Anda di halaman 1dari 3

Chitra Anggun Safitri

F1C013069
Tugas Minggu Ke-empat


Pengantar :

Teori yang saya review adalah Semiotics. Teori ini dikemukakan oleh Roland
Barthes, ia adalah seorang filsuf, kritikus sastra dan semolog yang berasal dari Prancis. Teori
ini membahas tentang bagaimana kita menyikapi atau menafsirkan sebuah tanda. Semiotics (
semiotika ) adalah model penelitian yang memperhatikan tanda-tanda. Tanda tersebut
mewakili sesuatu objek representatif. Semiotics atau dalam istilah Barthes semiologi, pada
dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal
(things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan
mengkomunikasikan (to communicate). Berbicara tentang kegunaan semiotika tidak dapat
dilepaskan dari pragamatik, yaitu untuk mengetahui apa yang dilakukan dengan tanda, apa
reaksi manusia ketika berhadapan dengan tanda. Dengan kata lain, permasalahannya terdapat
pada produksi dan konsumsi arti masing-masing individu.

Semiotics
Pokok perhatian semiotika adalah tanda. Tanda itu sendiri adalah sebagai sesuatu
yang memiliki ciri khusus yang penting. Tanda harus dapat diamati, dalam arti tanda itu dapat
ditangkap. Tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif.
Dalam ilmu komunikasi tanda merupakan sebuah interaksi makna yang disampaikan
kepada orang lain melalui tanda-tanda. Dalam berkomunikasi tidak hanya dengan bahasa
lisan saja namun dengan tanda tersebut juga dapat berkomunikasi.
Sebuah tanda adalah kombinasi dari Penanda dan Petanda serta Tanda tidak berdiri
sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem

Barthes mendeskripsikan korelasi antara penanda dan petanda berasal dari tokoh
Ferdinand de Saussure. Penanda dilihat sebagai bentuk/wujud fisik dapat dikenal melalui
wujud karya arsitektur. Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk
mengirim makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda tersebut.
Saussure bersikeras bahwa hubungan antara penanda dan petanda acak, dan korelasinya
bukan sebab dan akibat, atau kata lainya hubungan antara signifier dan signified adalah
arbitrary (mana suka). Tanda menurut Saussure adalah kombinasi dari sebuah konsep dan
sebuah sound-image yang tidak dapat dipisahkan.
Barthes mengembangkan dua sistem penandaan bertingkat, yang disebutnya sistem
denotasi dan konotasi. Denotasi adalah sistem yang terdiri dari rantai penanda dan petanda,
yakni hubungan materialitas penanda atau konsep abstrak di baliknya. Konotasi pada sistem
denotasi menjadi penanda. Konotasi yang mantap dapat berkembang menjadi mitos, yaitu
makna tersembunyi yang secara sadar disepakati oleh komunitas. Mitos yang mantap dapat
berkembang menjadi sebuah ideologi, yaitu sesuatu yang mendasari pemikiran sebuah
komunitas sehingga secara tidak sadar pandangan mereka dipengaruhi oleh ideologi tersebut.

Pita Kuning Transformasi : dari pengampunan terhadap kebanggaan
Menurut Barthes, tidak semua sistem semilogi itu mitos. Barthes berpendapat bahwa
mitos atau sistem konotasi dibangun dari sebuah tanda yang sudah ada. Jadi maksudnya
adalah pandangan tersebut memang sudah ada dari turun temurun atau dengan kata lain sudah
ada sejak jaman nenek moyang kita. Sehingga nilai nilai yang terkandung didalamnya sudah
melekat pada pikiran kita.

Pembuatan Mitos : Pengupasan tanda sejarah mitos
Menurut teori Barthes, penggeseran dari pengampunan stigma menjadi
kebanggaan dalam kemenangan mengikuti pola khas dari semiotik itu sendiri. Ia
menyatakan setiap ideologi tanda adalah hasil dari 2 tanda yang saling berhubungan.



Menanyakan mitos terhadap masyarakat homogen
Barthes yakin bahwa hanya mereka yang cerdas yang dapat melihat kepalsuan
semiotik dari tanda konotasi. Bagi sebagian besar orang Amerika, pita kuning akan terus
memperoleh unreflective kami nomor satu yang merasakan kebanggaan nasional.


Catatan Kritis
Uniknya dari teori yang saya review ini adalah munculnya sebuah mitos dikalangan
masyarakat, yang ternyata sudah ada sejak zaman yang lalu. Dan pada pandangan ideologi
masing-masing orang dapat berbeda-beda. Mitos Rolan Barthes muncul dikarenakan adanya
persepsi dari Roland sendiri bahawa dibalik tanda-tanda tersebut terdapat makna yang
misterius yang akhirnya dapat melahirkan sebuah mitos. Jadi intinya bahwa mitos-mitos yang
dimaksud oleh Roland Barthes tersebut muncul dari balik tanda-tanda dalam komunikasi
sehari kita, baik tertulis maupun melalui media cetak.


Penerapan
Menurut saya, teori Semiotics cocok diterapkan pada iklan telivisi yang menampilkan
produk kecantikan. Sebab iklan merupakan sarana untuk mempromosikan barang/ jasa yang
ingin ditawarkan terutama kepada masyarakat. Untuk menggait hati para konsumen para
pengiklan dituntut kreatif sehingga diharapkan mampu menjadi daya tarik tersendiri. Jika hal
ini tercapai maka sebuah iklan dapat dikatakan berhasil, dengan artian timbulnya sebuah
kepercayaan terhadap suatu produk/ jasa yang ditawarkan. Dari kepercayaan yang timbul
menjelmalah sebuah kata mitos.


Contoh Kasus
Contohnya adalah produk lulur pemutih badan. Didalam iklan tersebut ditampilkan
model cantik-cantik yang sempurna, yang sesuai dengan harapan dari iklan tersebut. Namun
pada faktanya, iklan produk tersebut tidak sepenuhnya atau tidak semuanya berhasil dapat
memutihkan badan dan apabila berhasil pasti akan memakan waktu yang cukup lama. Iklan
tersebut dibuat dengan semenarik mungkin yang tujuanya untuk menarik para konsumen agar
memakai produk tersebut. Lebih dari itu, iklan diharapkan mampu menjadi jembatan untuk
menanamkan kepercayaan terhadap konsumen.

Anda mungkin juga menyukai