Anda di halaman 1dari 3

Hasil Analisa

Dalam hal ini, yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap nilai
Objek Pajak versi Majelis, setelah memperhitungkan terhadap koreksi oleh Majelis. Banding
tersebut diajukan terhadap nilai objek PPh Pasal 26 Tahun Pajak 2008 versi keputusan
Terbanding atas keberatan Pemohon Banding sebelum diajukannya banding.

Nilai objek pajak yang mendasari keputusan terbanding adalah sebagai berikut:

Nilai objek Dibatalkan


Nilai objek
NO Macam/Jenis Objek versi oleh majelis
versi majelis
terbanding sebagai objek

Objek PPh Pasal 26


1 3.442.112.048 3.442.112.048 0
disengketakan

Objek PPh Pasal 26 tidak


2 4.118.544.530 0 4.118.544.530
disengketakan

Total 7.630.656.578 3.442.112.048 4.118.544.530

Dari nilai objek pajak tersebut, menurut Terbanding dikenakan tarif 20% atas Objek
Pajak PPh Pasal 26 berupa pembayaran royalti sebesar Rp.4.188.544.530, karena
Pemohon Banding tidak menunjukkan Surat Keterangan Domisili dari otoritas perpajakan
dari negara di tempat perusahaan lawan transaksi berdiri, sedangkan menurut Pemohon
Banding, mereka memiliki Surat Keterangan Domisili dari otoritas perpajakan dari negara di
tempat perusahaan lawan transaksi berdiri.

Dalam persidangan tersebut, diperoleh keterangan dari Terbanding bahwa Surat


Keterangan Domisili dari masing-masing negara tempat penerima penghasilan berdomisili
baru disampaikan oleh Permohon Banding pada saat proses keberatan sehingga Surat
Keterangan Domisili tersebut tidak dapat dipertimbangkan karena seharusnya Surat
Keterangan Domisili tersebut disampaikan pada saat pemeriksaan.

Sehingga dari hal tersebut, terciptalah sebuah sengketa terhadap penerapan tarif,
dimana Terbanding berpendapat bahwa atas Objek Pajak tersebut dikenakan tarif umum
PPh Pasal 26 sesuai UU PPh sebesar 20% terhadap pembayaran penghasilan ke luar
negeri karena Pemohon Banding tidak dapat menunjukkan Surat Keterangan Domisili dari
masing-masing negara tempat penerima penghasilan berdomisili, sedangkan Pemohon
Banding berpendapat penerapan tarif dengan menggunakan tarif sesuai Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda antara Indonesia dengan masing-masing negara tempat
penerima penghasilan berdomisili karena Pemohon Banding dapat menunjukkan Surat
Keterangan Domisili dari masing-masing negara tempat penerima penghasilan berdomisili.

Majelis lalu melakukan penelitian, dan berdasarkan penelitian Majelis terhadap bukti
P-9 dan P-12 diketahui otoritas perpajakan dari United Kingdom menyatakan Fosroc
International Ltd. adalah residen dari United Kingdom dan otoritas perpajakan dari United
Arab Emirate menyatakan JMH Merlin adalah residen dari United Arab Emirate.

Atas penelitian tersebut, Majelis berpendapat bahwa Surat Keterangan Domisili aquo
seharusnya dipertimbangkan Terbanding pada saat proses keberatan karena merupakan
data dan informasi yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Pemohon Banding dari
pihak ketiga. Hal tersebut dijelaskan dalam Pasal 26A ayat (4) Undang-undang Nomor 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2000, yang menyatakan bahwa “Wajib Pajak yang mengungkapkan
pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dalam proses keberatan yang
tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada saat
pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data,
informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian
keberatannya”.

Dari hal tersebut bisa disimpulkan bahwa Pemohon Banding dapat menunjukkan
bahwa Fosroc International Ltd. adalah residen dari United Kingdom dan JMH Merlin adalah
residen dari United Arab Emirate sehingga penerapan tarif adalah sesuai dengan Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda (P3B) aquo. Selanjutnya berdasarkan bukti/dokumen yang
diajukan dalam persidangan, keterangan para pihak, dan keyakinan Hakim, Majelis
berkesimpulan pengenaan tarif oleh Terbanding sebesar 20% tidak dapat dipertahankan.

Diperoleh nilai koreksi pajak yaitu sebagai berikut:

Dasar Pengenaan Pajak


Macam/Jenis Objek
Versi Terbanding Versi Majelis

Biaya Royalti 4.188.544.530 4.188.544.530

Tarif PPh Pasal 26

Versi Terbanding Versi Majelis

Biaya Royalti 20% 10%

PPh

Versi Terbanding Versi Majelis

Biaya Royalti 837.708.906 418.854.453

Berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berketetapan untuk


menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002
tentang Pengadilan Pajak, untuk mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding,
sehingga penghitungan PPh Pasal 26 Masa Pajak Januari-Desember 2008 menjadi sebagai
berikut:

Dasar Pengenaan Pajak 4.188.544.530

PPh Pasal 26 Terutang 418.854.453

Kredit Pajak 418.854.453


PPh Pasal 26 kurang/lebih dibayar 0

Kesimpulan Analisa

Pokok sengketa diatas adalah pengajuan banding terhadap nilai Objek Pajak versi
Majelis, setelah memperhitungkan terhadap koreksi oleh Majelis. Banding tersebut diajukan
terhadap nilai objek PPh Pasal 26 Tahun Pajak 2008 versi keputusan Terbanding atas
keberatan Pemohon Banding sebelum diajukannya banding.

Sengketa terjadi karena dari nilai objek pajak yang ada, menurut Terbanding
dikenakan tarif 20% atas Objek Pajak PPh Pasal 26 karena Pemohon Banding tidak
menunjukkan Surat Keterangan Domisili dari otoritas perpajakan dari negara di tempat
perusahaan lawan transaksi berdiri, sedangkan menurut Pemohon Banding, mereka
memiliki Surat Keterangan Domisili dari otoritas perpajakan dari negara di tempat
perusahaan lawan transaksi berdiri.

Lalu dilakukanlah penelitian oleh Majelis, dan diketahui otoritas perpajakan dari
United Kingdom menyatakan Fosroc International Ltd. adalah residen dari United Kingdom
dan otoritas perpajakan dari United Arab Emirate menyatakan JMH Merlin adalah residen
dari United Arab Emirate, sehingga penerapan tarif adalah sesuai dengan Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda (P3B) aquo. Selanjutnya berdasarkan bukti/dokumen yang
diajukan dalam persidangan, keterangan para pihak, dan keyakinan Hakim, Majelis
berkesimpulan pengenaan tarif oleh Terbanding sebesar 20% tidak dapat dipertahankan.

Hingga akhirnya Majelis berketetapan untuk mengabulkan seluruhnya banding


Pemohon Banding.

Anda mungkin juga menyukai