KAJIAN TEORI
2.1 REPRESENTASI
budaya, dimana yang bisa diartikan sebagai tentang sesuatu yang digunakan
untuk mewakili dunia yang penuh arti kepada orang lain. Pemahaman utama
dari teori respresentasi menurut teori dari Stuart Hall adalah penggunaan
(concept) yang ada di pikiran kita dengan menggunakan bahasa. Stuart Hall
menggunakan bahasa.
cara untuk memaknai apa yang diberikan pada benda yang digambarkan,
pemberitaan. Representasi ini penting dalam dua hal. Yang pertama, apakah
mestinya. Kata semestinya ini mengacu pada apakah seseorang atau kelompok
13
14
juga terkait dengan makna (atau nilai) dibalik tampilan fisik. Tampilan fisik
benda, orang atau kejadian yang nyata (real), dan dunia imajinasi dari obyek,
Tanpa konsep, kita sama sekali tidak bisa mengartikan apapun di dunia ini.
Disini, bisa dikatakan bahwa arti (meaning) tergantung pada semua sistem
konsep (the conceptual map) yang terbentuk dalam benak milik kita, yang bisa
bisa mengartikan benda baik dalam benak maupun di luar benak kita. Kedua,
(meaning).
masyarakat yang berbeda dalam suatu kelompok budaya yang sama mengerti
dan menggunakan nama yang sama, yang telah melewati proses kesepakatan
secara sosial. Oleh sebab itu, pandangan baru yang menghasilkan pemaknaan
pemaknaan itu sendiri. Maka dalam konsep inilah setiap masyarakat yang
setiap kelompok masyarakat. Hal ini sesuai dengan kebiasaan setiap manusia
yang berbeda dari jaman satu kepada zaman sebelumnya. Misalnya saja
sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-
alat yang bersifat 14 mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film
16
melalui media massa (media cetak dan elektronik). Massa dalam arti
dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan
perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa
Media massa itu antara lain televisi, radio, internet, majalah, koran, tabloid,
buku, dan film (film bioskop dan bukan negatif film yang dihasilkan kamera)
komunikasi massa yang dimaksud antara lain televisi, radio, surat kabar,
buku, film, kaset/CD, dan internet yang juga sering disebut media massa.
Semiotika adalah studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja.
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.
Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari
memaknai hal - hal . Memaknai dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan
pertama kali pada akhir abad ke-19 oleh filsuf aliran pragmatik Amerika,
tanda”. Dasar dari semiotika adalah konsep tentang tanda; tak hanya bahasa
dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia itu
sendiri pun, sejauh terkait dengan pikiran manusia, seluruhnya terdiri atas
tanda-tanda karena, jika tidak begitu, manusia tidak akan bisa menjalin
tanda konvensional, yaitu tanda yang dibuat manusia. Kata, isyarat dan
sosial, dan sebagian lainnya pada reaksi individual terhadap konvensi ini.
(Danesi, 2010:11)
tentang tanda. Para ahli umumnya cenderung tidak begitu mau dipusingkan
cenderung dipakai oleh mereka yang berbahasa inggris Amerika. Dengan kata
(Zoest,Van 1996 : 2)
19
tanda, bagaimana suatu tanda dan makna dibangun pada sebuah “Teks” media
ataupun studi terhadap bagaimana tanda dari suatu karya apapun yang
dengan beragam latar belakang dan identitas sosial yang mengizinkan mereka
menjadi peristiwa televisi apabila telah dienkode oleh kode-kode sosial yang
dikemukakan oleh John Fiske atau yang biasa disebut dengan kode-kode yang
terbentuk suatu makna. Menurut teori ini juga, suatu relitas tidak muncul
begitu saja dengan kode-kode yang timbul, akan tetapi diolah lewat
suatu kode dapat dipersepsi secara berbeda oleh orang yang berbeda pula.
dalam menganalisis acara telivisi saja, namun dapat digunakan pula untuk
menganalisis teks media berupa film, iklan, dan lain-lain. Dalam kode-kode
20
televisi yang dikemukakan dalam teori John Fiske, bahwa peristiwa yang
ditayangkan dalam dunia televisi telah dienkode oleh kode-kode sosial yang
realitas tampilan, yang telah terkode secara sosial yang dapat meliputi
2.5 FILM
suatu tempat tertentu. Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa
saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film
21
dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan
lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan,
pesan yang sangat mudah dicerna oleh masyarakat. Pada dasarnya, film
1994:188). Oleh karena itu, film termasuk komunikasi massa karena film
Film memiliki nilai seni tersendiri, karena film tercipta sebagai sebuah
karya dari tenaga kreatif yang profesional dibidangnya. Film sebagai seni
sosial, psikologi, dan estetika yang komplesk yang merupakan dokumen yang
terdiri dari cerita dan gambar yang diiringi kata-kata dan musik. Sehingga film
Adanya film ini seperti tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia
modern hal ini membuat kedudukan film sama pentingnya dengan media
22
massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual, yaitu
gambar dan suara yang hidup. Hal ini lah yang membawa penonton dapat
menembus ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan
dikandung.
dalam merubah pemikiran seseorang serta tingkah lakunya. Hal penting dalam
film adalah gambar dan suara; kata yang diucapkan (ditambah dengan suara
lain yang serentak mengiringi gambar) dan musik film. Tanda-tanda ikonis
penonton, bahkan juga dapat menjadi ciri khas dalam film itu sendiri, dan
yang sudah di peroleh dalam film tersebut dengan melakukan pengamatan yang
lebih signifikan pada model komunikasi verbal ataupun non verbal dari tokoh Bu
Tejo itu sendiri. Setelah mendapat data yang di peroleh peneliti menggunakan
metode penelitian teori John Fiske dengan menganalisa bagaimana karakter yang