Anda di halaman 1dari 12

TUGAS HUKUM BISNIS

HUKUM PERUSAHAAN

Kelompok 2:

Giovinn Helma Fadhin 1810526043


Dinul Hamdi 1810526039
Muhammad Gilang Maulana 1810526036
Fajli 1810526029

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020

1
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Hukum yang mengatur tentang seluk beluk bentuk hukum perusahaan ialah
Hukum Perusahaan. Hukum Perusahaan merupakan pengkhususan dari beberapa bab
dalam KUH Perdata dan KUHD (Kodifikasi) ditambah dengan peraturan
perundangan lain yang mengatur tentang perusahaan (hukum tertulis yang belum
dikodifikasi). Sesuai dengan perkembangan dunia perdagangan dewasa ini, maka
sebagian dari hukum perusahaan merupakan peraturan-peraturan hukum yang masih
baru. Apabila hukum dagang (KUHD) merupakan hukum khusus (lex specialis)
terhadap hukum perdata (KUH Perdata) yang bersifat lex generalis, demikian pula
hukum perusahaan merupakan hukum khusus terhadap hukum dagang.1
Badan Usaha merupakan kesatuan yuridis atau hukum, teknis dan ekonomis
yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Meskipun sering disamakan dengan
perusahaan, sesungguhnya mereka adalah dua hal yang berbeda.2
Secara umum, pembagian badan usaha dalam melakukan kegiatan usaha sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu: badan usaha
berbadan hukum dan badan usaha tidak berbadan hukum.3
Sesuai pembagian bahan presentasi kelompok, kami mendapat bagian untuk
membahas perusahaan perseorangan dan badan usaha tidak berbadan hukum. Adapun
badan usaha tidak berbadan hukum antara lain usaha perseorangan, persekutuan
perdata (maatschap), firma, persekutuan komanditer (CV).

1
bitar, “Hukum Perusahaan : Pengertian, Bentuk, Dan Sumber Beserta Ruang Lingkupnya Secara
Lengkap” (https://www.gurupendidikan.co.id/hukum-perusahaan-pengertian-bentuk-dan-sumber-
beserta-ruang-lingkupnya-secara-lengkap/ diakses pada 26 Feb 2020 pukul 15.01.
2
Bivisyani Questibrilia, 27 Juni 2019, “Badan Usaha: Pengertian, Jenis, Bentuk dan Contoh”
(https://jojonomic.com/blog/badan-usaha/ diakses pada pukul 14.22, tanggal 4 Maret 2020)
3
Ishak Pardosi, 23 Mei 2017, “Perbedaan Badan Usaha Berbadan Hukum dan Tidak Berbadan
Hukum” (https://www.kompasiana.com/pardosi/5923be5e8e7e61283ca6a053/perbedaan-badan-usaha-
berbadan-hukum-dan-tidak-berbadan-hukum diakses pada pukul 14.25, tanggal 4 Maret 2020)

2
B. Rumusan Masalah
Agar dapat memudahkan pembaca, berikut rumusan masalah yang terdapat pada
makalah ini:
1. Jelaskan apa saja pengertian dari perusahaan, hukum perusahaan beserta dasar
hukumnya!
2. Apa saja bentuk dari perusahaan tidak dengan berbadan hukum, dan apa subjek
hukumnya?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini sebagai berikut:
b. Untuk mengetahui pengertian dari Hukum Perusahaan, Perusahaan, bentuk
badan usaha tidak dengan badan hukum beserta subjek hukumnya.
c. Untuk memenuhi nilai tugas dan presentasi dari mata kuliah Pengantar Hukum
Bisnis.

3
BAB 2
Pembahasan
A. Pengertian Hukum Perusahaan dan Perusahaan
Hukum perusahaan adalah semua peraturan hukum yang mengatur mengenai
segala jenis usaha dan bentuk usaha.4 Pengertian mengenai perusahaan dapat
ditemukan pada pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan, yang menyebutkan bahwa Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha
yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus didirikan,
bekerja dan berkedudukan di Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan/laba.5
Menurut Prof. Molengraff, perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang
dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, untuk mendapatkan penghasilan,
dengan cara memperniagakan barang-barang, menyerahkan barang-barang, atau
mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan.6 Di sini Molengraff memandang
perusahaan dari sudut “ekonomi”.
B. Dasar Hukum Perusahaan
Dasar Hukum Perusahaan adalah setiap pihak yang menciptakan kaidah atau
ketentuan Hukum Perusahaan. Pihak-pihak tersebut dapat berupa badan legislatif
yang menciptakan undang-undang, pihak-pihak yang mengadakan perjanjian yang
menciptakan kontrak, hakim yang memutus perkara yang menciptakan yurisprudensi,
masyarakat pengusaha yang menciptakan kebiasaan mengenai perusahaan. Dengan
demikian, Hukum Perusahaan itu terdiri dari kaidah atau ketentuan yang tersebar
dalam perundang-undangan, kontrak, yurisprudensi, dan kebiasaan mengenai
perusahaan.7
a. Perundang-undangan
Perundang-undangan dalam hal ini meliputi undang-undang peninggalan
Hindia Belanda di Indonesia pada masa lampau, namun masih dianggap
berlaku dan sah hingga saat ini berdasarkan atas peralihan UUD 1945,
misalya ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam KUHD (Kitab Undang-
undang Hukum Dagang) ,KUH Perdata. Selain itu juga perundang-undangan

4
Hukum Perusahaan rabu, 26 feb 2020 http://terasbahankuliah.blogspot.com/2014/05/hukum-
perusahaan.html
5
Pada pasal 1 undang-undang nomor 3 tahun 1982
6
Rai Widjaya, I.G., S.H., M.A., 2000, Hukum Perusahaan dan  Undang Undang dan Peraturan Pelaksanaan
Undang Undang di Bidang Usaha, Cetakan ke-I, Kesaint Blanc, Jakarta.
7
Subekti, R, Prof, S.H. dan Tjitrosudibio, R, 2001, Kitab Undang Undang Hukum Perdata,  Cetakan ke-31, PT
Pradnya Paramita, Jakarta.

4
yang termaktub mengenai perusahaan di Indonesia, berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 yang terus dilaksanakan dan dikembangkan hingga saat ini.
Perundang-undangan lain yang menjadi sumber hukum:
 Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
 PP No. 15 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan,
 Undang-undang No. 32 Tahun 2007 tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi,
 Undang-undang No. 33dan 34 Tahun 1964 tentang Asuransi Kecelakaan
Jasa Raharja,
 Undang-undang No. 5 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Asing,
 Undang-undang No.6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri,
 Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara,
 Undang-undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan,
 Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta,
 Undang-undang No.7 Tahun 1987 tentang Penyempurnaan Undang-
undang No.6 Tahun 1982,
 Undang-undang No.14 Tahun 2001 tentang Paten
 Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek,
 Lain-lain.

b. Kontrak Perusahaan
Kontrak perusahaan atau yang biasa juga disebut dengan perjanjian
selalu ditulis dan dianggap sebagai sumber utama hak dan kewajiban pihak-
pihak yang terlibat dalam suatu kesepakatan8. Apabila saat tertentu terjadi
perselisihan antara pihak-pihak terkait, dalam hal ini saat kontrak perusahaan
masih berlaku, maka penyelesaian dapat dilakukan melalui perdamaian,
arbitase, atau pengadilan umum sekali pun jika tidak ditemui penyelesaian
yang jelas. Tentunya kontrak perusahaan ini yang akan memberikan
pertimbangan tertentu sekaligus secara jelas akan mempengaruhi putusan.

8
Hukum Perusahaan rabu, 26 feb 2020
http://terasbahankuliah.blogspot.com/2014/05/hukum-perusahaan.html

5
Karena secara jelas semua menyangkut kontak dan ketentuannya telah
tercantum dalam kontrak tersebut.

c. Yurispudensi
Yurisprudensi adalah sumber hukum perusahaan yang dapat diikuti oleh
pihak-pihak terkait.9 Hal ini akan mengisi kekosongan hukum, terutama jika
terjadi suatu sengketa terkait pemenuhan hak dan kewajiban. Secara
otomatis, yurisprudensi ini akan memberikan jaminan perlindungan atas
kepentingan pihak-pihak, terutama bagi mereka yang berusaha di Indonesia.

c. Kebiasaan
            Kebiasaan merupakan sumber hukum khusus yang tidak tertulis
secara formal.10 Kebiasaan sebagai sumber hukum dapat diikuti pengusaha
tatkala peraturan mengenai pemenuhan hak dan kewajiban tidak tercantum
dalam undang-undang dan perjanjian. Karena itulah kebiasaan yang telah
berlaku dan berkembang di kalangan pengusaha dalam menjalankan
perusahaan dengan lazim menjadi panutan untuk mencapai tujuan sesuai
kesepakatan. Kebiasaan yang biasanya dapat menjadi acuan bagi perusahaan
adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
 Perbuatan yang bersifat perdata
 Mengenai hak serta kewajiban yang harus dipenuhi
 Tidak bertentangan dengan undang-undang atau sumeber hukum lainnya
 Diterima oleh semua pihak secara sukarela  karena telah dianggap
sebagai hal yang logis dan patuh
 Menerima dari berbagai akibat hukum yang dikehendaki oleh semua
pihak.

C. Bentuk Perusahaan
1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan bentuk badan usaha yang pemiliknya adalah
perorangan, yang bersangkutan mengawasi jalannya usaha, memperoleh semua

9
Rai Widjaya, I.G., S.H., M.A., 2000, Hukum Perusahaan dan  Undang Undang dan Peraturan Pelaksanaan
Undang Undang di Bidang Usaha, Cetakan ke-I, Kesaint Blanc, Jakarta.
10
Rai Widjaya, Loc. Cit

6
keuntungan dan resiko yang ada. Bentuk perusahaan ini biasanya dipilih dalam usaha
kecil/ permulaan. Tidak ada ketentuan khusus dari pemerintah untuk rata cara
perijinan, karena biasanya perijinan dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat.11
Adapun ciri-ciri perusahaan perseorangan antara lain12 :
1. Dimiliki perseorangan (individu atau perusahaan keluarga)
2. Pengelolaannya sederhana
3. Modalnya relative tidak terlalu besar
4. Kelangsungan usahanya tergantung pada para pemiliknya
5. Nilai penjualannya dan nilai tambah yang diciptakan relative kecil
    Kebaikan perusahaan perseorangan, diantaranya :
1. Mudah membentuk dan membubarkannya
2. Pengorganisasiannya relatif mudah
3. Kebebasan dan fleksibilitas pemilik dalam pengambilan keputusan
    Adapun kelemahan perusahaan perseorangan , yaitu :
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
2. Sumber dana relatif kecil
3. Kemampuan manajemen relatif terbatas

2. Badan Usaha Tidak dengan Badan Hukum


Lain halnya dengan badan usaha yang bukan berbentuk badan hukum, pada
bentuk badan usaha ini, tidak terdapat pemisahan antara kekayaan badan usaha
dengan kekayaan pemiliknya. Badan usaha bukan berbentuk badan hukum terdiri
dari:
a). Persekutuan Perdata
Dijelaskan dalam Pasal 1618 KUH Perdata bahwa Persekutuan Perdata
(Maatschap) adalah perjanjian di mana dua orang atau lebih mengikatkan diri
untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk
membagi keuntungan yang terjadi karenanya. Para sekutu bertanggung jawab
secara pribadi atas persekutuan perdata.
Tiap-tiap sekutu dari persekutuan perdata diwajibkan memasukkan ke dalam
kas persekutuan perdata yang mereka dirikan secara bersama-sama (seroan),
11
http://bukuku21.blogspot.com/2017/04/badan-usaha-tidak-berbadan-
hukum.html
12
Olga0991’s Blog 23 november 2009 Bentuk-bentuk perusahaan
(https://olga260991.wordpress.com/2009/11/23/bentuk-bentuk-perusahaan/)

7
antara lain: uang, barang atau benda-benda lain yang layak bagi pemasukan,
misalnya rumah, gedung, kendaraan bermotor, alat prlengkapan kantor dll, dan
tenaga kerja, baik tenaga fisik atau pikiran.
Dapat dibuat secara lisan atau tertulis, tanggung jawab sekutu sampai ke harta
pribadi masing-masing, tanggung jawab adalah pro-rata (tergantung perjanjian).

b). Firma
Firma ini adalah gabungan dari beberapa usaha perseorangan maka
kontinuitas akan lebih lama, kemampuan permodalannya akan lebih menjadi
besar. Akan tetapi tidak jarang dengan bergabungnya dua orang pengusaha itu
justru mengakibatkan perselisihan yang kadang – kadang usahanya menjadi tak
terkontrol dengan baik karena sering terjadi konflik antar keduanya.13
Persekutuan firma adalah persekutuan perdata untuk menjalankan perusahaan
dengan memakai nama bersama (pasal 16 KUHD), tanggung jawab sekutu
sampai ke harta pribadi masing-masing, tanggung jawab adalah tanggung rentang
(masing-masing untuk keseluruhan) artinya bertanggung jawab untuk seluruhnya
atas segala perikatan sekutuan firma, didirikan dengan akta otentik dan diikuti
dengan pendaftaran ke pengadilan negeri setempat.
Firma bukan perusahaan berbadan hukum, sehingga pihak ketiga tidak
berhubungan dengan persekutuan firma sabagai satu kesatuan, melainkan dengan
setiap anggota-anggota secara sendiri-sendiri. Firma punya harta kekayaan,
merupakan harta yang telah dikumpulkan dari setiap anggota persekutuan firma,
sehingga pertanggungjawaban sekutu firma tidak terbatas pada harta yang
dimasukkan, melainkan juga bertanggung jawab secara pribadi atas harta
kekayaan milik pribadi terhadp persekutuan firma. Pertanggungjawaban itu
merupakan pertanggungjawaban renteng akibat perbuatannya sendiri ataupun
perbuatan sekutu lain. Jadi, pertanggungjawaban tersebut dalam praktik tidak
langsung dibebankan kepada sekutu, melainkan kepada kas firma terlebih dahulu,
jika kas tersebut tidak lagi mencukupi untuk memenuhi kewajiban firma maka
harta pribadi sekutu akan diambil untuk memenuhi kewajiban tersebut.
Syarat syarat pendirian Firma, di antaranya adalah
1. Pembuatan akte pendirian 

13
Pengertian Firma dan Contohnya, Jenis, serta Kelebihan dan Kekurangan February 26, 2020
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-firma.html

8
2. Mendaftarkan akte pendirian ke pengadilan negri setempat
3. Pengumuman akte pendirian dalam berita negara
   Kebaikan kebaikan firma di antaranya:
1. Prosedur pendirian relatif mudah 
2. Status hukum yang jelas terutama jika didirkan dengan akte otentik 
3. Kemampuan finansial lebih besar sebab merupakan gabungan modal dari
beberapa orang sehingga mudah memperoleh kredit
   Adapun keburukan firma, antara lain:
1. Tanggung jawab tidak terbatas para sekutu atau anggota terhadap utang
perusahaan
2. Kontinuitas perusahaan tidak terjamin, sebab jika seseorang firma keluar,
otomatis firma menjadi bubar
3. Wewenang dibagi pada beberapa orang, di mana masing masing firma adalah
pemilik dan juga pemimpin perusahaan, jadi wewenangnya sama
   Pembubaran firma dapat dilakukan jika;
1. Waktu yang ditentukan untuk pendirian firma habis
2. Pengunduran diri atau pemberhentian salah seorang anggota
3. Seorang anggota meninggal dunia

c). Perserikatan Komanditer (CV)


Bentuk ini banyak dilakukan untuk mempertahankan kebaikan – kebaikan
dari bentuk perseorangan yang memberikan kebebasan dan penguasaan penuh
bagi pemiliknya atas keuntungan yang diperoleh oleh perusahan14. Disamping itu
untuk menghilangkan atau mengurangi kejelekan dalam hal keterbatasan modal
yang dimilikinya maka diadakanlah penyertaan modal dari para anggota yang
tidak ikut aktif mengelola bisnisnya, yang hanya menyertakaan modalnya saja
dalam bisnis itu. Bentuk ini memiliki dua macam anggota yaitu :
 Anggota aktif (Komanditer Aktif) adalah anggota yang aktif menjalankan
usaha bisnisnya dan menanggung segala utang-utang perusahaan.
 Anggota tidak aktif (Komanditer Diam) adalah anggota yang hanya
menyertakan modalnya saja. Maka dari itu kertabatas modal perusahaan

14
Rajil Minur,Pengertian CV, Unsur-Unsur, Ciri-Ciri, Tujuan, Serta Kelebihan dan Kekurangannya
February 26, 2020 https://forum.teropong.id/2017/08/08/pengertian-cv-unsur-unsur-ciri-ciri-
tujuan-serta-kelebihan-dan-kekurangannya/

9
dapat dihindarkan, sehingga perusahaan akan dapat mencari dan
mendapatkan modal yang lebih besar untuk keperluan bisnisnya.
Hal ini merupakan salah satu kebaikan dari bentuk Perserikatan Komanditer,
dibandingkan dengan bentuk – bentuk lain yang sudah dibicarakan diatas.
      Kebaikan kebaikan CV diantaranya:
1. Pendiriannya relatif mudah 
2. Lebih banyak modal yang dikumpulkannya 
3. Kemampuan untuk mendapat kredit lebih baik
      Adapun keburukan CV diantaranya :
1. Sebagian anggota/ sekutu memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas
2. Masa hidup tidak tertentu, rawan konflik antara sekutu komplementer dan
komanditer
3. Kekuasaan dan pengawasan kompleks karena ada dua jenis ke anggotaaan

BAB III
Penutup

10
Dari makalah ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hukum perusahaan adalah semua peraturan hukum yang mengatur mengenai
segala jenis usaha dan bentuk usaha. Hukum yang mengatur tentang seluk beluk
bentuk hukum perusahaan ialah Hukum Perusahaan.
2. Perusahaan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan
secara terang-terangan bertujuan untuk mencari keuntungan.
3. Bentuk dari badan usaha tidak dengan badan hukum adalah sebagai berikut :
Persekutuan Perdata (Matschaap), Firma, dan Perserikatan Komanditer (CV).

11
Daftar Pustaka
Purwosutjipto, H.M.N., S.H., 1999, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia II:
Bentuk-bentuk Perusahaan, Cetakan ke-9, Djambatan, Jakarta.
Rai Widjaya, I.G., S.H., M.A., 2000, Hukum Perusahaan dan  Undang Undang dan
Peraturan Pelaksanaan Undang Undang di Bidang Usaha, Cetakan ke-I,
Kesaint Blanc, Jakarta.
Unknown, 2 Mei 2014, Hukum Perusahaan
(http://terasbahankuliah.blogspot.com/2014/05/hukum-perusahaan.html) diakses
pada tanggal 26 Februari 2020 pukul 17.11.
Nur Syahid, 2011, Aspek Hukum Dalam Bisnis
(https://nyihuy.wordpress.com/2011/11/24/dasar-hukum-wajib-daftar-
perusahaan/) diakses pada tanggal 26 Februari 2020 pukul 17.15.
Harahap, Yahya. 2016. Hukum Perseroan Terbatas. Jakarta: Sinar Grafika.
Pardosi, Ishak. 2017. Perbedaan Badan Usaha Berbadan Hukum dan Tidak berbadan
hukum.
(https://www.kompasiana.com/pardosi/5923be5e8e7e61283ca6a053/perbedaan-
badan-usaha-berbadan-hukum-dan-tidak-berbadan-hukum) diakses pada tanggal
4 Maret 2020 pukul 14.22.

12

Anda mungkin juga menyukai