Anda di halaman 1dari 4

Materi Agama tentang Definisi Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis

Menurut Pandangan Islam.

* Pengertian Berfikir
Arti kata dari berfikir memiliki makna fungsi dari akal fikiran yang berarti, dengan adanya
berfikir maka seseorang dapat memanfaatkan akal fikirnya untuk bisa memahami apa saja
kebenaran (hakikat) tentang segala sesuatunya. Kebenaran (hakikat) yang sejati yakni Allah
Swt.
Jadi dengan adanya sebuah pola fikir pada otak manusia maka manusia mengenal Allah dan
dapat mendekatkan dirinya kepada Nya. Oleh karena itu, berfikir yakni sebuah awal dari
perjalanan ibadah umat manusia yang tanpa-Nya maka ibadah tersebut tak bernilai, sehingga
apabila berkaitan dengan ibadah pastinya sudah terdapat ketentuan-ketentuan yang telah
terperinci dari sang Maha Pencipta Allah Swt. 

  *Pengertian Musyawarah
Pada kehidupan manusia pastinya banyak masalah-masalah yang sering dihadapi selain dari
pada ibadah. Oleh karena itu cara lain yang dapat memecahkan dan menyelesaikan sebuah
permasalahan adalah dengan cara ber-musyawarah. Makna dari musyawarah adalah sebuah
kelaziman fitrah pada manusia dan juga musyawarah ini termasuk dalam tuntutan stabilitas
pada suatu masyarakat. Ber-musyawarah di dalam kehidupan bermasyarakat merupakan
sesuatu yang di syariatkan oleh agama islam demi terwujud dan terciptanya suatu keadilan
yang ada diantara manusia dengan merata serta dapat pula untuk memilih perkara apa yang
paling terbaik untuk mereka sebagai bentuk perwujudan dari tujuan-tujuan syariat serta
hukum-hukumnya. 

Dengan demikian sebagai warga negara yang baik dan benar maka di dalam sebuah
musyawarah yang sedang dilaksanakan, kita harus dan wajib untuk mengedepankan
kepentingan seksama dan tidak boleh mengedepankan kepentingan individual (diri sendiri).
Maka berikanlah ide, gagasan gagasan, masukan-masukan dengan cara berfikir kritis serta
menghormati dan menghargai pendapat-pendapat yang di utarakan orang lain.

  A. Makna berpikir kritis


Pengertian berpikir kritis adalah suatu perilaku dan sikap yang pada dasarnya berdasarkan
dengan data serta fakta yang sah (valid) dan di barengi dengan argumen (pendapat) yang
akurat. Sebagai seorang warga negara yang berprinsip demokrat harusnya dapat selalu
bersikap dengan kritis, baik itu pada kenyataan empiris  dan supraempiris seperti berikut :
- Empiris
  a. Realitas
  b. Sosial
  c. Budaya
  d. Politik 
- Supraempiris
  a. Agama
  b. Mitologi
  c. Kepercayaan
Bersikap kritis harus juga ditujukan dan ditanamkan dalam diri sendiri sehingga materi-
materi berfikir secara kritis, bersikap secara demokratis dan sikap secara kritis dalam diri
sendiri itu pasti dibarengi dengan sikap secara kritis terhadap pendapat-pendapat yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Di dalam sikap secara kritis ini tentu
nya harus wajib di dukung dengan sikap tanggung jawab dengan apa yang sedang di kritisi,
oleh karena itu sikap secara kritis yang ada pada suasana demokrasi wajib perlu untuk di
berikan dukungan berdasarkan kemampuan untuk bisa menyelesaikan suatu masalah dengan
cara penuh kedamaian. Suatu permasalahan yang berasal dari sebuah perbedaan pendapat
bisa berujung dengan konflik dan untuk itu harus di tekankan suatu penyelesaian masalah
yang dilakukan dengan penuh kedamaian dan bukan kekerasan.

B. Makna Bersikap Demokratis


Arti kata dari demokrasi memiliki dua (2) makna yakni secara dilihat dari :
  a. Etimologis (tinjauan)
Maksudnya adalah dengan secara etimologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani dan
terdiri atas kata :
    1. Demos yang berarti adalah rakyat
    2. Kratos/Cratein yang berarti adalah kekuasaan atau kedaulatan
Sehingga dapat dikatakan bahwa secara etimologis demokrasi adalah rakyat yang memiliki
kekuasaan tertinggi dengan kalimat "dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat". 
  b. Terminologis (istilah)
Maksudnya adalah dengan secara terminologis, demokrasi adalah sebuah bentuk dari
mekanisme sistem pemerintahan pada negara yang sebagai upaya dalam mewujudkan
kedaulatan rakyat atau kekuasaan warga pada negara atas negara yang untuk dijalankan dan
dilaksanakan pemerintahan negara itu sendiri.
Sehingga dengan demikian, konsep demokrasi yang ada pada dasar hidup dalam masyarakat
dan negara memiliki makna bahwa rakyat adalah sosok yang memberikan ketentuan dalam
masalah yang terjadi di dalam kehidupannya, baik itu kebijakan kebijakan negara karena
kebijakan itu yang akan menentukan bagaimana kehidupan rakyat. Oleh karena itu, suatu
negara yang menganut sistem demokrasi ini adalah negara yang didirikan dan di
selenggarakan atas dasar kemauan dan kehendak serta keinginan rakyat negara tersebut. Pada
sudut pandang organisasi makna demokrasi yakni peng-organisasian negara yang di jalankan
dan dilakukan rakyat negara itu sendiri berdasarkan persetujuan oleh rakyat karena
kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat. Di dalam agama khususnya agama Islam, tidak ada
istilah demokrasi. Ini di karenakan orang islam hanya mengenal yang namanya Al-hurriyah
atau kebebasan yang menjadi pilar utama dari demokrasi yang ada dan di warisi sejak zaman
nabi Muhammad Saw yang termasuk ada di dalamnya yakni:

    1. Kebebasan dalam memilih seorang pemimpin


2. Syura atau mengelola negara dengan secara bersama-sama
    3. Kebebasan dalam memberikan kritik terhadap penguasa
 4. Bebas berpendapat
Di dalam basis empiriknya, ada perbedaan yang sangat mendasar pada demokrasi dan agama.
Di tinjau dari asal muasal, demokrasi itu awalnya dari pemikiran filosofis dari manusia-
manusia dan sedangkan agama itu berasal dari wahyu. Meskipun di dalam basis empiriknya
dikatakan berbeda, akan tetapi di dalam kaitan yang berbasis dialektis agama bahwa agama
dapat memberikan support atau dukungan yang positif terhadap demokrasi itu dan demokrasi
itu juga sendiri bisa memberikan sebuah peluang untuk proses pen-dewasaan dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dengan adanya dukungan positif tersebut bukan
berarti semua yang menurut demokrasi selalu benar, Di dalam agama islam juga tercermin
adanya demokrasi akan tetapi tidak mengenal paham demokrasi yang memberikan kekuasaan
yang besar kepada rakyat untuk menentukan dan menetapkan segala hal. Pada piagam yang
di munculkan oleh nabi besar Muhammad Saw di Madinah, itulah konsep awal mengenai
demokrasi pada Islam. Konsep demokrasi yakni :
    1. Dari rakyat
    2. Oleh rakyat
    3. Untuk rakyat
Dan kemudian melindungi semua apa yang menjadi kepentingan dari rakyat. Sehingga dalam
islam sebenar nya sudah identik dengan demokrasi, akan tetapi demokrasi yang terdapat
dalam islam sendiri mempunyai perbedaan dengan demokrasi yang telah di cetuskan.
C. Ayat-ayat Alquran yang terkait tentang Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis
1. Qur'an Surah Ali 'Imran Ayat 190-191

Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan
siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah
Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab
neraka”.
Di dalam ayat Al-Qur'an Surah Ali 'Imran Ayat 190 diatas menjelaskan sesungguhnya di
dalam tatanan bumi dan langit beserta keindahan atas perkiraan dan keajaiban ciptaan yang
Maha Kuasa juga dalam silih berganti nya antara siang dan malam dengan secara teratur yang
terjadi sepanjang tahun yang dapat dirasakan pengaruh nya langsung ke tubuh dan bagaimana
cara berfikir kita karena pengaruh dari dinginnya malam hari, panas matahari serta
bagaimana pengaruhnya terhadap dunia hewan dan tumbuhan adalah sebuah tanda bukti yang
memperlihatkan ke Esaan sang maha kuasa Allah Swt terhadap ke-sempurnaan pengetahuan-
Nya dan kekuasaan-Nya.
2. Qur'an Surah Ali 'Imran Ayat 159

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah swt-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka, sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampunan bagi mereka,
dan bermusyawarah lah dengan mereka dalam urusan itu, dan apabila kamu telah
membulatkan tekad maka berdakwahlah kepada Allah swt, sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.
Di dalam ayat Al-Qur'an Surah Ali 'Imran ayat 159 diatas menjelaskan tentang tata cara
dalam melakukan musyawarah. Ayat Qur'an Surah Ali 'Imran ini diturunkan yakni sebagai
sebuah teguran pada sikap sahabat-sahabat Rasulullah Saw yang sudah sepakat atas
keputusan musyawarah dengan menerapkan perang Uhud. Akan tetapi mereka melanggar
kesepakatan tersebut sehingga dari keputusan musyawarah dalam perang Uhud tersebut, para
kaum muslimin menjadi susah untuk mengalahkan musuh-musuh. 

Anda mungkin juga menyukai