Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS

MANAJEMEN KEPERAWATAN

KEPALA RUANGAN . KEPALA TIM ,PERAWAT PELAKSANA

Raudah Futri Kurnia

44190275

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Juli 2020
A. Pengertian Kepala Ruangan
Kepala ruang memiliki peran sebagai first line manager di sebuah rumah sakit.
Seorang manajer menjadi pemimpin yang efektif apabila mampu menentukan
strategi yang tangguh, menjadi perencana yang handal, menjadi organisator
yang cetakan, motivator yang efektif, pengawas yang objektif dan rasional,
penilai yang tidak berpengaruh oleh pertimbangan pertimbangan yang
subjektif dan emosional disamping keahlian pribadi. (Manggala, 2013).
Seperti fungsi dalam manajerial yang lain maka fungsi dari kepala ruang juga
meliputi komponen-komponen yang sama yaitu planning, organizing,
actuating dan controling. Pengorganisasian yang dilakukan pimpinan meliputi
kewenangannya, tanggung jawabnya, pendelegasian tugas termasuk
pengorganisasian perawatan di tingkat ruang dalam memberikan asuhan
keperawatan. Fungsi pengarahan, dalam menjalankan fungsi pengarahan
kepala ruangan kepala ruangan akan melakukan kegiatan supervisi terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan, bimbingan terhadap staf, mengkoordinasi
dan memotivasi staf keperawatan. Fungsi pengarahan ini adalah merupakan
fungsi dari kepemimpinan seorang kepala ruangan secara menyeluruh seperti,
bagaimana gaya kepemimpinannya, bagaimana mengelola konflik dan
sebagainya (Pratiwi dkk, 2018).

B. Tugas Pokok dan Tanggung Jawab Kepala Ruangan


Tugas pokok : Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan
Keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung
jawabnya.
Tanggung jawab :
1. Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga
keperawatan
2. Kebenaran dan ketepatan progam pengembangan pelayanan
keperawatan
3. Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga
keperawatan
4. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
5. Kebenaran dan ketepatan protab / SOP pelayanan keperawatan
6. Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan
pelaksaaan keperawatan
7. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
8. Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan progam bimbingan
siswa/mahasiswa institusi pendidikan keperawatan

C. Kompetensi Kepala Ruangan


Kompetensi yang harus di miliki oleh kepala ruangan di rumah
sakit adalah :
1. Keterampilan keperawatan dasar, mencakup proses
keperawatan dan penguasaan terhadap SOP Tindakan
Keperawatan.
2. Teknik manajemen waktu dalam pengelolaan unit ruang rawat.
3. Kemampuan belajar informasi baru, termasuk mempergunakan
sumber-sumber untuk belajar.
4. Mempergunakan “positive self talk and thinking”
5. Perilaku assertive
6. Ketrampilan komunikasiPenerapan asek legal dalam pelayanan
keperawatan
7. Penerapan aspek etik dalam pelayanan keperawatan
8. Penyelesaian masalah dan berfikir kritis
9. Manajemen stress

D. Uraian tugas kepala ruangan


1. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga kesehatan, jumlah dan jenis
peralatan, jenis kegiatan/asuhan keperawatan
2. Mengatur dan mengkordinasikan seluruh pelayanan
3. Menyusun dan mengatur jadwal pelayanan
4. Melasanakan orientitas tenanga baru
5. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga keperawatan serta
tenaga lainnya
6. Bekerja sama dengan pihak yang terlibat dalam kegiatan ruangan
7. Meningkatan pengetahuan dan keterampilan
8. Mengenal dan mengetahui penggunaan barang/alat serta
mengusahakan pengadaanya
9. Mengetur penempatan pasien di ruangan
10. Membantu memecahkan masalah yang di hadapi pasien dan
keluarganya sehubungan dengan perawatannya.

A. Pengertian Ketua Tim


Menurut Asmuji 2014 metide tim adalah metode pemberian asuhan
keperawatan yang merincikan bahwa sekelompok tenaga keperawatan yang di
berikan asuhan keperawatan di pimpin oleh seorang perawat professional yang
sering di sebut dengan ketua tim. Menurut Marquis dan Huston (2018)
Metode tim adalah suatu keadaan dimana proses keperawatan dilakukan oleh
sekelompok perawat terhadap sekelompok pasien di ruang perawatan yang
terdiri atas kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim. Marquis dan Huston
(2018) menjelaskan tentang peran pemimpin yang meliputi pengambilan
keputusan, komunikator, evaluator, fasilitator, pengambilan resiko, penasihat,
penambah semangat, instruktur, konselor, dan pengajar. Lebih lanjut Marquis
dan Huston menambahkan peran pemimpin adalah pemikiran kristis,
penengah, advokat, berpandangan kedepan, mampu meramal, berpengaruh,
penyelesaian masalah yang kreatif, agens pengubah, diplomat, dan model
peran. Berdasarkan pengertian diatas maka kepemimpinan merupakan elemen
yang penting dalam metode tim. Gaya kepemimpinan seseorang memiliki
pengaruh yang besar pada iklim dan hasil kerja kelompok. Pada keperawatan
tim biasanya diasosiasikan dengan kepemimpinan demokratis.
Anggota kelompok diberikan otonomi sebanyak mungkin saat mengerjakan
tugas yang diberikan, meskipun tim tersebut berbagi tanggung jawab secara
bersamaan. Dalam pelaksanaan metode tim, ketua tim dapat memperoleh
pengalaman praktek melakukan kepemimpinan yang demokratis dalam
mengarahkan dan membina anggotanya. pimpinan juga akan belajar
bagaimana mempertahankan hubungan antar manusia dengan baik dan
bagaimana mengkoordinasikan berbagai kegiatan yang dilakukan dengan
beberapa anggota tim secara bersama-sama. Untuk mencapai kepemimpinan
yang efektif setiap anggota tim harus mengetahui prinsip dasar supervisi,
bimbingan, tehnik mengajar agar dapat dilakukannya dalam kerjasama dengan
anggota tim. Ketua tim juga harus mampu mengimplementasikan prinsip dasar
kepemimpinan.

B. Tugas Pokok dan Tanggung Jawab Ketua Tim

1. Mengkaji klien dan menerapkan tindaka keperawatan yang


tepat.pengkajian merupakan proses yang berlanjut dan
berkesinangan, dapat melakukan serah terima tugas
2. Mengkoordinasikan rencana perawatan yan tepat waktu
membimbing anggota tim untuk mencatat tindakan keperawatan
yang telah di lakukan.
3. Meyakinkan semua evaluasi  –   evaluasi berupa respon klien
terhadap tindakan keperawatan.
4. Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung /
laporan anggota tim.

C. Kompetensi Ketua Tim

1. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan tim

2. Menjada kesultan dalam asuhan keperawatan

3. Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien

4. Menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien

5. Merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai


kebutuhan pasien

6. Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien


maupun kerja dari anggota tim
7. Menjadi guru atau pengajar 

8. Melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif 


A. Pengertian Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (UU RI
Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan). Perawat sebagai pelaksana
juga dapat diartikan pelaksana peran perawat yang menyangkut pemberian
pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, atau mayarakat berupa asuhan
keperawatan yang komprehensif meliputi asuhan pencegahan pada tingkat
satu, dua atau tiga, baik langsung maupun tidak langsung. Tindakan langsung
berarti tindakan yang ditangani sendiri oleh perawat yang menemukan
masalah kesehatan klien. Sedangkan tindakan langsung atau yang disebut juga
delegasi tindakannya diserahkan kepada orang lain atau perawat lain yang
dapat dipercaya untuk melakukan tindakan keperawatan klien.

B. Tugas Perawat sebagai pelaksana


Perawat sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di instansi kesehatan,
tentunya memiliki tugas-tugas yang di bebankan kepada mereka, seperti
halnya peran-peran yang lain, tugas-tugas dari perawat pelaksana tersebut
diantaranya:
Melaksanakan serah terima setiap pergantian dinas yang mencakup pasien dan
peralatan.
1. Melakukan askep pasien.
2. Menyiapkan, memelihara, menyimpan alat agar siap pakai.
3. Merencanakan intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah dan
membuat langkah/ cara pemecahan masalah.
4. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana.
5. Melakukan dinas rotasi sesuai jadwal yang telah dibuat oleh kepala
ruanga.
6. Memelihara lingkungan untuk kelancaran pelayanan
7. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang instansi
kesehatan dan lingkungannya, peraturan dan tata tertib yang berlaku,
serta fasilitas yang ada dan penggunaannya.
8. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan
keluarganya maupun dengan anggota tim kesehatan.
9. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan lain yang lebih
mampu untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dapat
ditanggulangi.
10. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh dokter penanggung
jawab/perawat kepala ruang.
11. Menyiapkan pasien yang akan keluar.
12. Mentaati peraturan yang telah ditetapkan di rumah sakit tempat dia
bekerja.

C. Peran Perawat Sebagai Perawat Pelaksana


Dalam melaksanakan peran sebagai pelaksana perawat bertindak sebagai :
1. Comforter, yaitu perawat berusaha memberikan kenyamanan dan rasa
aman pada klien atau pasien.
2. Protector dan advocate, yaitu perawat dapat melindungi dan menjamin
agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan seimbang dalam
memperoleh pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya.
3. Communicator, yaitu perawat dapat bertindak sebagai mediator antara
klien dengan anggota tim kesehatan lainnya.
4. Rehabilitator, yaitu berhubungan erat dengan tujuan pemberian asuhan
keperawatan yaitu mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar
sembuh dan dapat berfungsi secara normal. Peran perawat pelaksana
juga dapat ditunjukkan dengan memberikan pelayanan kesehatan
kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat berupa asuhan
keperawatan yang komprehensif meliputi pemberian asuhan
pencegahan pada tingkat 1, 2 atau 3 baik direct maupun indirect.
Daftar Pustaka

Afrida. (2019). Manajemen rumah sakit. Jakarta: UI


Manggala gatot. (2013). Smart Nursing: Pengorganisasian. (online).
perorganisasian.blogspot.com.html.
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2015). Leadership roles and management functions
in nursing: Theory and application (8th ed.). Canada: Lippincot Williams & Wilkins
Pratiwi dkk., (2018). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan: Surakarta
Yasman, Y., Sahar, J., & Nuraini, T. (2015). Model kepemimpinan kepala ruangan
menurut pandangan perawat pelaksana berhubungan dengan retensi. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 18(1): 31–37

Anda mungkin juga menyukai