Anda di halaman 1dari 9

BAB II

2.1 dasar teori


Konsep kebidanan sendiri merupakan suatu kerangka dalam bidang
keilmuan bidan yang meliputi dan membahas mengenai definisi bidan, paradigma
kebidanan, standart profesi bidan , patient safety, nilai-nilai profesi, tugas peran
dan fungsi bidan, pengembangan profesi dan karir, pelayanan kebidanan,
serta manajemen kebidanan.
2.1.1 manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah
ibu dan khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
individu, keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2005).
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi (Buku 50 tahun IBI, 2007).
Langkah – langkah pada manajemen kebidanan antara lain :
1. Pengumpulan Data Dasar
Data diperoleh dengan cara : Anamnesa, Pemeriksaan fisik sesuai dengan
kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, Pemeriksaan khusus ,Pemeriksaan
penunjang.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini kita akan melakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang telah dikumpulkan pada
pengumpulan data dasar.
3. Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita akan mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa
potensial berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dapat dilakukan pencegahan. Pada
langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial
tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga
merumuskan tindakan antisipasi penanganan agar masalah atau diagnosa potesial
tidak terjadi.
4. Mengidentifikasi Perlunya Tindakan Segera Oleh Bidan / Dokter
Pada langkah ini kita akan mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan /
dokter dan, atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan
kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan.
5. Merencanakan Asuhan Secara Menyeluruh yang Ditentukan Oleh Langkah
Sebelumnya.
Pada langkah ini kita harus merencanakan asuhan secara menyeluruh yang
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah teridentifikasi atau
diantisipasi pada langkah sebelumnya.
6. Rencana Asuhan Menyeluruh
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan efisien.
7. Evaluasi Keefektifan Asuhan
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan
masalah.
2.1.2 Tugas, peran dan fungsi bidan
a. peran bidan
Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai :
1. Peran Sebagai Pelaksana
- tugas mandiri
- tugas kolaborasi
- tugas ketergantungan
2. Peran Sebagai Peneliti/Investigator
3. Peran Sebagai Pendidik
4. Peran Sebagai Pengelola
b. Fungsi Bidan
Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan diatas, maka fungsi bidan
adalah sebagai berikut :
- Fungsi Pelaksana
- Fungsi Pengelola
- Fungsi Pendidik
- Fungsi Peneliti
2.1.3 pengembangan profesi dan karir
Pengembangan karir bidan adalah perjalanan pekerjaan seseorang dalam
organisasi sejak diterima dan berakhir pada saat tidak lagi bekerja diorganisasi
tersebut.
Menurut Mondy yaitu meliputi aktivitas-aktivitas untuk mempersiapkan seorang
individu pada kemajuan jalur karir yang direncanakan.
- Prinsip pengembangan karir:
a. Pekerjaan itu mempunyai pengaruh terhadap pengembangan karir.
b. Bentuk skill yang dibutuhkan ditentukan permintaan pekerja.
c. Pengembangan hanya terjadi jika individu belum memperoleh skill yang
sesuai dengan tuntutan pekerjaan
d. Waktu yang dibutuhkann dapat direduksi/dikurangi
- Pengembangan karir terdiri dari :
a. Perencanaan karir
b. Manajemen karir
- Tujuan pengembangan karir
a. Mendapatkan persyaratan menempati posisi/jabatan tertentu.
b. Mengusahakan pengembangan karir karena tidak otomatis tercapai,
terganutng pada lowongan/jabatan, keputusan dan tergantung presensi
pimpinan.
- Perkembangan Karir Profesi Bidan
a. Pendidikan Lanjut usaha untuk meningkatkan kemampuan teknisi,
hubungan antar manusia dan moral. Pengembangan pendidikan indonesia sudah
dirancang secara berjenjang dan berlanjut. contoh : program DIII dan DIV
kebidanan.
b. Job Fungsional
kedudukan yang menunjukkan tugas, kewajiban hak serta wewenang PNS. Jenis
di bidang kesehatan: Dokter, Dokter gigi, Perawat, Bidan, Apoteker, Asisten
apoteker, Pengawas farmasi makanan dan minuman, Pranata laboratorium, dll.
c. Karir fungsional
pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan
fungsional melalui pendidikan berkelanjutan dan hasil akhirnya dapat
meningkatkan kemampuan profesional bidan dan melaksanakan fungsinya.fungsi
bidan: pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti.
- Misi pendidikan berkelanjutan kebidanan, yaitu:
a. Mengembangkan pendidikan berkelanjutan berbentuk ”sistem”.
b. Membentuk unit pendidikan bidan di tingkat pusat, provinsi, daerah,
kabupaten, dan cabang.
c. Membentuk tim pelaksana pendidikan berkelanjutan.
d. Mengadakan jaringan dan bekerjasama dengan pihak terkait.
- Tujuan pendidikan berkelanjutan kebidanan, yaitu:
a. Pemenuhan standar
b. Meningkatkan produktivitas kerja
c. Efisiensi
d. Meningkatkan kualitas pelayanan
e. Meningkatkan moral
f. Meningkatkan karier
g. Meningkatkan kemampuan konseptual
h. Meningkatkan kemampuan kepemimpinan
i. Imbalan
j. Meningkatkan kepuasan konsumen
k. Pendidikan formal dan non formal
2.1.4 paradigma kebidanan
Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberikan
pelayanan.
- Komponen paradigma kebidanan :
1. Manusia
2. Lingkungan
3. Perilaku
- perilaku profesional dari bidan mencakup:
1. Dalam menjalangkan tugasnya berpegang teguh pada filosofi etika profesi
dan aspek legal.
2. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputuisan klinik yang
dibuatnya.
3. Senangtiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan
mutakhir secara berkala .
4. Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit
dan strategi pengendalian infeksi.
5. Menggunakana konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan
kebidanan
6. Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktik
kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode paska persalinan, bayi baru lahir dan
anak.
7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerjasama dengan kaum perempuan
atau ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasiakan
tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya
mereka bertanggungjawab atas kesehatan sendiri.
8. Menggunakan keterampilan komunikasi
9. Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan ibu dan keluaraga
10. Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.
11. Pelayanan kebidanan
- Manfaat paradigma dikaitkan dengan asuhan kebidanan
Bidan memiliki peran unik dalam memberi pelayanan kesehatan bagi ibu
dan anak, yakni saling melengkapi dengan tenaga kesehatan profesional lainnya.
Tugas bidan adalah memberi pelayanan atau asuhan kebidanan. Pelayanan dan
asuhan kebidanan berfokus pada ibu dan balita. Bidan dapat melakukan pelayanan
atau asuhan pada kasus-kasus patologi sesuai dengan kewenangannya. Memberi
pelayanan kebidanan pada keluarga berencana juga merupakan tugas bidan. Setiap
kegiatan bidan untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, mengobati
serta memulihkan kesehatan ibu dan anak sesuai dengan kewenangannya,
dilakukan melaliu asuhan atau pelayanan kebidanan.
2.1.5 standart profesi bidan
1. metode asuhan
2. pengkajian data
3, diagnose
4, rencana asuhan
5.tindakan
6, partisipasi klien
7, pengawasan
8, evaluasi
9,dokumentasi
2.1.6 Patient safety
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem yang diterapkan
untuk mencegah terjadinya cedera akibat perawatan medis dan kesalahan
pengobatan melalui suatu sistem assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan
faktor risiko, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dan tindak lanjut
dari insident serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
(Dep Kes RI, 2006). Keselamatan pasien merupakan suatu sistem untuk mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (TKPRS RSUP
Sanglah Denpasar, 2011). Taylor, et al. (1993) mengungkapkan bahwa
keperawatan merupakan profesi yang berfokus kepada pelayanan dan bertujuan
membantu pasien mencapai kesehatannya secara optimal. Oleh karena itu pada
saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, perawat harus mampu
memastikan bahwa pelayanan keperawatan yang diberikan mengedepankan
keselamatan. Perawat harus memiliki kesadaran akan adanya potensi bahaya yang
terdapat di lingkungan pasien melalui pengidentifikasian bahaya yang mungkin
terjadi selama berinteraksi dengan pasien selama 24 jam penuh, karena
keselamatan pasien dan pencegahan terjadinya cedera merupakan salah satu
tanggung jawab perawat selama pemberian asuhan keperawatan berlangsung.
- Tujuan Sistem Keselamatan Pasien
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya Kejadian Tak Diharapkan (KTD)
4. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD
 2.1.7 nilai – nilai profesi bidan
A. Nilai dan Kepercayaan Bidan
 Nilai dan kepercyaan bidan :
1. Respek terhadap individu dan kehidupannya.
2. Fokus pada wanita dalm proses childbirth.
3. Keterpaduan yang merefleksikan kejujuran dan prinsip moral.
4. Keadilan dan kebenaran.
5. Menerapkan proses dan prinsip demokrasi.
6. Pengembangan diri diambil dari pengalaman hidup dan proses pendidikan.
7. Pendidikan kebidanan merupakan dasar dari praktik kebidanan.
 Kepercayaan yang harus dipegang oleh profesi bidan :
1. Setiap ibu adalah individu yang memiliki hak, kebutuhan, harapan, dan
keinginan.
2. Adanya profesi kebidanan yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi
kondisi kehamilan dan pelayanan yang diberikan pada wanita dan keluarganya
pada proses persalinan.
3. Kesehatan yang akan datang tergantung pada kualitas asuhan yang diberikan
pada calon ibu, calon ayah dan bayi.
4. Ibu dan bayi membutuhkan sesuatu yang bernilai sesuai dengan kebutuhannya.
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggungjawab
praktek profesi bidan dalam sistim pelayanan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan
masyarakat dan keluarga.
standar pelayanan kesehatan meliputi 4 standar yang dikolompokkan sebagai
berikut
1). Standar pelayanan umum
Terdapat dua pelayanan standar sebagai berikut :
a Persiapan untuk keluarga sehat.
b. Pencatatan
2). Standar Pelayanan antenatal
Terdapat 6 standar pelayanan antenatal sebagai berikut
a). Identifikasi ibu hamil
b). Pemeriksaan dan Pemantauan antenatal.
c. Palpasi abdominal
d.Pengelolaan anemia pada kehamilan
e. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
f. Persiapan persalinan
3). Standar Pertolongan Persalinan
Terdapat 4 standar pertolongan persalinan, yaitu: (Depkes RI, 1998).
a). Asuhan saat persalianan
b). Persalinan yang aman
c). Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat
d). Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi
4). Standar pelayanan Nifas
Terdapat 3 standar dalam pelayanan nifas sebagai berikut: (Depkes RI, 1999).
a). Perawatan bayi baru lahir
b). Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan
c). Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
5). Standar Pelayanan Kegawatan Obstetri Neonatal
Terdapat 10 standar dalam penanganan kegawatan obstetri dan neonatal sebagai
berikut:
a). Penanganan perdarahan pada kehamilan
b). Penanganan kegawatan pada eclamsia
c). Penanganan kegawatan partus lama/macet
d). Persalinan dengan forsef rendah
e). Persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktor
f). Penaganan retensio plasenta
g). Penanaganan perdarahan postpartum primer
h). Penanganan perdarahan postpartum sekunder
i).Penanganan sepsis puerperalis
j). Penanaganan asfeksia

Anda mungkin juga menyukai