Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Mila Yutira

NIM : 18.02.11.1618
KELAS : C/PAK/IV
MK : TEOLOGI PL

Gabungan semua yang diresum

PENGERTIAN PERANG MENURUT PL


Tindak kekerasan (violence) dalam bentuk perang telah lama hadir demikian juga di
zaman Alkitab dimana cukup banyak peristiwa violence yang terjadi. Dalam sejarah
Alkitab, Tuhan tidak membiarkan umat-Nya berperang sendiri. Ia berada ditengah-
tengah peperangan yang terjadi dan mengakhiri perang dengan sebuah kemenangan.
Perang berasal dari bahasa Ibrani Milkhama ‫ סלחמה‬yang terdapat 313 kali, akar katanya
Lakham ‫( לחם‬berperang) bandingkan dengan bahasa Arab Lahama ‫( להמ‬merapatkan
barisan) atau tentara dalam kesatuan tempur. Perang adalah perlawanan yang dilakukan
antar bangsa atau antar negara. Perang didalam PL bisa bersifat negatif dan lebih
banyak bersifat positif sebab diblaik kejadian itu atau perang ada sesuatu kuasa Allah
yang ditunjukkannya kepada bangsa kesayanganNya. Dalam setiap perang Allah
memberi hukuman kepada bangsa yang bersalah dan menolong mereka yang tertindas.
Dalam hal perang pada PL Allah juga menunjukkan kesetiaanNya, keadilanNya dan
kemaha-kuasaanNya.
WANITA-WANITA TELADAN DALAM ALKITAB
Inilah tiga wanita luar biasa dalam Alkitab yang memiliki karir sendiri. Namun
demikian, yang patut dicatat dari keberhasilan mereka bukanlah kemampuan mereka
sendiri. Keberhasilan mereka berasal dari bagaimana mereka menempatkan Tuhan
dalam hati mereka.
Lidia
Kisah Para Rasul 16:14 memperkenalkan Lidia, seorang "penjual kain ungu". la adalah
seorang pedagang dan karena itu adalah seorang wanita pengusaha. Dari semua catatan
yang ada diketahui, ia adalah seorang pengusaha yang sangat berhasil.
Setelah Lidia percaya kepada Tuhan, ia dan seisi rumahnya dibaptis. Kemudian ia
membuka rumahnya menjadi tempat berkumpul bagi jemaat-jemaat lain. Paulus dan
rekan-rekannya dapat mengabarkan Injil dan menguatkan iman jemaat karena keramah-
tamahannya, yang diberikan di sela-sela kesibukan jadwal usahanya (Kis. 16:15, Kis.
16:40)
Filipi merupakan kota Eropa pertama yang diinjili Paulus selama masa penginjilannya.
Lidia memberikan teladan yang begitu balk sehingga belakangan Paulus menulis kepada
gereja yang sudah berdiri di Filipi berterima kasih kepada jemaat atas kebaikan hati dan
dukungan mereka (FIp. 4:14-20).
Semangat keramahtamahan dan kebaikan hati yang ditunjukkan oleh Lidia menjadi ciri
khas gereja di zaman Paulus.
Priskila
Priskila, wanita lain yang disebutkan dalam Perjanjian Baru, menunjukkan kepada kita
bahwa seorang wanita menikah dapat terlibat secara aktif dalam usaha dan juga dalam
penginjilan.
Paulus bertemu dengannya dan Akwila, suaminya, di Korintus (Kis. 18:1-3). la bekerja
sama dengan suaminya dalam usaha pembuatan tenda. Karena Paulus juga berusaha
dalam bidang yang sama, rasul ini menetap dan bekerja sama dengan mereka. Priskila
juga mengadakan perjalanan dan bekerja sama dengan suaminya sebagai penginjil.
Belakangan, ketika Paulus meninggalkan Siria, pasangan suami istri itu menemaninya
(Kis. 18:18). Paulus meninggalkan mereka di Efesus. mungkin langkah yang
menguntungkan, karena di sinilah pasangan ini dapat mengajarkan Jalan Allah yang
benar kepada seorang penginjil muda penuh semangat bernama Apolos (Kis. 18:24-26).
Apolos menjadi salah satu penginjil gereja yang paling aktif. la mampu
mempertahankan pesan sejati Tuhan karena ketekunan Priskila dan Akwila. Mereka
bersedia menempatkan Tuhan sebagai pusat kehidupan mereka sebagai suami istri dan
sebagai rekanan usaha.
Debora
Ada juga contoh-contoh wanita bekerja dalam Perjanjian Lama.
Hakim-hakim 4:4 memberitahu kita bahwa pada waktu itu Debora, "seorang nabiah,
istri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel." "Orang Israel menghadap
dia untuk berhakim kepadanya" ketika ia duduk di bawah "pohon korma Debora antara
Rama dan Betel di pegunungan Efraim" (Hak. 4:5).
Meskipun kita tidak punya informasi tentang tahun-tahun awal kehidupan Debora, kita
sudah tahu bahwa ia adalah seorang nabiah yang menghakimi rakyat. Inilah seorang
wanita menikah yang juga menjadi seorang hakim. la memberikan perintah kepada
seorang panglima, Barak bin Abinoam, untuk mengerahkan pasukan melawan musuh
mereka. Ketika Barak bersikeras agar Debora maju perang bersamanya, Debora tidak
ragu-ragu. la pergi barsama tentara ke medan perang dengan sama beraninya seperti
wanita zaman-sekarang mana pun dalam ketentaraan.
Debora mendengarkan panggilan Tuhan dengan seksama (Hak. 4:6-7) dan menunjukkan
kualitas kepemimpinannya dengan memercayakan tugas-tugas kepada orang-orang yang
sesuai. la rela pergi menghadapi bahaya demi umat Tuhan (Hak. 4:9-10) dari
mengilhami tentara Israel untuk memerangi musuh dengan iman (Hak 4:14-16).
Dalam segala yang dilakukannya, Debora menempatkan Tuhan sebagai pusat tindakan
dan kepercayaannya.
Lainnya
Tentu saja ada contoh-contoh lain wanita di tempat kerja, seperti putri-putri Salum yang
bekerja di bidang bangunan; jenis pekerjaan yang didominasi oleh pria bahkan menurut
ukuran zaman sekarang. Ini dicatat dalam Nehemia 3:12.
Kedua wanita itu bekerja memperbaiki tembok Yerusalem bersama-sama ayah mereka,
menggunakan bakat mereka dan mempersembahkan waktu mereka demi umat Tuhan.

Perjamuan paskah atau yang sering dikenal dengan perjamuan sederhana merupakan
bentuk dasar dari Perjamuan Kudus di dalam Perjanjian Lama. Dalam perjamuan
paskah, darah dan daging memiliki makna keselamatan bagi umat yang merayakannya.
Domba paskah yang disembelih itu menandakan kurban persembahan kepada Allah,
dimana dagingnya dimakan
dan darahnya dibubuhkan di ambang pintu. Ritus ini bukan hanya sekedar sebagai ritus
keagamaan belaka, tetapi juga memiliki dampak yang positif bagi komunitas yang
merayakannya. Sama seperti dalam perjamuan Kudus yang diamanatkan oleh Kristus,
PERJAMUAN PASKAH
perjamuan paskah dirayakan oleh suatu keluarga atau kumpulan beberapa keluarga.
Simbol darah dan daging memang tidak begitu mencolok, tetapi maknanya bisa dilihat
dari pembagian daging dan roti tidak beragi yang mereka olah dalam perayaan tersebut.
Perjamuan paskah mengingatkan bangsa Israel akan penyertaan Allah bagi mereka
ketika keluar dari perbudakan di Mesir. Ini merupakan peristiwa pembebasan sebagai
wujud nyata keadilan sosial,
tidak boleh terjadi perbudakan di hadapan Allah. Darah yang dioleskan di ambang pintu
merupakan darah anak domba paskah, dimana fungsinya adalah sebagai permohonan
pengampunan dosa dan permohonan terselamatkan dari Allah ketika malaikat-Nya
melewati pintu mereka. Ini ada kemiripan dengan perjamuan kudus, di mana darah
Kristus memberikan pengampunan dosa bagi manusia yang meminumnya, Perjamuan
makan merupakan peristiwa
yang unik di dalam Perjanjian Lama, dimana dalam perjamuan tersebut setiap orang
yang berkumpul dipersatukan dalam persekutuan yang saling mengasihi. Persekutuan
ini terjadi
langsung di hadapan Allah sendiri, dan memang persekutuan itu diciptakan dan diikat
oleh Allah sendiri. Dalam perjamuan paskah, setiap orang mendapatkan makanan dan
minuman sesuai dengan apa yang diamanatkan Tuhan, dan tidak boleh ada yang tersisa.
Ini merupakan suatu pesta besar, sehingga ketika ada keluarga yang tidak mampu untuk
merayakannya
karena tidak mampu membeli domba, orang-orang yang kaya akan memberikan bantuan
kepada mereka. Atau, keluarga-keluarga yang tidak mampu berkumpul dan mereka
membeli domba secara bersama (kollektif). Di sinilah letak keadilan jelas terlihat,
bahwa paskah benar-benar bukan hanya untuk makan-makan saja. Tetapi, dalam acara
makan tersebut,
kesejahteraan setiap orang diperhatikan oleh setiap orang pula, sehingga tidak ada yang
hanya memikirkan dirinya sendiri, karena paskah adalah milik Tuhan. Melalui
perjamuan paskah, umat
yang merayakannya akan mengetahui arti penting dari pembebasan, sehingga mereka
pun diamanatkan untuk menjadi para pembebas dalam hidup sehari-hari, Perjamuan
makan tersebut juga dilaksanakan dalam suasana yang penuh damai, sebab setiap orang
memiliki
pekerjaannya masing-masing, dan saling membutuhkan. Ini mirip sekali dengan
perjamuan
kasih yang dilakukan oleh para diaken. Jadi, perjamuan paskah menciptakan suasana
yangdamai, penuh kasih, Persekutuan, dan puncak dari semuanya adalah keadilan sosial
sebagaimana pembebasan yang telah dilakukan Tuhan pada bangsa itu.
IBADAH DALAM PL

Kata “ ibadah “ dalam Perjanjian lama dipakai sebanyak 34 kali, dan kata “ ibadah “
muncul pertama kali dalam Keluaran 3:12. Dalam versi bahasa aslinya, ada dua kata
yang digunakan untuk menunjukkan kata ibadah ini, yaitu ta’ abduwn dan sachah. Ta
abduwn berasal dari kata “abad” yang secara etimologi berarti mengerjakan (dalam
banyak pengertian, perasaan ), yang berimplikasi meladeni, melayani atau menjalankan,
mengerjakan dalam perbudakan, ikatan atau mengikat, memaksa/ mendorong,
mendengar, melaksanakan, memelihara, kebaktian, ditempa atau dibuat ( iron besi ),
memuja.[1] Sementara shachah berarti “ menundukkan diri“ sedangkan dalam bahasa
Yunaninya adalah “ proskuneo “ yang berarti menyembah atau mencium tangan
kepada ... “[2]. Jika kedua pengertian tersebut digabungkan, maka ibadah itu berarti
pengungkapan diri yang muncul dari kesadaran, perasaan dan keputusan. Dari kedua
kata di atas bisa disimpulkan bahwa ibadah merupakan satu bentuk kegiatan meladeni,
melayani, mendengar, melaksanakan, memelihara, memuja, menundukkan diri,
menyembah, seseorang atau oknum yang lebih tinggi yang dalam hal ini adalah Tuhan
Allah. Dengan kata lain, ibadah merupakan suatu respon manusia terhadap apa yang
sudah Tuhan lakukan baginya.
Secara semantik, ibadah adalah suatu bentuk aktifitas yang membawa perbuatan, hati,
dan menyenangkan hati Tuhan. Menurut Browning, ibadah merupakan bentuk hormat
kita kepada Allah (Kel 20:1-6) namun yang dinyatakan dalam gerak isyarat dan
perkataan tepat, pantas, yang juga dilaksanakan dalam sikap perbuatan dan hidup (Am
5:21-24)[3]. Tujuannya adalah supaya umat beribadah kepada Allah (Kel. 7:16, 8:1).
Ibadah dipahami sebagai tanggapan hati yang percaya kepada Allah. Ketika kita
berbicara tentang ibadah, maka kita tidak bisa lepas dari istilah kultus, yaitu untuk
menyebut aspek-aspek formal dan ritual dari peribadatan dalam Perjanjian Lama.
Kultus atau upacara ibadah hanya merupakan bentuk tanggapan Israel terhadap
penyingkapan Allah. Upacara ibadah yang ditentukan Allah bagi Israel harus menjadi
pengungkapan yang nyata dari iman mereka. Allah memberi tahu kepada umat-Nya
mengenai cara beribadah kepada-Nya, bukan hanya karena mereka tidak tahu caranya
tetapi karena mereka tidak layak untuk beribadah

Anda mungkin juga menyukai