Anda di halaman 1dari 10

METODE BOOKLET DIABETES MELITUS (DM) MENINGKATKAN

KEPATUHAN PENYANDANG DM DALAM MANAJEMEN


REGIMEN TERAPEUTIK

Dewi Murdiyanti Prihatin Putri1, Dwi Wulan Minarsih2


1
Akademi Keperawatan YKY Yogyakarta
2
Akademi Keperawatan YKY Yogyakarta
Email : dewiputri4377@gmail.com

ABSTRAK

Diabetes Melitus mengalami peningkatan angka kejadian setiap tahunnya. Diabetes Melitus
merupakan penyakit kronis yang memiliki komplikasi yang terjadi secara sistemik yaitu terjadi
kebutaan, penyakit jantung, stroke, gagal ginjal kronis, dan ulkus diebetes. Dari hasil survei kecil
yang dilakukan di salah satu rumah sakit ditemukan data dari 10 orang penyandang Diabetes
Melitus hanya 1 orang yang patuh terhadap manajemen regimen terapeutik Diabetes Melitus.
Penyandang Diabetes harus merubah perilaku agar dapat terhindar dari komplikasi tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan metode booklet Diabetes Melitus dapat
meningkatkan kepatuhan penyandang DM dalam manajemen regimen terapeutik. Penelitian ini
merupakan penelitian cross sectional dengan menggunakan one group pre and post test design.
Analisis data menggunakan Paired T-test. Berdasarkan hasil penelitian ini metode booklet ini
mampu meningkatkan kepatuhan penderita Diabetes Melitus dalam manajemen regimen terapeutik
terbukti dengan hasil analisis didapatkan probabilitas sebesar 0.001 (p < 0.05) pada post tes
pertama dan 0,000 (p < 0.05) pada post tes yang kedua. Simpulan dari penelitian ini adalah Booklet
Diabetes dapat digunakan sebagai alat untuk membantu kegiatan edukasi yang harus terus
diberikan oleh petugas kesehatan untuk mengingat kembali dan memonitor pelaksanaan regimen
terapeutik penyandang DM.

Kata Kunci : Booklet, Diabetes Melitus, Kepatuhan

ABSTRACT

Diabetes mellitus incidences were increased annually. Diabetes mellitus is a chronic disease that
has systemic complications, i.e. blindness, heart disease, stroke, chronic renal failure, and ulcers
diabetes. From the results of a small survey conducted in one hospital, it was found data that from
10 persons with Diabetes Mellitus, there was only one person obedient to the therapeutic regimens
management of diabetes mellitus. Diabetics must change the behaviors in order to avoid such
complications. This study aimed to determine whether the methods of Diabetes Mellitus booklet
could improve the diabetic obedience to the therapeutic regimen management. This study was cross
sectional study using one group of pre and post test design. The analysis of the data used paired T-
test. Based on the research results, the booklet method can improve the diabetics’ obedience to the
management of therapeutic regimens, it was proved by the analysis results that obtained the
probability of 0.001 (p <0.05) in the first post test and the probability of 0.000 (P <0.05) in the
second post-test. The conclusions from the research was that the diabetes booklet could be used as
a tool to assist the educational activities that should be provided continously by the health
workersto recall and monitor the implementation of the diabetic therapeutic regimens.

Keywords: Booklet, Diabetes Mellitus, Obedience.


PENDAHULUAN pilar perawatan Diabetes Melitus yang
Diabetes Melitus merupakan gangguan bertujuan untuk memfasilitasi penyandang
metabolik yang ditandai dengan peningkatan untuk selalu mengingat tentang perawatan
kadar gula di dalam darah yang disebabkan Diabetes Melitus dimanapun dan kapanpun
karena kekurangan insulin, resistensi insulin sehingga dapat merubah perilaku penyandang
maupun keduanya. Diabetes Melitus Diabetes Melitus dan terhindar dari
mengalami peningkatan angka kejadian komplikasi bahkan dari kematian.
setiap tahunnya. Diabetes Melitus merupakan
penyakit kronis yang memiliki komplikasi KAJIAN LITERATUR
yang terjadi secara sistemik yaitu terjadi Diabetes melitus sampai saat ini dikenal
kebutaan, penyakit jantung, stroke, gagal sebagai suatu gangguan metabolik yang
ginjal kronis, dan ulkus diebetes. ditandai dengan hiperglikemi kronis dengan
Berdasarkan perhitungan dari Organisasi gangguan metabolisme karbohidrat, lemak
Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun dan protein yang disebabkan karena
2003, setidaknya ada 194 juta jiwa dari penurunan produksi insulin, penurunan kerja
3,8 miliyar penduduk dunia usia 20-79 insulin atau keduanya (Alberti, 2010).
Diabetes melitus merupakan masalah
tahun yang menderita Diabetes Melitus
kesehatan yang serius di dunia dan sampai
(DM), dan 80% diantaranya berada di saat ini diabetes melitus masih diderita
negara berkembang, salah satunya adalah banyak orang dan prevalensinya terus
Negara Indonesia. mengalami peningkatan (Michel, 2011).
Dari hasil survei kecil yang dilakukan di Klasifikasi diabetes melitus berdasarkan
salah satu rumah sakit ditemukan data dari 10 penyebab dibagi menjadi 4 jenis, yaitu
orang penyandang Diabetes Melitus hanya 1 diabetes melitus tipe 1 (DMT1), diabetes
orang yang patuh terhadap manajemen melitus tipe 2 (DMT2), diabetes gestasional
regimen terapeutik Diabetes Melitus. dan diabetes melitus tipe lain (Fain, 2009).
Penyandang Diabetes harus merubah perilaku Diabetes melitus tipe 2 dialami sekitar 80 –
agar dapat terhindar dari komplikasi tersebut. 90% dari jumlah seluruh penyandang
Merubah perilaku pada penyandang Diabetes diabetes melitus (Laakso, 2008). Berdasarkan
tidak mudah, diperlukan motivasi yang konsensus PERKENI tahun 2011
diakukan secara terus menerus. Motivasi penatalaksanaan diabetes yang ada di
yang diperlukan dapat dengan berbagai cara Indonesia secara umum diarahkan untuk
salah satunya dengan memberikan edukasi meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes
untuk selalu mengingatkan tentang perawatan melitus. Penatalaksanaan awal (jangka
penyandang Diabetes Melitus (4 pilar) setiap pendek) dilakukan untuk menghilangkan
saat. Edukasi yang diberikan secara langsung keluhan dan tanda DM, mempertahankan
sudah sering dilakukan dan sering rasa nyaman dan mencapai target
penyandang lupa dengan apa yang sudah pengendalian glukosa darah. Penatalaksanaan
disampaikan, sehingga diperlukan suatu berikutnya (jangka panjang) adalah
media yang dapat selalu mengingatkan mencegah dan menghambat progresivitas
penyandang tentang perawatan Diabetes penyulit mikroangiopati, makroangiopati dan
Melitus (4 pilar) yang dapat dibawa neuropati.
kemanapun pergi dan dimanapun berada. Edukasi diabetes telah menjadi komponen
Metode booklet merupakan salah satu media yang penting dari manajemen diabetes sejak
untuk memberikan edukasi dan tahun 1930 dan meningkat dikenal sebagai
mengingatkan penyandang Diabetes Melitus bagian integral dari manajemen penyakit
tentang perawatan Diabetes Melitus (4 pilar). kronis. Tujuan dari edukasi pada pasien
Penelitian ini memberikan jalan DMT2 yaitu untuk mengoptimalisasi kontrol
dikeluarkannya suatu booklet yang berisi 4
metabolik, mencegah komplikasi baik akut test. Sebelum pemberian booklet kepada
maupun kronis, meningkatkan kualitas hidup penyandang DM dilakukan penyebaran
dengan mempengaruhi pengetahuan, sikap kuesioner dan mengobservasi tingkat
dan perilaku menjadi sehat (Atak, Gurkan & kepatuhan penyandang DM dalam
Kose, 2009). Perilaku kepatuhan sering manajemen regimen terapeutik. Kemudian
diartikan sebagai usaha pasien untuk dilakukan pendidikan kesehatan tentang 4
mengendalikan perilakunya. Bahkan jika pilar perawatan Diabetes Melitus yang sesuai
tidak dilakukan hal tersebut bisa dengan isi booklet, setelah itu dilanjutkan
menimbulkan resiko mengenai kesehatannya, dengan pemberian Booklet Diabetes Melitus
faktor penting ini sering dilupakan banyak kepada penyandang DM . Setelah 2 bulan
pasien. Edukasi untuk merubah perilaku pertama pemberian booklet kemudian
dapat dilakukan dengan berbagai metode. dilakukan observasi kembali dan penyebaran
Booklet merupakan media untuk kuesioner adanya peningkatan tingkat
menyampaikan pesan dalam bentuk buku, kepatuhan penyandang DM dalam
baik tulisan maupun gambar. Kelebihan manajemen regimen terapeutik. Kemudian 2
Individu dapat lebih jelas menerima bulan kedua setelah pemberian booklet
informasi karena dilengkapi tulisan dan dilakukan evaluasi dengan penyebaran
gambar. Selain itu, design bisa lebih menarik kuesioner adanya peningkatan tingkat
disesuaikan dengan sasaran. Kekurangan kepatuhan penyandang DM dalam
Biaya pembuatan agak sedikit lebih banyak manajemen regimen terapeutik.
daripada pembuatan leaflet (Notoadmojo,
2003). Berdasarkan uraian tersebut penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
ini bertujuan untuk mengetahui apakah Total jumlah responden yang menderita
dengan metode booklet Diabetes Melitus DM yang menjadi sampel dalam penelitian
dapat meningkatkan kepatuhan penyandang ini berjumlah 50 orang yang diambil saat
DM dalam manajemen regimen terapeutik. datang menghadiri kegiatan olah raga tiap
hari Jumat. Karakteristik responden dalam
METODE PENELITIAN penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin,
Rancangan penelitian menggunakan lama menderita DM, Indeks Masa Tubuh,
rancangan cross sectional dengan Gula Darah Puasa, Tekanan darah dan
menggunakan one group pre and post test Lingkar Perut.
design. Analisis data menggunakan Paired T-

Tabel 1. Distribusi Batasan Karekteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin


Lama DM, Indeks Massa Tubuh (IMT), Gula Darah Puasa (GDP), Tekanan
Darah (TD) dan Lingkar Perut (LP) Pada Penyandang DM di
PERSADIA Kota Yogyakarta Tahun 2016

No Kriteria Jumlah Prosentase


(%)
1 Umur
< 55 th 5 10
55 – 80 th 44 88
> 80 th 1 2
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 10 20
Perempuan 40 80
3 Lama Menderita DM
< 5 th 3 6
5 – 20 th 41 82
> 20 th 6 12
4 Indeks Masa Tubuh (IMT)
Normal (18 – 24) 31 62
Over weight (25 – 30) 17 34
Obesitas (31 – 40) 2 4
5 Gula darah Puasa (GDP)
< 70 gr/dL 1 2
70 – 125 gr/dL 25 50
> 125 gr/dL 24 48
6 Tekanan Darah (TD)
Pre Hipertensi 37 74
HT Stadium 1 6 12
HT Stadium 2 7 14
7 Lingkar Perut (LP)
Laki-laki : < 90 cm 6 60
≥ 90 cm 4 40
Perempuan : < 80 cm 8 20
≥ 80 cm 32 80

Apabila ditinjau dari umur, penelitian ini – 20 tahun, sebagian besar memiliki IMT
menunjukkan bahwa responden yang normal (62%) dan gula darah puasa normal
memiliki umur ≥ 55 tahun merupakan (50%).
responden dengan persentase paling besar Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
(90 %). Hal ini sejalan dengan hasil dilakukan oleh Ninh T. Nguyen, Xuan-Mai T
penelitian Awad (2011) yang menunjukkan Nguyen, John Lane, dan Ping Wang (2011)
peningkatan jumlah pasien DM Tipe 2 pada yang menunjukkan bahwa adanya hubungan
pasien yang berumur lebih dari 50 tahun. yang signifikan antara IMT dan terjadinya
Hasil Riskesdas tahun 2007 juga resisten insulin yang menyebabkan kenaikan
menunjukkan bahwa jumlah penderita DM di kadar gula darah puasa. Hal ini berarti
Indonesia semakin meningkat seiring dengan semakin besar nilai indeks massa tubuh
meningkatnya umur. Prevalensi DM akan (IMT), semakin besar pula nilai gula darah
semakin meningkat seiring dengan makin puasanya. Pada penelitian ini menunjukan
meningkatnya umur, hingga kelompok usia bahwa sebagian besar responden memiliki
lanjut (Bustan, 2007). Hal tersebut sesuai IMT normal diikuti pula dengan GPD yang
dengan penelitian Wild, dkk (2004) tentang normal pula.
prevalensi DM secara global yang Pada data penelitian ini ditemukan
menunjukkan bahwa semakin meningkatnya responden yang termasuk ke dalam kategori
umur, semakin tinggi pula prevalensi DM overweight dan obesitas sebanyak 19 orang
yang ada. (38 %). Hal ini tidak sejalan dengan teori
Pada penelitian ini jumlah responden Suyono (2011), bahwa faktor risiko dari
yaitu 50 penyandang DM di PERSADIA diabetes melitus tipe 2 adalah faktor
Kota Yogyakarta yang terdiri dari 10 kegemukan/ obesitas yang meliputi
responden (20 %) laki-laki dan 40 responden perubahan gaya hidup dari tradisional ke
(80 %) perempuan. Hal ini sesuai dengan gaya hidup barat, makan berlebihan, dan
hasil penelitian Lubis (2012) dan Bintanah hidup santai (kurang gerak). Hal ini terjadi
(2012) yang menunjukkan bahwa penderita karena responden memiliki lama
DM Tipe 2 lebih banyak terjadi pada menyandang DM yang rata-rata lebih dari 5
perempuan dibandingkan laki-laki. tahun maka dimungkinkan responden dapat
Penyandang DM di Persadia Kota mengontrol pola makan sesuai anjuran
Yogyakarta sebagian besar menderita DM 5 petugas kesehatan.
Pada penelitian ini ditunjukkan data dengan hipertensi 2,5 kali lebih sering
bahwa sebagian besar responden berada pada mengalami DM tipe-2 dibanding normotensi.
kondisi prehipertensi yaitu sebanyak 37 Hasil penelitian ini menunjukkan data
orang (74%). Hipertensi pada DM tipe 2 responden perempuan yang memiliki lingkar
muncul bersamaan dengan atau mungkin perut diatas 80cm sebanyak 32 orang (80 %),
malah mendahului munculnya diabetes. Hal hal ini sejalan dengan penelitian yang
ini disebabkan pada penderita hipertensi dilakukan oleh Soetiarto dkk (2010) yang
sering ditemukan adanya sekumpulan menemukan bahwa obesitas sentral
kelainan lainnya seperti: obesitas sentral, berdasarkan lingkar perut berperan sebagai
dislipidemi, hiperurisemi dan faktor resiko terjadinya DM 2,26 kali dari
hiperinsulinemia/resistensi insulin atau yang yang tidak obes sentral.
sekarang disebut sindroma metabolik. Dalam
penelitian ini, orang yang memiliki riwayat 1. Perbedaan Kepatuhan Sebelum dan
hipertensi lebih berisiko terkena DM tipe-2 setelah diberikan booklet pada post
dibandingkan dengan orang yang tidak tes 2 bulan pertama
memiliki riwayat hipertensi meskipun secara
datanya banyak yang berada di prehipertensi. Setelah dilakukan pre tes dan post tes
Hal ini disebabkan karena selama untuk 2 bulan pertama tentang
menyandang DM tekanan darah sudah terus penatalaksanaan Diabetes Melitus kepada
dipantau sehingga sedikit terkontrol dan responden didapatkan hasil bahwa terdapat
masuk kedalam prehipertensi. Hal ini juga perbedaan nyata dengan adanya perlakuan
sesuai dengan penelitian sebelumnya di pemberian booklet kepada responden setelah
Amerika yang menunjukkan bahwa individu 2 bulan kemudian.

Tabel 2. Data Perbedaan Hasil Observasi Tingkat Kepatuhan Sebelum dan Sesudah diberi
Booklet 2 Bulan Pertama Pada Penyandang DM di Persadia Kota
Yogyakarta Tahun 2016

Kepatuhan N Rata-rata Beda Rata-rata P


PRE 50 2,2800
0,30 0,001
POST I 50 2,5800

Dengan menggunakan uji t untuk berbentuk buku, dilengkapi dengan tulisan


kelompok berpasangan diperoleh hasil rata- maupun gambar yang disesuaikan dengan
rata kepatuhan responden adalah 2,28 sasaran pembacanya. Informasi yang ada
sedangkan setelah 2 bulan diberikan booklet dalam booklet disusun dengan jelas dan rinci
menunjukkan peningkatan rata-rata menjadi sehingga dapat ditangkap dengan baik oleh
2,58. Selisih rata-rata tingkat kepatuhan sasaran pendidikan dan tidak menimbulkan
adalah sebesar 0,30 yang signifikan yaitu kesalahan persepsi. Penggunaan media
dengan angka probabilitas 0,001. booklet sebagai alat bantu dalam pemberian
Peningkatan kepatuhan diawali dengan edukasi kepada penyandang DM, akan
adanya peningkatan pengetahuan membuat sasaran pendidikan lebih mudah
penyandang DM tentang 4 pilar memahami informasi yang disampaikan
penatalaksanaan DM yang harus diketahui. dibandingkan penyampaian informasi hanya
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil secara lisan, karena sasaran pendidikan dapat
penelitian Malikatul (2015) yang menyatakan mengamati langsung gambar dan tulisan
bahwa pendidikan kesehatan menggunakan yang merupakan penjelasan terhadap gambar
media booklet dapat meningkatkan yang ada dalam media tersebut.
pengetahuan. Booklet merupakan alat bantu
2. Perbedaan Kepatuhan Sebelum dan Diabetes Melitus kepada responden
setelah diberikan booklet post tes 2 didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan
bulan kedua nyata dengan adanya perlakuan pemberian
Setelah dilakukan pre tes dan post tes booklet kepada responden setelah 4 bulan
untuk 2 bulan kedua tentang penatalaksanaan kemudian.

Tabel 3. Data Perbedaan Hasil Observasi Tingkat Kepatuhan sebelum diberikan Booklet dan 2
bulan Kedua Setelah diberi Booklet Pada Penyandang DM di Persadia
Kota Yogyakarta Tahun 2016
A.
Kepatuhan N Rata-rata Beda Rata-rata P
PRE 50 2,2800
0,420 0,000
POST II 50 2,700

Dengan menggunakan uji t untuk informasinya, yang memudahkan media


kelompok berpasangan diperoleh hasil rata- tersebut untuk dibawa (Satmoko dkk, 2006).
rata kepatuhan responden adalah 2,28 Booklet berisi informasi yang jelas, tegas dan
sedangkan setelah 2 bulan kedua setelah mudah dimengerti selain itu juga berisi
diberikan booklet menunjukkan peningkatan tulisan dan gambar (Suiraoka & Supariasa,
rata-rata menjadi 2,70. Selisih rata-rata 2012). Hal tersebut sesuai dengan penelitian
tingkat kepatuhan adalah sebesar 0,420 yang yang dilakukan oleh Wibowo (2013) bahwa
signifikan yaitu dengan angka probabilitas ada pengaruh pengetahuan responden setelah
0,000. dilakukan pendidikan kesehatan dengan
Pendidikan kesehatan dengan media metode buku saku/booklet.
atau alat peraga dapat mengubah
pengetahuan melalui pancaindera yang 3. Perbedaan Kepatuhan setelah
ditangkap oleh seseorang. Media atau alat diberikan booklet pada 2 Bulan
peraga adalah alat yang digunakan oleh pertama dan post tes 2 bulan kedua
pendidik untuk membantu dan menerangkan Setelah dilakukan post tes 2 bulan pertama
sesuatu dalam proses pendidikan atau dan post tes untuk 2 bulan kedua tentang
pengajaran. Media bermanfaat menimbulkan penatalaksanaan Diabetes Melitus kepada
minat sasaran, merangsang sasaran untuk responden didapatkan hasil bahwa terdapat
meneruskan pesan pada orang lain, dan perbedaan nyata dengan adanya perlakuan
memudahkan penyampaian informasi. Media pemberian booklet kepada responden setelah
booklet adalah buku yang tipis dan lengkap pengamatan selama 4 bulan.

Tabel 4. Data Perbedaan Hasil Observasi Tingkat Kepatuhan setelah diberikan Booklet pada 2
bulan pertama dan Kedua Penyandang DM di Persadia
Kota Yogyakarta Tahun 2016

Kepatuhan N Rata-rata Beda Rata-rata P


POST I 50 2,580
0,120 0,032
POST II 50 2,700

Dengan menggunakan uji t untuk 2,70. Selisih rata-rata tingkat kepatuhan


kelompok berpasangan diperoleh hasil rata- adalah sebesar 0,120 yang signifikan yaitu
rata kepatuhan responden pada 2 bulan dengan angka probabilitas 0,032.
pertama adalah 2,58 sedangkan setelah 2 Berdasarkan hasil tersebut
bulan kedua setelah diberikan booklet peningkatan kepatuhan pada penyandang
menunjukkan peningkatan rata-rata menjadi Diabetes Melitus terjadi setelah pemberian
booklet Diabetes dan dilakukan pengamatan komunikasi tersebut salah satunya dapat
pada 2 bulan pertama dan 2 bulan kedua. Hal berupa booklet.
ini sesuai dengan pernyatan Lailatushifah,
2012 yang menyatakan bahwa cara 4. Gambaran Peningkatan Kepatuhan
meningkatkan kepatuhan individu Penyandang DM
diantaranya adalah memberikan informasi Prosentase kepatuhan Penyandang DM
kepada pasien akan manfaat dan pentingnya mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan
kepatuhan untuk mencapai keberhasilan dengan adanya peningkatan prosentase antara
pengobatan, memberikan informasi tentang post tes I dan II dengan gambaran tingkat
resiko ketidakpatuhan dan mengingatkan kepatuhan rendah menjadi berkurang yaitu
pasien untuk melakukan segala sesuatu yang menjadi 0 % dan tingkat kepatuhan sengan
harus dilakukan demi keberhasilan mengalami penurunan sebesar 12 % dan
pengobatan dengan alat komunikasi. Alat tingkat kepatuhan tinggi meningkat sebesar
12 %.

80% 70%
58%
60% 52% Rendah
42%
38% Sedang
40% 30%
Tinggi
20% 10%
0% 0%
0%
PRE POST I POST II

Gambar 1. Grafik Prosentase Peningkatan Kepatuhan Pada Penyandang DM di PERSADIA


Kota Yogyakarta Tahun 2016

Setelah dilakukan Post tes I dan Post beda rata-rata sebesar 0,120, yang
Tes II didapatkan adanya peningkatan ditunjukkan melalui grafik peningkatan
kepatuhan yang signifikan dengan selisih kepatuhan Penyandang DM di bawah ini.

0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2 Tk. Kepatuhan
0.15
0.1
0.05
0
Pre Tes Post Tes I Post Tes II
Gambar 2. Grafik Beda Rata-rata Peningkatan Kepatuhan Pada Penyandang DM di
PERSADIA Kota Yogyakarta Tahun 2016

Dari gambar tersebut di atas membaca booklet yang sudah didapatkan ini
menunjukkan adanya peningkatan yang untuk dapat mengingatkan dan memonitor
signifikan penyandang DM sebelum manajemen regimen terapeutik penyandang
diberikan booklet dengan setelah diberikan DM.
booklet (post tes I dan post tes II). Hal ini
diperkuat pula dengan adanya data semua DAFTAR PUSTAKA
responden mengisi komitmen kepatuhan dan Alberti, K. .M. M. (2010). The Classification
data pemeriksaan yang ada dalam booklet. and Diagnosis of Diabetes Mellitus.
Pendidikan kesehatan yang disampaikan Dalam Holt, R.I.G., Cockram, C.,
melalui metode atau media booklet dapat
Flyvbjerg, A., & Goldstein, J.
mempengaruhi individu baik pengetahuan,
sikap dan perilaku sesuai dengan tujuan dari (Editor). Textbook of Diabetes. 4th
pendidikan kesehatan tersebut dan pemilihan Edition. Willey-Blackwell Ltd.
metode atau media yang tepat atau efektif
diperlukan untuk menyampaikan informasi Atak, N., Gurkam, T., & Kose, K. (2009).
yang tepat. hasil penelitian ini menunjukkan The Effect of Education on
bahwa pemberian informasi melalui booklet Knowledge, self Management
berpengaruh signifikan meningkatkan tingkat Behaviours and Self Efficacy of
kepatuhan penyandang DM. Hal ini sesuai Patients With Type 2 Diabetes.
dengan pernyataan Rogers yang mengatakan Australian Journal of Advanced
bahwa penerimaan perilaku yang didasari Nursing. Volume 26 number 2.
oleh pengetahuan dan sikap yang positif
Awad, N., Langi, Y., dan Pandelaki, K. 2011.
(membentuk kepatuhan), maka perilaku
Gambaran Faktor Resiko Pasien
tersebut akan bertahan lama. Tetapi
Diabetes Melitus Tipe II Di
sebaliknya, jika perilaku yang tidak didasari
Poliklinik Endokrin Bagian/Smf Fk-
dengan pengetahuan dan sikap yang positif
Unsrat Rsu Prof.Dr. R.D Kandou
maka perilaku tersebut tidak bertahan lama.
Manado Periode Mei 2011 - Oktober
2011 (Skripsi). Universitas Sam
KESIMPULAN DAN SARAN
Ratulangi, Manado
Kesimpulan
Metode booklet ini efektif untuk Bintanah, S. dan Handarsari, E. 2012.
meningkatkan kepatuhan penyandang DM Asupan Serat Dengan Kadar Gula
dengan ukuran booklet yang kecil Darah, Kadar Koleterol Total dan
memudahkan untuk dibawa kemana-mana Status Gizi Pada Pasien DM Tipe 2
disertai dengan desain yang penuh warna dan Di Rumah Sakit Roemani Semarang.
tulisan yang jelas menambah daya tarik Jurnal Unimus: Seminar Hasil-Hasil
penderita Diabetes Melitus untuk selalu Penelitian. Hal. 289-297.
membawa dan membacanya. Booklet ini
dapat digunakan sebagai alat untuk Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit
membantu kegiatan edukasi yang harus terus Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta
diberikan oleh petugas kesehatan untuk
mengingat kembali dan memonitor Fain., (2009). Management of Clients with
pelaksanaan regimen terapeutik penyandang Diabetes Mellitus. Dalam J.M.Black
DM. & J.H Hawks (Editor). Medical-
Saran Surgical Nursing ; Clinical
Kepada Penyandang DM anggota Management for Positive Outcomes
PERSADIA untuk selalu membawa dan
eight edition Vol.1 Sounders. and Nutrition Examination Survey,
Elsevier Mosby. 1999-2006.

Lailatushifah, S.N. F., 2012. Kepatuhan Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan


Pasien Yang Menderita Penyakit Perilaku kesehatan. Jakarta PT
Kronis Dalam Mengkonsumsi Obat Rineka Cipta.
Harian. http://fpsi.mercubuana-
yogya.ac.id/wp- Perkeni. (2011) . Konsensus Pengelolaan dan
content/uploads/2012/06/Noor- Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2
Kepatuhan...pdf/ Diakses tanggal 3 di Indonesia 2011. Perkumpulan
Desember 2016 Endokrinologi Indonesia.

Laakso, M. (2008). Epidemiology of Type 2 Satmoko, Sriroso & dan Astuti, Harini T.
Diabetes dalam Goldstein, B.J & (2006). Pengaruh Bahasa Booklet
Muller-Wieland, D . Type 2 Pada Peningkatan Pengetahuan
Diabetes. Principles and Practice. Peternak Sapi Perah tentang
Second Edition. Informa Healthcare. Inseminasi Buatan di Kelurahan
New York. London. Nongkosawit, Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang. Jurnal
Lubis, J. P. 2012. Perilaku Penderita Penyuluhan ISSN: 1858- 2664, vol.
Diabetes Melitus Rawat Jalan di 2. No.2
RSUD Rantauprapat Kabupaten
Labuhanbatu Dalam Pengaturan Soetiarto F, Roselinda, dam Suhardi. (2010).
Pola Makan. (Skripsi). Universitas Hubungan Diabetes Melitus dengan
Sumatera Utara. Obesitas Berdasarkan Indeks Massa
Tubuh dan Lingkar Pinggang.
Malikatul M. Pengaruh pendidikan Buletin Penelitian Kesehatan.
kesehatan dengan booklet terhadap
pengetahuan nutrisi ibu laktasi di Suiraoka, I Putu., & Supariasa, I Dewa
wilayah kerja puskesmas Ciputat Nyoman. (2012). Media Pendidikan
Timur. Fakultas Ilmu Kesehatan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Naskah publikasi. 2015 Suyono. S (2011). Patofisiologi Diabetes
[cited 9 November 2016]. Available Melitus dalam Buku Penatalaksanaan
from: http://lib.ui.ac.id/file?file Diabetes Terpadu . Jakarta : Fakultas
=digital/125716-R17-PER-216%20- Kedokteran Universitas Indonesia.
Perbandingan%-
20efektivitasMetodologi.pdf. Wibowo, Surya & Suryani, Dyah. (2013).
Pengaruh Promosi Kesehtan Metode
Michel, B. (2011). Nursing management Audiovisual Dan Metode Efektifitas
diabetes mellitus. Dalam S. Lewis, S. pendidikan kesehatan media booklet
Dirksen, M. Heitkemper, L. Bucher, dibandingkan dengan audiovisual
& I. Camera (Editor), Medical terhadap pengetahuan orangtua
surgical nursing eight edition vol 2 tentang karies gigi pada anak usia 5-
chapter 49. USA: Elsevier Mosby. 9 tahun di desa makamhaji (Maria
Agustin) Buku Saku Terhadap
Ninh T. Nguyen, Xuan-Mai T Nguyen, John Peningkatan Pengetahuan
Lane, dan Ping Wang (2011) . Penggunaan Monosodium Glutamat
Relationship Between Obesity and (MSG) Pada Ibu Rumah Tangga.
Diabetes in a US Adult Population: Jurnal Kesmas ISSN: 1978-0575,
Findings from the National Health Vol.7 No.2. Http://lib.ugm.ac.id.
Diakses tanggal 2 bulan November of diabetes: estimates for the year
2013. 2000 and projections for 2030.
Diabetes Care. 2004
Wild, S., Roglic, G., Green, A., Sicree, R., & May;27(5):1047-53.
King, H. (2004). Global prevalence PMID:15111519.

Anda mungkin juga menyukai