Anda di halaman 1dari 17

LOGBOOK

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


RESONANSI GELOMBANG BUNYI
(M – 9)

Nama : M. Alifiyansyah Nur P.

NPM : 140710190005

Partner : Dhiyya, Azmi, Alfianto, Annisa

NPM : 01, 04, 06, 07

Fakultas / Departemen : FMIPA / Geofisika


Kelas / Kelompok :1

Tanggal : 20 Mei 2020

Hari / Jam : Rabu / 11.00 – 13.30

Nama Asisten :

LABORATORIUM FISIK A DASAR


PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
FAK ULTAS MATEMATIK A DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
I. TUJUAN PERCOBAAN

1.1 Memahami peristiwa resonansi suara.


1.2 Menentukan kecepatan rambat gelombang suara di udara.
1.3 Menentukan frekuensi garpu tala.

II. ALAT-ALAT PERCOBAAN

2.1 Tabung resonansi berskala beserta resevoirnya

Sebagai alat yang menyebabkan resonansi dan untuk mengukur panjang


gelombang.

2.2 Garpu tala dengan salah satu diantaranya diketahui frekuensinya

Sebagai alat yang menyebabkan resonansi.

2.3 Pemukul garpu tala

Untuk memukul garpu tala agar dihasilkan getaran dari garpu tala.

2.4 Jangka sorong

Untuk mengukur diameter tabung resonansi.

2.5 Audio generator, sound level meter, dan kabel penghubung

Untuk membangkitkan sinyal ataupun gelombang listrik dengan gelombang


stabil.
III. TEORI DASAR

3.1 Suara, Bunyi, dan Resonansi


3.1.1 Suara
Suara adalah urutan gelombang tekanan yang merambat melalui
media kompresibel (udara atau air). Biasanya diproduksi oleh
makhluk hidup sebagai alat berkomunikasi. Gelombang tersebut
dapat dipantulkan, dibiaskan, ataupun dilemahkan oleh media. Suara
terbentuk melalui udara. Jika berada di ruang hampa, dapat
dipastikan suara tidak dapat merambat.
3.1.2 Bunyi
Bunyi adalah bentuk gelombang yang merambat secara perapatan
dan peregangan oleh gelombang mekanik dana rah perambatannya
sejajar dengan arah getarnya. Bunyi termasuk gelombang
longitudinal, membutuhkan media dalam perambatannya (zat padat,
cair, dan gas). Bunyi tidak dapat merambat pada ruang hampa. Bunyi
dihasilkan oleh benda yang bergetar. Setiap getaran yang terjadi
akan menggetarkan molekul atau partikel udara di sekitarnya
menimbulkan bunyi.
3.1.3 Resonansi
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda oleh
benda lain yang memiliki frekuensi yang sama atau kelipatannya.
Syarat untuk terjadinya resonansi adalah frekuensi sumber sama
dengan frekuensi benda yang ikut bergetar (f1 = f2). Alat musik pada
umumnya dibuat berlubang agar terjadi resonansi udara sehingga
suara alat musik tersebut menjadi nyaring. Contohnya seruling,
kendang, dan beduk.
3.2 Getaran, Gelombang, Sifat-Sifat Getaran dan Gelombang
3.2.1 Getaran
Getaran adalah gerak bolak-balik secara berkala melalui suatu
titik kesetimbangan. Benda dikatakan bergetar dalam satu kali
getaran penuh yakni dari titik awal dan kembali ke titik awal
tersebut.

Gambar 1. Bandul

Ciri-ciri getaran :
 Periode getaran, waktu yang diperlukan dalam melakukan
satu getaran.
 Frekuensi, banyaknya getaran yang dilakukan selama satu
satuan waktu.
 Amplitudo, jarak antara titik kesetimbangan dengan posisi
maksimum.
Getaran adalah penyebab terjadinya gelombang yaitu ketika suatu
partikel bergerak bolak-balik di titik setimbangnya. Getaran tidak
memiliki panjang sedangkan gelombang punya.
3.2.2 Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat dengan energi
tertentu. Setiap gelombang memerlukan energi dalam
perambatannya. Jenis-jenis gelombang :
a. Berdasarkan Medium Perambatannya
1. Gelombang Mekanik
Merambat pada suatu medium sebagai media
perambatannya, contoh : gelombang pada tali, gelombang
bunyi, dan gelombang pada permukaan air.
Sifat-sifat mekanik :
 Perambatan getaran disuatu medium mempunyai
kelajuan tertentu (cepat rambat gelombang) yang
ditentukan oleh sifat mekanik mediumnya.
 Partikel dan medium tidak merambat melalui ruang-
ruang di medium tetapi partikel medium bergerak
bolak-balik atau naik-turun terhadap posisi
kesetimbangannya.
 Gelombang menyalurkan energi dari satu ruang ke
ruang lain di dalam medium (gelombang memindahkan
energi bukan memindahkan partikel).
2. Gelombang Elektromagnetik
Merambat tanpa memerlukan suatu medium sebagai media
perambatannya. Dapat merambat melalui ruang hampa,
contoh : gelombang cahaya, gelombang radio, sinar x,
cahaya matahari, dll.
b. Berdasarkan Arah Rambatnya
1. Gelombang Transversal
Arah getarnya tegak lurus dengan arah rambatnya ketika
mediumnya digetarkan dengan arah tegak lurus maka
gelombang akan merambat dengan arah mendatar. Contoh
: gelombang akan merambat ke arah mendatar, ketika salah
satu ujung tali digetarkan memiliki bagian puncak
gelombang dan lembah.
2. Gelombang Longitudinal
Arah getarnya searah dengan arah perambatannya. Contoh
: gelombang bunyi terbentuk pada rapatan dan regangan.
Panjang gelombang pada gelombang longitudinal adalah
jarak antara dua rapatan atau regangan yang berdekatan.
λ
v = = λf
T

Keterangan :
v = Cepat rambat gelombang (m/s)
λ = Panjang gelombang (m)
T = Periode (s)
f = Frekuensi (Hz)

Getaran :
y (t) = A sin θ
y (t) = A sin wt

y (t) = A sin t
T

Gelombang :
y (x,t) = A sin (wt ± kx)
t k
y (x,t) = A sin 2π (T - A)

3.2.3 Sifat-Sifat Gelombang


1. Refleksi (pemantulan), peristiwa pembalikan arah rambat
gelombang karena membentur suatu medium yang keras.
2. Refleksi (pembiasan), peristiwa yang terjadi apabila sebuah
gelombang merambat melalui dua medium yang berbeda
kerapatannya. Kemudian mengalami pembelokkan.
3. Difraksi, peristiwa yang terjadi ketika sebuah gelombang
melewati celah sempit maka akan terjadi pelenturan.
4. Interferensi, peristiwa penggabungan dua gelombang atau lebih
yang membentuk sebuah gelombang baru. Interferensi terbagi
menjadi dua yaitu konstruktif dan destruktif.
5. Transmisi, peristiwa gelombang merambat lurus sehingga dapat
diteruskan dari satu medium ke medium lainnya.
6. Dispersi, peristiwa penguraian gelombang ketika melewati
suatu medium.
7. Polarisasi, peristiwa perubahan arah getar gelombang yang acak
menjadi satu arah getar.

3.3 Gelombang Bunyi


Gelombang bunyi adalah gelombang yang merambat melalui media
tertentu. Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal.
Berdasarkan rentang frekuensinya, dibedakan menjadi :
1. Infrasonik : Memiliki frekuensi < 20 Hz.
2. Audiosonik : Memiliki frekuensi 20-20.000 Hz (dapat didengar
manusia).
3. Ultrasonik : Memiliki frekuensi > 20.000 Hz (dapat didengar
anjing dan kelelawar).
 Rumus Cepat Rambat Bunyi

s
v=
t

Keterangan :
v = Cepat rambat (m/s)
s = Jarak (m)
t = Waktu (s)
Cepat rambat bunyi di udara sekitar 300 m/s.
λ
v = = λf
T

Keterangan :
v = Cepat rambat gelombang (m/s)
λ = Panjang gelombang (m)
T = Periode (s)
f = Frekuensi (Hz)
 Cepat rambat bunyi dalam suatu zat padat bergantung pada Modulus
Young (E) dan kerapatan zat padat tersebut.

E
v=√
ρ

Keterangan :
v = Cepat rambat (m/s)
E = Modulus Young (N/m2)
ρ = Massa jenis (kg/m3)
 Cepat rambat bunyi bergantung pada medium letak bunyi tersebut
berada, bergantung pada suhu udara dan jenis partikel-partikel yang
menyusun udara tersebut :

γRT
v=√
m

Keterangan :
𝛾 = Konstanta Adiabatik
R = Konstanta umum gas (8,31 J/molK)
T = Suhu mutlak gas
m = Massa relatif gas (kg/mol)
 Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi
Intensitas bunyi adalah jumlah energi yang ditransfer oleh gelombang
per satuan waktu dibagi dengan bidang luasan rambat.
P
I=
A
Keterangan :
I = Intensitas
P = Daya (watt)
A = Luas (m2)
Telinga kita hanya dapat mendengar suara tidak lebih rendah dari 10 -12
W/m2 dan tidak lebih tinggi dari 1 W/m2. Satuan taraf intensitas bunyi
adalah desibel (dB).
I
TI = 10 Log ( )
Io

Keterangan :
TI = Taraf intensitas
I = Intensitas bunyi (W/m2)
Io = Intensitas ambang pendengar (10-12 W/m2)
 Karakteristik Gelombang Bunyi
Cepat rambat bunyi berbeda-beda tergantung jenis material media
rambatnya dan juga dipengaruhi oleh temperatur.
 Sumber-Sumber Bunyi
Berasal dari setiap benda yang bergetar. Getaran menghasilkan
gelombang.
3.3.1 Efek Doppler
Efek Doppler adalah peristiwa naik atau turunnya frekuensi
gelombang bunyi yang terdengar penerima bunyi ketika sumber
bunyi bergerak mendekat atau menjauh. Besarnya frekuensi bunyi
terdengar penerima dinotasikan dengan :
V ±Vp
fp = ( )fs
V ±Vs
Keterangan :
V = Cepat rambat bunyi di udara (m/s)
Vp = Kecepatan pendengar (m/s)
Vs = Kecepatan sumber bunyi (m/s)
fs = Frekuensi sumber bunyi (Hz)
fp = Frekuensi pendengar (Hz)

3.4 Pipa Organa


Pipa organa adalah alat yang dapat menghantarkan bunyi akibat molekul-
molekul udara yang berbeda. Kolom udara bergetar karena ditiupkan udara
kedalamnya. Ada dua jenis pipa organa yaitu :
3.4.1 Pipa Organa Terbuka
Kedua ujung pipa organa terbuka menunjukkan bahwa
pembentukan pola gelombang longitudinal pada kedua ujung
merupakan regangan. Regangan bersesuaian dengan perut
gelombang dalam gelombang transversal. Nada terendah dicapai
ketika panjang pipa sama dengan panjang setengah gelombang.
Naiknya nada terjadi ketika penambahan jumlah gelombang di
dalam pipa.
n+1
fn = ( )v
2L
Keterangan :
n = 0,1,2,3,...
L = Panjang pipa organa terbuka (m)
v = Kecepatan udara (m/s)

Gambar 2. Pipa organa terbuka

Dari gambar diatas kita dapat ambil kesimpulan bahwa untuk


menentukan panjang gelombang (λ) dapat ditentukan dengan :
2L
λn =
(n+1)
3.4.2 Pipa Organa Tertutup
Tabung pipa berisi udara yang salah satu ujungnya tertutup.
Pola pembentukan gelombang yang terjadi adalah rapatan pada
bagian pipa yang tertutup dan regangan pada bagian pipa yang
terbuka. Nada terendah ketika panjang pipa sama dengan ½ λ yang
terbentuk dalam pipa.
2n+1
fn = ( )v
4L
Keterangan :
n = 0,1,2,3,...
L = Panjang pipa organa terbuka (m)
v = Kecepatan udara (m/s)

Gambar 3. Pipa organa tertutup

Dari gambar diatas kita dapat ambil kesimpulan bahwa untuk


menentukan panjang gelombang (λ) dapat ditentukan dengan :
4L
λn =
(2n+1)
3.5 Gema dan Gaung
3.6.1 Gema
Pemantulan bunyi yang diterima oleh pendengar beberapa saat
setelah bunyi langsung. Contohnya gema yang dihasilkan di dalam
gua.

Gambar 4. Gema
Gema umumnya terjadi ketika jarak antara sumber gelombang suara
dengan penghalang gelombang cukup jauh. Gema digunakan
sebagai prinsip kerja sonar untuk mengukur kedalaman laut,
kecepatan pantulan gema adalah lambat.
3.6.2 Gaung
Gaung adalah gelombang bunyi pantul yang telah datang
sebelum bunyi asli selesai dikirimkan. Terjadi karena sumber suara
memiliki jarak yang dekat dengan penghalang gelombang. Contoh
ketika kita berteriak di ruang yang sempit, suara kita akan terpantul
sebelum kita selesai mengucapkan semuanya sehingga tidak akan
jelas terdengar. Kecepatan pantulan gaung adalah cepat.
3.6 Faktor yang Mempengaruhi
3.6.1 Tinggi Rendahnya Bunyi
Ditentukan oleh frekuensi yaitu banyaknya getaran per detik.
Semakin tinggi maka bunyi tersebut akan semakin tinggi nadanya.
3.6.2 Kuat Lemahnya Bunyi
Ditentukan oleh amplitudo yaitu simpangan terbesar dari
getaran suatu benda. Semakin kuat amplitudo maka bunyi akan
semakin keras.

3.7 Penurunan Rumus


 Pipa Organa Tertutup
λ
L = (2n + 1) ,n = 0,1,2,3,..
4
 Pipa Organa Terbuka

λ
L = (2n + 2) ,n = 0,1,2,3,..
4

Karena ukuran garis tabung kecil dibandingkan dengan panjang


gelombang, perut gelombang simpangan tidak tepat terjadi pada ujung
terbuka tetapi di dekatnya. Pada jarak e = 0,6R di luar tabung.

λ
L = (2n + 1) –e (1)
4

λ
L = (2n + 2) – 2e (2)
4

V
Karena λ = maka :
N

V
L = (2n + 1) –e (3)
4N

V
L = (2n + 2) – 2e (4)
4N
3.8 Aplikasi
1. Survey Geofisika
Suatu tempat di Bumi membangkitkan gelombang-gelombang bunyi
yang dapat menempuh perjalanan yang sangat jauh melalui Bumi. Jika
getarannya tercatat oleh seismograf dapat digunakan untuk
memberikan data tentang struktur Bumi.
2. Gelombang bunyi digunakan untuk mendeteksi, menentukan, dan
mengklarifikasi lokasi gangguan di Bumi.
3. Untuk mendeteksi lapisan batuan yang mengandung endapan minyak.
IV. TUGAS PENDAHULUAN
1. Tuliskan bentuk umum fungsi gelombang dan tuliskan arti simbol yang
dipakai !
Jawab :
y = A sin (wt ± kx)
Keterangan :
y = Simpangan
A = Amplitudo
w = Percepatan sudut
t = Waktu
k = Bilangan gelombang
x = Posisi
2. Tuliskan fungsi gelombang simpangan dalam bentuk sinusoida dan tuliskan
pula arti simbol yang dipakai !
Jawab :
y = A sin (wt ± θo)
Keterangan :
θo = Posisi sudut awal
3. Tuliskan persamaan fungsi gelombang berdiri !
Jawab :
y1 = A sin (wt + kx) y = y1 + y2
y2 = A sin (wt - kx) y = 2A sin (wt + kx)
4. Apa ciri-ciri umum gelombang berdiri ?
Jawab :
Terbentuk dari hasil interferensi gelombang datang dan gelombang pantul
yang memiliki amplitude dan frekuensi yang sama dengan arah berlawanan.
5. Tuliskan hubungan dan perumusan fungsi gelombang simpangan dan
gelombang tekanan pada gelombang bunyi !
Jawab :

θVk θVk
v=√ ; y = A sin (wt - kx) ; wx = √
M M
y = A sin (wt - wx)
6. Buktikan perumusan Ia dan Ib !
Jawab :
Tertutup : Terbuka :
λ
L= λ
4 L=
2
λ = 4L λ = 2L
v v
f= = v v
λ 4L f= =
λ 2L
2n+1
L=( )λ 2n+2
4 L=( )λ
4
7. Gambarkan bentuk grafik sebagai L fungsi dari n !
Jawab :

n
8. Grafik tersebut selalu melalui suatu titik, titik manakah itu ?
Jawab :
Akan melalui titik saat garpu tala beresonansi dengan pipa organa.
9. Tentukan cara menentukan v dan e dari grafik tersebut !
Jawab :
Untuk mengetahui v dan e maka kita harus menentukan dahulu nilai l.
10. Besaran apa yang harus diamati dalam percobaan ini !
Jawab :
Panjang gelombang dan frekuensi
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Hubungkan tabung resonansi, audio generator, dan sound level meter
menggunakan kabel penghubung.
2. Atur audio generator pada tombol on dan atur frekuensi.
3. Geser tabung resonansi hingga terjadi peristiwa resonansi.
4. Amati sound level dan catat panjang L saat terjadi resonansi orde 1 dan
seterusnya hingga ujung pipa.
5. Ulangi untuk besar frekuensi lainnya.

VI. DATA DAN ANALISA SEMENTARA


No. Frekuensi L1 L2 L3 λ V

VII. DAFTAR PUSTAKA

Arifudin, Achya. 2007. Fisika. Jakarta : Interplus


Halliday, Resnick dkk. 2010. Fisika Dasar Edisi I Jilid II. Jakarta : Erlangga
Lasmi, Nikelut. 2015. Fisika. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai