
Perbandingan Jumlah Pasien DM Dengan Glukosa darah puasa yang
mencapai target (80-130mg/dl) dan yang tak terkontrol

Bulan Jumlah Yang GDP (80-130 GDP (80- GDP GDP


melakukan mg/dl 130 mg/dl >130 >130
Pemeriksaan mg/dl mg/dl
GDP (N) (%) (N) (%)

Oktober 2019 15 3 20% 12 80%

Desember 11 1 9% 10 91%
2019

Januari 2019 15 1 6,7% 14 93,3%

Tabel 2. Perbandingan Jumlah pasien DM dengan GDP terkontrol dan tidak


terkontrol

Puskesmas Kapasa rutin memeriksakan pasien DM dengan pemeriksaan tes


Glukosa Darah Puasa setiap bulannya. Berdasarkan tabel di atas, sekitar lebih 80%
pasien belum mencapai target nilai GDP terkontrol (80-130mg/dl). Hanya sekitar
kurang lebih 3 pasien yang mencapai GDP terkontrol.

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Oct-19 Dec-19 Jan-20

GDP Terkontrol GDP tidak Terkontrol


KESIMPULAN

Berdasarkan hasil di atas maka dapat disimpulkan karakteristik penderita diabetes


melitus pada komunitas lansia di Puskesmas Kapasa periode oktober 2019 hingga
januari 2020 adalah sebagai berikut :
1. Kelurahan dengan pasien Diabetes Mellitus komunitas Lansia terbanyak adalah
Kelurahan Kapasa
2. Jenis Kelamin Perempuan lebih banyak yang menderita Diabetes Mellitus
3. Pasien Diabetes Mellitus tanpa komorbid hipertensi masih mendominasi
dibandingkan pasien dengan komorbid hipertensi
4. Sebagian besar indeks massa tubuh pasien DM masih masuk dalam kategori
normal namun beberapa pada awal tahun 2020 masuk kedalam kategori pre
obes
5. Pencapaian taget Glukosa Darah Puasa terkontrol masih rendah pada komunitas
lansia PKM Kapasa
DAFTAR PUSTAKA
Aravinda, J. (2019). Risk factors in patients with type 2 diabetes in
Bengaluru: A retrospective study. World Journal of Diabetes, 241-248.
Astrid Petersmann, M. N.-W. (2018). Definition, classification and
diagnostics of diabetes mellitus. J Lab Med 2018, 73-79.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2018. Riset Kesehatan


Dasar (RISKESDAS 2018). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Imelda, S. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya diabetes
Melitus di Puskesmas Harapan Raya Tahun 2018 . Scientia Journal Vol.8 NO. 1
Mei 2019 , 28-38.
IDF (2017) IDF Diabetes Atlas Eighth edition 2017, International Diabetes
Federation (IDF).
Karly Pippitt, M. L. (2016). Diabetes Mellitus: Screening and Diagnosis.
American Family Physician.Volume 93. Number 2, 103-109.
Konstantinos Papatheodorou, M. B. (2018). Complications of Diabetes
2017. Journal of Diabetes Research, 1-3.
World Health Organisation (WHO). 2018.Diabetes.
https://www.who.int/news-room/fact -sheets/detail/ Diakses Tanggal 21 Februari
2020.

Anda mungkin juga menyukai