Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Seni Rupa,Volume 07 Nomor 03 Tahun 2019, 142-150

SERBUK KAYU: RUANG ALTERNATIF SENI RUPA KONTEMPORER DI SURABAYA

Mohammad One Abdillah


e-mail: owanisme@gmail.com
Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya

Djuli Djatiprambudi
e-mail : djulip@yahoo.com
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengkaji ruang aternatif komunitas Serbuk Kayu yang meliputi (1) latar belakang
didirikanya ruang alternatif komunitas Serbuk Kayu, (2) bentuk kegiatan yang dilakukan di ruang
alternative Komunitas Serbuk Kayu, (3) bagaiman eksistensi ruang alternatif Serbuk Kayu. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah Anggota
Serbuk Kayu serta beberapa pelaku seni yang menjadi pemerhati ruang alternatif komunitas Serbuk Kayu.
Teknik pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian dan
pembahasan menunjukkan bahwa: (1)Latar belakang Ruang alternatif yang diinisiasi oleh Serbuk Kayu
adalah ruang yang muncul akibat akumulasi, kendala perihal kegiatan ruang, dan salah satu bentuk
militansi komunitas serbuk kayu untuk memenuhi visi dan misinya.(2) Kagiatan yang dibuat oleh
komunitas Serbu Kayu di ruang alternatif yang dimiliki meliputi; pameran, diskusi, dan residensi. Ruang
alternatif komunitas Serbuk Kayu (3) Eksistensi Ruang alternatif Serbuk Kayu tidak pernah menetap di
satu tempat dalam rentang waktu yang lama, hal ini dikarenakan ruang yang digunakan oleh Serbuk Kayu
adalah ruangan yang di dapat dari menyewa sehingga panjang waktu ruang di suatu tempat akan
menyesuaikan panjang waktu sewa tempat tersebut. Karena alasan itu pula ruang alternatif Serbuk Kayu
sering berpindah dan berganti nama, namun masih berpegang pada visi dan misi yang sama. Berdasarkan
hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Dari ketiga jenis kegiatan yang dibuat oleh Serbuk Kayu, Serbuk
Kayu malakukan kegiatan seninya dalam upaya untuk mendistribusikan seni sebagai ilmu pengetahuan,
dan pelaku seni di atau bahkan masyarakat umum mampu memiliki pemahaman yang lebih menggenai
seni rupa, dan pola-pola kerja yang terjadi. Meskipun tidak selalu berada di satu tempat dalam waktu lama
namun semangat militansi komunitas Serbuk Kayu menjadi sebuah pengerak tetap berjalannya ruang.

Kata kunci : Ruang Alternatif, komunitas seni rupa, Serbuk Kayu, Seni Rupa Kontemporer

ABSTRACT
This purpose of this research is to analyze the alternative space that initiated by Serbuk Kayu art collective
which includes (1) the background of the establishment of an alternative space initiated by Serbuk Kayu art
collective, (2) the form of activities carried out in an alternative space created by Serbuk Kayu art
collective, (3) how the existence of Serbuk Kayu alternative space exists. This research uses qualitative
methods with descriptive approach. Subjects in this research were members of the by Serbuk Kayu art
collective and several art practitioners who became observers of the alternative space initiated by Serbuk
Kayu art collective. Data collection techniques through interviews, documentation, and observation. The
results of the research and discussion show that: (1) Background Alternative spaces initiated by Serbuk
Kayu art collective are spaces that arise due to accumulation, constraints regarding space activities, and one
form of by Serbuk Kayu art collective militancy to fulfill its vision and mission. Activities made by Serbuk
Kayu art collective in an alternative space includes; exhibitions, discussions, and residencies. (3)
Alternative space initiated by Serbuk Kayu art collective has never been in one place in a long time, this is
because the space used by by Serbuk Kayu art collective is a house that is obtained from renting so that the
length of time-space will adjust the length of rental duration. For this reason, the alternative space initited
by by Serbuk Kayu art collective is often changed and renamed, but still adheres to the same vision and
mission. Based on the results of the research, it can be concluded that of the three types of activities made
by by Serbuk Kayu art collective, by Serbuk Kayu art collective performs its artistic activities in an effort
to distribute art as knowledge, and art actors in or even the general public are able to have a better
understanding of visual arts, and the newest work patterns that occur. Although it is not always in one
place for a long time, the spirit of the by Serbuk Kayu art collective militancy has become a constant drive
for space.

Keywords: Alternative Space, art community, Serbuk Kayu, Contemporary Art

142
Serbuk Kayu; Ruang Alternatif Seni Rupa Kontemporer di Surabaya

sebagai tempat mereka melakukan distribusi seni atau


LATAR BELAKANG
pengetahuan seni itu sendiri, untuk mulai membangun
Perkembangan seni rupa kontemporer di Indonesia arus mereka sendiri tanpa harus secara penuh terlibat
semakin pesat karena berkembangnya metode penciptaan dalam arus mainstream seni rupa.
karya yang merespon masalah yang terjadi dalam konteks Komunitas, diartikan Sebagai hubungan diantara
sosial atau masalah yang benar terjadi di tengah-tengah sebuah kumpulan orang-orang dalam lokasi tertentu,
masayarakat, bukan hanya isu kontemplatif yang hanya yang melampaui pengakuan yang biasa (John G. Bruhn,
bermuara pada pikiran seniman saja. Perkembangan ini 2011)
pula yang menjadi landasan kenapa seniman merasa perlu Ada empat aspek dalam pemahaman tentang
untuk menciptakan sebuah ruang yang dapat komunitas. Yang pertama adalah “perasaan
dipergunakan secara leluasa untuk berkegiatan. keanggotaan”, menjadi bagian dalam tim. Aspek kedua
Berkegiatan dan membuat koneksi dengan masyarakat “pengaruh”, kepercayaan sebagai anggota tim, bahwa
sebagai subjek penciptaan karyanya. seseorang memiliki beberapa tingkat kekuatan dan
Kemunculan seni rupa kontemporer Indonesia sejak membuat sebuah perbedaan untuk hasilnya. Ketiga
tahun 1970-an, dan mulai jelas terlihat melalui adalah “integrasi dan pemenuhan kebutuhan”. Yaitu
pemberontakan pada tahun 1980-an yang berpangkal bahwa orang bisa “melengkapi” tim melalui keterampilan
dan kemampuan masing-masing. Terakhir adalah aspek
pada upaya merombak prinsip-prinsip seni rupa modern
“hubungan emosiaonal bersama”, dimana seseorang
(Supriyanto, 2008:12). Seni rupa modern memiliki
merasa baik ikut berpartisipasi dalam upaya bersama dan
elemen; seniman , karya seni, kolektor, art dealer, editor
untuk menikmati penerimaan dari anggota tim yang lain
jurnal/media massa, kritikus, sejarawan, (direktur)
(Mcmillan & Chavis, 1986:9).
museum, galeri, dewan kesenian, taman budaya, balai
Dalam praktek seni rupa ruang adalah salah satu
lelang, ruang (komunitas) seni, lembaga dokumentasi,
elemen yang sangat fundamental, ruang menjadi muara
kurator, sebuah jaringan atau art world telah dinilai tempat berbagai kegiatan seni rupa diselengarakan
lengkap yang terbentuk selama ini. Namun dengan seperti; pameran, diskusi, seminar, dan lain sebagainya.
adanya wacana kontemporer yang memunculkan karya Dewasa ini ruang memang bukan hanya dimaknai
dari permasalahan yang terjadi di masyarakat, maka sebagai ruangan yang memiliki batas tembok, tapi ruang
masyarakat adalah elemen yang merupakan bagian dari dapat dimaknai sebagai lokus kegiatan tanpa ada sekat
art world yang perlu bersingungan dengan berbagai yang nyata, hanya batas berupa kesepakatan atau
aktifitas seni rupa. pemahaman terhadap ruang yang dituju.
Seiring masuknya era seni rupa kontemporer yang Ruang dalam konteks sederhana dapat dibendakan
mengusung berbagai jenis genre seni rupa, banyak dari dalam wujud galeri, dimana galeri sudah memiliki bentuk
pelaku seni berusaha keluar dari medan sosial seni yang fisik yang jelas sehingga dapat dipergunakan dengan
telah mapan dan mulai membangun sebuah ekosistem leluasa untuk berbagai kegiatan seni rupa. Galeri yang
sendiri diluar medan sosial seni. Penggunaan istilah memiki bentuk fisik yang baik dan dapat digunakan
“kontemporer” sebagai pengganti “modern” secara sebagai tempat berkegiatan seni rupa biasanya adalah
historis sesunguhnya tidak hanya mengindikasikan hasrat milik swasta dan pemerintah. Masalah yang mungkin
untuk terus-menerus menjadi relevan dengan kenyataan- terjadi saat seniman akan berkegiatan digaleri yang bukan
kenyataan “sezaman” tapi juga untuk mengidentifikasi miliknya sendiri adalah akan terjadi pembatasan terhadap
suatu praktik seni yang berbeda dengan “yang modern” karya yang dibuat, seperti tembok tidak dapat dilubangi,
(Smith, 2009: 1). tembok tidak dapat dicat, dan lain sebagainya.
Di Surabaya hanya ada beberapa galeri swasta dan
Semangat bereksperimen dan berubah dalam konteks
galeri yang dikelola oleh pemerintah. Galeri swasta
‘kontemporer’ ini diungkapkan oleh Mochtar Apin dalam
seperti Orasis, Emitan, dan AJBS, sedangkan galeri yang
katalog pameran “Grup 18” (18-27 agustus 1971) di
dikelola pemerintah seperti GALERI Surabaya dan
Jakarta. Bagi Mochtar Apin, Berkarya tidaklah
Galeri Prabangkara. dengan berbagai syarat dan pembatas
didasarkan atas titik-tolak tahu-positif, tetapi merupakan
terhadap ruang maka banyak seniman muda yang mulai
suatu proses yang berkembang dengan lambatnya sambil
menginisiasi ruangnya sendiri seperti halnya salah
meraba-meraba, yang sadar. Dan seluruh aktivitas ini
satunya komunitas Serbuk Kayu surabaya untuk dapat
merupakan eksperimen.
digunakan sebagai tempat berkegiatan seni rupa.
Salah satu contoh pelaku eksperimen pada era
Munculnya ruang alternatif dapat dimaknai sebagai
kontemporer yang banyak kita jumpai adalah munculnya
simbol penentangan dari dominasi galeri yang sudah ada
kelompok atau komunitas seni yang menginisiasi ruang,
dan mapan. Karena telah dianggap membatasi dan

143
Jurnal Seni Rupa,Volume 07 Nomor 03 Tahun 2019, 142-150

menghambat gerak kerja seorang seniman untuk


melangkah lebih maju dan mendapatkan sebuah nama
atau diakui didalam arus medan seni rupa melalui
kegiatan-kegiatan yang ekperimental.
Sebagai contoh, munculanya ruang alternatif terkait
dengan permasalah ruang juga terjadi di kota Yogyakarta.
Di Yogyakarta munculnya ruang alternatif ini menjadi
sebuah solusi dan menjadi muara kesempatan bagi
seniman-seniman untuk berekpresi dan pada akhirnya
ruang ini menjadi tempat lahirnya seniman-seniman kuat
dan memiliki nama besar.
Komunitas seni yang menginisiasi sebuah ruang
biasanya adalah bentuk komunitas yang bekerja secara
kolektif, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa ada
bentuk-bentuk kerja komunitas seni yang lainya, yang
juga menginisiasi sebuah ruang alternatif, namun dalam
ruang lingkup medan seni di Surabaya penulis lebih
banyak mendapati ruang alternatif yang dihidupi oleh
kelompok-kelompok kolektif secara mandiri. Demi
menghidupkan dan mengembangkan sebuah ruang
alternatif yang difungsikan sebagai sebuah ekosistem Gambar 1. Bagan alur terbentuknya ruang Serbuk Kayu
yang dapat menguntungkan bagi pelaku seni yang ingin
melangkah maju tanpa harus mengikuti alur masive seni METODE PENELITIAN
rupa atau menunggu karyanya masuk ke dalam medan Metode Penelitian dimaksudkan untuk metode
seni yang terdapat sebuah sistem kapital seni yang cukup penelitian ialah cara utama yang digunakan peneliti untuk
menyulitkan bagi pelaku seni. mencapai tujuan & menentukan jawaban atas masalah
Untuk dapat bergerak secara independen tanpa perlu yang diajukan . penelitian ini menggunakan metode
masuk dalam hegemoni sistem kapital seni yang berada kualitatif.
di medan seni rupa cukuplah sulit jika dilakukan secara Teknik Pengumpulan Data
personal, maka dari itu membutuhkan sebuah kerjasama Demi memperoleh data yang akurat serta dapat
yang memiliki tujuan sama antar pelaku seni, yang dipertanggung jawabkan perlu dilakukannya teknik
kemudian membangun sebuah ruang alternatif bagi si pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data
seniman sendiri pelaku seni lain yang mempunyai yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
ideologi yang kurang lebih sama, akan pentingnya sebuah wawancara, observasi, dokumentasi
awalan untuk melakukan pergerakan melalui penciptaan
ruang. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Serbuk Kayu sebagai komunitas seni yang muncul di
Surabaya juga merasakan kegelisahan yang sama terkait Latar belakang di dirikannya ruang alternatif
bagaimana ketersediaan ruang dan bagaimana ruang yang komunitas Serbuk Kayu
tersedia tidak dapat di gunakan dengan sangat leluasa. Serbuk kayu adalah kolektif yang terbentuk ditahun
Untuk mengakali situasi yang terjadi maka Serbuk Kayu 2011, pendiri Serbuk Kayu adalah Dwiki Nugroho, Dwi
menginisiasi ruang yang dapat dipergunakan sebagai Janurtanto, Dyan Condro, Indra Prayhogi, RM Mahendra
laboratorium untuk berkegiatan seni rupa serta Pradipta, dan Zalfa Robby. Terbentuknya Serbuk Kayu
melakukan interaksi melalui karya dan kegiatan yang adalah berawal dari aksi performance art yang dilakukan
dilakukan dengan medan seni dan masyarakat. Serbuk menyikapi kenaikan harga bahan bakar minyak di tahun
Kayu sendiri adalah komunitas yang memilki misi untuk 2011, bentuk aksi yang dilakukan adalah dengan
mendistribusikan seni sebagai ilmu pengetahuan, jadi membuat instalasi mobil kayu kemudian membawanya
segala aktifitas Serbuk Kayu banyak bertumpu pada pola dengan berjalan kaki dari Unesa kampus Lidah yang
pendistribusian kegiatan seni rupa yang telah dilakukan. dimulai sekitar pukul 20.00 wib menuju Taman Bungkul,
di keesokan harinya kegiatan dilanjutkan dengan
KERANGAKA BERPIKIR membawa mobil kayu untuk turut dalam kegiatan Car
Free Day. Setelah aksi ini barulah disepakati nama

144
Serbuk Kayu : Ruang Alternatif Seni Rupa Kontemporer di Surabaya..

Serbuk Kayu sebagai nama yang akan digunakan dalam 2012 Aksi Aksi kertas
tiap kegiatan yang dilakukan. kertas kosong
Pemilihan nama Serbuk Kayu sendiri memiliki arti Jalan kosong merupakan
yang filosofis. Bila serbuk kayu tersebut dipadatkan akan wiyung kritik
terhadap
menjadi medium baru yang bermanfaat. Namun bila tidak
seringnya
dipadatkan dan menjadi satupun, serbuk kayu saat tertiup terjadi
angin akan dapat berterbangan dan menyebabkan iritasi demonstras
mata. Jadi kami ingin memaknai kolektif ini sebagai i
sesuatu yang apabila bersatu dapat memberikan manfaat 2012 Aksi Kegiatan
besar, namun apabila sedang berjalan sendiripun kami stop ini
akan menjadi hal yang menggangu, dan kuat hingga Fly over peleceha dilakukan
melukai. samping n sexual untuk
Visi dan Misi Serbuk Kayu adalah untuk royal merespon
plaza hari kartini
mendistribusikan seni sebagai pengetahuan, yang mana
Serbuk Kayu memaknai seni sebagai sesuatu yang dapat 2012 Seni kegiatan
adalah yang
dipelajari bukan hanya urusan bakat, karena itu Serbuk
Taman senjata dilakukan
Kayu ingin melakukan praktik seni yang terukur hingga
ekspresi adalah
dapat memberikan dampak positif bagi Serbuk Kayu workshop
sendiri dan bagi lingkungan sekitar. Serbuk Kayu juga cukil,
percaya bahwa seni dapat menjadi medium untuk pameran
memunculkan masalah yang terjadi di tengah masyarakat, karya
karena banyak hal yang sebenarnya tidak benar namun cukil,
terus dilakukan oleh masyarakat karena menjadi music gigs,
kebiasaan, kemudian seni dapat memunculkan masalah dan live
mural
tersebut dengan sudut pandang berdeda sehingga
2012 Bundara Mural
masyarakat akan sadar kalau masalah itu ada, dan mulai
n Waru dengan
mencoba mencari solusi. ukuran
Bundara
Saat ini Serbuk Kayu terhitung memiliki kurang lebih 4x10 meter
n waru
memiliki 40 anggota, dan anggota yang aktif berjumlah yang
kurang lebih 20 orang.Selama periode 2011-2013 surabay dibuat di
sebelum Serbuk Kayu memiliki ruang alternatif, serbuk a bundaran
kayu telah menginisiasi beberpa kegiatan. Kegiatan yang waru, jalan
dilakukan oleh Serbuk Kayu antara lain dibagi menjadi 2 utama
untuk
yaitu aksi dan pameran :
masuk ke
kota
Aksi
Surabaya.
Tahun Nama keterangan foto
dan kegiatan
lokasi
2012 Second Aksi mural
2011 Aksi aksi
day lanjutan
mobil performan
Sampin setelah
Jalan kayu ce art yang
g Royak bundaran
raya dari dilakukan
plaza waru
unesa menyikapi
sampai kenaikan
taman harga
bungkul bahan
bakar pameran
minyak di Tahun Nama keterangan foto
tahun 2011 dan kegiata
lokasi n

145
Jurnal Seni Rupa,Volume 07 Nomor 03 Tahun 2019, 142-150

2011 Kami Pameran serbuk


malu kolaborasi kayu
Galeri pertama 2013 Bienna Pembuatan
Raos serbuk le karya
Batu kayu Orasis jatim 5 instalasi
dengan art bersama
perupa gallery anggota
dari komunitas
universitas serbuk
negeri kayu di
Malang event
2012 Suraba Event Biennale
ya besar jatim 5
TBSK move serbuk 2013 Suraba Melanjutk
on 1 kayu ya an dari
dengan TBSK move event
sistem on 2 surabaya
opencall move on
terhadap yang ke 1
seniman
luar Kegiatan yang dilakukan diruang alternatif komunitas
serbuk
Serbuk Kayu.
kayu
Kegiatan yang dilakukan di ruang alternatif Serbuk
2012 Sreet Pameran
Kayu terbagi menjadi 3 macam kegiatan yaitu diskusi,
frame yang
pameran, dan residensi. Dalam program diskusi yang
Sebelah merespon diadakan di ruang alternatif Serbuk Kayu selalu bersifat
universi sampah terbuka, dalam artian semua pihak bisa mengikuti
tas visual di program diskusi, narasumber yang terlibat biasanya
wijaya sebelah adalah anggota serbuk kayu sendiri dan narasumber ahli
kusuma kampus (bukan anggota Serbuk kayu).
surabay wijaya Daftar kegiatan yang diselenggarakan di ruang
a kusuma alternatif serbuk kayu :
surabaya
dengan Pameran
mengguna Tah Nam keteran Foto
kan frame un a gan
2012 Suara Suara dan kegia
parkira Parkiran loka tan
Parkiran n adalah si
fakultas karya
201 Falle Pamera
FBS interaktif
5 ntim n
untuk
e die dengan
Unesa merespon
Ru Format
parkiran
mah opencall
Seni Rupa
sore yang
FBS
Universita dibuat
s Negeri untuk
Surabaya meresp
2012 Trio Kegiatan on hari
wetpas menempel valenti
Kota te kan karya ne
surabay wetpaste
a di seluruh
jalan kota
surabaya
oleh
anggota

146
Serbuk Kayu : Ruang Alternatif Seni Rupa Kontemporer di Surabaya..

201 Panj Pamera masih


5 ang n di
x kolabo jenjang
Ru tingg ri perkuli
mah ix antara ahan
sore lebar Serbuk yang
dan Kayu selanju
poh dan tnya
arin Taman dipame
art Langit rkan
spac (Malan 201 Gela Event
e g). 7 gat pamera
201 Non Pamera buru n dan
6 a n San k gigs
mint kolekti diol rema musik
San a f o1 ja 6 noise
diol dans Wanita yang
o1 a yang berkola
berang borasi
gotaka senima
n Risya n
Ayudy anggot
a, a
Khansa serbuk
, Incun, kayu
Maya, dengan
Puput bebera
201 Sura Melanj pa
6 baya utkan senima
mov suraba n luar
San e on ya negeri
diol 3 move dari
o1 on norwe
yang gia dan
sebelu jepang.
mnya Residensi
dengan Tah Nam keteran Foto
tema un a gan
dan dan kegia
lokasi loka tan
yang si
berbed 201 SAD Progra
a 6 AP m
201 Servi Sebuah residen
6 s vol ajang San Sand cy
2 kompe diol iolo yang
San tisi o1 Resi pertam
diol pembu denc a ini
o1 atan y dilaku
karya Prog kan
bagi ram bersam
senima vol 1 a4
n senima
muda n yang
yang berasal
dari

147
Jurnal Seni Rupa,Volume 07 Nomor 03 Tahun 2019, 142-150

Aceh, di
Banyu Suraba
wangi, ya
Medan,
dan
Suraba Diskusi
ya Tahun Nama keteranga Foto
201 SAD Dalam dan kegiatan n
7 AP progra lokasi
m 2016 Imgespra Imgesprac
San Sand residen ch vol.1 – h adalah
diol iolo di ke-2 Sandi Art program
o2 Resi senima olo 1 Colectivit diskusi
denc n yang y yang rutin
y di diadakan
Prog undan per
ram g periodik,
vol 2 adalah dalam
Ach. kegiatan
Fahriza yang
l pertama
Mahdi. ini tema
Ach. yang
Fahriza didiskusik
l an adalah
Mahdi mengeni
adalah Art
senima Colectivity
n yang dengan
berasal pemateri
dari Risya
Sumen Ayudya
ep – 2016 Imgespra Kegiatan
Madur ch vol.2 – Diskusi
a ke-2
201 SAD Senima As An berjudul
n yang Sandi
7 AP As An
mengik olo 1 Artist
Artist
San Sand uti dengan
diol iolo progra pemateri
o2 Resi m Dhanoe
denc SADA Kab
y P yang 2016 Imgespra Diskusi
Prog ke-3 ch vol.3 – Kedua
ram adalah membahas
vol 3 Bayu ‘perspekt ‘perspektif
Edi Sandi if seni seni rupa
Iswoyo olo 1 rupa dalam
senima dalam islam’
n yang islam’ dengan
berpro pemateri
ses Iwan
sekalig Nishabury
us
berdo
misili

148
Serbuk Kayu : Ruang Alternatif Seni Rupa Kontemporer di Surabaya..

2016 Imgespra Imgesprac Tri


ch vol.4 – h edisi ke Wahono
empat
Performa menghadir Saat komunitas Serbuk Kayu banyak dijadikan
Sandi tive kan destinasi kunjungan para seniman lokal maupun luar
olo 1 Photogra negeri tidak luput karena peran para militan Serbuk kayu
pembicara
phy yaitu yang berjejaring dan memperluas hubungan antara para
Atieq SS seniman dan komunitas seni di luar surabaya bahkan luar
and negeri karena saat misi pendistribusian seni sebagai ilmu
Listyowati
Performa pengetahuan tanpa adanya jaringan luas maka tidak akan
seorang
nce Art tersampaikan misi-misi tersebut.
Performer
artist,
PENUTUP
fotografer,
Simpulan
dan
penulis
Ruang alternatif yang diinisiasi oleh Serbuk Kayu
adalah ruang yang muncul akibat akumulasi, kendala
2017 Imgespra Narasumb
perihal kegiatan ruang, dan salah satu bentuk militansi
ch vol.6 – er Benny komunitas serbuk kayu untuk memenuhi visi dan
Wicaksono misinya.
Paparan , Benny Pada periode awal Serbuk Kayu mulai 2011 hingga
Sandi seni Wicaksono 2013 ada 13 kegiatan yang diselengaran, untuk sebuah
olo 2 media di adalah komunitas tentu saja hal terbut dapat menjadi beban saat
Indonesia seorang sumber pendanaan hanya diambil secara kolektif kepada
artis dan anggota kelompok. Hal tersebut juga terjadi kepada
kurator Serbuk Kayu, banyak kegiatan, saat kegiatan dan karya
yang sudah siap, namun kendala berikutnya adalah ruang,
berdomisil
untuk dapat menggunakan ruang-ruang yang sudah
tersedia tentu harus ada dana ekstra, dan tentu saja
i di
semakin banyak kegiatan yang muncul maka akan
Surabaya
semakin banyak juga kebutuhan yang ditanggung.
2017 Imgespra Generasi Masalah ruang bukan hanya terletak di biaya sewa
ch vol.7 – Postmemo yang dirasa cukup memberatkan, namun juga di sulitnya
ry dan pengaksesan ruang, karena memang beberapa ruang
Ingatan Karya- sangat sulit untuk digunakan sebagai tempat berkegiatan
Sandi Yang Karya oleh seniman muda Surabaya karena memang orientasi
olo 2 Melampa ruang tersebut adalah untuk memasarkan/menjual karya,
Visual
ui Presentasi jadi ruang tersebut mempunyai standart yang berorientasi
Pengala oleh kepasar yang mana tidak semua seniman muda dapat atau
man Aditya
mau untuk memenuhi standart tersebut.
Di beberapa ruang yang dapat diakses dengan mudah
Adinegoro
oleh seniman muda, namun juga terdapat kendala di
2015 Insan Insan seni
ruang yang mudah di akses ini. pertama adalah tetap ada
Seni dan dan pembatasan seniman menggunakan ruang tersebut, seperti
Teknolog teknologi tidak boleh di cat ulang, tidak boleh di paku temboknya,
i (2015)
merupaka dan sebagainya. Jadi meskipun ruang tersebut dapat
Ruma
n tema dengan mudah diakses namun seniman tidak punya
h Seni
pameran kekuasaan penuh atas ruang tersebut, dan seniman tidak
Serbu bisa secara seratus persen mengekplorasi ruang untuk
yang di
k memperkuat karyanya. Masalah kedua adalah keleluasaan
adakan di
Kayu untuk mengatur jadwal, karena ruang yang dapat diakses
rumah
seni memiliki banyak peminat maka banyak kelompok
berlomba-lomba untuk menggunakan tempat tersebut
serbuk
untuk berkegiatan, semakin banyak kelompok yang
kayu oleh
berkegiatan disana maka semakin sulit juga untuk
dua orang mendapatkan waktu yang sesuai seperti yang diinginkan.
seniman Dari akumulasi kendala tadi dan banyaknya kegiatan
yaitu seni yang dilakukan oleh komunitas Serbuk kayu maka
Toyol disepakatilah untuk membuat sebuah ruang alternatif
Dolanan yang dapat digunakan dengan sangat leluasa untuk
Nuklir dan berbagai kegiatan oleh Serbuk Kayu, meski pada awalnya

149
Jurnal Seni Rupa,Volume 07 Nomor 03 Tahun 2019, 142-150

hanya dimanfaatkan oleh Serbuk Kayu namun seiring membuat sebuah rangkaian tetang gambaran umum ruang
berjalanya waktu, banyak kelompok lain yang melakukan alternatif Serbuk Kayu, tempat, kegiatan, dan
kegiatan di ruang alternatif Serbuk Kayu. Alasan kesejarahan. Untuk penelitian serupa menggenai Ruang
selanjutnya mengisiasi ruang adalah mendekatkan kerja-
alternatif Serbuk Kayu sendiri masih banyak hal dapat
kerja seni rupa kepada masyarakat, apabila berada di
galeri menjadi sangat berjarak, maka membuat ruang digali lebih lanjut seperti pola distribusi yang dilakukan
alternatif yang berada di tengah-tengah masyarakat oleh Serbuk Kayu dalam ruang alternatifnya, langkah
adalah upaya yang di ambil untuk mendekatkan politis Serbuk Kayu menggunakan ruang untuk
prakteknya kepada masyarakat. membanggun jaringan, dan sebagainya. Semoga tulisan
Ruang ini menjadi sebuah ruang cair yang digunakan oleh ini dapat menjadi pantikan untuk peneliti lain yang ingin
Serbuk Kayu melakukan kegiatan dan berekperimentasi meneliti mengenai ruang alternatif.
dengan masyarakat sekitar. Ruang yang dibuat oleh
Serbuk Kayu beberapa kali berpindah nama dan tempat.
Yang pertama bernama Rumah Sore yang beralamat di Jl,
Balas Klumprik no.63, Wiyung, Surabaya 60222. Setelah DAFTAR PUSTAKA
berproses di ruang ini selama satu tahun ruang alternatif Smith, T. (2009). What Is Contemporary Artist ?
Serbuk Kayu berpindah ke Jl. Gempol Balas Klumprik
University of Chicago Press.
no.1 Wiyung Surabaya 60222 pada periode tahun 2016-
Supriyanto, Enin. 2008. Sepotong Kisah seni Rupa
2017 awal, perpindahan ini juga berbarengan dengan
Kontemporer
berganti nama menjadi Sandiolo. Perpindahan tempat
yang ketiga berada di Jl. Bangkingan VIII no XF-33 Indonesia. Bazar indonesia. Bonus edisi Juni
Perum Wisma Lidah Kulon, Lakarsantri Surabaya. Selain (10-20)
Rumah Sore yang bertranformasi menjadi Sandiolo
komunitas Serbuk Kayu juga pernah memiliki ruang John G. Bruhn. (2011). The Sociology of Community
alternatif lain pada periode yang berbarengan yaitu di Connections (2nd ed.). Springer Netherlands.
tahun 2014-2015 dengan nama Rumah Seni Serbuk Kayu Mcmillan, D. W., & Chavis, D. M. (1986). Sense of
(RSSK) yang beralamat di Jeruk Pinggir 112 Rt.03 Community: A Definition and Theory. Journal of
Rw.02. Community Psychology (Vol. 14).
Setelah dibentuk ruang jenis kegiatan yang dilakukan
di ruang alternatif Serbuk Kayu dapat dibagi menjadi 3
yaitu; pameran, diskusi, dan residensi. Kegiatan pameran
yang diselengarakan antara lain ; (2015) Fallentime die,
Panjang x Tinggi x Lebar, Insan Seni dan
Teknologin(2016) Nona Minta Dansa, Surabaya Move
On #3, Servis vol.2, (2017) Gelagat Buruk Remaja #6.
Diskusi : (2014) CMS 1 : Meredam Api Hadirkan
Identitas, CMS 2 : Teks adalah Rupa- Rupa adalah Teks,
CMS 3 : Saya, CMS 4 : Ke’eloeH-k’esaH bukan pake
H(2016) Imgesprach vol.1 : Art Colectivity, Imgesprach
vol.2 : As an Artist, Imgesprach vol.3 : Prespektif Seni
Rupa dalam Islam, Impgesprach vol.4 : Performative
Photography and Perfomance Art, (2017) Imgesprach
vol.6 : Paparan seni media di Indonesia. Imgesprach vol.7
: Ingatan yang melampaui pengalaman, Keluarga Baca.
Resisdensi : (2016) SADAP vol.1, (2017) SADAP vol.2,
SADAP vol.3
Dari ketiga jenis kegiatan yang dibuat oleh Serbuk
Kayu, Serbuk Kayu melakukan kegiatan seninya dalam
upaya untuk mendistribusikan seni sebagai pengetahuan,
dan pelaku seni di atau bahkan masyarakat umum mampu
memiliki pemahaman yang lebih menggenai seni rupa,
dan pola-pola kerja yang terjadi. Meskipun tidak selalu
berada disatu tempat dalam waktu lama namun semangat
militansi komunitas Serbuk Kayu menjadi sebuah
pengerak tetap berjalannya ruang.

Saran
Dalam penelitian ini penulis melakukan
pengumpulan data secara intensif dengan kelompok Seni
Serbuk Kayu, sehingga memunculkan kebutuhan untuk

150

Anda mungkin juga menyukai