Panas yang perlu untuk merubah es menjadi air pada temperatur o c adalah 1435
Kcal/mol (79 Kcal/Kg) sama dengan panas yang perlu untuk menaikkan temperatur
air dari 20 c ke 100 c, sebaliknya untuk merubah air 0 c menjadi es 0 c membuang
panas 79,7 Kcal/Kg.
Molekul air
Air merupakan senyawa kimia. Senyawa dapat diartikan sebagai gabungan dari
beberapa unsur kimia (atom). Rumus kimia air adalah H2O, yang berarti gabungan
dari 2 atom Hidrogen (H) dan 1 atom Oksigen (O).
Sehingga terjalin ikatan antara molekul air, yang dikenal dengan ikatan Hidrogen.
Air memiliki sifat yang unik dibandingkan dengan zat lain, umumnya benda lain
memiliki masa jenis (Rho) yang besar dalam bentuk padat, tapi tidak dengan air.
Pada suhu 4 °C air memiliki masa jenis TERBESAR, pada bentuk cair. Bila suhu
diturunkan masa jenisnya kembali mengecil,
Air akan mulai membeku jika molekulnya tidak memiliki lagi cukup energi untuk
melepaskan diri dari ikatan atom hidrogen (H). Pada 0°C mulailah terbentuk ikatan-
ikatan yang kuat, dimana setiap atom Oksigen (O) secara tetraedris dikelilingi oleh
4 atom Hidrogen (H).
Yang pada mulanya ikatan molekul air tidak erat, akhirnya menjadi suatu kristal
yang bolong-bolong (cluster).
Akibatnya air dalam fase padat (es) ini mengambil bentuk volume yang besar.
Pertambahan volumenya hingga mencapai 10 %, masa jenisnya juga berkurang
10% (menjadi lebih ringan).
Struktur air
Setiap molekul terhubung ke 3-4 molekul yang lain melalui ikatan hydrogen
Struktur es(dibawah)
Air mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam melarutkan bahan” karena
mempunyai nilai dipole moment yang tinggi dan sifat polar alami. Untuk mana air
dapat menyebabkan senyawa elektrolit terdisosiasi menjadi ion-ion (+) dan (-).
Disamping itu air juga dapat melarutkan senyawa seperti gula karena struktur gula
yang juga sama dengan air dapat menghasilkan ikatan hidrogen.
Dissolution ( kelarutan) = jumlah maksimal solute yang dapat larut dalam solvent
dalam kondisi tertentu.
Kelarutan bahan mudah larut dalam air akan naik dengan menaikkan
temperature
Kelarutan bahan sulit larut dalam air akan mengendap dengan kenaikkan
temperature Ex : CaCO3 ( Boiler )
Normailty adalah gr ekuivalen dari solute yang akan dilarutkan dalam 1 liter
pelarut, dalam hal ini air, bila dilarutkan 1 gr mol solute dalam 1 liter air artinya
mempunyai 1 N.
Eca = gram ekuivalen CaCO3 (50), dari BM CaCO3 (100), Ca2+, sehingga gr ekuivalen
= 50
Masalah utama pada boiler yang disebabkan oleh air adalah pembentukan scale,
sebagai contoh pengen dapan senyawa “hardness” CaCO3 pada permukaan metal
pada tube, yang kalau tidak dibersihkan akan bertambah tebal dan menjadi keras
sehingga akan mebuat tube pada bolier plugging dan menghambat transfer panas.
Efisiensi boiler akan drop ( scale 3mm efisiensi turun 2-3% ) kekuatan pipa akan
berkurang dan bursting bisa terjadi ( pipa carbon steel 450 c kekuatan 50-60% ).
Dan berarti juga penambahan panas akan menaikkan pemakaian bahan bakar
sehingga menaikkan cost produksi.
Kerak Mg silikat banyak ditemui pada LP Boiler dimana jumlah Mg cukup banyak
untuk bergabung dengan ica silikat : Mg2+ +OH- Mg(OH)+
H2SiO3 H+ + HSiO3-
Scale menciptakan problem dalam operasi boiler karena pada umumnya punya
konduktifitas panas yang rendah, sehingga efisiensi boiler turun. Karena untuk
mencapai temperature tertentu suhu dari sumber panas ( dinding api ) harus lebih
tinggi dari dinding air.
Faktor yang dapat membuat korosi ( pH, gas terlarut(O2,CO2 dll), temperature,
kecepatan aliran air.
Proses Korosi adalah suatu reaksi oksidasi-reduksi, bila metal dimasukan kedalam
air, metal akan dioksidasi , dan pereduksi disini adalah ion H+. itulah sebabnya
dengan mudah dapat dimengerti bahwa metal yang umum seperti besi akan
mengalami korosi atau lebih mudah larut dalam larutan asam yang mana
mempunyai ion H+ lebih banyak.
Korosi adalah proses elektrokimia yang secara sederhana dapat ditulis: Fe Fe2+ +
2e-
Ketika besi mengalami korosi didalam air murni, bahkan embun ion OH- dibebaskan
sampai metal dan air mencapai kesetimbangan pada Ph >9, dimana semua asam
menghilang. Selanjutnya didalam air terjadi reaksi: Fe2+ + 2OH- Fe (OH )2 Ferro
hidroksida ini kemudian bereaksi dengan oksigen terlarut dan air memproduksi Ferri
hidroksida Sebagai berikut: 4Fe (OH)2 + O2 + 2H2O 4Fe (OH)3
Air didalam industry bila masih mengandung oksigen terlarut = proses pengkaratan
Kedua proses terjadi di 2 tempat berbeda karena adanya kelainan dari keadaan
logam misalnya : “Kekotoran”, Irregularity, kelainan proses produksi pipa.
• Pembentukan ion Fe2+ sebagai hasil oksidasi,dan lokasi disebut point anoda
• Pembentukan ion OH- sebagai hasil reduksi oksigen O2 yang terdapat dalam
air, lokasi terjadinya reduksi disebut sebagai point katoda
e- yang dilepaskan dipoint anoda kemudian mengalir melalui logam kepoint yang
lain dimana O2 yang terlarut didalam air bersinggungan dengan logam dan dapat
direduksi pada point tersebut sehingga point tersebut menjadi point katoda.
Kemudian ion-ion tersebut berdifussi satu sama lain membentuk hydrateiron (II)
oxide yang selanjutnya mengalami oksidasi membentuk karat Fe2O3.3H2O sbb:
Kadang-kadang bias juga ditemukan Fe3O4 didalam karat besi karena reaksi antara
FeO dengan Fe2O3: FeO.H2O + Fe2O3.3H2O Fe3O4.nH2O ( magnetic iron )
• Pada point anoda terlihat bahwa besi dilarutkan oleh air Boiler,sehingga
• Pada point katoda tidak ada proses pelarutan metal oleh air
Ini berarti bahwa potensial oksidasi dari bagian besi ( pada point anoda ), lebih
besar dibanding bagian “Irregularity” ( yang menghasilkan point katoda )
Berarti bila kita melekatkan logam X ( dengan potensial oksidasi lebih tinggi ) ke
besi maka logam X akan mengalami oksidasi ( point Anoda ), dan besi ( dengan
potensial oksidasi lebih rendah ) akan menjadi katoda dan mengalami reduksi,
sehingga tidak larut dalam air.
Salah satu cara memprotek logam dengan menggabungkan logam lain sebagai
korban.