Anda di halaman 1dari 2

Kajian Semiotika Visual Pada Lukisan “Heal and Grow” Karya Laksamana Ryo

Latar Belakang

Di kehidupan intelektual dan sosial manusia banyak dipenuhi tanda meskipun banyak
yang tidak menyadarinya. Sebagian manusia mempertanyakan maksud tanda dan yang
lainnya hanya menjalani kehidupan dengan biasa saja. Saat manusia berbicara, menulis,
membaca, menonton tv, mendengarkan musik, melihat lukisan dan lain sebagainya, pada saat
itu juga kita tengah melakukan penggunaan dan penafsiran tanda. Tanda/sign adalah sesuatu
yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain, atau sesuatu yang mewaikili sesuatu yang lain
dari sesuatu itu sendiri, seperti metafora. Metafora adalah majas atau kiasan yang biasa kita
jumpai sehari-hari di sekitar kita. Menurut Charles Sanders Peirce (salah seorang dari dua
tokoh terkemuka semiotika) “alam semesta dipenuhi dengan tanda, atau secara eksklusif
tersusun oleh tanda”. Segala sesuatu yang dapat dilihat/diamati atau dapat dibuat teramati
bisa disebut tanda. Sebagai ilmu tentang tanda-tanda yang dipakai untuk memahaminya,
Semiotika merupakan sains yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan berbeda
dan salah satunya dapat dipakai dalam aspek komunikasi. Dalam hal ini, ada satu tujuan
komunikasi yang harus diingat yaitu bahwa tanda bermakna sesuatu. Beberapa orang
seringkali salah mengartikan Semiotika dan Komunikasi adalah sama padahal keduanya
tidaklah sama. Semiotika merupakan suatu cabang ilmu filsafat yang semula berkembang
dalam bidang bahasa, kemudian dalam perkembangannya ikut merambahi bidang seni juga.
Perkembangan semiotika kemudian membedakan dua jenis semiotika, yakni semiotika
komunikasi dan semiotika signifikasi. Semiotika komunikasi menekankan pada teori
produksi tanda yang salah satunya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi,
yaitu: pengirim, penerima, kode, pesan, saluran komunikasi dan acuan. Sedangkan semiotika
signifikasi memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks
tertentu. Pada jenis yang kedua ini tidak dibicarakan adanya tujuan berkomunikasi.
Sebaliknya yang diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya
lebih diperhatikan dari pada komunikasinya.

Seperti kita ketahui bahwa tanda-tanda visual ada di sekitar kita, seperti grafiti di
tembok kota, rambu lalu lintas, dan tanda-tanda lainnya yang menjalankan fungsi sosial dan
mengirimkan pelbagai jenis pesan yang berbeda-beda. Hal ini erat kaitannya dengan
Semiotika dan lama kelamaan mengarah kepada komunikasi melalui gambar. Studi tanda
visual disebut semiotika visual, dan tanda visual dapat didefinisikan secara sederhana yang
dikonstruksi dengan sebuah penanda visual yang artinya dengan penanda yang dapat dilihat
bukan dicium, didengar, disentuh atau dikecup.

Tanda visual dapat dbentuk secara ikonis, indeksikal dan simbolis. Seperti pada
lukisan karya Laksamana Ryo yang berjudul “Heal and Grow” dimana pada lukisan tersebut
digambarkan seorang anak perempuan kecil yang memakai masker dengan perangkat selang
yang disambungkan ke tanah dan tanaman, jika memperhatikan lukisan tersebut secara
seksama bisa diartikan bahwa udara bersih semakin langka, atau bisa juga dicocokkan dengan
keadaan pandemi yang sedang terjadi yakni jangan lupa selalu memakai masker sebelum
akhirnya menyatu dengan tanah, atau berbagai makna lainnya. Berkaitan dengan udara
bersih, seperti kita ketahui udara bersih memang langka terutama untuk penduduk yang
tinggal di daerah industri, bahkan untuk penduduk yang mata pencahariannya bertani pun
kemungkinan ke depannya akan sulit merasakan udara bersih karena banyaknya perampasan
lahan-lahan agraria belakangan ini seperti misalnya kulon progo yang dibangun bandara di
atas tanah pertanian. Udara bersih adalah hal mendasar yang paling manusia butuhkan untuk
hidup, perpolusi udara mungkin juga mengakibatkan penurunan drastis kondisi kesehatan
jiwa seseorang. Banyak sekali tanda yang terdapat pada lukisan “Heal and Grow” tentang
udara. Atas dasar tersebut saya ingin melakukan kajian yang berjudul “Semiotika Visual pada
lukisan “Heal and Grow” karya Laksamana Ryo.

Anda mungkin juga menyukai