BUKU PEDOMAN
tentang
MANUAL MUTU
BAB I Pendahuluan............................................................................................................ 3
Latar Belakang......................................................................................................... 3
Profil Organisasi.......................................................................................................4
Struktur Organisasi............................................................................................................. 7
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klinik merupakan unit pelayanan kesehatan strata pertama yang bertugas
menyelenggarakan upaya kesehatan di satu wilayah tertentu. Upaya kesehatan yang
diselenggarakan termasuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu demi terlaksananya
pembangunan berwawasan kesehatan, Klinik harus dapat meningkatkan kinerja
pelayanan kesehatan dengan efektif dan efisien. Hal itu tentunya tidak lepas dari berbagai
kendala yang muncul dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat baik
dari segi internal maupun eksternal Klinik. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
pelayanan kesehatan yang mengutamakan kepuasan pelanggan. Untuk itu Klinik harus
dapat meningkatkan standard mutu pelayanan yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan. Dengan adanya Akreditasi Klinik Wira Sakti diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan terstandar yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Manual mutu Klinik merupakan pedoman bagi Klinik Wira Sakti yang menjelaskan
secara garis besar Sistem Manajemen Mutu di Klinik. Manual mutu adalah suatu
dokumen yang digunakan untuk :
a. Mengkomunikasikan kebijakan dan sasaran mutu kepada seluruh personel Klinik.
b. Menggambarkan keterkaitannya dengan prosedur sistem mutu yang terdokumentasi.
c. Memberikan gambaran bahwa Klinik memiliki kebijakan dalam mengelola organisasi
untuk mencapai target mutu yang telah ditentukan.
VISI
KLINIK WIRA SAKTI
MISI
KLINIK WIRA SAKTI
a. Menyelenggarakan pemeriksaan dan pengobatan yang bermutu
b. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang profesionalisme
c. Menciptakan suasana nyaman dan peduli terhadap pengguna
jasa pelayanan
KEBIJAKAN MUTU
KLINIK WIRA SAKTI
“SAKTI”
S = Sopan
A = Amanah
K = Kreatif
T=
Terampil I
= Ikhlas
7
Keterangan:
: Alur langsung
: Alur rujukan internal
Manual Mutu Klinik Wira
Sakti
A. 3 MAPPING MAP BISNIS PROCESS / PROSES PELAYANAN
PASIEN DATANG
PENDAFTARAN
PASIEN
REKAM MEDIK
RUANG TINDAKAN
RUANG PEMERIKSAAN UMUM RUANG PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
GIGI PENUNJANG
TIDAK
RUJUK
KAMAR OBAT
PULANG
Keterangan:
: Alur langsung
: Alur rujukan internal
9
B. RUANG LINGKUP
Pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi klinik, yang meliputi:
persyaratan umum, sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen
sumber daya, proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan upaya klinik, yang
meliputi: upaya kesehatan perorangan
Dalam penyelenggaraan upaya Klinik dan pelayanan klinis memperhatikan
keselamatan pasien/pelanggan
C. TUJUAN
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Klinik dalam membangun sistem
manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan
A. PERSYARATAN UMUM
Klinik Wira Sakti menetapkan, mendokumentasikan, memelihara system manajemen
mutu sesuai dengan Standar Akreditasi Klinik. Sistem ini disusun untuk memastikan telah
diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap proses-proses penyelenggaraan
pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaraan upaya Klinik maupun pelayananan
klinis, yang meliputi kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses dalam
penyelenggaraan pelayananan, kejelasan penanggung jawab, penyediaan sumber daya,
penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan yang berdasar kebutuhan
masyarakat/pelanggan, verifikasi terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan
pelayanan, dan verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai,
monitoring dan evaluasi serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
Manajemen memantau / mengukur / menganalisa setiap proses / kegiatan dan melakukan
tindakan perbaikan. Kegiatan sistem manajemen mutu menerapkan prinsip manajemen:
PDCA Plan – Do – Check – Action dan pengendalian proses dilakukan sejak awal.
PDCA adalah proses yang berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan dan memungkinkan perbaikan yang berkelanjutan.
B. Pengendalian dokumen:
A. Umum
1. Seluruh dokumen yang dibutuhkan untuk dilakukannya verifikasi mutu terhadap
kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan harus dikendalikan dan
diperlakukan sebagai bukti bahwa sistem manajemen mutu telah dilakukan
efektif dan efisien,
2. Dokumen-dokumen yang ada di Klinik Wira Sakti,terdiri dari
Penyelenggaraan Manajemen Klinik
a. Kebijakan Kepala Klinik,
b. Manual mutu,
c. Rencana strategis / rencana lima tahunan,
d. Perencanaan Tingkat Klinik / Rencana Tahunan,
e. Pedoman / panduan mutu,
f. Kerangka Acuan Program/ Kegiatan,
g. Standart Operasional Procedur (SOP).
3. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
a. Pedoman Pelayanan Klinis
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) klinis
c. Kerangka acuan kegiatan terkait dengan Pelayanan Klinis dan
d. Peningkatan Mutu dan Keselamatan pasien
2. DOKUMEN TERKENDALI
a. Dokumen yang didistribusikan kepada setiap unit kerja
b. Terdaftar dalam daftar Distribusi dokumen
c. Menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan
d. Ditarik bila ada perubahan (revisi)
e. Pada dokumen ini harus ada tanda/stempel “TERKENDALI”
C. Perubahan Dokumen
Usulan perubahan dokumen mutu yang terjadi dapat berasal dari hasil audit
internal maupun eksternal, tinjauan manajemen, keluhan pelanggan, maupun
inisiatif dari personel internal. Setiap usulan perubahan tersebut dituangkan
dalam formulir Permintaan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan.
Setiap perubahan terhadap dokumen mutu harus dicatat dalam Catatan
Perubahan yang menjelaskan perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap
dokumen revisi sebelumnya (misalnya, untuk dokumen dengan revisi 01 maka
riwayat perubahan tersebut menjelaskan perubahan yang terjadi antara revisi
00 dengan revisi 01, demikian juga untuk revisi 02 dengan 01 dan seterusnya).
Dokumen mutu yang telah direvisi harus ditarik dari peredaran dan
dimusnahkan, sedangkan dokumen Asli revisi lamanya tetap disimpan oleh
Ketua tim pmkp dan diberi cap “KADALUWARSA”. Kemudian, Ketua tim pmkp
mendistribusikan kembali dokumen tersebut dengan revisi baru.
Pejabat yang mempersiapkan dan menyetujui dokumen revisi adalah sama
dengan dokumen sebelumnya. Persetujuan oleh pejabat lain hanya
dimungkinkan atas dasar pertimbangan-pertimbangan tertentu.
D. Penyesuaian Dokumen
Kode dari masing-masing jenis dokumen adalah sebagai berikut:
Kelompok Kode
Jenis Dokumen
Dokumen XXX
Manajemen Klinik Pedoman Mutu/ Manual Mutu MM
Pedoman/ Panduan teknis yang terkait PM
dengan manajemen
Rencana Lima Tahunan Klinik RT
Standar Operasional Prosedur (SOP) SOP
Kerangka Acuan Kegiatan KAK
Formulir FM
Upaya Kesehatan Pedoman pelayanan Klinis PPK
Perorangan Standar Operasional Prosedur (SOP) SOP
(UKP) Kerangka Acuan terkait dengan program/ PKA
kegiatan pelayanan klinis dan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien
Daftar Tilik DT
Formulir FM
Singkatan dari unit kerja / bagian
No Kode ZZZ KETERANGAN
1 UMU Urusan Umum
2 PU Ruang pemeriksaan Umum
3 KIA Ruang pemeriksaan KIA dan KB
4 APT Kamar Obat dan Gudang Obat
5 PGI Ruang pemeriksaan Gigi dan Mulut
6 YK Pelayanan Kesehatan
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. KOMITMEN MANAJEMEN
Kepala Klinik, penanggung jawab klinik, ketua PMKP, dan seluruh karyawan Klinik
bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual
mutu ini
Manajemen bertekad untuk menjalankan sistem manajemen mutu secara konsisten
dan konsekuen untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran yang diinginkan.
Kepala Klinik mewajibkan semua koordinator unit untuk :
Memahami sistem manajemen mutu dan menjalankannya secara konsisten.
Mengkomunikasikan kepada karyawan (pelaksana) tentang pentingnya mutu dan
kepuasan pasien.
Mensosialisasikan kebijakan mutu dan sasaran – sasaran yang ingin dicapai
Melakukan evaluasi untuk melihat efektifitas sistem manajemen mutu.
Memastikan perbaikan terus menerus dilakukan pada semua aspek kegiatan
C. KEBIJAKAN MUTU
Kebijakan mutu adalah pernyataan resmi Klinik yang sejalan dengan visi
misi atau tujuan Klinik yang memuat komitmen mutu dan kepedulian terhadap
kepuasan pelanggan.
a. Isi kebijakan Mutu sejalan dengan Visi, Misi atau Tujuan Klinik Wira Sakti.
b. Kebijakan mutu menjadi acuan untuk menetapkan sasaran mutu, mengevaluasi
pencapaian sasaran serta acuan perbaikan
c. Kebijakan mutu disosialisasikan dan dipastikan dipahami oleh seluruh personil
Klinik.
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu
Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan
minimal yang meliputi indikator-indikator pelayanan klinis/upaya kesehatan
perorangan, indikator penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat.
Perencanaan disusun dengan memperhatikan keselamatan, kebutuhan dan
harapan pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai
sasaran kinerja yang ditetapkan. Perencanaan mutu Klinik dan keselamatan pasien
berisi program – program kegiatan peningkatan mutu yang meliputi :
a. Penilaian dan peningkatan kinerja UKP
b. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien
c. Penerapan manajemen resiko pada area prioritas
d. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga
e. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
f. Peningkatan mutu pelayanan obat
g. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien
Wewenang
1. Menetapkan visi misi Klinik yang telah disusun bersama
2. Menetapkan kebijakan dan prosedur pelaksanaan program kesehatan di Klinik
berdasarkan peraturan petunjuk Detasemen Kesehatan Wilayah Malang
3. Menetapkan aturan dan kebijakan intern Klinik yang tidak bertentangan dengan
aturan diatasnya untuk mendukung pelaksanaan fungsi Klinik.
4. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen;
5. Mengadakan koordinasi dengan Lintas Sektoral dalam upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kerja Klinik;
6. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dan masyarakat dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan masyarakat;
7. Menyusun perencanaan kegiatan Klinik dengan dibantu oleh staf Klinik;
8. Membina karyawan/karyawati Klinik dalam pelaksanaan tugas sehari-hari;
9. Membina petugas dalam meningkatkan mutu pelayanan;
10. Membina petugas (karyawan/karyawati) dalam meningkatkan mutu pelayanan
dan keselamatan pasien;
11. Melakukan pengawasan kepada seluruh pelaksanaan kegiatan/program;
12. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan Klinik;
13. Melakukan supervisi dalam pelaksanaan kegiatan di Klinik dan di masyarakat;
14. Melaporkan hasil kegiatan program ke Dandenkesyah Malang, baik berupa
laporan rutin maupun khusus;
Wewenang
1. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit TU
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unit TU
3. Menggantikan tugas Kepala Klinik bila Kepala Klinik berhalangan hadir
4. Registrasi Surat Masuk dan Keluar
5. Melanjutkan disposisi Pimpinan
6. Membuat konsep surat
7. Mengkoordinir kegiatan petugas bagian pengiriman semua laporan Klinik
8. Mengkoordinir kegiatan petugas bagian perbaikan sarana Klinik
9. Mengarsipkan surat
10. Melakukan kegiatan yang bersifat umum
11. Mengkoordinir pembuatan spanduk yang bersifat umum
12. Membuat laporan kepegawaian
13. Mendata dan mengarsipkan file pegawai
14. Merekap Absensi ( Ijin, Cuti, Sakit )
15. Membuat perencanaan untuk pengembangan kualitas SDM staf Klinik
16. Menyusun daftar pembagian tugas untuk staf Klinik dengan persetujuan Kepala
Klinik
Wewenang
1. Bertanggung jawab atas Upaya Kesehatan Perorangan
2. Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis proses yang terkait
dengan masing-masing unit pelayanan
3. Melakukan tindakan perbaikan, tindakan pencegahan dan meminimalisasi resiko
4. Memantau semua format dan blanko yang dibakukan oleh masing-masing unit
pelayanan.
5. Menerbitkan Surat Keterangan Istirahat Dokter
6. Menulis resep obat
Wewenang
1. Menyusun rencana kegiatan Unit Penunjang berdasarkan data program Klinik dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
2. Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan
sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Melaksanakan kegiatan Penunjang Pelayanan Kesehatan sesuai kebutuhan
seperti Gudang Farmasi, Rumah Obat, Laboratorium Sederhana dan Loket Kasir.
4. Mengevaluasi hasil kegiatan Unit Penunjang secara keseluruhan.
5. Membuat catatan dan laporan kegiatan sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada atasan.
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Klinik.
j. Petugas Kebersihan
1. Mempunyai program kerja kebersihan lingkungan Klinik
2. Melaksanakan kebersihan lingkungan sesuai program kerja
3. Memfasilitasi pembangunan berwawasan kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat
4. Membantu umum
Manual Mutu Klinik Wira
Sakti
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
Evaluasi merupakan kegiatan manajemen yang sangat penting dalam rangka
pengendalian suatu proses dan kinerja termasuk evaluasi dalam implementasi
Sistem Manajemen Mutu.
4. Lingkungan Kerja
a. Lingkungan tempat kerja dikendalikan
b. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan agar lingkungan kerja
senantiasa dalam keadaan rapi, bersih, aman dan nyaman.
c. Pimpinan dan karyawan berkewajiban mengupayakan dan menjamin agar
lingkungan kerjanya terkendali.
d. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mendukung komitmen
mutu dan kepuasan pelanggan dan untuk mencapai kesesuaian terhadap
persyaratan proses pelayanan yang telah ditetapkan.
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
2. Audit Internal
Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem mutu di implementasikan
secara efektif dan hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan.
Rencana audit direncanakan oleh tim audit dengan mempertimbangkan
tingkat kepentingan dan kekritisan bagian yang akan diaudit.
Audit harus dilakukan secara sistematis, objektif, terencana dan
terdokumentasi
Audit harus dilakukan sesuai dengan prosedur audit yang telah
ditetapkan setiap 6 bulan sekali.
Dalam setiap pelaksanaan audit, auditor harus memperhatikan hasil
audit yang terdahulu untuk mengevaluasi efektivitasnya.
Kriteria audit, lingkup, frekuensi dan metode-metode yang akan
digunakan dipastikan ditentukan dalam prosedur internal audit.
Pelaksanaan audit dilakukan secara objektif dan mengikuti ketentuan
persyaratan audit.
Koordinator ruang pemeriksaan / unit yang diperiksa bertanggung
jawab untuk menindak - lanjuti temuan audit pada bagiannya.
Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap tindakan-
tindakan yang telah diambil.
Tim audit bertanggung jawab terhadap hasil audit dan melapor kepada
Wakil Manajemen dengan tembusan kepada kepala Klinik.
D. Analisa Data
Data-data proses atau implementasi sistem mutu harus dikelola dengan baik.
Data dianalisa dengan menggunakan teknik-tehnik yang sesuai, misalkan
menggunakan tehnik statistik.
Analisa data dilakukan oleh Tim Survey Kepuasan Pelanggan/koordinator
unit untuk mengetahui tanggapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan
Klinik.
Analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian,
ketidakefektifan dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
Data dianalisa untuk memantau kepuasan pelanggan.
E. Peningkatan berkelanjutan
Seluruh karyawan dan pimpinan Klinik wajib melakukan perbaikan secara
terus menerus terhadap efektivitas sistem mutu sesuai dengan tugas,
tanggung jawab dan wewenangnya.
Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam kebijakan
mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data survey kepuasan pelanggan,
tindakan perbaikan dan pencegahan serta Rapat Tinjauan Manajemen
F. Tindakan Perbaikan/Korektif
1. Tindakan perbaikan harus sesuai dengan penyebab ketidaksesuaian yang
ditemukan.
2. Klinik mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka untuk mencegah ketidaksesuaian terulang lagi.
3. Prosedur perbaikan harus mencakup
Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan.
Menentukan penyebab ketidaksesuaian.
Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk memastikan
ketidaksesuaian tidak terulang.
Menetukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
Merekam hasil tindakan yang diambil.
Meninjau tindakan perbaikan yang diambil.
G. Tindakan Pencegahan
1. Klinik menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab potensial
ketidaksesuaian untuk mencegah peristiwa tersebut. Tindakan pencegahan
harus sesuai dengan penyebab masalah yang potensial.
2. Prosedur pencegahan harus mencakup
a) Menentukan potensi ketidaksesuaian dan penyebabnya.
b) Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk, mencegah peristiwa
ketidaksesuaian.
c) Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
d) Merekam hasil tindakan yang diambil.
e) Meninjau tindakan pencegahan yang diambil.
BAB VII
PENUTUP
Demikian manual mutu dibuat dan telah disahkan oleh Kepala Klinik untuk
dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam rangka
menjalankan sistem serta tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan
kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.
Bagi kami, apabila Klinik Wira Sakti lolos dalam Penilaian Akreditasi dan
mendapat Sertifikasi Akreditasi, bukan merupakan hasil akhir dari proses
implementasi mutu, tetapi merupakan awal dari penerapan kualitas secara sistematis
dan terorganisir karena Total Sistem Mutu terdiri dari aspek pelaksanaan
implementasi sistem kualitas dan peningkatan kualitas secara terus menerus
Harapan kami komitmen yang sudah terbentuk tetap terjaga dan tetap kokoh
sehingga improvement learning selalu berjalan untuk memenuhi tuntutan konsumen
global.
HISTORIS PERUBAHAN
Isi Perubahan
No Tanggal Berlaku
Dahulu Sekarang