Anda di halaman 1dari 41

EVALUASI KUALITAS PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI

SMA MASEHI 1 PSAK SEMARANG

Disusun oleh :

Tan Dewi Puspitasari 14. E1.0041

Cindy Laras Sucokro 14. E1.0052

Gracia Elpris 14.E1.0059

Gratia Widya Pangestika 14.E1.0062

Kristian Kurnia Wicaksono 14.E1.0067

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

2016
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN


Menurut Sudarsono (1994) pendidikan merupakan setiap usaha yang
dilakukan untuk mengubah tingkah laku sedemikian rupa sehingga menjadi tingkah
laku yang diinginkan. Di dalam proses pengajaran terdapat person / SDM yang terjun
langsung dilapangan, dan tenaga pengajar yang terjun langsung dalam
penyelenggaraan pendidikan adalah guru oleh karena itu guru disebut juga ujung
tombak pendidikan di Indonesia karena tanggung jawab perkembangan kognitif dan
perkembangan moral siswa merupakan tugas seorang guru, lebih lanjut (Triyono
2012) menjelaskan lebih lanjut perkembangan moral seperti : seruan untuk berbuat
baik kepada orang lain, memelihara keamanan, memelihara hak orang lain dan
larangan mencuri, berzina, meminum minuman keras dan berjudi, Santrock dalam
(Triyono 2012) mendefinisikan kecerdasan sebagai keterampilan menyelesaikan
masalah dan kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman kehidupan
sehari hari.
UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dikatakan pendidik
adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru, dosen, konselor, pamong
belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhusussanya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Oleh karena
itu Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan
harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah
mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Untuk meraih mutu
pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan
tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai
keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolok
ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan guru.
Selain faktor tenaga pengajar faktor mata pelajaran juga mempunyai andil
besar dalam terbentuknya suatu pendidikan yang baik. Dari beberapa mata pelajaran
yang diberikan mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di semua jenjang pendidikan yang memliki peran yang sangat penting
dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Kline (dalam Suandito,
Darmawijoyo dan Purwoko, 2009) matematika dipakai sebagai alat bantu untuk
menunjang pembelajaran ilmu lain seperti fisika, kimia, astronomi, hukum dan
sebagainya. Matematika juga merupakan mata pelajaran dalam Ujian Nasional.
Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa adalah sebagai subjek dan objek dari
kegiatan pengajaran. Sehingga inti dari proses pengajaran adalah kegiatan belajar
siswa dalam mencapai suatu tujuan. Tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dapat
dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran selesai.
Sekolah Menengah Atas Masehi 1 PSAK Semarang merupakan salah satu
lembaga pendidikan di Indonesia yang memiliki fasilitas pengajaran, sarana prasana,
dan tenaga pengajar untuk mendukung mewujudkan visi dan misi yang ada. Dari
praobservasi yang telah dilakukan, peneliti mewawancari beberapa siswa tentang
proses belajar – mengajar mata pelajaran matematika. Hasil yang kami dapat adalah
sekolah ini mengunggulkan mata pelajaran matematika. Matematika sekilas bagi
kebanyakan orang dianggap suatu pelajaran atau mata melajaran yang sulit akan tetapi
pelajaran matematika malah menjadi salah satu pelajaran favorit di SMA Masehi 1
PSAK. Alasan inilah yang menyebabkan peneliti ingin meneliti lebih dalam dan
spesifik apa yang membuat pelajaran matematika menjadi pelajaran favorit di SMA
Masehi 1 PSAK Semarang.
BAB II
DASAR TEORI

A. EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN


1. Evaluasi

Evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan penilaian, pengukuran maupun tes.
Menurut Stufflebeam dan Shinkfield (dalam Eko Putro Widoyoko, 2009) menyatakan bahwa
evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai
pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang
dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu
pertanggungjawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Menurut rumusan
tersebut, inti dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Komite Studi Nasional tentang Evaluasi (National Study Committee on Evaluation)


dari UCLA Stark & Thomas (dalam Eko Putro Widoyoko, 2009) menyatakan bahwa evaluasi
merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analis dan penyajian
informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan
program selanjutnya.

Griffin & Nix (dalam Eko Putro Widoyoko, 2009), menyatakan bahwa pengukuran,
penilaian dan evaluasi bersifat hierarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment),
sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran. Pengukuran diartikan sebagai kegiatan
membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, penilaian merupakan kegiatan menafiskan
dan mendeskripsikan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi merupakan penetapan nilai atau
implikasi perilaku.

Brinkerhoff (dalam Eko Putro Widoyoko, 2009), menyatakan bahwa evaluasi


merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai. Dalam
pelaksanaan evaluasi ada tujuh elemen yang harus dilakukan, yaitu 1) penentuan fokus yang
akan dievaluasi (focusing the evaluation), 2) penyusunan desain evaluasi (designing the
evaluation), 3) pengumpulan informasi (collecting information), 4) analisis dan interpretasi
informasi (analyzing and interpreting), 5) pembuatan laporan (reporting information), 6)
pengelolaan evaluasi (managing evaluation), dan 7) evaluasi untuk evaluasi (evaluating
evaluation).
Dalam pengertian tersebut menunjukkan bahwa dalam melakukan evaluasi, evaluator
pada tahap awal harus menentukan fokus yang akan dievaluasi dan desain yang akan
digunakan. Hal ini berarti harus ada kejelasan apa yang aan dievaluasi yang secara implisit
menekankan adanya tujuan evaluasi, serta adanya perencanaan bagaimana melaksanakan
evaluasi. Selanjutnya, dilakukan pengumpulan data, menganalisis dan membuat interpretasi
terhadap data yang terkumpul serta membuat laporan. Selain itu, evaluator juga harus
melakukan pengaturan terhadap evaluasi dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan dalam
melaksanakan evaluasi secara keseluruhan. Weiss (dalam Eko Putro Widoyoko, 2009)
menyatakan bahwa tujuan evaluasi adalah:

The purpose of evaluation research is to measure the effect of program against the
goals it set out accomplish as a mena of contributing to subsuquest decision making
about the program and improving future programming.

Ada 4 hal yang ditekankan pada rumusan tersebut yaitu: 1) menunjuk pada
penggunaan metode penelitian, 2) menekankan pada hasil suatu program, 3) penggunaan
kriteria untuk menilai, dan 4) kontribusi terhadap pengambilan keputusan dan perbaikan
program di masa mendatang.

Dari beberapa definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi
adalah proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan,
mengintepretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat
keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya. Adapun tujuan
evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program.
Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, dampak/hasil yang dicapai,
efisiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu
untuk mengambil keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga
dipergunakan untuk kepentingan penyusunan progra berikunya maupun penyusunan
kebijakan yang terkait dengan program.
Wujud dari hasil evaluasi adalah adanya rekomendasi dari evaluator untuk
pengambilan keputusan (decision maker). Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin
(dalam Eko Putro Widoyoko, 2009) ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan
berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program, yaitu:
a) Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada
manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.
b) Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan
(terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit).
c) Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukkan bahwa segala
sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat
d) Menyebarluaskan program (melaksanakan program di tempat tempat lain atau
mengulangi lagi program di lain waktu), karena program tersebut berhasil dengan
baik maka jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.
Menurut Djemari Mardapi (dalam Eko Putro Widoyoko, 2009) dalam bidang
pendidikan ditinjau dari sarananya, evaluasi ada yang bersifat makro dan ada yang mikro.
Evaluasi yang bersifat makro sasarannya adalah program pendidikan, yaitu program yang
direncanakan untuk memperbaiki bidang pendidikan. Evaluasi mikro sering digunakan di
tingkat kelas. Sasaran evaluasi mikro adalah program pembelajaran di kelas dan yang
menjadi penanggung jawab adalah guru untuk sekolah atau dosen untuk perguruan tinggi.
Guru mempunyai tanggung jawab menyusun dan melaksanakan program pembelajaran di
kelas, sedangkan pimpinan sekolah bertanggung jawab untuk mengevaluasi program
pembelajaran yang disusun dan dilaksanakan oleh guru.

2. Program pembelajaran

Menurut Eko Putro Widoyoko (2009) program diartikan sebagai serangkaian kegiatan
yang direncanakan dengan saksama dan dalam pelaksanaannya berlangsung dalam proses
yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan banyak orang.
Ada 4 unsur pokok untuk dapat dikategorikan sebagai program, yaitu :
a. Kegiatan yang direncanakan atau dirancang dengan saksama. Rancangan kegiatan
disusun dengan pemikiran yang cerdas dan cermat.
b. Kegiatan tersebut berlangsung secara berkelanjutan dari satu kegiatan ke kegiatan yang
lain. Dengan kata lain ada keterkaitan antar kegiatan sebelum dengan sesudahnya.
c. Kegiatan tersebut berlangsung dalam sebuah organisasi, baik organisasi formal maupun
organisasi non-formal.
d. Kegiatan tersebut dalam implementasi atau pelaksanaannya melibatkan banyak orang,
bukan kegiatan yang dilakukan oleh perorangan tanpa ada kaitannya dengan kegiatan
orang lain.
Pembelajaran merupakan salah satu bentuk program, karena pembelajaran yang baik
memerlukan perencanaan yang matang dan dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai
orang, baik guru maupun siswa, memiliki keterkaitan antara kegiatan pembelajaran yang satu
dengan kegiatan pembelajaran yang lain, yaitu untuk mencapai kompentensi bidang studi
yang pada akhirnya untuk mendukung pencapaian kompetensi lulusan, serta berlangsung
dalam organisasi. Agar pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien, maka perlu
dibuat suatu program pembelajaran. Meskipun demikian program pembelajaran yang dibuat
tidak selamanya bisa efektif dan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga perlu diadakan
evaluasi program pembelajaran.
Evaluasi program pembelajaran menurut Eko Putro Widoyoko (2009) diartikan
sebagai proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan,
menginterpretasikan dan menyajikan informasi tentang implementasi rancangan program
pembelajaran yang telah disusun untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan,
menyusun kebijakan maupun menyusun program pembelajaran selanjutnya.

B. KEGUNAAN EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN


Evaluasi program pembelajaran dilakukan dengam suatu maksud atau tujuan yang
berguna dan jelas sasarannya. Ada 4 kegunaan utama evaluasi program pembelajaran, yaitu:
1. Mengomunikasikan Program kepada Publik
Mengomunikasikan hasil evaluasi program pembelajaran yang lengkap akan
mendatangkan keuntungan dan kebaikan. Melalui hasil-hasil evaluasi yang
dilaksanakan publik dapat menilai tentang efektivitas program pembelajaran dan
memberi dukungan yang diperlukan.
2. Menyediakan Informasi bagi Pembuat Keputusan
Pembuat keputusan memerlukan informasi yang akurat agar dapat memutuskan
sesuatu secara tepat. Informasi yang akurat dapat diperoleh dari kegiatan evaluasi yang
dilaksanakan secara sistematis. Pembuat keputusan memerlukan informasi dari hasil
evaluasi, sehingga hal ini harus diperhatikan ketika recana evaluasi dikembangkan.
Penyediaan informasi bagi pembuat keputusan dapat dikelompakan menjadi 3 macam
menurut tujuannya, yaitu:
 Menunjang pembuatan keputusam tentang perancangan atau penyusunan
program pembelajaran berikutnya. Informasi hasil evaluasi bersifat memberikan
pentunjuk dalam memilih dan menentukan strategi, prosedur, ataupun model-
model pembelajaran yang akan segera dilaksanakan. Program tersebut belum
ada atau masih baru, atau sudah ada tapi akan diperbarui. Evaluasi program
yang dilaksanakan bersifat menguji kelayakan rancanga program pembelajarang
yang sedang disusun atau bisa pula merupakan kegiatan analisis kebutuhan
kegiatan pembelajaran.
 Menunjang pembuatan keputusan tentang kelangsungan atau lenjutan program
pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan menghasilkan informasi yang dapat
dijadikan alasan atau konfirmasi bagi pembuat keputusan guna memutuskan
pilihan apakah program pembelajaran perlu diteruskan atau tidak diteruskan,
atau mungkin perlu dikembangkan lebih lanjut sehingga mencakup sasaran yang
lebih luas.
 Menunjang pembuatan keputusan tentang modifikasi program. Informasi yang
dihasilkan, terutama berupa informasi tentang kelebihan dan kelemahan yang
ada dapat dijadikan sebagai landasan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan
terhadap program pembelajaran yang sama di masa depan. Ketersediaan
informasi tentang kelemahan-kelemahan memungkinkan pembuat keputusan
mencari dan menentukan solusi untuk mengurangi resiko sedangkan tersedianya
informasi tentang kelebihan yang ada pada program tersebut dapat dijadikan
acuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerja guru dan mutu hasil
pembelajaran.
3. Penyempurnaan Program yang Ada
Evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik dapat membantu
upaya-upaya dalam rangka menyempurnakan jalannya program pembelajaran sehingga
lebih efektif. Kelemahan dan kendala yang mungkin timbul dapat ditemukan dan
dikenali kemudian dianalisis serta ditentukan alternatif pemecahannya yang paling
tepat. Singkatnya evaluasi program pembelajaran data berfungsi sebagai koreksi
terhadap kesalahan maupun kekurangan program pembelajaran.
4. Menigkatkan Partisipasi
Dengan adanya informasi hasil evaluasi program pembelajaran, orang tua atau
masyarakat akan terpanggil untuk berpatisipasi dan ikut mendukung upaya-upaya
peningkatan kualitas pembelajaran

C. OBJEK EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN


Pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas beberapa unsur yaitu masukan, proses, dan
keluaran / hasil; maka objek atau sasaran evaluasi program pembelajaran dapat dibedakan
menjadi 3, yaitu:
1. Evaluasi masukan pembelajaran menekankan pada penilaian karakteristik peserta
didik, kelengkapan dan keadaan sarana dan prasarana pembelajaran, karakteristik dan
persiapan guru, kurikulum dan materi pembelajaran, strategi pembelajaran yang
sesuai dengan mata pelajaran, serta keadaan lingkungan dimana pembelajaran
berlangsung.
2. Evaluasi proses pembelajran menekankan pada penilaian pengelolaan pembelajaran
yang dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan strategi pembelajaran yang
dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran, cara mengajar yang dilaksanakan, dan
minat, sikap serta cara belajar siswa.
3. Penilaian hasil pembelajaran merupakan upaya untuk melakukan pengukuran
terhadap hasil belajar siswa, baik meggunakan tes maupun non-tes, dalam hal ini
adalah penguasaan kompetensi oleh setiap siswa sesuai dengan karakteristik masing-
masing mata pelajaran.
Objek evaluasi program pembelajaran yang pokok harus mencakup 2 hal, yaitu:
1. Aspek manajerial, yaitu implementasi rancangan pembelajaran yang telah disusun
oleh guru dalam bentuk proses pembelajaran, atau disebut juga dengan evaluasi
kualitas proses pembelajaran.
2. Aspek substansial, yaitu hasil belajar siswa setelah mengikuti serangkaian proses
pembelajaran yang dirancang oleh guru, atau disebut juga dengan penilian hasil
belajar siswa, baik menggunakan tes maupun non-tes.

D. EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN


1. Sasaran
Sasaran evaluasi proses pembelajaran adalah pelaksanaan dan pengelolaan
pembelajaran untuk memperoleh pemahaman tentang kinerja guru selama dalam
pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran,
serta minat, sikap dan motivasi belajar siswa.
2. Tahapan Pelaksanaan Evaluasi
Tahapan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan tujuan,
menentukan desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pemgumpulan
informasi data, analisis dan interpretasi dan tindak lanjut.
a. Menentukan tujuan
b. Menentukan desain evaluasi
c. Penyusunan instrument penilaian
d. Pengumpulan data
e. Analisis dan interpretasi
f. Tindak lanjut

E. EVALUATOR PROGRAM PEMBELAJARAN


Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin (dalam Eko Putro Widoyoko, 2009)
mengklasifikasikan evaluator menjadi 2 macam, yaitu evaluator dari dalam (internal
evaluator) dan evaluator dari luar (external evaluator).
1. Evaluator dari dalam
Yang dimaksud dengan evaluator dari dalam adalah petugas evaluasi program
yang sekaligus merupakan salah seorang dari anggora pelaksana program yang
dievaluasi. Adapun kelebihan dan kekurangan evaluator dari dalam adalah:
(+) Kelebihan evaluator dari dalam
- Evaluasi tepat pada sasaran.
- Pengambil putusan tidak banyak mengeluarkan waktu dan biaya yang cukup
banyak.
(-) Kekurangan evaluator dari dalam
- Evaluator dari dalam dapat dikhawatirkan akan bertindak subjektif.
- Karena sudah memahami seluk-beluk program, jika evaluator kurang sabar,
kegiatan evalausi akan dilaksanakan dengan tergesa-gesa sehingga kurang cermat
2. Evaluator dari luar
Yang dimaksud dengan evaluator dari luar adalah orang-orang yang tidak
terkait dengan implementasi program. Adapun kelebihan dan kekurangan evaluator
dari luar adalah:
(+) Kelebihan evaluator dari luar
- Karena tidak berkepentingan atas keberhasilan program pembelajaran, evaluator
dari luar dapat bertindak secara efektif selama melaksanakan evaluasi dan
mengambil kesimpulan. Apa pun hasil evaluasi tidak akan ada respons emosional
dari evaluator karena tidak ada keinginan untuk memperlihatkan bahwa program
tersebut berhasil. Kesimpulan yang dibuat akan lebih sesuai dengan keadaan dan
kenyataan yang sebenarnya.
- Seorang ahli yang ditunjuk biasanya akan mempertahankan kredibilitas
kemampuannya. Dengan begitu evaluator akan bekerja secara serius dan hat-hati.
(-) Kekurangan evaluator dari luar
- Evaluator dari luar biasanya belum mengeal lebih dalam tentang program
pembelajaran yang akan dievaluasi. Dampak dari kekurang tahuan tersebut
memungkinkan kesimpulan yang diambil kurang tepat.
- Pemborosan waktu dan biaya.
Melihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing evaluator, masa sebaiknya evaluator
dalam evaluasi program pembelajaran merupakan kombinasi antara evaluator dari dalam dan
evaluator dari luar.

II. MODEL EVALUASI KUALITAS DAN OUTPUT PEMBELAJARAN (MODEL EKOP)

A. HAKIKAT EVALUASl MODEL EKOP


Model ini menggunakan pendekatan evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses
pembelajaran dalam hal ini disebut dengan evaluasi kualitas pembelajaran. Penilaian hasil
pembelajaran disebut dengan penilaian output pembelajaran, sehingga nama model ini
disebut dengan model evaluasi kualitas dan output pembelajaran (model EKOP). Penggunaan
istilah output dilandasi asumsi bahwa hasil pembelajaran IPS dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu output dan outcome. Output terdiri dari kecakapan akademik, kecakapan personal dan
kecakapan sosial. Outcome merupakan prestasi siswa dalam masyarakat yang lebih luas dan
prestasi di jenjang pendidikan selanjutnya. Penilaian outcome dapat dilakukan melalui
penelusuran (tracer) alumni.
Model EKOP merupakan modifikasi dari model CIPP (Contex, Input, Process, Product)
dari Stufflebeam, dan Kirkpatrick evaluation model dengan pengurangan dan perluasan pada
beberapa aspek evaluasi. Aplikasi Kirkpatrick evaluation model dalam program pembelajaran
di sekolah perlu diadakan modifikasi. Modifikasi difokuskan pada dua hal, yaitu:
a. Level evaluasi. Pada evaluasi model Kirkpatrick evaluasi efektivitas program
training dilakukan pada seluruh level dari empat level evaluasi yang ada, yaitu level
reaction, learning, behavior dan result, sedangkan pada model EKOP hanya
dilakukan pada level reaction dan learning atau yang disebut dengan kualitas
pembelajaran dan output pembelajaran. Kedua level evaluasi yang lain (behavior and
result) tidak termasuk objek evaluasi karena sudah di luar jangkauan guru mapun
sekolah.
b. Cakupan evaluasi kualitas pembelajaran diperluas dibandingkan dengan level
reaction. Perluasan ini meliputi penambahan aspek yang dinilai, yang meliputi aspek:
kinerja guru dalam kelas, fasilitas belajar, iklim kelas, sikap siswa, dan motivasi
belajar siswa. Sedangkan aspek output meliputi kecakapan akademik, kecakapan
personal dan kecakapan sosial. Reaction dalam konsep Kirkpatrick dimasukkan dalam
iklim kelas dengan asumsi kalau siswa senang dalam kegiatan pembelajaran akan
tumbuh minat dan motivasi belajar yang tinggi, yang pada akhirnya akan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa, baik output maupun outcome.

B. KERANGKA PIKIR MODEL EKOP


Evaluasi model Ekop disusun berdasarkan kerangkan pikir bahwa untuk
mengevaluasi keberhasilan program pembelajaran, khususnya IPS di tingkat SMP
tidak cukup hanya menilai output belajar siswa semata, namun perlu menilai proses
implementasi program dalam kelas, yang dalam penelitian ini disebut dengan kualitas
pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan karena bagaimanapun juga dalam setiap
program kegiatan, output program selalu dipengaruhi oleh proses kegiatan itu sendiri,
begitu juga dalam program pembelajaran. Penilaian terhadap output pembelajaran IPS
tidak hanya aspek kecakapan akademik saja tetapi juga menjangkau penilaian
terhadap kecakapan personal dan kecakapan sosial siswa.
Hakikat proses pembelajaran adalah merupakan interaksi antara guru dengan
siswa yang terjadi dalam konteks ruang kelas tertentu dengan dukungan fasilitas
pembelajaran tertentu. Kinerja guru yang baik akan mempunyai pengaruh terhadap :
iklim kelas, sikap dan motivasi belajar siswa serta hasil belajar siswa. Iklim kelas
yang baik akn mempunyai pengaruh terhadap sikap dan motivasi belajar serta hasil
belajar siswa. Sikap positif siswa mempunyai pengaruh terhadap motivasi dan hasil
belajar siswa, sedangkan motivasi mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan belajar
IPS siswa.

C. KARAKTERISTIK MODEL EKOP


Model EKOP memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Model ini digunakan untuk mengevaluasi program pembelajaran, khususnya
program pembelajaran IPS di SMP.
2. Penggunaan model ini tidak tergantung pada setting maupun konteks kurikulum
formal yang berlaku, dengan kata lain dapat diterapkan pada pembelajaran
berbasis kompetensi, berbasis masyarakat maupun lainnya.
3. Penggunaan model ini tidak tergantung pada pendekatan pengajaran tertentu yang
dilaksanakan oleh guru.
4. Model ini mengevaluasi program pembelajaran secara lebih komprehensif
(mengevaluasi proses sekaligus output pembelajaran).
5. Model ini dapat digunakan sebagai evaluasi diagnostik (diagnostic evaluation)
untuk menemukan dan memetakan berbagai aspek dalam pembelajaran IPS
(proses maupun output) yang perlu diperbaiki.
6. Model ini dapat dimodifikasi untuk kepentingan evaluasi semua program
pembelajaran di tingkat SLTP dan SLTA.
7. Model ini bersifat terbuka untuk dikembangkan lebih lanjut.

D. KOMPONEN-KOMPONEN MODEL EKOP


Evaluasi program pembelajaran model EKOP mempunyai 2 kompenen utama, yaitu
kualitas pembelajaran dan output pembelajaran. komponen-komponen tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

E. KELEBIHAN DAN KETERBATASAN MODEL EKOP


Dibandingkan dengan model evaluasi program pembelajaran yang selama ini dipakai
disekolah, model EKOP memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Lebih komprehesif , karena obajek evaluasi tidak hanya terbatas pada output belajar
siswa semata, tetapi juga mencakup proses pembelajaran. penilaian terhadap output
pembelajaran tidak hanya terbatas pada kecakapan akademik semata, tetapi juga
mencakup kecakapan personal dan kecakapan sosial siswa sehingga informasi yang
diperoleh dari hasil evaluasi program pembelajaran IPS akan semakin lengkap.
2. Model ini relatif sederhana dalam implementasi tanpa mengurangi kelengkapan
informasi yang dibutuhkan dalam evaluasi sebuah program.
3. Penggunaan model EKOP tidak begiru kompleks, sehingga keterlaksanaan oleh
pimpinan sekolah cukup tinggil.
4. Model ini dapat digunakan tanpa terikat oleh suatu materi tertentu.
5. Model ini efektif digunakan oleh sekolah tanpa mengganggu proses pembelajaran
yang ada.
6. Model ini sejalan dengan apa yang dikehendaki kurikulum 2006 (kurikulum tingkat
satuan pendidikan), yaitu yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran IPS di SMP.
Evaluasi model EKOP selain memiliki beberapa kelebihan di atas juga memiliki
beberapa keterbatasan sebagai berikut:
1. Proses evaluasi belum melibatkan penilai independen (independent appraisal) dari
luar, hanya mengandalkan penilaian dari pihak intern (internal appraisal) sehingga
dimungkinkan dapat mengurangi tingkat objektivitas hasil penilaian. Untuk
mengurangi kelemahan ini dapat dilakukan dengan mengadakan crosschech hasil
penilaian antar-komponen penilaian maupun antar-sumber data, misalnya penilaian
kinerja guru dapat dicrosscheck antara versi siswa, versi guru maupun pimpinan
sekolah. Crosscheck antar-kompenen penilaian, misalnya membandingkan antara
hasil penilaian kualitas pembelajaran dengan output pembelajaran. perbedaan hasil
penilaian yang terlalu mencolok perlu ada analisis lebih lanjut mengenai keakruatan
data.
2. Instrumen yang dikembangkan pada aspek kecakapan personal masih sangat terbatas,
yaitu hanya pada instrument untuk mengukur kecakapan memecahkan masalah,
sedangkan instrument aspek yang lain belum dapat dikembangkan, seperti instrumen
untuk mengukur kecakapan berpikir kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri maupun
etos kerja yang dimiliki siswa.
3. Instrumen yang dikembangkan pada aspek kecakapan sosial masih sangat terbatas,
yaitu hanya pada instrumen untuk mengukur kecakapan kerja sama yang difokuskan
pada kecakapan untuk menjadi pemimpin, sedangkan insturmen untuk mengukur
kecakapan sosial yang lain belum dapat dikembangkan, seperti instrumen untuk
mengukur kecakapan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dan
kecakapan bekerja sama dengan orang lain, baik dalam kelompok kecil maupun
kelompok besar, kecakapan untuk beradaptasi dengan beragam kelompok maupun
kultur dalam masyarakat yang majemuk, baik di tingkat lokal, nasional, maupun
global.
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Teknik Pengumpulan data


Dalam penelitian ini kami menggunakan teknik pengumpulan data dengan
menggunakan :
 Skala dan kuisioner
 Wawancara
 Observasi
2. Mata Pelajaran yang dievaluasi:
 Matematika
3. Populasi :
 Siswa kelas XI SMA 1 Masehi PSAK
4. Sampel:
 Kelas XI IPA dan Kelas XI- IPS1
5. Sampling :
 Purposive Sampling
Diajar oleh guru matematika yang sama

6. Tabel Kisi-kisi (Blue Print)


Jumlah Item/Pernyataan

Instrumen Penilaian Kualitas JUMLAH PERNYATAAN TOTAL


FAVORABLE UNFAVORABL
Pembelajaran Matematika
E
Kinerja Guru 10 - 10
Fasilitas Pembelajaran 10 - 10
Iklim Kelas 8 2 10
Sikap Siswa terhadap 7 3 10
Pembelajaran Matematika
Motivasi Belajar Matematika 6 4 10
Total 41 9 50
7. Penulisan Item
a. Kinerja Guru
Favorable
 Guru menjawab pertanyaan siswa dengan jelas
 Menciptakan hubungan yang akrab dengan siswa (misalnya dengan biasa
memanggil nama siswa)
 Tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pelajaran
 Bersemangat dalam mengajar
 Membuat joke (leluon) untuk menyegarkan suasana
 Menggunakan alat peraga dalam mengajar matematika
 Menggunakan tes sesuai dengan materi pembelajaran
 Menilai hasil pekerjaan atau tes siswa dengan obyektif dan adil
 Mengembalikan atau memberitahukan hasil pekerjaan yang telah dikoreksi
 Membahas hasil pekerjaan siswa
Unfavorable
 (tidak ada)
b. Fasilitas Pembelajaran
Favorable
 Penerangan ruang kelas cukup terang
 Ruang kelas cukup nyaman untuk belajar (tidak terlalu panas atau dingin)
 Meja dan kursi cukup memadai dan layak digunakan
 Meja dan kursi mudah diatur sesuai dengan strategi pembelajaran yang
digunakan
 Dalam ruang kelas tersedia alat peraga matematika yang cukup memadai
 Dalam ruang pembelajaran tersedia media pembelajaran yang cukup memadai
(papan tulis, spidol, LCD, dll.)
 Alat peraga yang tersedia masih bisa digunakan dengan baik
 Media pembelajaran yang ada masih dapat digunakan dengan baik
 Siswa diberi kemudahan untuk menggunakan buku maupun sumber pelajaran
matematika yang tersedia
 Buku-buku matematika yang tersedia sebagian besar merupakan buku terbitan
≤ 10 tahun terakhir
Unfavorable
 (tidak ada)
c. Iklim Kelas
Favorable
 Saya berkawan dengan semua siswa dikelas
 Saya selalu berpartisipasi setiap ada diskusi dalam mata pelajaran matematika
 Apa saja yang dilaksanakan di kelasku diputuskan oleh semua siswa
 Semua siswa di kelasku berusaha untuk selalu menyelesaikan tugas mata
pelajaran matematika
 Para siswa tampak senang mengikuti pelajaran matematika
 Guru matematika ku selalu menghargai pendapat siswa
 Siswa diberi waktu yag cukup sebelum menjawab pertanyaan guru
 Guru matematikaku selalu membantu ketika siswa mengalami kesulitan
belajar matematika
Unfavorable
 Beberapa siswa di kelasku tidak menyukai pelajaran matematika
 Di kelasku ada siswa yang takut mengikuti pelajaran matematika
d. Sikap siswa
Favorable
 Materi matematika cukup memadai sebagai bekal hidup dalam masyarakat
 Mata pelajaran matematika penting untuk dipelajari
 Saya senang belajar mata pelajaran matematika
 Saya tertarik dengan hal yang berhubungan dengan matematika
 Jika ada ulangan, maka saya lebih mempersiapkan diri belajar matetamtika
daripada yang lain
 Jika tugas matematika saya mendapat nilai rendah maka saya berusaha untuk
menanyakan kepada teman di kelas
 Saya sering berlatih mengerjakan soal matematika
Unfavorable
 Keberhasilan hidup dalam masyarakat tidak tergantung pada penguasaan mata
pelajaran matematika
 Matematika merupakan mata pelajaran yang membosankan
 Pada waktu guru mengajar matematika, saya kurang memperhatikannya
e. Motivasi Belajar
Favorable
 Saya belajar tekun agar dapat mencapai prestasi tinggi dalam pelajaran
matematika
 Saya berdiskusi dengan teman untuk menambah kesempurnaan tugas-tugas
pelajaran matematika saya
 Saya mencari cara paling singkat untuk memahami pelajaran matematika
 Dalam menyelesaikan tugas matematika, saya mengikuti langkah-langkah
seperti yang dilakukan teman
 Saya tertantang untuk mengerjakan tugas matematika yang bagi kebanyakan
teman dianggap sulit
 Saya dapat menyelesaikan tugas-tugas matematika dengan kemampuan sendiri
Unfavorable
 Bersantai tetap penting bagi saya walaupun dikejar untuk menyelesaikan tugas
matematika
 Saya tidak kecewa saat nilai pelajaran matematika rendah
 Saya tidak peduli bila tugas matematika yang saya kerjakan tidak sempurna,
yang penting sudah selesai
 Saya kurang percaya diri dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru
matematika

8. Penyebaran Item dan Skala


Instrumen Penilaian Kualitas JUMLAH PERNYATAAN TOTAL
FAVORABLE UNFAVORABLE
Pembelajaran Matematika
Kinerja Guru 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 - 10
Fasilitas Pembelajaran 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 - 10
Iklim Kelas 1,2,3,4,5,8,9,10 6,7 10
Sikap Siswa terhadap 1,2,4,5,8,9,10 3,6,7 10
Pembelajaran Matematika
Motivasi Belajar Matematika 1,2,5,6,7,9 3,4,8,10 10
Total 41 9 50
INSTRUMEN PENILAIAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA

(RESPON SISWA)

Kelas : No :

Jenis Kelamin : Tanggal :

Petunjuk :

a. Pengisian instrumen ini tidak memengaruhi nilai Anda.


b. Pilihlah jawaban pernyataan di bawah dengan cara memberi tanda silang (X) pada
kolom yang dianggap paling sesuai.

Keterangan Tabel Pertama :

 TP : Tidak Pernah
 JS : Jarang Sekali
 J : Jarang
 S : Sering
 SS : Sangat Sering

Keterangan Tabel Kedua dan seterusnya :

 STS : Sangat Tidak Setuju


 TS : Tidak Setuju
 R : Ragu-ragu
 S : Setuju
 SS : Sangat Setuju
No Kinerja Guru dalam Kelas TP JS J S SS

1 Guru menjawab pertanyaan siswa dengan jelas


2 Menciptakan hubungan yang akrab dengan siswa (misalnya
dengan biasa memanggil nama siswa)
3 Tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pelajaran
4 Bersemangat dalam mengajar
5 Membuat joke (leluon) untuk menyegarkan suasana
pembelajaran matematika
6 Menggunakan alat peraga dalam mengajar matematika
7 Menggunakan tes sesuai dengan materi pembelajaran
8 Menilai hasil pekerjaan atau tes siswa dengan obyektif dan adil
9 Mengembalikan atau memberitahukan hasil pekerjaan yang
telah dikoreksi
10 Membahas hasil pekerjaan siswa

No Fasilitas Pembelajaran Matematika STS TS R S SS

1 Penerangan ruang kelas cukup terang


2 Ruang kelas cukup nyaman untuk belajar (tidak terlalu panas
atau dingin)
3 Meja dan kursi cukup memadai dan layak digunakan
4 Meja dan kursi mudah diatur sesuai dengan strategi
pembelajaran yang digunakan
5 Dalam ruang kelas tersedia alat peraga matematika yang cukup
memadai
6 Dalam ruang pembelajaran tersedia media pembelajaran yang
cukup memadai (papan tulis, spidol, LCD, dll.)
7 Alat peraga yang tersedia masih bisa digunakan dengan baik
8 Media pembelajaran yang ada masih dapat digunakan dengan
baik
9 Siswa diberi kemudahan untuk menggunakan buku maupun
sumber pelajaran matematika yang tersedia
10 Buku-buku matematika yang tersedia sebagian besar
merupakan buku terbitan ≤ 10 tahun terakhir

No Iklim Kelas STS TS R S SS


.
1 Saya berkawan dengan semua siswa dikelas
2 Saya selalu berpartisipasi setiap ada diskusi dalam mata
pelajaran matematika
3 Apa saja yang dilaksanakan di kelasku diputuskan oleh semua
siswa
4 Semua siswa di kelasku berusaha untuk selalu menyelesaikan
tugas mata pelajaran matematika
5 Para siswa tampak senang mengikuti pelajaran matematika
6 Beberapa siswa di kelasku tidak mnyukai pelajaran matematika
7 Di kelasku ada siswa yang tajut mengikyti pelajaran
matematika
8 Guru matematikaku selalu menghargai pendapat siswa
9 Siswa diberi waktu yang cukup sebelum menjawab pertanyaan
guru
10 Guru matematikaku selalu membantu ketika siswa mengalami
kesulitan belajar matematika
No Sikap siswa terhadap Pembelajaran Matematika STS TS R S SS
.
1 Materi matematika cukup memadai sebagai bekal hidup dalam
masyarakat
2 Mata pelajaran matematika penting untuk dipelajari
3 Keberhasilan hidup dalam masyarakat tidak tergantung pada
penguasaan mata pelajaran matematika
4 Saya senang belajar mata pelajaran matematika
5 Saya tertarik dengan hal yang berhubungan dengan matematika
6 Matematika merupakan mata pelajaran yang membosankan
7 Pada waktu guru mengajar matematika, saya kurang
memperhatikannya
8 Jika ada ulangan, maka saya lebih mempersiapkan diri belajar
matetamtika daripada yang lain
9 Jika tuga matematika saya mendapat nilai rendah maka saya
berusaha untuk menanyakan kepada teman di kelas
10 Saya sering berlatih mengerjakan soal matematika

No Motivasi Belajar Matematika STS TS R S SS


.
1 Saya belajar tekun agar dapat mencapai prestasi tinggi dalam
pelajaran matematika
2 Saya berdiskusi dengan teman untuk menambah kesempurnaan
tugas-tugas pelajaran matematika saya
3 Bersantai tetap penting bagi saya walaupun dikejar untuk
menyelesaikan tugas matematika
4 Saya tidak kecewa saat nilai pelajaran matematika rendah
5 Saya mencari cara paling singkat untuk memahami pelajaran
matematika
6 Dalam menyelesaikan tugas matematika, saya mengikuti
langkah-langkah seperti yang dilakukan teman
7 Saya tertantang untuk mengerjakan tugas matematika yang bagi
kebanyakan teman dianggap sulit
8 Bersantai tetap penting bagi saya walaupun dikejar untuk
menyelesaikan tugas matematika
9 Saya dapat menyelesaikan tugas-tugas matematika dengan
kemampuan sendiri
10 Saya tidak kecewa saat nilai pelajaran matematika rendah
Kesulitan / hambatan yang ditemui dalam pembelajaran matematika :

......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

Saran – saran untuk perbaikan pembelajaran yang akan datang :

......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
9. Rangkuman Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa siswa kelas XI IPA dan XI IPS
kami menyimpulkan bahwa, siswa-siswi merasa bersemangat dalam mengikuti
pelajaran matematika meskipun mereka mengalami kesulitan dalam menghafal rumus
yang sangat banyak. Hal ini dikarenakan guru yang mengajar mereka memiliki cara
mengajar yang menyenangkan, misalnya saat mengajar diselingi dengan lelucon atau
cerita-cerita ringan dari guru tersebut. Guru matematika juga dekat dengan siswa -
siswinya dan dapat mengayomi dengan baik. Dinamika di kelas juga mendukung
mereka untuk semakin bersemangat belajar, karena semua anak dapat membaur
dengan baik, tidak ada yang berkelompok-kelompok. Fasilitas yang tersedia di SMA
Masehi 1 PSAK juga sudah cukup memadai, seperti sudah tersedianya papan tulis,
kapur/spidol, kursi dan meja yang dalam kondisi baik, serta kipas angin.
Beberapa siswa IPA yang kami wawancarai mengeluhkan tentang jam
pelajaran matematika. Mereka merasa kekurangan jam pelajaran matematika karena
ada kegiatan-kegiatan sekolah yang memotong jam pelajaran terutama pada hari
Senin. Hal ini menyebabkan mereka harus mengejar materi yang ada. Di samping itu,
para siswa IPS yang kami wawancarai juga menyampaikan bahwa, di luar kegiatan
belajar - mengajar mereka menginginkan pihak sekolah menyelengarakan acara yang
dapat menampung bakat seni mereka seperti diadakannya pentas seni atau
semacamnya.
BAB IV
ORIENTASI KANCAH

Peneliti memilih SMA Masehi 1 PSAK sebagai sekolah yang ingin dievaluasi.
Penelitian ini mengunakan skala dan kuisioner untuk memperoleh informasi dan data yang
akan dianalisis untuk program evaluasi. Kegiatan praobservasi dilakukan tanggal 2 Mei 2016
dan pengambilan data dilakukan pada 4 Mei 2016. Alasan melakukan penelitian di SMA
Masehi 1 PSAK karena mata pelajaran matematika yang umumnya menjadi mata pelajaran
yang tidak disenangi justru di sekolah ini menjadi mata pelajaran favorit.

Menurut hasil observasi dan wawancara dari siswa – siswi dan alumni SMA 1 PSAK,
peneliti memperoleh informasi bahwa selama perkembangannya SMA Masehi 1 PSAK
pernah mengikuti perlombaan di bidang matematika dan masuk juara 3 besar. Selain itu rata
– rata nilai matematika bagus dan hasil Ujian Nasional semuanya lulus.

Visi dan Misi dari SMA Masehi 1 PSAK adalah :

Visi :

Menjadi lembaga pendidikan yang beriklim sejuk, demokratis, tertib, disiplin yang
memungkinkan tumbuh berkembangnya daya kreativitas dalam mengukir prestasi
berdasarkan nilai – nilai pendidikan Kristen.

Misi :

a. Menciptakan lingkungan fisik yang bersih dan asri.


b. Menciptakan lingkungan kerja yang sejuk, tertib, disiplin dan demokratis. Sehingga
mendorong tumbuh berkembangnya daya kreativitas kenerja tenaga kependidikan
dalam mengukir prestasi bersinergi.
c. Menciptakan suasana belajar yang sejuk, tertib, disiplin, dan demokratis sehingga
mendorong siswa tumbuh berkembang menjadi dirinya sendiri secara optimal.

Berdasarkan visi dan misi sekolah, sekolah mengutamakan suasana lingkungan untuk
memperoleh keefektivan pembelajaran. Psikologis sekolah yang nyaman sangat menunjang
proses pembelajaran yang produktif. Iklim sekolah yang nyaman meningkatkan konsentrasi
guru dalam penyampaian materi maupun siswa untuk meraih prestasi akademik. Untuk
menciptakan rasa aman tersebut, maka konstruksinya harus kuat, sirkulasi udara dan cahaya
cukup, ukuran perabot dan letak bangunan yang strategis. Sekolah memiliki alat pemadam
kebakaran, penjaga sekolah, pagar keliling, jauh dari tempat maksiat dan tempat-tempat yang
dapat menimbulkan rasa tidak aman. Keadaan sekitar lokasi SMA 1 Masehi PSAK yang
berada di wilayah perumahan cukup tenang karena bukan langsung berada di tengah kota
yang dilalui berbagai kendaraan. Ruangan kepala sekolah, guru – guru dan staf Tata Usaha
berada tidak jauh dari gerbang pintu masuk. Kelas – kelas yang ada berjajar dan di tengah-
tengah komplek kelas terdapat sebuah lahan yang ditanami pohon dan tanaman hijau.
Lapangan yang digunakan untuk upacara dan olah raga berada di samping komplek kelas.
Kantin berada di belakang berdekatan dengan lapangan. Selain itu ada empat kamar mandi
yang letaknya strategis dan dilengkapi dengan adanya wastafel dan cermin. Pintu kelas besar
dan dapat dibuka lebar. Ventilasi udara yang cukup karena terdapat jendela yang dapat
dibuka dan jendela kecil diatas jendela tidak dapat dibuka. Penerangan ruang kelas yang
cukup dan terdapat tirai untuk menghadang silaunya matahari yang memasuki ruangan kelas.
Di dalam kelas terdapat tiga buah kipas angin dan dua lampu LED panjang dan dua papan
tulis, namun karena jumlah murid kurang ideal akibatnya banyak meja kursi yang tidak
terpakai. Dari keseluruhan observasi dan wawancara yang dilakukan diambil kesimpulan
bahwa visi dan misi dari SMA Masehi 1 PSAK sudah terpenuhi.
ANALISIS DATA KUANTITATIF-KUALITATIF DAN PEMBAHASAN

1. Kinerja Guru dalam kelas

No. Skor Butir


Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
2 5 5 5 3 5 3 4 4 4 5
3 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5
4 3 4 4 5 5 4 5 5 5 3
5 4 4 5 5 5 2 5 4 3 5
6 5 4 3 2 5 1 2 2 2 4
7 5 5 4 5 5 4 5 4 3 4
8 3 4 5 4 5 3 4 4 3 4
9 4 5 3 3 5 2 4 5 5 5
10 5 5 4 3 5 3 4 5 3 5
11 5 5 5 4 3 3 4 4 4 5
12 4 5 5 5 5 3 4 5 4 5
13 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5
14 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3
15 5 4 3 5 5 3 3 3 4 5
16 4 4 4 5 5 3 3 4 3 3
17 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5
18 5 4 4 5 5 3 5 5 5 5
19 2 4 4 4 4 4 2 3 3 4
20 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4
21 3 5 4 4 5 2 3 3 3 3
22 2 4 2 4 5 1 2 4 5 4
23 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4
24 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
25 5 5 3 4 5 3 4 4 4 5
26 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5
27 5 5 4 5 5 3 4 5 4 5
28 5 5 4 4 4 3 5 5 4 5
29 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5
30 5 5 4 4 5 3 4 5 4 5
31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
32 5 5 5 5 5 3 5 5 3 5
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
34 5 5 5 5 5 3 5 5 3 4
35 4 5 5 5 5 3 4 3 3 4
36 4 5 4 4 5 3 4 3 4 5
37 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5
38 4 5 4 5 5 3 5 4 5 5
39 5 5 4 5 5 3 4 5 4 5
40 5 5 4 5 5 4 3 4 3 5
41 4 5 4 4 5 3 5 4 4 5
42 4 4 3 5 5 2 4 4 4 4
43 4 4 3 3 5 3 4 4 4 5
3,20 4,11
Rerata 4,295 4,568 4 4,341 4,75 5 4 4,341 4 4,636
Sang Sang Sang Sang Sang Sang
Klasifika at at bai at at Cuku at bai at
si baik Baik k baik baik p Baik baik k Baik
Rerata 4,225 (Sangat baik)
total

Kinerja guru, dengan sub – komponen :


a. Penguasaan materi Matematika (instrument butir nomor 1)
b. Pemahaman karakteristik siswa (instrument butir nomor 2)
c. Penguasaan pengelolaan pembelajaran (instrument butir nomor 3, 4)
d. Penguasaan strategi pembelajaran (instrument butir nomor 5, 6)
e. Penguasaan penilaian hasil belajar (instrument butir nomor 7, 8, 9, 10)

Sub – Komponen Kinerja Guru Rerata Skor

Penguasaan materi Matematika 4,295 (sangat baik)

Pemahaman karakteristik siswa


4,568 (sangat baik)
Penguasaan pengelolaan pembelajaran 4,157 (baik)

Penguasaan strategi pembelajaran 3,977 (baik)

Penguasaan penilaian hasil belajar 4,273 (sangat baik)

Berdasarkan data di ketahui bahwa rata – rata total dari kinerja guru dalam
kelas adalah 4,225 dengan klasifikasi sangat baik. Hal ini berarti bahwa kemampuan
guru dalam menunjukan keterampilan atau kompetensi pada waktu mengajar di kelas
sudah sangat baik dan dapat di jadikan contoh bagi guru lainnya. Sedangkan, dari
hasil rerata peritem di ketahui bahwa item dengan rerata tertinggi yaitu item nomor 5
(x= 4,75) dan terendah adalah item nomor 6 (x= 3,205).
Kedua item tersebut adalah bagian dari sub – komponen penguasaan strategi
belajar. Item nomor 5 berisi tentang guru yang membuat lelucon untuk menyegarkan
suasana pembelajaran matematika dan nomor 6 adalah penggunaan alat peraga dalam
mengajar matematika. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
strategi pembelajaran matematika dengan membuat lelucon adalah strategi
pembelajaran yang sangat baik dan membuat siswa menyukai pelajaran matematika
sedangkan item nomor 6 tentang alat peraga mendapat klasifikasi cukup yang berarti
bahwa penggunaan alat atau media pembelajaran masih perlu sedikit perbaikan agar
pembelajaran matematika bisa lebih baik lagi.
Dari sub komponen kinerja guru matematika di ketahui bahwa penguasaan
materi matematika (x = 4,295), pemahaman karakteristik siswa (x = 4,568), dan
penguasaan hasil belajar (x = 4,273) memiliki klasifikasi sangat baik sehingga bisa
menjadi contoh bagi guru lainnya. Sub komponen pengelolaan pembelajaran (x =
4,157) dan penguasaan strategi pembelajaran (x = 3,977) sudah termasuk dalam
klasifikasi baik dan tidak memerlukan perbaikan. Namun, apabila ingin di jadikan
contoh bagi guru lainnya bisa di tingkatkan terlebih dahulu.

2. Fasilitas Pembelajaran

No. Skor Butir


Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 3 4 2 4 4 4 4 3
2 4 5 5 5 2 4 4 4 5 4
3 5 5 5 5 2 2 3 5 5 2
4 5 5 5 5 3 4 3 3 5 4
5 4 3 2 2 1 4 2 2 2 3
6 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3
7 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5
8 4 2 3 4 2 2 4 4 4 4
9 5 4 4 3 3 4 4 4 4 3
10 5 4 5 5 2 4 4 4 4 3
11 5 5 5 4 3 4 4 5 5 3
12 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3
13 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4
14 3 3 3 4 3 2 3 4 2 2
15 5 4 4 4 4 4 3 5 5 3
16 4 5 4 4 2 4 3 3 4 3
17 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4
18 4 5 5 5 5 4 4 5 4 1
19 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3
20 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3
21 3 5 1 1 3 4 4 4 4 3
22 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2
23 4 4 4 3 5 5 4 4 4 2
24 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
25 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4
26 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4
27 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4
28 5 4 5 5 4 5 5 5 5 3
29 5 4 5 5 4 5 4 5 5 3
30 4 3 4 4 3 3 4 4 5 3
31 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4
32 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4
33 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5
34 5 5 5 5 3 4 4 5 4 3
35 5 5 5 4 3 4 4 5 4 4
36 5 4 5 4 3 4 5 5 4 4
37 5 5 5 5 4 4 5 5 5 3
38 5 3 5 5 2 5 5 5 5 3
39 4 5 5 5 4 5 4 3 4 3
40 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4
41 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3
42 5 5 5 4 2 4 4 4 4 2
43 5 3 4 4 3 5 4 4 3 4
4,09 4,13 4,15 4,02
Rerata 4,295 1 4,295 6 3,364 9 3 4,318 4,341 3,432
Sanga Sanga Sanga
t t t Sangat
Klasifikasi Baik baik baik baik Cukup baik baik Baik baik Cukup
Rerata 4,0454 (baik)
total

Fasilitas Pembelajaran, dengan sub – komponen :


a. Kondisi ruang pembelajaran (instrument butir nomor 1, 2, 3, 4 )
b. Kelengkapan media pembelajaran (instrument butir nomor 5, 6)
c. Kondisi media pembelajaran matematika (instrument butir nomor 7, 8)
d. Kelengkapan sumber pelajaran matematika (instrument butir nomor 9, 10)

Sub – Komponen Fasilitas Pembelajaran Rerata Skor

Kondisi ruang pembelajaran 4,20425 (sangat baik)

Kelengkapan media pembelajaran


3,7615 (baik)
Kondisi media pembelajaran matematika 4,1705 (baik)
Kelengkapan sumber pelajaran matematika 3,8865 (baik)

Berdasarkan data dari tabel di ketahui bahwa rerata total dari fasilitas
pembelajaran matematika dengan klasifikasi baik adalah 4,0454. Dapat diartikan
bahwa segala fasilitas yang mendukung proses pembelajaran dalam keadaan baik dan
bisa di gunakan tanpa adanya perbaikan. Fasilitas yang baik sangat berpengaruh
terhadap pembelajaran di kelas. Item ke – 5 (x = 3,364) mengenai alat peraga dan ke –
10 (x= 3,432) mengenai buku matematika yang tersedia termasuk kedalam klasifikasi
cukup. Hal ini berarti bahwa harus ada sedikit perbaikan dalam kedua item tersebut
agar mendapatkan klasifikasi sangat baik.
Item soal 1 (x = 4,295) tentang penerangan di kelas,3 (x= 4,295) tentang
kelayakan dan jumlah meja kursi, 8 (x = 4,318) tentang media pembelajaran, 9 (x =
4,341) tentang kemudahan peminjaman buku mendapat klasifikasi sangat baik dan
dapat di gunakan sebagai contoh bagi fasilitas di ruang atau di sekolahan lain..

3. Iklim Kelas

No. Skor Butir


Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 3 2 3 3 2 2 4 4 4
2 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5
3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
4 5 3 4 4 3 2 3 5 3 5
5 5 4 2 3 5 5 5 5 4 5
6 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4
7 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5
8 4 3 4 3 4 1 2 4 4 4
9 5 5 4 3 3 2 2 5 5 5
10 5 5 5 3 3 2 2 5 5 5
11 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4
12 5 4 3 4 3 2 2 5 5 5
13 5 3 4 5 5 3 5 5 5 5
14 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
15 5 4 4 5 3 3 3 5 4 5
16 5 3 4 3 5 4 4 4 5 5
17 5 5 5 4 4 3 3 5 5 5
18 5 4 5 4 2 4 2 5 5 5
19 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4
20 5 3 4 4 4 3 3 4 4 4
21 4 5 3 4 5 5 2 5 4 5
22 5 4 4 4 4 2 3 5 5 5
23 5 4 4 4 3 3 3 5 5 5
24 5 3 4 4 5 4 4 4 4 5
25 5 3 4 4 5 4 4 4 4 5
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
27 5 4 4 5 3 3 3 5 5 5
28 5 3 3 3 4 3 4 5 5 5
29 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4
30 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4
31 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5
32 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5
33 5 4 4 5 5 3 4 5 5 5
34 5 4 4 4 5 3 3 4 3 5
35 5 5 4 3 5 4 4 5 5 5
36 5 4 5 3 5 4 4 5 5 5
37 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
38 4 4 5 4 5 3 4 5 5 5
39 5 5 5 5 5 4 3 5 4 4
40 2 4 3 3 4 3 4 5 4 5
41 4 4 4 5 4 3 3 4 4 5
42 5 4 4 2 4 2 4 5 4 5
43 5 3 5 3 4 3 4 4 3 5
3,97 4,02 3,84 3,40 3,63
Rerata 4,591 7 3 1 4,227 9 6 4,75 4,568 4,886
Sang Sang Sang Sang Sanga
Klasifika at at at at t
si Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Rerata 4,1908 (baik)
total

Iklim Kelas , dengan sub – komponen :


a. Kekompakan siswa (instrument butir nomor 1)
b. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran (instrument butir nomor 2, 3, 4)
c. Kepuasan siswa dalam pembelajaran (instrument butir nomor 5, 6, 7)
d. Dukungan guru dalam pembelajaran (instrument butir nomor 8, 9, 10)

Sub – Komponen Iklim Kelas Rerata Skor

Kekompakan siswa 4,591 (sangat baik)

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran 3,947 ( baik)


Kepuasan siswa dalam pembelajaran 3,757333 ( baik)

Dukungan guru dalam pembelajaran 4,734667 ( sangat baik)

Berdasarkan data tabel di atas diketahui bahwa rata – rata total dari iklim kelas
dengan klasifikasi baik adalah 4,1908. Dapat di artikan bahwa hubungan antara guru
matematika dengan siswa dan antar sesama siswa sudah baik dan mendukung pembelajaran
yang terjadi. Item yang memiliki rerata tertinggi adalah item nomer ke – 10 (x = 4,886)
mengenai guru matematika yang selalu membantu ketika siswa mengalami kesulitan belajar.
Artinya guru matematika memiliki hubungan yang sangat baik dengan siswa dan hal ini bisa
menjadi contoh bagi guru lainnya.
Sub komponen mengenai kekompakan siswa (x = 4,591) dan dukungan guru
dalam pembelajaran (4,734667) mendapat klasifikasi sangat baik. Hal ini berarti
bahwa dalam pembelajaran matematika komponen yang berkaitan dengan kedua
komponen tersebut dapat di jadikan contoh yang bisa di tiru di kelas atau mata
pelajaran lain.

4. Sikap Siswa

No. Skor Butir


Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 2 3 3 5 3 1 3 2
2 4 4 2 5 5 5 5 5 5 4
3 5 4 3 4 4 4 4 2 2 2
4 3 4 3 3 3 3 3 3 5 4
5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3
6 4 4 3 3 3 2 2 3 4 3
7 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4
8 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3
9 5 5 3 4 3 4 4 3 4 4
10 5 4 3 4 3 4 5 4 4 4
11 4 5 4 4 3 4 5 4 3 3
12 5 5 2 3 3 3 2 3 4 3
13 5 4 3 4 3 4 3 3 5 3
14 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4
15 5 5 1 3 3 3 3 4 4 4
16 5 5 3 3 3 3 3 3 4 3
17 5 5 3 5 5 3 4 4 5 5
18 5 5 3 3 3 3 2 4 5 3
19 4 3 4 4 4 2 3 4 4 3
20 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3
21 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
22 4 4 3 3 2 5 4 4 5 4
23 5 4 2 3 4 2 3 3 4 3
24 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3
25 5 4 2 3 3 4 4 4 4 3
26 4 4 2 4 4 5 4 5 4 3
27 4 4 2 3 3 3 4 3 5 3
28 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4
29 4 5 3 5 5 5 5 4 4 4
30 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4
31 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5
32 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4
33 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4
34 4 5 4 4 3 4 3 3 4 3
35 4 4 2 5 5 4 4 4 4 4
36 4 4 2 4 4 5 5 4 4 4
37 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5
38 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4
39 4 4 3 5 5 5 5 2 4 4
40 5 5 4 4 3 4 3 5 4 3
41 5 5 4 4 4 4 4 2 5 5
42 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5
43 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3
3,65
Rerata 4,205 4,341 3 3,886 3,75 3,886 3,75 9 4,273 3,75
Sanga
Sangat t Sangat
Klasifikasi Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Rerata 3,85 (baik)
total

Sikap Siswa, dengan sub – komponen :


a. Pemahaman manfaat pelajaran Matematika (instrument butir nomor 1, 2, 3)
b. Rasa senang terhadap pelajaran Matematika (instrument butir nomor 4, 5, 6)
c. Kecenderungan bertindak (instrument butir nomor 7, 8, 9, 10)

Sub – Komponen Sikap Siswa Rerata Skor

Pemahaman manfaat pelajaran Matematika 3,848667 (baik)


Rasa senang terhadap pelajaran Matematika 3,840667 (baik)

Kecenderungan bertindak 3,858 (baik)

Dari data yang telah di sajikan di ketahui bahwa rerata sikap siswa terhadap
pembelajaran matematika termasuk dalam klasifikasi baik ( x = 3,85). Artinya
pemahaman, perasaan dan kecenderungan siswa terhadap pembelajaran matematika
sudah bagus dan tidak perlu ada perbaikan yang sifatnya mendesak. Item soal pertama
(x = 4,205) mengenai materi matematika sebagai bekal hidup, item ke dua (x = 4,341)
mengenai pentingnya pelajaran matematika untuk di pelajari, dan item soal ke
sembilan (x = 4,273) tentang kemauan siswa untuk bertanya pada siswa lain ketika
mendapat nilai rendah masuk dalam klasifikasi sangat baik. Di lihat dari rerata sub
komponen dapa di simpulkan bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran Matematika
sudah baik dan tidak mendesak untuk di lakukan perbaikan.

5. Motivasi belajar siswa

No. Skor Butir


Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 3 5 4 4 4 2 3 2
2 5 5 1 5 4 4 5 2 2 1
3 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4
4 5 4 2 3 5 4 4 3 4 3
5 5 5 5 4 1 4 3 5 4 4
6 5 5 2 5 4 4 3 3 3 2
7 4 5 2 2 4 4 2 2 4 4
8 3 3 2 4 4 2 2 2 3 2
9 5 5 2 5 3 3 5 1 3 2
10 5 5 2 5 3 3 5 1 3 2
11 4 5 2 5 4 4 4 5 3 3
12 5 4 3 2 5 4 3 3 3 3
13 4 5 2 2 5 5 3 3 4 2
14 3 4 3 2 4 5 3 4 3 3
15 5 5 2 5 4 4 4 3 3 3
16 3 4 1 4 4 4 3 3 3 4
17 5 5 1 4 5 4 5 4 5 4
18 4 5 1 3 3 5 3 1 2 3
19 4 3 2 2 3 4 3 2 3 2
20 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3
21 5 4 2 5 4 4 4 2 4 4
22 4 5 2 3 4 4 4 4 4 2
23 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4
24 4 4 2 4 4 3 4 3 3 2
25 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2
26 3 5 2 5 4 3 3 5 3 3
27 5 5 2 4 5 4 3 2 4 2
28 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4
29 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4
30 4 4 1 2 4 4 4 2 3 3
31 5 5 3 4 4 4 5 4 5 4
32 5 5 1 3 5 4 4 3 3 3
33 4 5 2 1 5 4 3 4 4 4
34 5 4 2 3 4 4 3 3 3 2
35 3 4 2 2 4 4 4 2 4 4
36 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4
37 5 5 2 4 4 4 4 4 5 4
38 5 5 2 4 5 4 4 5 4 1
39 4 5 1 5 5 4 3 2 4 2
40 4 5 3 5 4 4 3 4 3 3
41 5 5 2 5 4 2 4 5 4 5
42 5 5 1 5 5 2 5 4 4 5
43 4 4 2 3 4 4 3 4 3 3
3,7 4,09 3,81 3,68 3,27 3,54
Rerata 4,205 4,432 2,182 5 1 8 2 3 5 3,182
Sanga Sanga
Klasifika t t Kuran Bai Cuku Cuku Cuku
si Baik Baik g k p Baik Baik p Baik p
Rerata 3,616 (baik)
total

Motivasi belajar siswa, dengan sub – komponen :


a. Orientasi pada keberhasilan (instrument butir nomor 1, 2, 3)
b. Antisipasi kegagalan (instrument butir nomor 4)
c. Inovasi (instrument butir nomor 5, 6,7)
d. Tanggung jawab (instrument butir nomor 8, 9, 10)

Sub – Komponen Motivasi belajar siswa Rerata Skor

Orientasi pada keberhasilan 3,606333 (baik)

Antisipasi kegagalan
3,75 (baik)
Inovasi 3,863667 (baik)

Tanggung Jawab 3,333333 (cukup)

Dari data di atas di ketahui bahwa rerata dari motivasi belajar siswa (x =
3,616) termasuk dalam klasifikasi baik. Artinya siswa memiliki dorongan dalam diri
untuk belajar serta mengerjakan tugas dengan klasifikasi yang sudah baik dan tidak di
perlukan perbaikan yang sifatnya mendesak. Namun, ketika di tinjau dari rerata per
item di dapati ada satu item yang termasuk dalam klasifikasi kurang yaitu item ke 3 (x
= 2,182). Item ke 3 adalah item tentang bersantai itu penting walau di kejar tugas. Hal
ini berarti bahwa masih banyak siswa yang memilih untuk bersantai walau tugas
menumpuk, artinya perlu banyak perbaikan dalam hal ini. Dalam sub – komponen
tanggung jawab siswa (x= 3,333333) masuk dalam klasifikasi cukup dan
membutuhkan sedikit perbaikan agar siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas
yang berkaitan dengan pembelajaran matematika.

Berdasarkan hasil penilaian kualitas pembelajaran kemudian disusun rekapitulasi sebagai


berikut :

No Komponen dan Sub – komponen Penilaian Rerata Klasifikasi


SK K C B SB
Skor
1. Kualitas Pembelajaran
Kinerja Guru dalam Kelas
Penguasaan materi Matematika 4,295 
Pemahaman karakteristik siswa 4,568 
Penguasaan pengelolaan pembelajaran 4,157 
Penguasaan strategi pembelajaran 3,977 
Penguasaan penilaian hasil belajar 4,273 
2. Fasilitas Pembelajaran
Kondisi ruang pembelajaran 4,20425 
Kelengkapan media pembelajaran 3,7615 
Kondisi media pembelajaran matematika 4,1705 
Kelengkapan sumber pelajaran matematika 3,8865 
3. Iklim Kelas
Kekompakan siswa 4,591 
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran 
3,947
Kepuasan siswa dalam pembelajaran 3,757333 
Dukungan guru dalam pembelajaran 4,734667 
4. Sikap Siswa
Pemahaman manfaat pelajaran Matematika 3,848667 
Rasa senang terhadap pelajaran Matematika 3,840667 
Kecenderungan bertindak 3,858 
5. Motivasi Belajar Siswa
Orientasi pada keberhasilan 3,606333 
Antisipasi kegagalan 3,75 
Inovasi 3,863667 
Tanggung Jawab 3,333333 
BAB V

KESIMPULAN

SARAN

Anda mungkin juga menyukai