Anda di halaman 1dari 9

RESUME KEGIATAN

Nama Kegiatan :Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah/Madrasah


Pelaksanaan :30 Januari s.d 20 April 2013
Materi :
Dari awal LPPKS membangun diklat calon kepala sekolah, di era akhir tahun
2009 sampai tahun 2011, berbagai pertanyaan secara simultan membayangi kita para
pengembang diklat yang bekerja saat itu dan bahkan getarannya masih terasa sampai
saat ini. Diklat seperti apakah yang kita ingin kembangkan? Apakah diklat ini
nantinya akan menjadi yang sebuah inovasi baru dan terbaik yang bisa kita ciptakan
untuk peningkatan kualitas kepala sekolah kita di masa depan? Apakah diklat ini
nantinya akan sebanding setara atau bahkan lebih baik lagi integritasnya di mata
publik, jika dibandingkan dengan sekian banyak memori terindah dari diklat-diklat
kepala sekolah misalkan Talent Scouting yang sudah pernah ada sebelumnya? Dan
pada akhirnya, kita para pengembang saat itu, yang harus mampu menjawab, materi
apa saja yang dibutuhkan oleh seorang calon kepala sekolah? Yang notabene adalah
seorang guru, yang belum pernah menjabat sebagai seorang kepala sekolah. Itulah
beberapa pertanyaan di awal perjalanan dari perencanaan diklat calon kepala sekolah
kita di masa itu.
Berbagai pemikiran baru dan lama menjadi bahan pertimbangan. Pemikiran
baru misalnya CPD (Continuing Proffessional Development) atau sekarang dikenal
sebagai PKB yang secara intens diperkenalkan saat itu oleh teman teman konsultan
Aus-Aid, Ross Davies, Graham, dkk. Pemikiran lama misalnya pengalaman praktis
teknikal pelatihan Talent Scouting yang banyak diintrodusir oleh teman teman
mantan pelaku Talent Scouting. Ada yang bisa kita terima dan digunakan sampai
sekarang misalnya penerapan Outbound untuk penyajian materi kepemimpinan,
namun juga ada yang belum bisa diterapkan sampai sekarang, misalnya materi
penyiapan pidato pengangkatan kepala sekolah baru dan berbagai teknik
pembelajaran kekepala-sekolahan yang lain misalnya pengelolaan konflik internal-
eksternal, menangani perbedaan persepsi, pengelolaan perubahan, dll.
 Pada awalnya yang kita kembangkan terlebih dulu adalah Unit of
Learning (UoL) untuk calon kepala sekolah, kepala sekolah dalam jabatan, calon
pengawas sekolah dan pengawas sekolah dalam jabatan. Dalam pemikiran kita saat
itu, harus jelas perbedaannya antara materi dan penyajian materi untuk diklat kepala
sekolah dan diklat kepala sekolah dalam jabatan. Demikian juga untuk diklat calon
pengawas dan diklat pengawas dalam jabatan. Unit of Learning (UoL) ini kemudian
kita kembangkan lagi menjadi struktur program diklat dan pola diklat In-On-In yang
kita kenal sekarang ini.
 Pengembangan materi dan pola diklat dilakukan melalui berbagai kegiatan
workshop dan piloting di beberapa lokasi. Diawali dengan serangkaian workshop
AKPK (Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian), yang telah menghasilkan
AKPK Calon Kepala Sekolah, AKPK Kepala Sekolah dalam jabatan, AKPK Calon
Pengawas Sekolah, dan AKPK Pengawas Sekolah dalam jabatan. Lalu diikuti dengan
uji coba berupa kegiatan Piloting Diklat Calon Kepala Sekolah di Gresik dan Kota
Malang dan Diklat Calon Pengawas Sekolah di Bengkulu pada era tahun 2009.
Kemudian dilakukan workshop evaluasi program diklat tahun 2010, yang disusul
dengan workshop Revisi AKPK dan Unit of Learning (UoL) yang pertama. Hasil
kegiatan evaluasi dan Revisi yang pertama ini kemudian kita gunakan untuk
mempersiapkan kegiatan Piloting yang kedua di 15 lokasi kab/kota, dan kemudian
disusul di 45 lokasi lain di era tahun 2010. Langkah yang sama kita lakukan kembali
dengan workshop evaluasi program diklat dan Revisi AKPK dan Unit of
Learning (UoL) untuk yang kedua kalinya. Hasil kegiatan evaluasi dan Revisi yang
kedua ini berujung dengan ditampilkannya diklat calon kepala sekolah secara
nasional melalui kegiatan Piloting Penyiapan Calon Kepala Sekolah Nasional
APBNP di era tahun 2013.
RESUME KEGIATAN

Nama Kegiatan :Diklat Funsional Guru Bimbingan Konseling SMA/SMK


Tingkat Lanjut
Pelaksanaan :21 s.d 30 April 2011
Materi :
Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan an Bimbingan Konseling (PPPPTK BK) Tahun
2015-2019 mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Tahun 2015-2019 dan Rencana Pembengunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Rencana Strategis (Renstra)
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling (PPPPTK Penjas dan BK) Tahun
2015-2019 merupakan dokumen perencanaan jangka menengah, yang memuat arah
kebijakan dan strategi pelaksanaan program dan kegiatan serta sebagai tolak ukur
pencapaian kinerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling selama kurun waktu
tahun 2015-2019. Dokumen Rencana Strategi (Renstra) ini diharapkan menjadi
pedoman dalam pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
melalui optimalisasi pelaksanaan program dan kegiatan sesuai tugas dan fungsi
masing-masing Subbag dan Seksi. Dokumen Rencana Strategi (Renstra) ini berisi
rencana program dan kegiatan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling (BK) serta
alokasi pendanaan sampai 5 (lima) tahun ke depan, dengan sistematika penyusunan
sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN, berisi gambaran kondisi umum dan
potensi permasalahan yang dihadapi oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bimbingan Konseling (BK) BAB II : VISI,
MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS, berisi rumusan visi, misi, tujuan
dan sasaran strategis Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling (PPPPTK Penjas dan
BK) BAB III : ARAH KEBIJAKAN, STRATEGIS, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN, berisi Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan, yang selanjutnya dijabarkan dalam Arah Renstra PPPPTK
Penjas dan BK 2015 - 2019 2 Kebijakan dan Strategi Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Jasmani dan
Bimbingan Konseling (PPPPTK Penjas dan BK) BAB IV : TARGET KINERJA
DAN KERANGKA PENDANAAN, berisi target kinerja dan kerangka pendanaan
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling (PPPPTK Penjas dan BK) BAB V :
PENUTUP, berisi simpulan singkat mengenai dokumen Rencana Strategi (Renstra)
RESUME KEGIATAN

Nama Kegiatan :Fasilitasi Peningkatan Guru Pembimbing SMA/SMK/MA


Pelaksanaan :16 s.d 25 November 2009
Materi :
fektivitas dalam intervensi kebijakan pendidikanditentukan oleh akurasi data
empirik yangmendasari penentuan komponen intervensi. Dibidang pendidikan
intervensi dikategorikan padaintervensi jangka pendek dan intervensi jangkapanjang.
Intervensi jangka pendek pada dasarnyadiarahkan perbaikan tenaga pendidik
danpendidik, penyediaan sarana dan prasaranapendidikan di tingkat sekolah, dan
perningkatanmotivasi siswa, serta pembenahan pengelolaanpro-gram pendidikan baik
di tingkat sekolahmaupun pada organisasi pengelola pendidikandari tingkat pusat
sampai dengan kabupaten/kotabahkan kecamatan. Di lain pihak, intervensi
jangkapanjang cenderung diarahkan pada perbaikanstatus ekonomi orang tua dan
perbaikanin-frastruktur sosial.Baik intervensi jangka pendek maupunintervensi
jangka panjang diarahkan untukmeningkatkan kualitas pelayanan pendidikan
ditingkat sekolah. Indikator dari peningkatankualitas bukan pada pengelolaan
programpendidikan yang baik dan bukan juga padapeningkatkan kesejahteraan
tenaga kependidikandan pendidik di tingkat sekolah. Indikator ke 240Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Nomor 3, Mei 2010berhasilan intervensi
adalah prestasi belajar dankompetensi siswa.Untuk mencapai hasil dalam waktu
dekat,intervensi jangka pendek dianggap lebih layak(feasible). Hal ini didasarkan
pada dua per-timbangan. Pertama pemerintah tidak mempunyaidana yang mencukupi
untuk membiayai semuaprogram pendidikan, meskipun program tersebuttelah
menjadi agenda kebijakan. Oleh karena itu,Pemerintah perlu untuk menentukan
skalaprioritas dengan berbagai pertimbangan. Kedua,Pemerintah cenderung ingin
segera mengetahuidampak atau hasil dari intervensi.Intervensi pemerintah untuk
meningkatkanmutu pendidikan sebagai output pendidikanmerupakan salah satu
masalah “serius” yangdihadapi pemerintah, pemerintah daerah, danbahkan sekolah.
Hal ini dikarenakan mutupendidikan merupakan cerminan kinerja
pengelolapendidikan. Artinya, mutu pendidikan yang di-capai suatu daerah
menggambarkan keberhasilanpekerja pendidikan dalam mengelola pendidikan.Kota
Bontang sebagai salah satu kota/kabupaten di propinsi Kalimantan Timur tidak
luputdari permasalahan mutu pendidikan. Keberadaanmutu pendidikan yang dicapai
terkait dengankondisi guru yang ada, seperti kondisi kualifikasidan kompetensi guru.
Hal ini beralasan karenaguru merupakan unsur yang sangat pentingdalam penciptaan
kualitas pembelajaran di kelasdan sekolah. Oleh karena itu, kualifikasipendidikan
guru harus menjadi unsur pentingdalam peningkatan kualitas pendidikan di
KotaBontang. Namun, sampai kini kualifikasi pendidikanguru masih belum
sepenuhnya mencapai jenjangS1/D4, seperti yang dipersyaratkan dalam UURINo.14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. DataDinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Bontangmenginformasikan bahwa sampai tahun 2007masih terdapat 795 guru
SD/SMP/SMA/SMK/sederajat yang belum mencapai jenjangpendidikan tersebut.
Sementara itu kompetensiguru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8Undang-
Undang tersebut belum diketahui secarapasti.Dalam mengantisipasi tantangan ke
depanmenuju kondisi yang diinginkan, Pemerintah KotaBontang perlu secara terus
menerus mengem-bangkan peluang dan inovasi baru.
RESUME KEGIATAN

Nama Kegiatan :Desiminasi dan Seminar Hasil SPMI


Pelaksanaan :2 s.d 5 Desember 2019
Materi :
Kegiatan ini dibuka oleh  Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Bali, bapak Wayan
Koster., dan dihadiri oleh Kepala LPMP., dan kepala Seksi. Pada saat membuka
kegiatan, kepala dinas  memberikan apresiasi kepada LPMP Sulawesi Tengah, yang
selama 3 tahun terakhir telah berupaya mendanai program sekolah model pada semua
jenjang pendidikan sebanyak 130 sekolah. Sebagai pemerintah daerah saya berterima
kasih atas fasilitasi baik berupa dana maupun pendampingan yang telah diberikan
selama 3 tahun. Saya sangat mengharapkan, setelah 3 tahun ini, 130 sekolah yang
telah menjadi model penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal tetap
mengimplementasikan SPMI ini, baik dengan bantuan dana maupun tanpa bantuan
dana dari LPMP lagi. Artinya, ke 130 sekolah ini, dapat mengimplementasikan SPMI
secara mandiri. Pada kesempatan ini juga, kepala Dinas Pendidikan menghimbau bagi
sekolah-sekolah yang belum mengimplementasikan SPMI, jangan sungkan belajar
pada sekolah-sekolah model SPMI ke sekolah-sekolah rujukan yang ada di wilayah
Bapak/Ibu. Perluas jaringan, perkuat silaturahim dengan sekolah-sekolah yang
Bapak/Ibu anggap memiliki keunggulan sehingga Bapak/Ibu bisa belajar menerapkan
keunggulan-keunggulan tersebut. Jangan malu, jangan gengsi, suatu saat, keunggulan
itu juga akan menjadi bagian dari sekolah yang Bapak/Ibu kelola.
Oleh karena kegiatan ini adalah kegiatan diseminasi praktik penjaminan mutu sekolah
model kepada sekolah non model, saya sangat berharap, Bapak/Ibu kepala sekolah
nonmodel dengan keterbukaan hati mau belajar tentang SPMI ini kepada sekolah
model meskipun mungkin saja Bapak/Ibu merasa bahwa dari aspek-aspek tertentu,
sekolah Bapak/Ibu lebih unggul dibandingkan dengan sekolah model.
Peserta pada kegiatan ini berjumlah 55 orang yang terdiri atas unsur-unsur: 1) Dinas
Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota; 2) LPMP Sulawesi  Tengah; 3) Sekolah
Model; 4) Sekolah Imbas; dan 5) Sekolah Non Model/Imbas.
Narasumber pada kegiatan ini adalah anggota satgas Penjaminan Mutu Pendidikan
dan unsur LPMP Bali.
Melalui kegiatan Diseminasi Hasil Pemetaan Mutu ini hasil yang diharapkan
adalah: 1) meningkatnya pemahaman peserta tentang  kebijakan Penjaminan Mutu
Pendidikan, baik pusat maupun provinsi; 2) meningkatnya pemahaman peserta
tentang hasil evaluasi pelaksanaan sekolah model; 3) meningkatnya pemahaman
peserta tentang implementasi SPMI pada sekolah model dan sekolah imbas; 4)
tersusunnya rencana tindak lanjut implementasi SPMI pada sekolah
nonmodel/nonimbas dan disdik kab/kota.
RESUME KEGIATAN

Nama Kegiatan :Asistensi Persiapan Pendampingan Sekolah Model


Pelaksanaan :11 s.d 13 April 2019
Materi :

Tahun 2018 merupakan tahun ketiga pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) melalui Sekolah Model yang ditetapkan dan dibina oleh LPMP Bali untuk
menjadi sekolah acuan bagi sekolah lain di sekitarnya dalam penerapan penjaminan
mutu pendidikan secara mandiri. Menindaklanjuti hasil evaluasi pelaksanaan SPMI
tahun 2017 yang lalu, pada tanggal 23 April 2018 dilaksanakan kegiatan Asistensi
Persiapan Pendampingan Sekolah Model yang dibuka oleh Kepala LPMP Bali, I
Made Alit Dwitama, ST.,M.Pd. bertempat di ruang Graha Sarwa Guna II, LPMP
Bali, Jl. Letda Tantular No. 14 Denpasar.

Dalam sambutannya dihadapan 98 orang kepala sekolah model jenjang SD dari 9


kabupaten/kota ini, Kepala LPMP Bali menyampaikan bahwa melaksanakan
penjaminan mutu internal sudah menjadi kewajiban sekolah sesuai Permendikbud No
28 Tahun 2016. Diharapkan, sekolah model ini akan menjadi percontohan dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan sistem penjaminan mutu
pendidikan. Sehingga nanti bisa melampaui SNP dan menjadi sekolah yang
berbudaya mutu.

Dalam pelaksanaan SPMI ini Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, memberikan dana bantuan pemerintah
yang dapat digunakan oleh sekolah untuk membangun dan menguatkan sistem dalam
penjaminan mutu internal. Sehingga pelaksanaan penjaminan mutu dapat diterapkan
secara optimal.

Melalui kegiatan Asistensi SPMI selama dua hari ini diharapkan adanya persamaan
persepsi antara LPMP Bali dengan para kepala sekolah model dalam memahami
penerapan sistem penjaminan mutu dan mengetahui pencapaian terkini dalam
pengembangan pengembangan sekolah model. Sekolah dapat memahami tentang
pengelolaan Dana Bantuan Pemerintah dan menyusun rencana tindak lanjut berupa
proposal kegiatan, Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang dikuatkan dengan
penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara LPMP Bali dengan Kepala Sekolah
Model.
RESUME KEGIATAN

Nama Kegiatan :Desiminasi dan Pemeran Hasil SPMI Sekolah Model


Pelaksanaan :3 s.d 6 Desember 2018
Materi :
Pendampingan Pengembangan SPMI Sekolah Model Tahun 2018 yang dilaksanakan
LPMP Bali memasuki tahun ketiga. Sebanyak 170 sekolah model telah didampingi
oleh para Widyaiswara dan staf fungsional LPMP Bali dalam pengembangan SPMI.
Harapannya, setiap satuan pendidikan beserta seluruh komponen di dalamnya
memiliki tanggung jawab dalam penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan serta
memiliki pola pikir bahwa mutu dan kepuasan pelanggan adalah prioritas utama
(budaya mutu). Dukungan dan fasilitasi institusi-institusi Pendidikan dalam
penerapan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) sesuai tugas dan
kewenangannya akan memperkuat upaya satuan pendidikan dalam memberikan
pelayanan pendidikan yang bermutu sesuai kebutuhan nyata di lapangan. Sebagai
akhir kegiatan pendampingan tahun ini, LPMP Bali menyelenggarakan kegiatan
Diseminasi dan Pameran hasil dari tanggal 3 s.d. 6 Desember 2018. Kegiatan
dilaksanakan di kawasan pariwisata Sanur, Denpasar. Berikut foto persiapan kegiatan
yang dilakukan oleh beberapa sekolah model yang akan mengikuti pameran.
RESUME KEGIATAN
Nama Kegiatan :In House Training (IHT) Pendampingan Implementasi
Kurikulum 2013 Jenjang SMA
Pelaksanaan :13,14,15, dan 26, 27 September 2016
Materi :

 Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013


PROSEDUR OPERASIONALSTANDAR

2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELOMPOK 1

3 Deskripsi SingkatBahan Belajar ini menjelaskan tentang hakikat, prinsip,


komponen, sistematika,cara menyusun RPP serta cara membimbing guru dalam
menyusun RPP.

4 TUJUAN PEMBELAJARANMenjelaskan pentingnya RPPmenjelaskan teknik


menyusun RPPMenyusun RPPMembimbingan guru dalam menyusun RPP

5 ALUR PEMBELAJARAN 08.30-09.00 Kerja kelompok


Menganalisis, Membandingkan berbagai Model RPP, Mengidentifikasi dan
memahami teknik penyusunan RPP dan Menyusun RPP sekaligus membuat bahan
tayang(150 Menit)Berbagi pengalaman dalam Penyusunan RPP( 45
Menit)PENDAHULUANPresentasi Hasil Kerja Kelompok(90 Menit)

6 Mengapa RPP penting disusun oleh guru?


HAKIKAT RPPRPP adalah merupakan bukti kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
guru di kelas dan wajib disusun oleh guruRPP merupakan rambu-rambu untuk
dijadikan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan aktivitas di kelasDengan
menyusun RPP, guru telah lebih awal memikirkan cara terbaik dan termudah untuk
membangun kompetensi yang dipersyaratkan pada siswa agar siswa mencapai
kompetensi tersebut.Dengan menyusun RPP guru sedini mungkin memperkirakan
efektifitas pengelolaan kelas baik menyangkut waktu, penciptaan suasana kelas,
maupun upaya-upaya pencapaian tujuan pembelajaranMengapa RPP penting disusun
oleh guru?

7 HAKIKAT RPP Apakah RPP itu?


Merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi
pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabusApakah RPP itu?

8 APA SAJA KOMPONEN-KOMPONEN RPP? KOMPONEN-KOMPONEN


RPP
data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester;materi pokok;alokasi waktu;KI, KD
dan indikator pencapaian kompetensi;tujuan pembelajaranmateri pembelajaran;
metode pembelajaran;media, alat dan sumber belajar;langkah-langkah kegiatan
pembelajaran; danpenilaian.KOMPONEN-KOMPONEN RPP

9 Bagaimana Prinsip Pengembangan RPP?


Merupakan terjemahan dari kurikulum dan sesuai silabusDikembangkan sesuai
kondisi satuan pendidikanMendorong partisipasi aktif peserta didik;Sesuai dengan
tujuan Kurikulum 2013Mengembangkan budaya membaca dan
menulis;mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.Memberikan umpan balik dan tindak
lanjut.Memberi umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remediKeterkaitan
dan keterpaduan.memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber
belajarMenerapkan teknologi informasi dan komunikasimempertimbangkan
penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif

RESUME KEGIATAN

Nama Kegiatan :Desiminasi dan seminar hasil SPMI


Pelaksanaan :3 s.d 6 Desember 2018
Materi :

LPMP Bali menyelenggarakan kegiatan Diseminasi dan Seminar Hasil Implementasi


Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Kegiatan dilaksanakan 11-13 Desember 2018
dan diikuti oleh 200 orang yang terdiri atas penanggung jawab SPMI Dinas
Pendidikan Kabupaten, Kepala SMP, Kepala SD, dan Reviewer Kurikulum 2013.

Kegiatan dibuka oleh Kabag Perencanaan dan Pembiayaan Direktorat Jenderal


Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Jakarta. Dalam sambutan pembukaan
beliau mengatakan bagi sekolah yang bermutu akan menerima BOS Kinerja. BOS ini
diterima selain BOS Reguler yang selama ini diterima sekolah. “Sekolah dengan label
SPMI mempunyai peluang besar untuk menerima BOS Kinerja,” katanya.

Dalam kegiatan ini juga diberikan penghargaan “SPMI Award” kepada sekolah-
sekolah di seluruh Jawa Tengah yang sudah berhasil melaksanakan SPMI dengan
baik. 35 SMP, 35 SD, 1 SMA, dan 1 SMK, menerima penghargaan SPMI Award dari
Kepala LPMP.

Selanjutnya, kegiatan diisi dengan Diskusi Panel dengan materi sebagai berikut:

1. Program Penjaminan Mutu Pendidikan oleh Satgas Penjaminan Mutu Pendidikan


Kemdikbud RI.

2. Implementasi SPME melalui Akreditasi oleh Ketua BAN S/M Provinsi Bali.

3. Best Practice Implementasi Penjaminan Mutu Dikdas oleh Dinas Pendidikan


Kabupaten Boyolali.

4. Implementasi Penjaminan Mutu Pendidikan Menengah oleh Kepala Dinas


Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.

5. Best Practice SPMI di Sekolah Model Jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK Provinsi
Bali.

6. Hasil Implementasi Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Tengah 2018 oleh
Tim SPMI dan SPME LPMP Bali

7. Hasil Supervisi Kurikulum 2013 di Sekolah Model dan Imbas SPMI 2018 oleh Tim
Supervisi K13 LPMP Jawa Tengah.

8. Pengembangan Model Penjaminan Mutu Pendidikan LPMP Bali oleh Kepala


LPMP Bali

9. Penyusunan Rekomendasi dan Program Tindak Lanjut oleh Tim Bidang Pemetaan
dan Supervisi Mutu Pendidikan LPMP Bali.

Harapannya, semua sekolah di Jawa Tengah bisa menerapkan SPMI untuk


peningkatan mutu pendidikan. Caranya? Ya dengan melakukan penjaminan mutu
pendidikan secara internal dengan bimbingan dan pengawasan dari LPMP Bali

Anda mungkin juga menyukai