Anda di halaman 1dari 13

5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Abses Pedis


2.1.1 Definisi
Abses (Latin: abscessus) merupakan kumpulan nanah (netrofil yang telah
mati) yang terakumulasi di sebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi
(biasanya oleh bakteri atau parasit) atau karena adanya benda asing (misalnya
serpihan, luka peluru, atau jarum suntik). Proses ini merupakan reaksi perlindungan
oleh jaringan untuk mencegah penyebaran/perluasan infeksi ke bagian tubuh yang
lain. Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong berisi
nanah (Siregar, 2004).
Menurut Nurarif & Kusuma (2013) abses adalah pengumpulan nanah yang
terlokalisir sebagai akibat dari infeksi yang melibatkan organisme piogenik, nanah
merupakan suatu campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel darah putih yang
sudah mati yang dicairkan oleh enzim autolitik. Abses (misalnya bisul) biasanya
merupakan titik “mata”, yang kemudian pecah; rongga abses kolaps dan terjadi
obliterasi karena fibrosis, meninggalkan jaringan parut yang kecil (Harrison, 2005).
Pedis adalah anggota badan yang menopang tubuh dan dipakai untuk berjalan
(dari pangkal paha ke bawah) (Mansjoer, 2007).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan abses pedis adalah infeksi kulit yang
disebabkan oleh bakteri/parasit atau karena adanya benda asing (misalnya luka peluru
maupun jarum suntik) dan mengandung nanah yang merupakan campuran dari
jaringan nekrotik, bakteri, dan sel darah putih yang sudah mati yang dicairkan oleh
enzim autolitik yang timbul di kaki.

5
6

2.1.2 Etiologi
Menurut Siregar (2004) abses dapat disebabkan karena adanya:
2.1.2.1 Infeksimikrobial
Salah satu penyebab yang paling sering ditemukan pada proses radang ialah
infeksi mikrobial. Virus menyebabkan kematian sel dengan cara multiplikasi
intraseluler. Bakteri melepaskan eksotoksin yang spesifik yaitu suatu sintesis kimiawi
yang secara spesifik mengawali proses radang atau melepaskan endotoksin yang ada
hubungannya dengan dinding sel.
2.1.2.2 Reaksi hipersentivitas
Reaksi hipersentivitas terjadi bila perubahan kondisi respons imunologi
mengakibatkan tidak sesuainya atau berlebihannya reaksi imun yang akan merusak
jaringan.
2.1.2.3 Agen fisik
Kerusakan jaringan yang terjadi pada proses radang dapat melalui trauma
fisik, ultraviolet atau radiasi ion, terbakar atau dingin yang berlebih (frosbite).
2.1.2.4 Bahan kimia iritan dan korosif
Bahan kimiawi yang menyebabkan korosif (bahan oksidan, asam, basa) akan
merusak jaringan yang kemudian akan memprovokasi terjadinya proses radang.
Disamping itu, agen penyebab infeksi dapat melepaskan bahan kimiawi spesifik yang
mengiritasi dan langsung mengakibatkan radang.

2.1.3 Patofisiologi
Proses abses merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah
penyebaran atau perluasan infeksi ke bagian lain tubuh. Organisme atau benda asing
membunuh sel-sel lokal yang pada akhirnya menyebabkan pelepasan sitokin. Sitokin
tersebut memicu sebuah respon inflamasi (peradangan), yang menarik kedatangan
sejumlah besar sel-sel darah putih (leukosit) ke area tersebut dan meningkatkan aliran
darah setempat.
Struktur akhir dari suatu abses adalah dibentuknya dinding abses, atau kapsul,
oleh sel-sel sehat di sekeliling abses sebagai upaya untuk mencegah pus menginfeksi
7

struktur lain di sekitarnya. Meskipun demikian, seringkali proses enkapsulasi tersebut


justru cenderung menghalangi sel-sel imun untuk menjangkau penyebab peradangan
(agen infeksi atau benda asing) dan melawan bakteri-bakteri yang terdapat dalam
pus.Abses harus dibedakan dengan empyema. Empyema mengacu pada akumulasi
nanah di dalam kavitas yang telah ada sebelumnya secara normal, sedangkan abses
mengacu pada akumulasi nanah di dalam kavitas yang baru terbentuk melalui proses
terjadinya abses tersebut.
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi
bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi
infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan
sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam
melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel
darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah, yang
mengisi rongga tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong.
Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas
abses, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih
lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh
maupun dibawah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses (Price, 2005).
8

2.1.4 Manifestasi Klinis


Menurut Smeltzer & Bare (2001) gejala dari abses tergantung kepada lokasi
dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. Gejalanya bisa berupa:
1. Nyeri
2. Nyeri tekan
3. Teraba hangat
4. Pembengakakan
5. Kemerahan
6. Demam
Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai
benjolan. Adapun lokasi abses antara lain ketiak, telinga, dan tungkai bawah. Jika
abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya
menipis. Suatu abses di dalam tubuh, sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih
tumbuh lebih besar. Paling sering, abses akan menimbulkan Nyeri tekan dengan
massa yang berwarna merah, hangat pada permukaan abses , dan lembut.
1. Abses yang progresif, akan timbul "titik" pada kepala abses sehingga
Anda dapat melihat materi dalam dan kemudian secara spontan akan
terbuka (pecah).
2. Sebagian besar akan terus bertambah buruk tanpa perawatan. Infeksi
dapat menyebar ke jaringan di bawah kulit dan bahkan ke aliran darah.
Jika infeksi menyebar ke jaringan yang lebih dalam, Anda mungkin
mengalamidemam dan mulai merasa sakit. Abses dalam mungkin lebih menyebarkan
infeksi keseluruh tubuh.

2.1.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG


2.1.5.1 Pemeriksaan laboratorium
1. Pada pemeriksaan laboratorium biasanya ditemukan peningkatan sel darah
putih(leukosit) yang diakibatkan oleh terjadinnya inflamasi atau infeksi
pada skrotum.
9

2. Selain itu dapat dilakukan Kultur urin dan pewarnaan gram untuk
mengetahui kuman penyebab infeksi.
3. Analisa urin untuk melihat apakah disertai pyuria atau tidak
4. Kultur darah bila dicurigai telah terjadi infeksi sistemik pada penderita
2.1.5.2 Pemeriksaan pencitraan
USG, CT, Scan, atau MRI dan rongsen dilakukan untuk menentukan lokasi
dan ukuran abses.

2.1.6 Penatalaksanaan
Abses luka biasanya tidak membutuhkan penanganan menggunakan
antibiotik. Namun demikian, kondisi tersebut butuh ditangani dengan intervensi
bedah, debridemen, dan kuretase untuk meringankan nyeri dan mempercepat
penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan dikeluarkan isinya. Salah satu
pembedahannya yaitu dengan laparatomi eksplorasi. Suatu abses harus diamati
dengan teliti untuk mengidentifikasi penyebab, utamanya apabila disebabkan oleh
benda asing, karena benda asing tersebut harus diambil. Apabila tidak disebabkan
oleh benda asing, biasanya hanya perlu dipotong dan diambil absesnya, bersamaan
dengan pemberian obat analgesik dan mungkin juga antibiotik.
Drainase abses dengan menggunakan pembedahan biasanya di indikasikan
apabila abses telah berkembang dari peradangan serosa yang keras menjadi tahap pus
yang lebih lunak. Apabila menimbulkan risiko tinggi, misalnya pada area-area yang
kritis, tindakan pembedahan dapat ditunda atau dikerjakan sebagai tindakan terakhir
yang perlu dilakukan. Memberikan kompres hangat pada daerah yang bengkak dan
meninggikan posisi anggota gerak dapat dilakukan untuk membantu penanganan
abses. Karena sering kali abses disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus,
antibiotik antistafilokokus seperti flucloxacillin atau dicloxacillin sering digunakan.
Dengan adanya kemunculan Staphylococcus aureus resisten Methicillin (MRSA)
yang didapat melalui komunitas, antibiotik biasa tersebut menjadi tidak efektif. Untuk
menangani MRSA yang didapat melalui komunitas, digunakan ntibiotic lain:
clindamycin, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan doxycycline. Untuk meringankan
10

nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan dikeluarkan
isinya. Suatu abses tidak memiliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotik
biasanya sia-sia. Antibiotik biasanya diberikan setelah abses mengering dan hal ini
dilakukan untuk mencegah kekambuhan. Antibiotik juga diberikan jika abses
menyebarkan infeksi kebagian tubuh lainnya (Mansjoer, 2007)

2.2 Konsep Dasar Debridement


2.2.1 Definisi
Debridement merupakan suatu tindakan eksisi yang bertujuan untuk
membuang jaringan nekrosis maupun debris yang menghalangi proses penyembuhan
luka dan potensial terjadi atau berkembangnya infeksi sehingga merupakan tindakan
pemutus rantai respon inflamasi sistemik dan maupun sepsis (Chadwick, 2012).

2.2.2 Tujuan
Menurut OTA (2010) tujuan dilakukan tindakan debridement yaitu :
1. Ekstensi dari luka akibat trauma untuk identifikasi zona cidera (injury
zone)
2. Deteksi dan membuang benda-benda asing terutama yang organik
3. Deteksi dan membuang jaringan yang tidak viable
4. Reduksi kontaminasi bakteri
5. Membuat luka baru yang resisten terhadap kontaminasibakteri

2.2.3 Indikasi dan Kontrindikasi


2.2.3.1 Indikasi
Menurut Majid (2011) indikasi dilakukannya tindakan debridement sebagai
berikut :
1. Luka dengan proses pemulihan lambat disertai fraktur tulang akibat
kecelakaan atau trauma. Jenis fraktur ini biasanya merusak kulit
sehingga luka terus mengeluarkan darah dan hematoma. Jika kondisi
fraktur sangat parah dan memerlukan pencangkokan tulang,
11

debridemen akan dilakukan untuk membersihkan dan mempersiapkan


area fraktur untuk prosedur cangkok.
2. Pasien yang terdiagnosis osteomielitis. Kondisi ini ditandai dengan
tulang yang meradang akibat infeksi. Kondisi ini jarang terjadi di
negara maju dan umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
aureus yang dapat menyebar hingga sumsum tulang.
3. Pasien yang terdiagnosis pertumbuhan lesi jinak pada tulang. Dalam
kasus tertentu, pencangkokan tulang diperlukan untuk
menyempurnakan pengobatan, dan debridemen tulang merupakan
salah satu proses yang harus dijalani.
4. Pasien diabetes dengan luka terbuka pada tangan atau kaki yang
beresiko mengalami infeksi. Infeksi kaki cukup umum di antara pasien
diabetes, umumnya memerlukan perawatan khusus dan agresif untuk
menyelamatkan anggota tubuh dari amputasi total.
5. Korban kebakaran, terutama dengan cedera yang agak dalam
2.2.3.2 Kontraindikasi
Menurut Majid (2011) kontraindikasi dilakukannya tindakan debridement
sebagai berikut :
1. Kondisi fisik yang tidak memungkinkan
2. Gangguan pada proses pembekuan darah
3. Tidak tersedia donor yang cukup untuk menutup permukaan terbuka (raw
surface) yang timbul

2.2.4 Pemeriksaan Penunjang


Menurut Majid (2011) pemeriksaan penunjang yang dilakukan sebelum
tindakan debridement sebagai berikut :
1. Rontgen
2. Laboratorium: darah lengkap, tes fungsi ginjal, tes fungsi hati, analisa gas
darah (untuk penderita luka bakar dengan kecurigaan trauma inhalasi),
serum elektrolit, serum alb
12

2.2.5 Penatalaksanaan/Jenis-Jenis Tindakan


Tabel 2.1 Jenis- jenis debridement (2011)
Tipe Mekanisme kelebihan kekurangan Siapa Tindakan
kerja
autolytic Proses alami Dapat Prosesnya General Debride
dimana digunakan lambat, is dan menggunaka
enzim dan sebelum atau meningkatk spesiali n dressing
kelembaban di antara an potensi s yang tepat
tubuh metode infeksi dan untuk
merehidrasi, debridemen maserasi penyembuha
melembutkan lainnya n luka yang
dan (misalnya lembab
melarutkan hidrogel
eschar dan dapat
slough keras. diterapkan
Dressing untuk
oklusif atau melembutkan
semi- jaringan
occlusive sebelum
(hidrogel, terapi larva),
hidrokoloid, bila ada
alginat atau sejumlah
Hydrofiber®) kecil jaringan
membantu yang tidak
mencapai layak di luka,
keseimbanga yaitu
n debridemen
kelembaban, perawatan
dengan
menyerap
kelebihan
eksudat atau
menyumbang
kelembaban.
Mekanis Metode Menggunaka Tidak cocok General Debride
basah-ke- n Debrisoft® untuk is dan menggunaka
kering bisa lebih digunakan spesiali n Debrisoft®
tradisional selektif, cepat pada eschar s OR
tidak dan mudah. keras dan Autolytically
disarankan di Hal ini dapat kering. debride dan
Inggris. mencapai Dapat mengatur
Metode yang penghapusan digunakan Debrisoft®
lebih baru hiperkeratosis sebagai untuk waktu
13

termasuk yang efektif. prekursor berikutnya.


menghilangk Nyeri sedikit atau tindak
an jaringan dialami. lanjut terapi
yang tidak Pasien bisa larva atau
layak dari menggunakan debridement
luka nya di bawah tajam.
menggunaka pengawasan Tidak cocok
n bantalan untuk luka
lembut yang sudah
monofilamen terasa sakit.
(Debrisoft®,
Activa
Healthcare)
Terapi Larva lalat Sangat Biaya unit General Debride jika
larva botol hijau selektif dan lebih tinggi is dan peralatan
(biosurgi (Lucilia cepat daripada spesiali tersedia, atau
s) sericata) debridemen s rencanakan
mengeluarka autolitik untuk
n jaringan namun memiliki
devitalised waktu peralatan dan
yang basah pengobatan debride
dari luka. nya singkat. secara
Larva juga Perlu autolitik
mampu direncanaka untuk
menelan n terlebih sementara
organisme dahulu. waktu, atau
patogen yang Tidak cocok rujuk jika
ada. Larva untuk sensitif
tersedia semua terhadap
longgar atau pasien atau waktu
dalam saus luka.
'dikantongi' Misalnya,
lesi ganas;
luka yang
mudah
berdarah;
Mereka
yang
berkomunik
asi dengan
rongga
tubuh organ
atau berada
di dekat
14

pembuluh
darah
utama; luka
dengan
jaringan
devitalised
kering; luka
dengan
eksudat
berlebihan
atau dimana
larva tidak
dapat
terlindung
dari
kerusakan.
Hati-hati
dengan
antikoagula
n
ultrasoni Perangkat Segera dan Ketersediaa spesiali Rujuk jika
k mengirimkan selektif. n terbatas s tidak ada
ultrasound Dapat karena spesialis
baik secara digunakan biaya dan
langsung untuk kebutuhan
dengan debridemen peralatan
tempat tidur excisional khusus yang
luka atau dan / atau lebih tinggi.
melalui debridemen Membutuhk
larutan yang perawatan an waktu
terionisasi selama penyiapan
(MIST®; beberapa sesi. dan
Celleration). Memiliki pembersiha
Sebagian beberapa n yang lebih
besar aktivitas lama
mencakup antimikroba (melibatkan
sistem irigasi sterilisasi
built-in dan potongan
dilengkapi tangan)
dengan daripada
berbagai debridemen
probe untuk tajam.
jenis luka Mungkin
yang berbeda memerlukan
15

beberapa
perawatan
hydrosur Penghapusan Waktu Membutuhk spesiali Rujuk jika
gical jaringan mati pengobatan an peralatan s tidak ada
menggunaka singkat dan dan spesialis
n sinar garam selektif. pelatihan
berenergi Mampu khusus.
tinggi sebagai menghapus Potensi
alat sebagian penyebaran
pemotong besar, jika infeksi
tidak semua, aerosol.
jaringan Bisa
devitalised menyakitka
dari luka tidur n. Tidak
tanpa selalu
mengorbanka tersedia dan
n jaringan dikaitkan
sehat. Bisa dengan
juga biaya yang
menghilangka lebih tinggi,
n jaringan meski
hiperkeratotik seringkali
dari pinggir hemat biaya
luka bila
dibandingka
n dengan
debridemen
bedah,
karena tidak
memerlukan
waktu
teater.
Tajam Penghapusan Selektif dan Praktisi Praktisi Rujuk jika
jaringan mati cepat. Tidak harus dapat terlatih tidak ada
atau jaringan ada analgesia membedaka (ahli spesialis
devitalised yang biasanya n jenis penyaki
menggunaka dibutuhkan. jaringan dan t kaki,
n pisau Bekerja memahami perawat
bedah, paling baik anatomi spesiali
gunting dan / pada eschar karena s)
atau forsep yang lebih prosedur dengan
tepat di atas keras yang membawa pelatiha
tingkat bisa risiko n
jaringan yang digenggam kerusakan spesiali
16

layak. dengan pada s. Bisa


Dilaksanakan forceps pembuluh dilakuk
bersamaan darah, saraf an di
dengan terapi dan tendon. sampin
lain Tidak g
(misalnya seefektif tempat
debridemen peleburan tidur
autolitik). empuk atau di
Bentuk lembut. klinik
debridemen Tidak
yang paling menghasilk
umum an
digunakan debridemen
dalam total dari
mengelola semua
kaki diabetic jaringan
yang tidak
layak
bedah Eksisi atau Selektif dan Terkait Harus Lihat
reseksi yang paling baik dengan dilakuk
lebih luas digunakan biaya yang an oleh
dari jaringan pada area lebih tinggi ahli
yang tidak yang luas terkait bedah,
layak, dimana dengan podiatri
termasuk diperlukan waktu st atau
pengangkatan pemindahan perawat
jaringan sehat yang cepat spesiali
dari celah Hal ini dapat s
luka, sampai menyakitkan dengan
tempat tidur bagi pasien pelatiha
luka berdarah dan anestesi n yang
yang sehat biasanya sesuai,
tercapai. diperlukan. di ruang
operasi

Sumber: (Vowden, 2011)


17

2.2.6 Gambar Tindakan Debridement

Anda mungkin juga menyukai