Anda di halaman 1dari 8

Analisis Semiotika Roland Barthes pada Karya Pribadi

Oleh:
Michaella Gwfee S
E12210292

FAKULTAS HUMANIORA DAN INDUSTRI KREATIF


PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini tidak jarang masyarakat menggunakan berbagai cara untuk menemukan
ide pikiran mereka untuk mencapai suatu hasil yang bagus dalam megerjakan suatu tugas
mapum pekerjaan, salah satunya dalam mengerjakan sebuah karya. Banyak hal penting yang
berkaitan dengan pembentukan ide, misalnya dimulai dari melakukan observasi atau
penelitian, menemukan inti atau pokok dari sebuah masalah yang ingin dipecahkan, dan
masih banyak lagi. Namun, dalam menumbuhkan ide diperlukannya sebuah keterlibatan
teknologi yang hampir memasuki semua aspek kehidupan pada zaman sekarang ini untuk
menunjukkan suatu pesan ataupun makna ke dalam sebuah karya. Oleh karena itu,
diperlukannya memasukkan pesan ataupun makna ke dalam sebuah karya agar dapat
menambah ciri khas tersendiri dan terlihat lebih menarik pada tiap karya yang dibuat.
semiotika sendiri adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang tanda. Semiotika berasal dari
bahasa yunani “semeion”, yang berarti tanda. semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda
(sign). dalam pandangan zoest, segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati dapat
disebut tanda. Dan tanda tidak terbatas pada benda (Zoest, 1993:18).
Secara garis besar semiotik dibagi menjadi dua aliran yaitu, oleh Saussure yang
mengartikan semiotik sebagai tanda dan Pierce mengartikan semiotik lebih ke logika. Roland
Barthes adalah salah satu ahli semiotik yang mengembangkan aliran Saussure dari sistem
tanda dikembangkan menjadi tanda denotasi dan konotasi. Denotasi merupakan referensi
terhadap penanda yang ditandai disebut sebagai signifikasi tataran pertama sedangkan
konotasi sebagai sistem penanda tataran kedua. Keduanya memiliki arti yang sama, yaitu
sebagai ilmu tentang tanda. Baik semiotika atau semiology berasal dari bahasa Yunani, yaitu
semeion, yang berarti tanda. Tidak hanya itu, semiotik menjadi salah satu kajian yang bahkan
menjadi tradisi dalam teori komunikasi.

Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda


merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan dan kondisi di luar tanda-tanda itu
sendiri. Jadi, di dalam pembuatan karya pribadi sangat dibutuhkan peran besar dari kreativitas
pembuat ilustrasi secara subyektif yang dapat membentuk dan merelasikan simbol dan tanda
yang ada dalam karya tersebut sehingga menimbulkan pesan moral. Banyak makna yang
terkandung dibalik ide kreatif karya pribadi milik saya tersebut dan penikmat seni diharapkan
dapat menangkapnya sebagai cerita sesuai imajinasi para pelihatnya. Oleh karena itu, saya
ingin menguraikan secara mendalam makna yang terkandung secara jelas maupun
tersembunyi dibalik karya pribadi milik saya dengan menggunakan sistem tanda dalam karya
untuk mengkajinya dalam perspektif semiotik. Dengan ini, pendekatan semiotika Roland
Barthes digunakan sebagai metodologi untuk menganalisis dan mengkaji unsur pemaknaan
tanda yang terkandung dalam karya pribadi dan menafsirkannya. Berdasarkan uraian diatas
maka pada penelitian ini saya (sebagai penulis) tertarik untuk mengangkat judul Analisis
Semiotika Roland Barthes pada Karya Pribadi.
BAB II
TEORI MITOLOGIS

Semiologi tidak berurusan dengan isi melainkan dengan bentuk yang membuat suara,
imaji, gerak, dan seterusnya yang berfungsi sebagai tanda, sedangkan Mitologi terdiri atas
semiologi dan ideologi. Semiologi sebagai formal science dan ideologi sebagai historical
science. Mitologi mempelajari tentang ide-ide dalam suatu bentuk (Iswidayati, 2006). Mitos
tersebut kemudian memunculkan suatu hal alamiah yang menghasilkan motivasi dari sebuah
kary. Karya pribadi sendiri memiliki mitos nya tersendiri. Seperti contoh pada karya pribadi
milik saya berikut ini.
Secara tidak sadar, karya pribadi diatas memang seperti kurang menunjukkan mitos
secara terang-terangan. Hanya saja jika ingin menguak atau mengulas lebih dalam karya
tersebut, karya pribadi milik saya (penulis) bertujuan menyampaikan, sesungguhnya orang
yang sering tersenyum pasti bahagia. Bahagia, ekspresi yang dimaksud disini dapat diartikan
banyak hal, entah itu dalam sebuah keluarga, pencapaian atau angan, dan masih banyak lagi.
Namun konon katanya, peneliti mengungkap bahwa orang yang terlalu dan selalu tampak
bahagia justru jadi tanda-tanda depresi akut. Pernyataan yang sempat terlintas dalam pikiran
saya adalah apakah dengan ‘meng-iyakan’ mitos tersebut dapat membuat saya semakin
mengenal diri saya walaupun saya bertindak seperti seolah-olah setuju dengan pernyataan
berikut atau justru sebaliknya. Maka dari itu, diperlukan sebuah komitmen untuk
mempercayai sebuah mitos yang tersebar, karena tidak semua mitos dalam bentuk karya
apapun dapat terealisasikan dengan baik dan benar.
BAB III
ANALISIS

A. Semiotika Teori Roland Barthes

Analisis terhadap semiotika ini mengungkapkan hasilnya menunjukan bahwa


semiotika merupakan ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa,
seluruh kebudayaan sebagai tanda. Semiotika dapat juga diartikan sebagai suatu tanda
dianggap mewakili atau menandakan sesuatu selain dirinya sendiri. Sejalan dengan Roland
Barthes yang menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural
penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks, gambar, dan suara dengan konvensi yang
dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Selain itu, gagasan beliau merupakan gagasan
yang dikemukakan ini dikenal dengan “order of signification”, mencakup denotasi (makna
sebenarnya sesuai kamus) dan konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural
dan personal).
Untuk denotasi seperti yang dilansir pada zenius.id, denotasi Makna denotasi
merupakan makna yang sesuai dengan makna yang sebenarnya. Makna ini juga memiliki
nama lain yaitu makna lugas, karena sifatnya yang lugas atau literal. Makna denotasi ini
biasanya merupakan hasil observasi dari panca indra yaitu penglihatan, penciuman,
pendengaran, perasaan, atau pengalaman fisik lainnya. Sebagai contoh, pada karya saya,
bahwa “Lihat” mengungkapkan makna “Kau tak lihat apa yang aku rasa”, dan masih banyak
lagi. atau konotasinya bahwa orang-orang punya sisi yang disembunyikan.
BAB IV
KESIMPULAN

Semiotika ini merupakan tanda, bentuk, makna, dan memiliki mitos yang hasilnya
menunjukan bahwa semiotika merupakan ilmu yang mempelajari sederetan luas arti dalam
suatu karya. Ada denotasi, konotasi, mitologis, dan lain-lainnya. Penulis berharap pembaca
dapat mengerti makna yang terdapat pada karya yang terlampir di atas dan dijadikan
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/127434-RB16R38m-Mitos%20Gerwani-Analisis.pdf
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/download/790/721
https://www.grid.id/read/041643395/tersenyum-bisa-membuat-bahagia-peneliti-malah-sebut-
selalu-tersenyum-merupakan-tanda-depresi-akut?page=allx
https://www.zenius.net/prologmateri/bahasa-indonesia/a/588/makna-denotasi#:~:text=Makna
%20denotasi%20ini%20biasanya%20merupakan,perasaan%2C%20atau%20pengalaman
%20fisik%20lainnya.&text=Contoh%20kalimat%3A%20Tangan%20kanan%20Ari%20sakit
%20karena%20dipukul%20adiknya.&text=Contoh%20kalimat%3A%20Ani%20membeli
%20sepasang%20sepatu%20hak%20tinggi%20berwarna%20merah.

Anda mungkin juga menyukai