Integrasi Pemantauan Tumbuh

dan Kembang Balita Serta

Vitamin A

Ditrektorat Gizi Masyarakat

Kebijakan

2
 SPM bidang kesehatan
• Dasar:
• Peraturan Pemerintah nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal
• Permenkes nomer 4 tahun 2019 tentang STANDAR TEKNIS PEMENUHAN
MUTU PELAYANAN DASAR PADA STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN
• Pemda wajib memenuhi hak dasar rakyatnya
• Meliputi seluruh kelompok umur (bumil, bulin, bayi, balita, usia sekolah, usia
produksi dan usia lanjut)
• Meliputi 5 penyakit utama: TB, HIV/AIDS, Hipertensi, DM, ODGJ
• Sifatnya: promotif, preventif & deteksi dini
• Cakupan harus 100% (berbasis hak azasi manusia)
 SPM Bidang Kesehatan meliputi:
1. Setiap bumil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar;
2. Setiap bulin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar;
3. Setiap bayi baru lahir mendapatkan yankes sesuai standar;
4. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar;
5. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar;
6. Setiap warga negara Indonesia usia 15 - 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar;
7. Setiap warga negara Indonesia usia >60 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar;
8. Setiap penderita hipertensi mendapatkan yankes sesuai standar;
9. Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan yankes sesuai standar;
10. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan yankes sesuai standar;
11. Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar;
12. Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender,
pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV
sesuai standar.
Permenkes Nomor 4 Tahun 2019
 Surat Edaran Menteri Kesehatan
Komitmen Bersama Tentang Optimalisasi
Nomor HK.02.01/MENKES/41/2020
Pemantauan Pertumbuhan dan
Tentang
Perkembangan Balita serta Edukasi kepada
Integrasi Pemantauan Pertumbuhan dan
Masyarakat untuk Percepatan
Perkembangan Serta Pemberian Vitamin A
Pencegahan Stunting
 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NO HK.01.07/MENKES/413/2020
TENTANG PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
 SURAT EDARAN DIRJEN KESMAS NO
HK.02.02/V/393/2020
TENTANGPELAYANAN GIZI DALAM PANDEMI
COVID-19
Rencana Kegiatan dan Pemanfataan Data Surveilans Gizi

Agustus Nov
1. Pengumpulan
Data Tumbuh 1. Evaluasi Program
dan Kembang
2. Surat Edaran
Menkes

Juli Sept - Okt Des

Persiapan Input dan Analisa data Review Rencana 2021
Pelaksanaan Bulan Tk. Provinsi dengan
Timbang Agustus peserta Kab, Puskesmas
dan Vitamin A dan Pendamping Desa

Form Pencatatan
dari ePPGBM
Feedback

12
 RENSTRA KINERJA TARGET
NO INDIKATOR RPJMN
IKK IKP GIZI 2020 2021 2022 2023 2024
A Pelayanan Kesehatan Ibu
1 Persentase Ibu Hamil Anemia √ 45 42 39 36 33
Persentase Ibu Hamil Kurang Energi
2 √ √ 16 14,5 13 11,5 10

3
Kronik (KEK)
Cakupan Ibu Hamil yang Mendapat Tablet
Tambah Darah (TTD) Minimal 90 Tablet √ 80 81 82 83 84
TARGET CAPAIAN
4
Selama Masa Kehamilan
Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik
(KEK) yang Mendapat Makanan √ 80 80 80 80 80
INDIKATOR GIZI MASYARAKAT
5
Tambahan
Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul
Vitamin A
√ 70 73 76 79 82 TAHUN 2020 - 2024
B Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita
Persentase Bayi dengan Berat Badan
6 √ 5,4 4,6 3,8 3 2,5

7
Lahir Rendah (berat badan < 2500 gram)
Cakupan Bayi Baru Lahir Mendapat
√ 54 58 62 66 70
TERDAPAT 23 INDIKATOR GIZI
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
8
Cakupan Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Mendapat ASI Eksklusif
√ √ 40 45 50 55 60 MASYARAKAT, MELIPUTI:
Cakupan Bayi Usia 6 Bulan Mendapat ASI
9 √ 35 40 45 50 55
Eksklusif
10
Cakupan Balita 6-59 bulan mendapat
Kapsul Vitamin A
√ 86 87 88 89 90 • 6 Indikator RPJMN
• 4 Indikator RENSTRA (1 IKP dan 3 IKK)
Cakupan Balita Gizi Kurang Mendapat
11 √ 85 85 85 85 85
Makanan Tambahan
Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk
√
12
mendapat Perawatan
Cakupan balita yg mendapatkan
80 84 86 88 90
dan 3 indikator Beririsan dengan
13 √ 90,000 140,000 190,000 240,000 290,000
suplementasi gizi mikro
Cakupan Balita yang di Timbang Berat
RPJMN yaitu
14 √ 60 70 75 80 85
Badannya (D/S)
Cakupan Balita memiliki Buku Kesehatan ✓ Persentase ibu hamil KEK,
√
✓ Cakupan bayi kurang dari 6 bulan
15 Ibu Anak (KIA)/Kartu Menuju Sehat (KMS) 60 70 75 80 85
(K/S)
Cakupan Balita ditimbang yang Naik Berat
16 √ 80 82 84 86 88
Badannya (N/D)
Prevalensi berat badan kurang (Berat
mendapat ASI Eksklusif dan
17 badan kurang dan sangat kurang) pada
balita
√ 16 15 14 13 12
✓ Persentase Kabupaten/Kota
Prevalensi Stunting (pendek dan sangat
18
pendek) pada balita
√ 24,1 21,1 18,4 16 14
melaksanakan Surveilans Gizi
Prevalensi Wasting (Gizi Kurang dan Gizi
19
C
Buruk) pada balita
Pelayanan Kesehatan Remaja
√ 8,1 7,8 7,5 7,3 7
• 16 Indikator Kinerja Gizi
Cakupan Remaja Putri mendapat Tablet
20 √ 50 52 54 56 58
Tambah Darah (TTD)
D Pelayanan Kesehatan Keluarga
Cakupan Rumah Tangga Mengonsumsi
21 √ 82 84 86 88 90
Garam Beriodium
E Pelayanan di Fasilitas Kesehatan
Persentase Kabupaten/Kota
22 √ √ 51 70 80 100 100
melaksanakan Surveilans Gizi
Persentase Puskesmas mampu
23 √ 10 20 30 45 60
Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita
 CAPAIAN INDIKATOR RPJMN- RENSTRA (IKP DAN IKK) GIZI TW I/2020
TARGET DAN CAPAIAN 2020-2024
RPJMN
No INDIKATOR Capaian KETERANGAN
2020 2021 2022 2023 2024 /RENSTRA
TW 1
1 Prevalensi Stunting (pendek dan 24.1 21.1 18.4 16.0 14.0 RPJMN Sasaran
sangat pendek) pada Balita pembangunan
Kesehatan
2 Prevalensi wasting (kurus dan 8.1 7.8 7.5 7.3 7.0 RPJMN Sasaran
sangat kurus) pada balita pembangunan
Kesehatan. Sesuai
dengan PMK No 2
tahun 2020 istilah
berubah menjadi gizi
kurang dan gizi buruk
3 Persentase ibu hamil Kurang Energi 16 16,9% 14.5 13 11.5 10 RPJMN IKP
Kronik (KEK) RENSTRA
4 Persentase Kabupaten/kota yang 51 40% 70 80 100 100 RPJMN IKK
Melaksanakan Surveilans Gizi RENSTRA
5 Jumlah balita mendapat 90.000 0 140.000 190.000 240.000 290.000 RPJMN Proses pengadaan
suplementasi gizi mikro
6 Persentase Puskesmas Mampu 10 0% 20 30 45 60 RENSTRA IKK
Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita Pelatihan tertunda
karena protocol
kesehatan
7 Persentase bayi usia kurang dari 6 40 44,9% 45 50 55 60 RPJMN IKK
bulan mendapat ASI Eksklusif RENSTRA
 Persentase Balita Berat Badan Kurang, Februari 2020

22,7

19,6
25,0

19,3
18,3
16,6

15,8
15,1
14,8
14,7
20,0

14,2
13,8

13,8
12,0
11,9

11,6

10,9
10,7
10,4

10,4
10,0

15,0

9,6
8,5
8,2
8,0

6,2
6,1
6,1
10,0
5,4

5,4
5,4

4,9
4,6

4,1
3,6
3,1

5,0

• Balita yang ditimbang berat badannya dan dientri kedalam aplikasi ePPGBM sebanyak 10.165.996 balita dan diketahui
mengalami berat badan kurang sebanyak 976.649 balita atau 9,6%.
• Persentase tertinggi adalah provinsi NTT dan terendah adalah Jambi.
 Persentase Balita Stunting, Februari 2020

25,9
28,0
27,3

25,1
30,0

23,9
23,8
21,9

21,7

20,3
19,9
25,0

17,6

16,9
16,1
16,1

15,2
15,0

14,5
20,0

13,7
13,6
12,9
12,9
12,8

12,8

12,5
10,4

10,1
10,1
15,0
9,2

8,5
8,4

7,7
7,5
7,4

5,9
10,0
5,4

5,0

• Balita yang diukur tinggi badannya dan dientri kedalam aplikasi ePPGBM sebanyak 10.110.932 balita dan diketahui mengalami
stunting sebanyak 1.389.727 balita atau 13,7%.
• Persentase tertinggi adalah provinsi NTT dan terendah adalah Jambi.
 Persentase Balita Wasting, Februari 2020
11,4

12,4
10,7
14,0

10,4
10,1
9,9
12,0

9,2
8,7

8,6
8,2

8,0
8,0
7,9

7,8
7,6
10,0

7,2

7,2
7,1
6,8
6,6

6,5
6,1
8,0

5,4
5,2
4,9

4,8
4,8

4,7
4,6

4,1
3,7

6,0

3,1
3,0
2,2

1,8
4,0

2,0

• Balita yang diukur berat dan tinggi badannya dan dientri kedalam aplikasi ePPGBM sebanyak 10.110.932 balita dan diketahui
mengalami wasting sebanyak 658.050 balita atau 6,5%.
• Persentase tertinggi adalah provinsi Papua Barat dan terendah adalah Bengkulu.
Cakupan Kinerja Program Gizi Masyarakat
TW II/2020
(Laporan Provinsi)
 •
•
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0

-
ACEH 15,3
SUMATERA UTARA 4,2
SUMATERA BARAT 14,3
RIAU 27,9
JAMBI 8,9
SUMATERA SELATAN 12,9
BENGKULU 11,1
LAMPUNG 7,6
BANGKA BELITUNG 8,3
KEPULAUAN RIAU 17,5
DKI JAKARTA 11,1
JAWA BARAT 5,1
JAWA TENGAH 27,6
D I YOGYAKARTA 14,3
JAWA TIMUR 16,7
BANTEN 15,6
BALI 7,4
NUSA TENGGARA BARAT 12,0
NUSA TENGGARA TIMUR 31,0
KALIMANTAN BARAT 16,3
KALIMANTAN TENGAH 17,1
KALIMANTAN SELATAN 21,3
KALIMANTAN TIMUR 23,7
KALIMANTAN UTARA 31,5
Persentase Ibu Hamil Anemia

SULAWESI UTARA 6,4

SULAWESI TENGAH 19,2
SULAWESI SELATAN 21,2
Sumber data dari 32 provinsi dengan persentase tertinggi di provinsi Papua dan terendah di Sumatera Utara

SULAWESI TENGGARA -
GORONTALO 5,5
SULAWESI BARAT 19,9
MALUKU 11,6
TARGET 2020: 45%

MALUKU UTARA 5,4

Persentase anemia pada ibu hamil sebesar 13,3%, sangat rendah jika dibandingkan dengan data riskesdas tahun 2018 (48,9%).

PAPUA BARAT -
PAPUA 68,7
INDONESIA 13,3
 •
•
10,0
15,0
25,0
30,0
35,0
40,0
45,0

5,0
20,0

-
ACEH 8,1
SUMATERA UTARA 10,9
SUMATERA BARAT 9,4
RIAU 24,4
JAMBI 8,8
SUMATERA SELATAN 16,3
BENGKULU 11,5
LAMPUNG 10,2
BANGKA BELITUNG 8,3
KEPULAUAN RIAU 5,4
DKI JAKARTA 3,5
JAWA BARAT -
JAWA TENGAH 20,5
D I YOGYAKARTA 12,8
JAWA TIMUR 12,5
BANTEN 8,4
BALI 8,1
NUSA TENGGARA BARAT 15,8
NUSA TENGGARA TIMUR -
KALIMANTAN BARAT 10,9
KALIMANTAN TENGAH 9,8
KALIMANTAN SELATAN 15,8
KALIMANTAN TIMUR 10,2
KALIMANTAN UTARA 15,4
Persentase KEK pada ibu hamil sebesar 15,1%, sedikit dibawah data riskesdas tahun 2018 (17,3

SULAWESI UTARA 11,6

SULAWESI TENGAH 21,2
Sumber data dari 30 provinsi dengan persentase tertinggi di provinsi Papua dan terendah di DKI Jakarta

SULAWESI SELATAN 21,5

SULAWESI TENGGARA -
GORONTALO
Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)

8,8
SULAWESI BARAT 23,2
MALUKU 18,4
MALUKU UTARA 15,3
PAPUA BARAT -
TARGET 2020: 16%

PAPUA 38,6
INDONESIA 15,1
 •
•
-
100,0
120,0

20,0
40,0
60,0
80,0
ACEH 90,8
SUMATERA UTARA 86,8
SUMATERA BARAT 96,2
RIAU 95,1
JAMBI 95,9
SUMATERA SELATAN 94,7
BENGKULU 96,1
LAMPUNG 90,3
BANGKA BELITUNG 99,9
KEPULAUAN RIAU 100,0
DKI JAKARTA 111,0
JAWA BARAT 70,6
JAWA TENGAH 100,0
D I YOGYAKARTA 86,4
JAWA TIMUR 82,6
BANTEN 100,0
BALI 100,0
NUSA TENGGARA BARAT 85,9
NUSA TENGGARA TIMUR 65,0
KALIMANTAN BARAT 79,5
KALIMANTAN TENGAH 98,3
KALIMANTAN SELATAN 78,5
KALIMANTAN TIMUR 83,3
KALIMANTAN UTARA 94,9
SULAWESI UTARA 97,1
SULAWESI TENGAH 74,3
SULAWESI SELATAN 74,7
SULAWESI TENGGARA -
GORONTALO 100,0
Persentase ibu hamil KEK mendapat makanan tambahan sudah mencapai sebesar 86,9%, melebihi target tahun 2020.

SULAWESI BARAT 98,2

MALUKU 96,4
Cakupan Ibu Hamil KEK mendapat Makanan Tambahan

MALUKU UTARA 100,0

PAPUA BARAT -
PAPUA 60,6
Sumber data dari 32 provinsi dengan cakupan sudah 100% adalah Kep. Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Banten, Bali, Gorontalo dan Malut

INDONESIA 86,9
TARGET 2020: 80%
 •
•
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
80,0
70,0

-
ACEH 23,9
SUMATERA UTARA 75,8
SUMATERA BARAT 29,4
RIAU 22,0
JAMBI 35,7
SUMATERA SELATAN 44,7
BENGKULU 33,3
LAMPUNG 40,7
BANGKA BELITUNG 36,9
KEPULAUAN RIAU 24,0
DKI JAKARTA 59,6
JAWA BARAT 28,0
JAWA TENGAH 13,7
D I YOGYAKARTA 44,7
JAWA TIMUR 19,2
BANTEN 71,2
Persentase ibu hamil mendapat minimal 90 TTD sebesar 28,9%. BALI 41,3
NUSA TENGGARA BARAT 20,7
NUSA TENGGARA TIMUR 16,1
KALIMANTAN BARAT 27,8
KALIMANTAN TENGAH 39,1
KALIMANTAN SELATAN 35,3
KALIMANTAN TIMUR 21,9
Sumber data dari 32 provinsi dengan cakupan tertinggi Sumatera Utara dan terendah Papua

KALIMANTAN UTARA 37,5

SULAWESI UTARA 26,1
SULAWESI TENGAH 48,6
SULAWESI SELATAN 47,4
SULAWESI TENGGARA -
GORONTALO
Cakupan Ibu Hamil mendapat minimal 90 TTD

26,4
SULAWESI BARAT 30,0
MALUKU 15,8
MALUKU UTARA 55,9
PAPUA BARAT -
PAPUA 5,5
INDONESIA 28,9
TARGET 2020: 80%
 •
•
-
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
100,0
ACEH 69,1
SUMATERA UTARA 75,8
SUMATERA BARAT 88,2
RIAU 73,8
JAMBI 83,1
SUMATERA SELATAN 72,8
BENGKULU 26,4
LAMPUNG 82,5
BANGKA BELITUNG 78,2
KEPULAUAN RIAU 83,3
DKI JAKARTA 87,6
JAWA BARAT 22,2
JAWA TENGAH 45,9
D I YOGYAKARTA 89,1
JAWA TIMUR 6,6
BANTEN 67,4
BALI 54,7
NUSA TENGGARA BARAT 87,8
NUSA TENGGARA TIMUR 85,6
KALIMANTAN BARAT 68,5
KALIMANTAN TENGAH 76,1
KALIMANTAN SELATAN 71,7
KALIMANTAN TIMUR 81,2
KALIMANTAN UTARA 80,9
Persentase bayi baru lahir mendapat IMD sebesar 30,9% dari masih dibawah target tahun 2020
Sumber data dari 32 provinsi dengan cakupan tertinggi Provinsi Malut dan terendah Jawa Timur

SULAWESI UTARA 64,1

SULAWESI TENGAH 63,9
SULAWESI SELATAN 85,8
Cakupan Bayi Baru Lahir mendapat IMD

SULAWESI TENGGARA -
GORONTALO 85,5
SULAWESI BARAT 87,9
MALUKU 20,6
MALUKU UTARA 90,5
PAPUA BARAT -
PAPUA 34,3
INDONESIA 30,9
TARGET 2020: 54%
 •
•
-
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
ACEH -
SUMATERA UTARA 1,4
SUMATERA BARAT 4,2
RIAU 0,4
JAMBI 2,5
SUMATERA SELATAN 0,3
BENGKULU 3,2
LAMPUNG 2,6
BANGKA BELITUNG 4,4
KEPULAUAN RIAU 3,1
DKI JAKARTA 5,4
JAWA BARAT 0,9
JAWA TENGAH 4,3
D I YOGYAKARTA 6,4
JAWA TIMUR 0,4
BANTEN 2,2
BALI 2,8
NUSA TENGGARA BARAT 4,4
NUSA TENGGARA TIMUR 7,9
KALIMANTAN BARAT 4,4
Persentase BBLR sebesar 1,4%, jauh dibawah prevalensi Riskesdas 2018 (6%).

KALIMANTAN TENGAH 2,5

KALIMANTAN SELATAN 3,6
KALIMANTAN TIMUR 4,9
KALIMANTAN UTARA 6,2
SULAWESI UTARA 3,1
SULAWESI TENGAH 4,6
Sumber data dari 31 provinsi dengan persentase tertinggi Provinsi NTT dan terendah Sumatera Selatan

SULAWESI SELATAN 4,8

SULAWESI TENGGARA -
GORONTALO 6,4
Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah

SULAWESI BARAT 4,9

MALUKU 2,7
MALUKU UTARA 1,9
PAPUA BARAT -
PAPUA 4,1
INDONESIA 1,4
TARGET 2020: 5,4%
 •
•
120,0

100,0

20,0
40,0
60,0
80,0

-
ACEH -
SUMATERA UTARA 90,9
SUMATERA BARAT 86,8
RIAU 80,1
JAMBI 90,5
SUMATERA SELATAN 97,8
BENGKULU 94,3
LAMPUNG 93,4
BANGKA BELITUNG 87,8
KEPULAUAN RIAU 96,2
DKI JAKARTA 100,7
JAWA BARAT 45,2
JAWA TENGAH 94,2
D I YOGYAKARTA 92,8
JAWA TIMUR 36,7
BANTEN 69,0
BALI 99,9
NUSA TENGGARA BARAT 94,9
NUSA TENGGARA TIMUR 50,3
KALIMANTAN BARAT 94,4
KALIMANTAN TENGAH 92,9
KALIMANTAN SELATAN 94,3
KALIMANTAN TIMUR 97,1
KALIMANTAN UTARA 77,0
SULAWESI UTARA 97,2
Sumber data dari 31 provinsi dengan cakupan tertinggi Provinsi DKI Jakarta dan terendah Jawa Timur

SULAWESI TENGAH 86,3

SULAWESI SELATAN 94,2
SULAWESI TENGGARA -
Persentase balita gizi kurang mendapat makanan tambahan sebesar 79,3%, sedikit dibawah target tahun 2020.

GORONTALO 99,4
SULAWESI BARAT 86,3
MALUKU 81,3
MALUKU UTARA 77,4
Cakupan Balita Gizi Kurang mendapat Makanan Tambahan

PAPUA BARAT -
PAPUA 92,9
INDONESIA 79,3
TARGET 2020: 85%
 10,0
20,0
40,0
60,0
70,0
80,0
90,0

30,0
50,0

-
ACEH 59,7

•
•
SUMATERA UTARA 53,9
SUMATERA BARAT 70,0
RIAU 38,5
JAMBI 62,5
SUMATERA SELATAN 52,4
BENGKULU 35,8
LAMPUNG 63,6
BANGKA BELITUNG 66,2
KEPULAUAN RIAU 58,7
DKI JAKARTA 35,2
JAWA BARAT 34,8
JAWA TENGAH 44,2
D I YOGYAKARTA 58,4
JAWA TIMUR 71,6
BANTEN 64,3
BALI 72,2
NUSA TENGGARA BARAT 78,4
NUSA TENGGARA TIMUR 76,6
KALIMANTAN BARAT 49,5
KALIMANTAN TENGAH 35,7
KALIMANTAN SELATAN 45,1
KALIMANTAN TIMUR 65,8
KALIMANTAN UTARA 49,1
SULAWESI UTARA 30,1
Sumber data dari 32 provinsi dengan cakupan tertinggi Provinsi NTB dan terendah Sulut

SULAWESI TENGAH 48,6

SULAWESI SELATAN 67,3
SULAWESI TENGGARA -
Persentase bayi 6 bulan mendapat ASI Eksklusif sebesar 48,1%, sudah melebihi target tahun 2020.

GORONTALO 34,0
SULAWESI BARAT 63,5
Cakupan Bayi 6 Bulan mendapat ASI Eksklusif (Lulus)

MALUKU 40,0
MALUKU UTARA 60,7
PAPUA BARAT -
PAPUA 38,9
INDONESIA 48,1
TARGET 2020: 35%
 100,0

10,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0

20,0
30,0
40,0

•
•
ACEH 63,6
SUMATERA UTARA 78,8
SUMATERA BARAT 58,2
RIAU 56,3
JAMBI 65,4
SUMATERA SELATAN 67,3
BENGKULU 35,8
LAMPUNG 72,5
BANGKA BELITUNG 50,7
KEPULAUAN RIAU 40,9
DKI JAKARTA 67,5
JAWA BARAT 40,7
JAWA TENGAH 88,2
D I YOGYAKARTA 81,0
JAWA TIMUR 72,7
BANTEN 61,3
BALI 63,5
Persentase D/S sebesar 62,4%, sudah melebihi target tahun 2020

NUSA TENGGARA BARAT 84,6

NUSA TENGGARA TIMUR 82,1
KALIMANTAN BARAT 51,9
KALIMANTAN TENGAH 40,5
KALIMANTAN SELATAN 44,9
KALIMANTAN TIMUR 40,9
KALIMANTAN UTARA 50,6
SULAWESI UTARA 70,1
Sumber data dari 31 provinsi dengan cakupan tertinggi Provinsi Jawa Tengah dan terendah Papua

SULAWESI TENGAH 60,0

SULAWESI SELATAN 57,5
SULAWESI TENGGARA -
Cakupan Balita ditimbang Berat Badannya (D/S)

GORONTALO 85,5
SULAWESI BARAT -
MALUKU 55,2
MALUKU UTARA

PAPUA BARAT -
PAPUA 16,2
TARGET 2020: 60%

INDONESIA 62,4
 •
•
100,0
120,0

20,0
40,0
60,0
80,0

-
ACEH 97,5
SUMATERA UTARA 85,7
SUMATERA BARAT 92,1
RIAU 81,9
JAMBI 98,1
SUMATERA SELATAN 82,2
BENGKULU 68,4
LAMPUNG 96,6
BANGKA BELITUNG 89,5
KEPULAUAN RIAU 82,8
DKI JAKARTA 98,0
JAWA BARAT 53,4
JAWA TENGAH 99,9
D I YOGYAKARTA 100,0
JAWA TIMUR 80,1
BANTEN 90,6
Persentase K/S sebesar 82,1%, sudah melebihi target tahun 2020. BALI 100,0
NUSA TENGGARA BARAT 111,3
NUSA TENGGARA TIMUR 99,8
KALIMANTAN BARAT 71,1
KALIMANTAN TENGAH 73,0
KALIMANTAN SELATAN 95,3
KALIMANTAN TIMUR 73,8
KALIMANTAN UTARA 103,5
SULAWESI UTARA 97,4
SULAWESI TENGAH 90,8
SULAWESI SELATAN 90,8
Cakupan Kepemilikan Buku KIA/KMS (K/S)

SULAWESI TENGGARA -
GORONTALO 98,2
SULAWESI BARAT -
MALUKU 59,1
MALUKU UTARA

PAPUA BARAT -
PAPUA 31,4
Sumber data dari 31 provinsi dengan seluruh sasaran balita yang sudah mempunyai buku KIA/KMS adalah provinsi DIY, Bali, dan Kaltara

INDONESIA 82,1
TARGET 2020: 60%
 •
•
-
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
100,0
ACEH 83,0
SUMATERA UTARA 81,8
SUMATERA BARAT 84,6
RIAU 59,5
JAMBI 93,4
SUMATERA SELATAN 85,6
BENGKULU 89,5
LAMPUNG 76,6
BANGKA BELITUNG 96,2
KEPULAUAN RIAU 84,0
DKI JAKARTA 70,4
JAWA BARAT 73,4
JAWA TENGAH 82,5
D I YOGYAKARTA 66,0
JAWA TIMUR 70,5
BANTEN 82,4
BALI 82,1
Persentase N/D sebesar 77,2%, masih dibawah target tahun 2020
NUSA TENGGARA BARAT 71,1
NUSA TENGGARA TIMUR 62,6
KALIMANTAN BARAT
Sumber data dari 32 provinsi dengan tertinggi Kep Babel dan terendah Riau

61,6
KALIMANTAN TENGAH 72,4
KALIMANTAN SELATAN 80,3
KALIMANTAN TIMUR 71,3
KALIMANTAN UTARA 60,7
SULAWESI UTARA 89,1
SULAWESI TENGAH 75,9
SULAWESI SELATAN 80,3
Cakupan Balita Naik Berat Badannya

SULAWESI TENGGARA -
GORONTALO 90,1
SULAWESI BARAT 75,1
MALUKU 76,4
MALUKU UTARA 77,8
PAPUA BARAT -
PAPUA 64,8
TARGET 2020: 80%

INDONESIA 77,2
 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
TARGET 2020: 80%

98,8

95,0

98,7

97,4
98,5

98,5
100,0

100,0
100,0

100,0

100,0
100,0

100,0
100,0

100,0

100,0
100,0
100,0

100,0

100,0
100,0

100,0

100,0
94,4
91,9
120,0

91,1

89,6

87,5
100,0

63,1
80,0

60,0
19,9

40,0

20,0
-

-
-
SUMATERA UTARA

JAMBI

MALUKU
LAMPUNG

JAWA TIMUR
ACEH

JAWA TENGAH

D I YOGYAKARTA
BENGKULU

DKI JAKARTA

JAWA BARAT

SULAWESI UTARA

SULAWESI TENGAH
NUSA TENGGARA TIMUR

KALIMANTAN UTARA

PAPUA
RIAU

BANTEN

GORONTALO
BALI

NUSA TENGGARA BARAT

SULAWESI TENGGARA

SULAWESI BARAT
KALIMANTAN TENGAH

INDONESIA
SULAWESI SELATAN

PAPUA BARAT
SUMATERA SELATAN

KEPULAUAN RIAU
BANGKA BELITUNG

KALIMANTAN BARAT

KALIMANTAN TIMUR

MALUKU UTARA
KALIMANTAN SELATAN
SUMATERA BARAT

Perawatan kasus balita gizi buruk

berdasarkan kelompok umur
• Sumber data dari 29 provinsi. Balita gizi buruk mendapat perawatan atau tatalaksana sesuai pada 120 97,9
bayi <6 bulan dan balita 6-59 bulan 100 87,5
80
• Persentase balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 87,5%, dan sudah mencapai target 60
tahun 2020. namun jika dilihat berdasarkan kelompok umur, baita gizi buruk dengan usia <6 40 20,5
20
bulan yang dilakukan tatalaksana gizi buruk dengan rawat inap masih sangat rendah yaitu 20,5%. 0
<6 bulan 6-59 bulan 0-59 bulan
(4.034) (26.262) (30.296)
 •
•
100,0
120,0

20,0
40,0
60,0
80,0

-
ACEH -
SUMATERA UTARA 64,8
SUMATERA BARAT 29,5
RIAU 55,5
JAMBI 71,1
SUMATERA SELATAN 47,1
BENGKULU 14,9
LAMPUNG 79,0
BANGKA BELITUNG 64,3
KEPULAUAN RIAU 45,8
DKI JAKARTA 52,5
JAWA BARAT 42,1
JAWA TENGAH 53,2
D I YOGYAKARTA 41,9
JAWA TIMUR 37,0
BANTEN 57,9
BALI 72,3
NUSA TENGGARA BARAT 38,7
NUSA TENGGARA TIMUR 10,9
KALIMANTAN BARAT 6,9
KALIMANTAN TENGAH 65,4
Sumber data dari 31 provinsi dengan tertinggi provinsi lampung dan terendah Papua

KALIMANTAN SELATAN 17,4

KALIMANTAN TIMUR 22,2
Persentase remaja putri mendapat TTD sebesar 41,0%, masih dibawah target tahun 2020.

KALIMANTAN UTARA 33,1

SULAWESI UTARA 15,0
SULAWESI TENGAH 42,8
Cakupan Remaja Putri Mendapat TTD

SULAWESI SELATAN 76,8

SULAWESI TENGGARA -
GORONTALO 10,4
SULAWESI BARAT 58,5
MALUKU 11,3
MALUKU UTARA 60,8
PAPUA BARAT -
PAPUA 1,0
INDONESIA 41,0
TARGET 2020: 50%
 •
•
100,0
120,0

20,0
40,0
60,0
80,0

-
ACEH 59,7
SUMATERA UTARA 40,5
SUMATERA BARAT 75,4
RIAU 83,8
JAMBI 51,6
SUMATERA SELATAN 52,4
BENGKULU 44,4
LAMPUNG 71,1
BANGKA BELITUNG 61,7
KEPULAUAN RIAU 58,7
DKI JAKARTA 69,2
JAWA BARAT 41,9
JAWA TENGAH 63,8
D I YOGYAKARTA 73,5
JAWA TIMUR 79,3
BANTEN 59,9
BALI 74,7
NUSA TENGGARA BARAT 87,8
NUSA TENGGARA TIMUR 78,0
KALIMANTAN BARAT 58,9
KALIMANTAN TENGAH 45,2
KALIMANTAN SELATAN 64,2
Sumber data dari 32 provinsi dengan tertinggi provinsi NTB dan terendah Gorontalo

KALIMANTAN TIMUR 74,2

KALIMANTAN UTARA 36,8
SULAWESI UTARA 59,6
SULAWESI TENGAH 45,4
SULAWESI SELATAN 66,7
SULAWESI TENGGARA -
GORONTALO 34,0
SULAWESI BARAT 76,7
MALUKU 40,3
Persentase bayi < 6 bulan mendapat ASI, pada recall bulan februari sebesar 56,3%, dan sudah mencapai target tahun 2020.

MALUKU UTARA 79,3

Cakupan Bayi Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif, Februari 2020

PAPUA BARAT -
PAPUA 57,4
TARGET 2020: 40%

INDONESIA 56,3
 100,0
120,0

20,0
40,0
60,0
80,0

•
•
ACEH 94,4
SUMATERA UTARA 88,8
SUMATERA BARAT 92,4
RIAU 80,1
JAMBI 93,9
SUMATERA SELATAN 80,8
BENGKULU 93,3
LAMPUNG 89,1
BANGKA BELITUNG 84,7
KEPULAUAN RIAU 79,0
DKI JAKARTA 90,5
JAWA BARAT 51,7
JAWA TENGAH 98,1
D I YOGYAKARTA 100,0
JAWA TIMUR 90,3
BANTEN 68,7
BALI 98,4
NUSA TENGGARA BARAT 96,4
NUSA TENGGARA TIMUR 92,7
KALIMANTAN BARAT 79,2
KALIMANTAN TENGAH 75,1
Sumber data dari 32 provinsi dengan tertinggi provinsi DIY dan terendah Papua

KALIMANTAN SELATAN 89,7

KALIMANTAN TIMUR 64,9
KALIMANTAN UTARA 77,7
SULAWESI UTARA 92,6
SULAWESI TENGAH 89,8
SULAWESI SELATAN 91,6
Persentase balita mendapat Vitamin A bulan Februari sebesar 77,4%, masih dibawah target tahun 2020

SULAWESI TENGGARA -
GORONTALO 84,7
Cakupan Balita 6 – 59 Bulan Mendapat Vitamin A

SULAWESI BARAT 87,0

MALUKU 69,3
MALUKU UTARA 90,3
PAPUA BARAT -
PAPUA 16,2
INDONESIA 77,4
TARGET 2020: 86%
 Kesimpulan
Diperlukan analisis lanjut untuk memperoleh gambaran
masalah gizi berdasarkan faktor determinan dan korelasi
capaian kinerja gizi dengan proram kesehatan lainnya

Merumuskan strategi pelayanan gizi pada masa

Adaptasi Kebiasaan Baru
 Terima Kasih
bit.ly/PedomanGiziMasyarakat