Anda di halaman 1dari 9

ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN BEE POLLEN, RIMPANG KENCUR,


KUNYIT DAN BIJI PINANG TERHADAP PENURUNAN KADAR
MALONDIALDEHIDA (MDA) PADA TIKUS WISTAR PASCA PAPARAN
STREPTOZOTOCIN

Sutaryono1), Sholikhah Deti Andasari2), Nurul Hidayati3)


1)
Prodi Farmasi, Stikes Muhammadiyah Klaten
Email: sutar.on@gmail.com
2)
Prodi Farmasi, Stikes Muhammadiyah Klaten
Email: sholikhah.deti@yahoo.com
3)
Prodi Farmasi, Stikes Muhammadiyah Klaten
Email: nurulhidayati1983@gmail.com

Abstract
This purpose of this research was to determine the effect of a mixture of bee pollen, rhizome of
Kaempferia Galanga powder, Curcuma longa powder, betel nut, and cinnamomum powder to a
decrease in MDA levels in wistar rats after Streptozotocin-induced. Streptozotocin works by
damaging pancreatic β cell. Mechanism of pancreatic β cell damage due to alkylation of DNA
methylation inhibits the secretion of insulin, causing the levels of MDA ride. Mice with the age of
11th months, divided into 6 groups randomly. Group A was a negative control group, which was
made without the administration of STZ and mixture of extract orally. Group B was the positive
control group, the rats were given STZ and without a mixture of extract. Group C to E was
treatment group (mixture of bee bee pollen, rhizome of Kaempferia Galanga powder, Curcuma
longa powder, betel nut, and cinnamomum with a rating dose of 200 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan
300 mg/kgBB dur ing initiation). Dosage, frequency and mode of administration of STZ same as the
positive control group. While the group F was a group of rats that were given STZ, metrofin and
without a mixture of extract. The Samples of plasma was measured malondialdehyde level.
Malondialdehyde was measured by TBARS methode, which measures the concentration of
thiobarbituric Acid Reactive Substance. The absorbance was measured with a wavelength of 532
nm. A mixture of extract was able to provide reduced levels of MDA in rats with Streptozotocin-
induced, but from each treatment group there was no significant difference.

Key words: Malondialdehyde, Oxidative Stres, Streptozotocin.

1. PENDAHULUAN juta penderita pada tahun 2010 dan 21,3 juta


Penyakit Diabetes mellitus (DM) penderita pada tahun 2030.
merupakan salah satu penyakit penyebab utama Kondisi hiperglikemia yang kronis pada
kematian di dunia. Diabetes mellitus ditandai DM mengakibatkan timbulnya berbagai
dengan kadar glukosa dalam darah lebih tinggi komplikas i. Hiperglikemia kronis pada DM
dari kadar normal. Gejala yang muncul pada akan meningkatkan produksi radikal bebas,
DM adalah polifagi, polidipsi dan poliuri (Tjay seperti reactive oxygen speciec (ROS).
& Kirana, 2007). Menurut World Health Peningkata n ROS dihasilkan dari auto-oksidas i
Organization (WHO), 1994 bahwa jumlah glukosa dan glikosilas i protein. Stres oksidatif
penderita DM di Indones ia pada tahun 2000 mempunyai peran penting pada proses
diperkirakan sekitar 4 juta orang dan jumlah ini terjadinya komplikas i penderita DM
diperkirakan akan terus meningkat menjadi 5 (Suryawanshi et al., 2006). Stres oksidatif yang
tidak terkendali akan meningkatkan radikal

496
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

bebas dalam se l dan jaringan sehingga kedua-duanya (American Diabetes Association,


menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid. 2005). Diabetes Melitus merupakan penyakit
Proses peroksidas i lipid tersebut akan gangguan meta bolisme yang ditandai dengan
menghas ilkan senyawa malondialdehida meningkatnya glukosa darah sebagai a kibat dari
(MDA) yang dapat digunakan untuk menilai gangguan produksi insulin ata u gangguan
tingkat stres oksidatif (Suryawanshi et al., kinerja insulin ata u karena kedua-duanya.
2006; Evans et al., 2002). Penyakit ini bersifat kronik bahkan se umur
Selain disebabkan oleh peningkatan radikal hidup. Sampai sekarang, belum ada obat yang
bebas, stres oksidatif yang terjadi pada dapat me ngobati penyakitnya, yang ada saat
penderita DM bisa juga disebabkan adanya ini hanyalah usaha untuk mengendalikan
penurunan antioksidan tubuh. Radikal bebas glukosa darah seperti glukosa darah pada orang
yang merupakan se nyawa oksigen rea ktif dapat normal (Suhartono, 2004).
berdampak negatif terhadap membran se l, asam Stres Oksidatif dan Diabetes Mellitus
dinucleotida (DNA) dan protein seperti enzim. Kondisi Hiperglikemia yang kronis akan
Kadar stres oksidatif berta mbah akan meningkatkan produksi radikal bebas dan
meningkatkan MDA pada penderita DM se iring terjadi stres oksidatif. Pada stres oksidatif
dengan penurunan aktivitas sistem antioksidan terjadi ketidakseimbangan antara radikal bebas
(Evans et al., 2002). dengan antioksidan se hingga sel dalam keadaan
Hasil penelitian isolas i buah pinang berlebihan oksigen. Radikal bebas dapat
mengandung komponen aktif seperti didefinisikan sebagai setiap molekul yang
repoxyconiferyl alcohol, isovanillic ac id, mempunyai elektron yang tidak berpasangan
protocatechuic ac id, catalpinic ac id , pada orbit atomnya. Adanya elektron yang tidak
isorhamnetin, chrysoeriol, luteolin, (±)-4',5- berpasangan tersebut membuat partikel tersebut
dihydroxy-3',5',7-trimethoxy flavonone, tidak stabil dan sangat reaktif. Radikal bebas
(2S,3R)-entcatechin dan jacareubin, senyawa dikatakan sa ngat reaktif kare na dapat
tersebut mas ing-mas ing memiliki aktivitas memberikan elektron berlebihan atau menarik
antioksidan berkisar 19,2 – 255,7 μmol/L yang elektron dari molekul lainnya, sehingga
memiliki aktivitas yang lebih kuat dibanding mempunyai sifat se bagai oksidan atau reduktan
kontrol vita min C (SC50=28.9 μmol/L)( Xing (Jakus, 2000).
et al, 2010). Dari has il penelitian lain Pada penderita DM, stres oksidatif
didapatkan ekstrak metanol kayu manis dan disebabkan adanya peningkatan radikal bebas
ekstrak kunyit memiliki aktivitas antioksidan dan adanya penurunan kadar antioksidan.
yang cukup baik (Aznam, 2004; Latief dkk., Kondisi hiperglikemia yang kronis akan
2013). Sedangkan madu merupakan pemanis menekan kerja antioksidan se perti superoksida
alternatif yang aman, yang telah dibuktikan dismutase, katalase, glutation peroksidase dan
oleh bebera pa penelitian dapat menurunkan antioksidan seperti asam askorbat menurun
kadar glukosa darah ( astarika, 2011). (Sasvari & Nyakas, 2003). Radikal bebas yang
Berdasarkan kajian terse but bahwa merupakan senyawa oksigen reaktif dapat
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berdampak negatif terhadap protein seperti
pengaruh pemberian bee pollen, serbuk enzim yang ada di dalam tubuh. Peningkatan
rimpang kencur, serbuk rimpang kunyit, biji MDA pada penderita DM se iring dengan
pinang dan kayu manis terhadap penurunan kadar penurunan pada sistem antioksidan, sa lah
mda pada tikus wistar pasca paparan stz satunya adalah SOD (Evans et al., 2002;
Sasvari & Nyakas, 2003).
2. KAJIA N L IT ER AT UR Pada hiperglikemi peningkata n radikal
Pengertian Diabetes Mellitus bebas disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1)
Diabetes Melitus merupakan suatu auto-oksidasi glukosa , 2) glikosilas i non
kelompok penyakit metabolik dengan enzimatik, 3) interaksi antara advanced
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena glycation and products dengan reseptornya, 4)
kelainan sekresi insulin, kinerja insulin atau peningkata n produksi ROS dengan mitokondria

497
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

dan 5) jalur poliol. Auto-oksidas i glukosa seperti aldehid rantai pendek, malondialdehida
merupakan proses glukosa mereduksi molekul (MDA), alkana dan alkena, dienaperkonjugasi
oksigen. Auto-oksidasi glukosa akan dan berbagi macam hidroksida dan
menghasilkan superoksida, radikal hidroksil hidroperoksida (Suryawanshi et al., 2006; Shah
dan hidrogen peroksida. Produk ra dikal tersebut et al., 2007; Jakus, 2000.
dapat merusak lemak dan protein dengan cara Peningkata n produksi MDA sebagai
cross linking dan fragmentasi, mempercepat pertanda adanya peroksidas i lipid, ditemukan
terbentuknya advanced glycation end products pada membran eritrosit penderita DM
(AGEs) yang akan memperbanyak timbulnya bersamaan dengan penurunan jumlah glutation
radikal bebas, proses ini disebut glikolisasi pada eritrosit. Pada sistem yang tergantung
auto-oksidatif atau glikol-oksidas i. glutation terjadi penurunan inhibisi peroksidas i
Pada hiperglikemia juga terjadi lipid. Penurunan kadar glutation pada membran
peningkata n produksi radikal superoksida dan eritrosit menunjukkan adanya hubungan negatif
nitrit oksida yang akan berekasi menghas ilkan yang kuat dengan kontrol meta bolisme pada
produk peroksinitrit (ONOO-). Peroksinitrit penderita DM yang dinyatakan dalam kadar
merupakan oksidan kuat yang menyebabkan HbA1c , hal terse but mendukung peran
nitrasi residu tirosin dalam protein. Peroksinitrit hiperglikemia dengan stres oksidatif. Nilai
menyebabkan kerusa kan DNA , mutasi dan kadar MDA plas ma normal kurang dari 4
merangsang aptoptosis. Pada penelitian in vitro mmol/L (Suryawanshi et al., 2006; Shah et al.,
dan in vivo menunjukkan adanya apoptosis se l 2007; Jakus, 2000).
tubulus proksimal ginjal tetapi pada sel-se l Peroksidasi lipid merupakan fenomena
glomerulus tidak terjadi aptoptosis (Koo & yang menonjol pada stres oksidatif. Proses
Vaziri, 2003; Allen et al., 2003) peroksidas i lipid dibagi menjadi 3 fase yaitu
Hiperglikemia peristen merupakan faktor fase inisias i, fase propagasi dan fase terminasi.
penting terjadinya glumerulosklerosis diabetik Pasa fase inisias i terjadi intera ksi radikal bebas
dan melibatkan bebera pa mekanisme termas uk dengan asam lemak polieonat membentuk
1) vasodilatasi disertai peningkatan radikal lipid (L0). Fase propagasi adalah reaksi
permea bilitas mikrosirkulas i yang radikal peroksil dengan asam lemak tak jenuh
menyebabkan peningkata n kebocoran zat sehingga terbentuk hidroksiperoksid dan radikal
terlarut ke dalam dinding pembuluh darah dan lipid baru. Fase terminas i peroksidasi lipid
jaringan sekitarnya, peningkatan aliran darah terjadi bila 2 radikal bergabung membentuk non
dan tekanan darah glumeruler (hiperfiltras i); 2) radikal atau diterminasi oleh antioksidan
pembuangan glukosa melalui jalur poylol (Suryawanshi et al., 2006; Shah et al., 2007;
(insulin independen) menyebabkan penimbunan Jakus, 2000).
polyol dan penurunan komponen se luler utama
glomerulus; 3) glikosilas i protein struktur 3. METODE PENELITIAN
glomerulus (Price & Wilson, 2006). Rancangan Penelitian
Malondialdehida (MDA) Penelitian yang dilakukan merupakan
Malondialdehida (MDA) merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan
senyawa hasil dari proses peroksidasi lipid. dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Ketidakseimbangan antara radikal bebas dan menggunakan post test dengan kelompok
antioksidan menyebabkan kerusakan molekul- kontrol (Randomized Post Test Only Control
molekul se perti lemak, protein dan asam Group Design) (Hanafiah, 2012).
nukleat. Meskipun dalam mitokondria dan Penelitian ini menggunakan sampel berupa
nukleus terdapat enzim untuk perbaikan DNA , 36 tikus putih (rattus norvegicus) galur
tetapi kerusakan dapat terjadi karena sistem wistar.Tikus diperoleh dari Unit Pengembangan
antioksidan dan sistem perbaikan yang Hewan Percobaan (UPHP) Univers itas
menurun. Lipoprotein atau membran se l secara Gajahmada Yogyakarta sesuai dengan kriteria
khusus a kan mengalami proses peroksidas i lipid inklusi dan eksklusi. Tikus putih ini dipilih
sehingga akan meningkatkan berbagai produk sebagai sampel penelitian karena mudah

498
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

dipelihara dan merupakan hewan yang relatif


sehat serta cocok untuk digunakan pada
berbagai jenis penelitian percobaan.
Kriteria Inklusi meliputi;Tikus strain
wistar, Usia 11 minggu, Berat badan 105–180
gram, Kondisi sehat dan tidak tampak
kecacatan secara anatomi. Sedangkan kriteria
eksklusi meliputi; Tikus sakit se belum
perlakuan, Terdapat kelainan bawaan, Jika tikus
putih mati pada saat proses penelitian
berlangsung.
Besar sampel yang diperlukan untuk
setiap perlakuan ditentukan dengan rumus:
(p-1)(n-1) ≥ 15
P = jumlah perlakuan 2) Aklitimatisasi tikus
n = jumlah sa mpel tiap perlakuan
Aklitimatisasi dilakukan se lama 3 hari
Penelitian ini menetapkan 6 kelompok
untuk mengkondisikan hewan dengan suasana
perlakuan, jadi sa mpel yang diperlukan untuk laboratorium dan untuk menghilangkan stress
tiap perlakuan adalah 5 ekor tikus, se lain itu
akibat transportasi. Tikus dibiarkan dalam
untuk mengantisipas i apabila ada tikus yang kandang tanpa diberikan perlakuan tetapi tetap
mati saat masa adaptasi dan perlakuan maka
diberikan makan dan minum secara ad libitum
setiap kelompok ditambah 1 ekor tikus se bagai (seperlunya) (Malole, 1989).
cadangan yaitu tiap kelompok menjadi 6 ekor,
3) Pemeliharaan tikus
sehingga total sampel yang digunakan se banyak
Tikus ditempatkan pada kandang
36 e kor.
berukuran 20 cm x 30 cm x 40 cm yang dapat
Alat dan Bahan Penelitian tampak dari luar (ember plastik) dasar kandang
Bahan-bahan yang digunakan adalah Bee dialas i sekam padi setebal 0,5 – 1 cm dan
pollen, Serbuk rimpang kencur, Serbuk rimpang
bers ihkan, sekam diganti setiap sekali dalam
kunyit, Biji pinang, Ka yu manis, Metrofin, dua hari (setiap pagi) dan penutup kandang
Pellet, Streptozotocin dari SIGMA 50130-100
yang terbuat dari kawat berjaring. Cahaya
mg, Hewan uji galur Tikus strain wistar,
ruangan dikontrol persis 12 jam terang (pukul
Alkohol, Aquadest. Sedangkan Alat yang
06.00 sa mpai dengan pukul 18.00) dan 12 jam
digunakan adalah Ember plastik ukuran 20 cm
gelap (pukul 18.00 sa mpai dengan pukul 06.00)
x 30 cm x 40 cm yang dialas i sekam, se bagai sedangkan temperatur dan kelembaban ruangan
tempat tikus. Ember Kawat berjaring untuk
dibiarkan berada pada kisaran alamiah yang
penutup ember plastic, Ember, Botol tempat baik dengan kebutuhan fisiologis tikus antara
minum.
27o C – 28o C. Sebelum tikus diberikan
intervensi penelitian, terlebih dahulu harus
dilakukan penyediaan pakan berbentuk pellet
Prosedur Penelitian dengan komposisi pakan pellet dipakai adalah
1) Terlebih dahulu tikus sebagai hewan coba tersusun atas bahan jagung, bungkil, dedak,
di bagi dalam kelompok kontrol dan
kapur, tepung tulang, minyak, metionin, lisin,
kelompok perlakuan. Tikus putih dibagi garam,vitamin dan mineral. Semua bahan-
menjadi 2 kelompok yaitu 2 kelompok
bahan kemudian dicampur merata dan dicetak
kontrol dan 4 kelompok perlakuan. menjadi pakan berbentuk pellet. Setelah proses
Kelompok dibagi menjadi :
pembuatan pellet se lesai, pellet harus dije mur
dahulu agar bentuk pellet tidak hancur.
Pemberian pakan berbentuk pellet se banyak
40gr/hari dilakukan 1 kali sehari (pagi).

499
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

Pemberian minum dilakukan setiap hari Kelompok C-E, yaitu kelompok


sebanyak 150ml per ekor. perlakuan, Campuran bee pollen, serbuk
4) Pemberian STZ dan perlakuan dengan rimpang kencur, serbuk rimpang kunyit, biji
sediaan Campuran bee pollen, serbuk pinang dan kayu manis dengan peringkat
rimpang kencur, serbuk rimpang kunyit, dosis 200 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 300
biji pinang,kayu manis.
mg/kgBB selama inisiasi (pemberian STZ).
Tikus dengan umur 11 bulan, dibagi Dosis, frekuensi, dan cara pemberian
menjadi 6 kelompok secara random. STZ sama dengan kelompok kontrol
Masing-masing kelompok terdiri atas 6 positif. Sedangkan kelompok F merupakan
ekor tikus. Kelompok A merupakan kelompok tikus yang diberi STZ, metrofin
kelompok kontrol negatif, yang dibuat dan tanpa campuran bee pollen, serbuk
tanpa dengan pemberian STZ dan Campuran rimpang kencur, serbuk rimpang kunyit, biji
bee pollen, serbuk rimpang kencur, serbuk pinang dan kayu manis.
rimpang kunyit, biji pinang dan kayu manis 5) Pengukuran kadar gula dan MDA
secara peroral. Kelompok B merupakan Malondialdehid diukur dengan metode
kelompok kontrol positif, yaitu tikus yang TBARS, yakni mengukur konsentras i
diberi STZ dan tanpa Campuran bee pollen, Thiobarbituric Acid Reactive Substance. Asam
serbuk rimpang kencur, serbuk rimpang kunyit, fosfat se banyak 75 µL dimasukkan dengan
biji pinang dan kayu manis. pincet ke dalam tabung polypropilen 13 ml.

Kadar MDA
Perlakuan
Hari 0 Hari 3 Hari 10 Hari 17
Kel_A 1,35 + 0,14 1,32 + 0,18 1,46 + 0,13 1,64 + 0,19
Kel_B 1,25 + 0,17 12,92 + 0,70 15,24 + 0,62 17,65 + 0,55
Kel_C 1,35 + 0,18 12,82 + 0,63 2,90 + 0,38 1,15 + 0,17
Kel_D 1,09 + 0,17 12,68 + 0,63 9,45 + 0,30 6,02 + 0,50
Kel_E 1,27 + 0,23 12,72 + 0,57 6,82 + 0,46 4,09 + 0,34
Kel_F 1,20 + 0,15 12,85 + 0,74 4,62 + 0,37 1,92 + 0,40

Kemudian ditambahkan 50 µL TEP Semua penghitungan dilakukan dengan bantuan


standar/pengontrol kualitas/sampel piranti lunak (soft-ware) SPSS for Windows 18.
plasma/aquades ke dalam tabung. Campuran
dikocok sampai homogen kemudian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
ditambahkan 250 µL larutan TBA 40 mM. Radikal bebas merupakan molekul yang
Aquades sebanyak 450 µL ditambahkan ke sangat reaktif, yang dapat mengganggu
dalam tabung dan tutup tabung rapat. Campuran integritas se l, dapat bereaksi dengan komponen
dipanaskan selama 1 (satu) jam, setelah struktur sel se perti enzim dan DNA. Di dalam
pemanasan tabung dite mpatkan ke dalam ice tubuh, radikal bebas secara terus menerus
bath untuk mendinginkan sampel. Sampel yang terbentuk. Hal ini menyebabkan terbentuknya
sudah dingin diaplikas ikan ke dalam Set-Pak C radikal bebas baru yang lebih reaktif, sehingga
18 Column. Absorbansi diukur dengan menyebabkan kerusa kan dan kematian se l.
spektroformeter dengan panjang gelombang Dengan adanya sifat yang reaktif ini sebagian
532 nm (Kosa lec et al., 2004). besar menimbulkan berbagai penyakit seperti
Analisa Data kanker, jantung koroner, diabetes , re umatik dan
Dalam penelitian ini teknik analisis data proses penuaan dini (Stojanovic et al.,2001).
dilakukan dalam beberapa tahapan Pengukuran kadar MDA dimulai pada hari 0
penghitungan, berturut-turut yaitu uji yang bertujuan untuk untuk menentukan kadar
normalitas data sampel dengan uji Shapiro- MDA sebelum diinduksi streptozotocin,
Wilk, uji homogenitas dengan uji Leuvene’s dan metformin dan se diaan campuran bee pollen,
uji hipotesa dengan Anova One Way (uji F).

500
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

serbuk rimpang kencur, serbuk rimpang kunyit, Gambar 1. Grafik Rata-rata Kadar
biji pinang dan kayu manis. Hasil pengukuran MDA pada Tiap Kelompok
rata-rata kadar MDA setiap kelompok dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Berdasarkan hasil analisis statistik
homogenitas pada semua kelompok perlakuan
Tabel 1. Rata-Rata Kadar MDA pada Tikus mempunyai nilai kadar MDA yang homogen p >
Wistar mulai dari hari ke-0, 3, 10 dan 17 0,05 atau bisa dikatakan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada setiap
Sumber: Data primer, 2015 kelompok perlakuan. Hasil pengukuran kadar
Dari data pada Tabel 1. menunjukkan MDA mulai dari ke-0, 3, 10 dan 17 dapat
bahwa rata-rata has il kadar MDA tikus Wistar dilihat dalam gambar berikut
pada awal perlakuan (hari 0) sebelum diinduksi :
streptozotocin adalah sama, kare na berada
dalam rentang 1,09±0,17 sa mpai dengan
1,35+0,18, sedangkan setelah dilakukan
perlakuan dengan menginduksi streptozotocin
(hari 3) pada kelompok B sampai dengan F
menunjukkan kadar MDA mengalami kenaikan
pada rentang 12,68+0,63 sa mpai dengan
12,92+0,70. Hal ini dise babkan karena
streptozotocin bekerja dengan cara merusak se l
β pankreas (Rossini et al., 1977). Mekanisme
kerusa kan se l β pankreas karena alkilas i DNA
methylation menghambat se kres i insulin
Gambar 2. Grafik Rata-rata Kadar
sehingga menyebabkan kadar MDA naik. Pada
MDA pada Semua Kelompok
Perlakuan Ke lompok A merupakan perlakuan Perlakuan
kontrol negatif (yang tidak diinduksi Berdasar hasil analisa statistik one-way
streptozotocin) sehingga has il pengukuran ANOVA memperlihatkan pada hari ke 0 tidak
kadar MDA normal atau tidak mengalami terdapat adanya perbedaan kadar MDA untuk
kenaikan. semua kelompok perlakuan dengan diketahui
Kemudian untuk hari ke 10 dan 17 pada nilai signifikansinya p : 0,116 (p>0,05). Hasil
kelompok perlakukan (Klp C-E) menunjukkan ini juga ditegas kan juga dengan analisa statistic
kadar MDA mengalami penurunan karena Post Hoc LSD analisis yang membandingkan
diberikan sediaan campuran bee pollen, serbuk antara kelompok perlakuan satu dengan yang
rimpang kencur, serbuk rimpang kunyit, biji lain tidak ada perbedaan yang signifikan dengan
pinang dan kayu manis, begitu juga pada nilai (p > 0,05) (Gambar.2). Has il pengukuran
kelompok F yang diinduksi metformin, MDA pada hari ke-3 menurut analisa statistik
selengkapnya dapat dilihat dalam gambar homogenity varians terlihat bahwa dari mas ing-
berikut : mas ing Perlakuan tidak ada perbedaa n varias i
baik perlakuan yang diinduksi (Ke lompok B,
C, D, E, dan F) maupun yang tidak diinduksi
dengan STZ (Ke lompok A) dengan nilai
signifikan p=0,065 (p> 0,05). Hasil analisa
statistik one-way ANOVA memperlihatkan pada
hari ke 3 terdapat adanya perbedaan kadar
MDA untuk semua kelompok perlakuan dengan
diketahui nilai signifikansinya p : 0,000
(p>0,05) (Gambar.2). Pengukuran MDA pada
hari ke-10 berdasarkan analisa statistik

501
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

menunjukkan data yang homogen terlihat antar mas ing-mas ing konsentrasi ekstrak kunyit
bahwa dari mas ing-mas ing Perlakuan tidak ada (Aznam, 2004).
perbedaan varias i baik perlakuan yang Madu merupakan pemanis alternatif yang
diinduksi (Ke lompok B, C, D, E, dan F) aman, yang telah dibuktikan oleh beberapa
maupun yang tidak diinduksi dengan STZ penelitian dapat menurunkan kadar glukosa
(Kelompok A) dengan nilai signifikan p=0,220 darah. Madu mengandung vitamin A, C, E,
(p> 0,05). Berdasarkan has il analisa statistik asam organik, fenol dan flavonoid yang
one-way ANOVA memperlihatkan pada hari ke berfungsi sebagai antioksidan serta penangkap
10 terdapat perbedaan kadar MDA se mua radikal bebas (Astarika, 2011). Penelitian lain
kelompok perlakuan dengan diketa hui nilai menyatakan se lain senyawa-senyawa tersebut,
signifikansinya p : 0,000 (p>0,05) (Gambar.2). beta karoten merupakan sa lah satu senyawa
Sedangkan, Pada hari ke-17 has il pengukuran yang berpera n sebagai antioksidan yang
MDA terlihat homogen p=0,077 (p> 0,05) has il terkandung dalam madu dan mampu mere dam
ini menunjukkan bahwa dari mas ing-mas ing radikal bebas (parwata et al., 2010).
perlakuan tidak ada perbedaa n varias i Berdasarkan kajian literatur bahan-bahan
sedangkan nilai signifikan analisa statistik one- uji (bee polen, kunyit, kencur, kayu manis dan
way ANOVA memperlihatkan terdapat adanya biji pinang) mengandung komponen flavonoid
perbedaan antara kelompok dengan ditunjukkan atau polifenol. Bahan pangan alami yang
nilai p : 0,000 (P<0,05) (Gambar.2). mengandung antioksidan se bagai penangkal
Berdasarkan data yang diperoleh radikal bebas dilaporkan Sikka (2004) dapat
menunjukkan bahwa campuran bee polen, menekan proses oksidas i, peroksidas i lipid dan
kunyit, kencur, kayu manis dan biji pinang meningkatkan status antioksidan. Rice-evans et
mampu menurunkan kadar MDA pada tikus al., (1997) menyatakan bahwa struktur kimia
yang mengalami DM. Ha l ini karena flavonoid yang memiliki aktivitas sebagai
berdasarkan penelitian has il isolas i bahwa antioksidan ditentukan oleh susunan meta 5,7-
kandungan buah pinang diantaranya adalah dihidroksi pada cincin A, sedangkan se bagai
repoxyconiferyl alcohol, isovanillic ac id, senyawa pengkelat logam adalah gugus 4-okso
protocatechuic ac id, catalpinic ac id , pada cincin C. Konfigurasi grup hidroksi pada
isorhamnetin, chrysoeriol, luteolin, (±)-4',5- cincin B se nyawa flavonoid dilaporkan
dihydroxy-3',5',7-trimethoxy flavonone, berperan se bagai scavenger senyawa ROS
(2S,3R)-entcatechin dan jacareubin, senyawa (Heim et al., 2002).
tersebut mas ing-mas ing memiliki aktivitas Flavonoid mempunyai kemampuan
antioksidan antara 19,2 – 255,7 μmol/L yang sebagai antioksidan dan mencegah terjadinya
memiliki aktivitas yang lebih kuat dibanding kerusa kan terjadinya kerusakan akibat radikal
kontrol vitamin C (SC50=28.9 μmol/L)( Xing bebas melalui mekanisme flavonoid dimana
et al, 2010). Dari hasil penelitian lain mampu bertindak sebagai scavenger radikal
didapatkan nilai persen inhibisi ekstrak metanol bebas secara langsung. Flavonoid (flavonoid-
beberapa bagian tanaman kayu manis berkisar OH) dapat sebagai scavenger radikal bebas
antara 73,26% sampai 98,56%. Berdasarkan peroksil (ROO•) yang akan diregenerasi
nilai persen inhibisi, peroleh nilai IC50 untuk menjadi ROOH. Flavonoid juga dapat bertindak
mas ing-mas ing ekstrak metanol daun muda, sebagai scavenger radikal hidroksil (OH•) yang
daun dewasa, daun tua, kulit ranting, kulit akan diregenrasi menjadi H2O. Senyawa hasil
dahan, dan kulit batang Kayu Manis, mas ing- regeneras i ra dikal peroksil dan radikal hidroksil
mas ing sampel berturut-turut memperoleh nilai bersifat lebih stabil, sedangkan radikal fenoksil
: 111, 94, 9 . 49. 53, dan 53 ppm (Latief dkk., yang terbentuk (flavonoid-O•) menjadi kurang
2013). Sedangkan pada kunyit, Konsentras i reaktif untuk melakukan reaksi propagasi
ekstrak kunyit 25% , 12,5% dan 6,25% memiliki (Nijveldt et al., 2001). Stabilitas radikal
berturut-turut 54,31%, 39,09% dan 7,54%. fenoksil dilaporkan a kan mengurangi laju reaksi
Semakin tinggi tinggi daya antioksidannya dan propagas i pada proses autooksidas i lipid.
ada perbedaan daya antioksidan yang signifikan

502
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

Adanya mekanisme antioksidan dalam Jakus, V., 2000. The role of free radical,
campuran bee polen, kunyit, kencur, kayu oxidative stress and antioxidant system in
manis dan biji pinang yang melawan stres diabetic yascular disease. Bratisl Lek
oksidatif, mengakibatkan terjadinya penurunan Listy, 101(10):541-551.
kadar ROS yang ditandai adanya penurunan
Heim KE, Tagliaferro AR, Tagliaferro AR,
kadar MDA.
Bobolya DJ. 2002. Dietary Estrogens
and Antiestrogens. Didalam : Helferich
5. KESIMPULAN W & Winter CK, editor. Food
Campuran bee polen, serbuk kunyit, Toxik ology. CRC Press, Boca Raton.
kencur, kayu manis dan biji pinang mampu Hlm. 37-55.
memberikan penurunan kadar MDA pada tikus
yang terinduksi streptozotocin, akan tetapi dari Koo, J.R. and Vaziri, N.D. 2003. Effects of
tiap kelompok perlakuan tidak terdapat diabetes, insulin and antioxidants on NO
perbedaan signifikan. synthase abundance and NO interaction
with reactive oxygen species Kidney
6. SARAN International. 63: 195-201.
Penelitian ini perlu dilakukan uji fitokimia Latief M, Tafzi F., dan Saputra A.,
dalam ca mpuran bee polen, serbuk kunyit, 2013,Aktivitas Antiok sidan Ekstrak
kencur, kayu manis dan biji pinang. Serta uji Metanol Beberapa Bagian Tanaman
perbandingan efek penurunan kadar MDA dari Kayu Manis (Cinnamomum Burmani)
mas ing-mas ing bahan supaya mengeta hui ada Asal Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi,
tidaknya efek sinergisme atau komplementar Prosiding Semirata FMIPA Universitas
dalam ca mpuran terse but. Lampung, 2013
Price, S.A. and Wilson, L.M. 2006.
7. REFERENSI Patofisiologi : Konsep Klinis Proses -
Allen, D.A., Harwood, S.M., Varagunam, M., Proses Penyakit. Edisi 6. EGC, Jakarta.
Raftery, M.J. and Yaqoob, M.M., 2003.
High glukosa induced oxidative streee Suryawanshi, N.P., Bhutey, A.K., Nagdeote,
A.N., Jadhav, A.A. and Manoorkar, G.S.
causes aptopsosis in proximal tubular
epithelial cells and mediated by multiple 2006. Study of lipid pereoxide and lipid
profile in diabetes mellitus. Indian J Clin
caspases. FSEB J, 17(8):908-910.
Biochem, 21(1):126-130.
American diabetes Association (Committee
Report),2003. Report of the Expert Tjay, T. H., Kirana, R. 2007. Obat-Obat
Penting Khasiat, Penggunaan, dan Efek
Committee on the Diagnosis and
Sampingnya. PT Gramedia Pustaka
Classification of Diabetes Mellitus.
Diabetes Care 26 (Suppplement 1) : S5- Utama, Jakarta.
20. WHO, 1994. Technical Report Series no. 884.
Prevention of Diabetes Mellitus,WHO,
Aznam, N., 2004, Uji Aktivitas antioksidan
Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica, Jeneva.
Val), Prosiding Semnas Penelitian, Xing Z., Jiao WU., Zhuang H., Wen-li M and
Pendidikan dan Penerapan MIPA, Hotel Hao-fu D. 2010. Antioxidant and
Sahid Raya. Cytotoxic Phenolic compounds of Areca
Nut (Areca catechu), CHEM. RES.
Evans, J.L., Goldfine, I.D., Maddux, B.A. and
Grodsky, G.M., 2002. Oxidative stress CHINESE UNIVERSITIES 2010, 26(1),
161—164.
and stress-activated signaling pathways:
a unifying hypothesis of type 2 diabetes.
Endocrine Rev, 23(5):599-622.

503
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT DHF DI DESA


TERGO RW 01 KECAMATAN DAWE
KABUPATEN KUDUS

Pri Astuti1 Dwi Astuti2


1
STIKES Muhammadiyah Kudus
priastuti@stikesmuhkudus.ac.id
2
STIKES Muhammadiyah Kudus
dwiastuti@stikesmuhkudus.ac.id

Abstact

In 2006, outbreaks of dengue fever were reported for the first time in Indonesia in the form of
Extraordinary Events dengue fever in Jakarta and Surabaya are 58 cases with 24 death rate
(41.5%). There are 2.5 to 3 billion people as the DHF patients. Aedes aegypti is the vector of the
epidemic main. Moreover, the spread of this disease is estimated 50 to 100 million cases per year
that consists of 90% for children under 15 years and the average number of deaths (Case Fatality
Rate / CFR) reached 5%, in epidemic nature Cyclical (repeated at regular intervals). In Central
Java, DHF has currently reached 21 415 cases, 261 of them died. Kudus belongs to endemic area
of DHF. If we look at the incidence of DHF Kudus, number of patients with DHF from January to
March 2010 are 363 cases, and 19 of them are died. This study aims to describe the rate of mother
Toddlers Knowledge about Disease in Tergo RW 01, Dawe Kudus 2011. This research belongs to
descriptive research with the primary purpose that provides an overview the level of knowledge
mothers about DHF disease. Most of mothers have less knowledge level is less than 17 people
(56.7%). Most people have dirty environmental conditions is less than 14 people (46.7%).

Keywords: Knowledge, DHF

1. PENDAHULUAN jumlah penderita DHF dari Januari-Maret 2010


tercatat 363 kasus, dari sekian kasus ada 19
Wabah demam berdarah dilaporkan orang diantaranya meninggal dunia (DKK
untuk pertarna kalinya di Indones ia yaitu kabupate n Kudus 2010).
berupa Ke jadian Luar Biasa (KLB) penyakit Kebiasaan hidup bers ih dan
demam berdara h dari Jakarta dan Surabaya pemahaman serta perilaku ibu balita
pada tahun 2006 dengan 58 kas us dengan 24 terhadap bahaya demam berdarah dengue
angka kematian (41,5%). Jumlah penderita sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
DHF hingga saat ini di Indonesia tercatat 2,5 dan motivas i untuk menjaga lingkungan.
sampai 3 milyar orang. Aedes aegypti Semakin tinggi pengetahuan masyarakat
merupakan vektor epidemi utama, penyebaran tentang bahaya demam berdarah dengue
penyakit ini, diperkirakan terdapat 50 sa mpai maka semakin tinggi pula kepedulian untuk
100 juta kasus per tahun, 90 % menyerang melakukan pencegahan terhadap DBD. Di
anak-anak dibawah 15 tahun, rata-rata angka samping tingkat pengeta huan, motivasi
kematian (Case Fatality Rate/CFR ) mencapai yang tinggi untuk menjaga lingkungan itu
5%, secara epidemis bers ifat siklis (terulang sangat penting terutama bagi para kepala
pada jangka waktu tertentu). DHF di Propinsi keluarga juga sangat diperlukan untuk
Jawa Tengah saat ini mencapai 21.415 kasus, mendukung pelaksanaa n 3M (noer, 2006).
261 diantara nya meninggal dunia. Kota Kudus Hal ini dibuktikan dengan hasil
termasuk daerah endemis DHF, Ka lau kita survey awal yang dilakukan peneliti pada
melihat angka insidensi DHF di kota Kudus, tanggal 3 – 5 mei 2011 study diskriptif

504

Anda mungkin juga menyukai