Pancasila
Hajar Dewantoro29 November 20160
Pengantar
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Nilai-nilai dalam Pancasila sesuai
dengan karakter bangsa Indonesia, karena nilai-nilai luhur ini bersumber dari
kepribadian bangsa Indonesia. Secara bahasa (etimologis), Pancasila berasal dari
bahasa Sansekerta. Menurut Muhammad Yamin (1960: 437), dalam bukunya yang
berjudul Pembahasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, mengungkapkan
bahwa Pancasila berasal dari dua kata yakni Panca dan Syila atau Syiila. Panca artinya
lima, Syila artinya dasar, sendi atau alas. Adapun Syiila artinya peraturan tingkah laku
yang penting. Dengan demikian, Pancasila berarti lima dasar atau lima aturan tingkah
laku yang penting.
Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. Setiap lambang mewakili sila
dalam Pancasila.
Anggota 63 orang mewakili seluruh wilayah Indonesia ditambah 7 orang tanpa hak
suara.
Dalam masa sidang ini dikemukakan pendapat tentang dasar negara yang akan
digunakan untuk Indonesia merdeka. Pemikiran ini dikemukakan oleh tiga tokoh yakni
Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr Soepomo dan Ir. Soekarno.
Disampaikan pada tanggal 29 Mei 1945 dengan judul: “Azas dan Dasar Negara
Kebangsaan Republik Indonesia” yang intinya sebagai berikut:
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan sosial
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Atas saran temannya yang ahli bahasa, lima asas yang disampaikan Soekarno
diberinya nama Pancasila.Sehingga saat sebagian orang setiap 1 Juni memperingati
hari lahirnya istilah Pancasila.
Sebelum masa sidang II, BPUPKI membentuk panitia sembilan. Tugas panitia sembilan
adalah menampung aspirasi tentang pembentukan dasar negara untuk Indonesia
merdeka. Panitia sembilan terdiri atas:
1. Ir. Soekarno
2. Abdul Kahar Muzakir
3. Drs. Moh. Hatta
4. KH Abdul Wachid Hasyim
5. Mr. Muhammad Yamin
6. H. Agus Salim
7. Mr. AA Maramis
8. Abikusno Cokrosuyoso
9. Mr. Ahmad Subarjo
Pada tanggal 22 Juni 1945, panitia sembilan berhasil merumuskan dasar negara yang
oleh Mr. Muhammad Yamin dinamakan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Naskah
Piagam Jakarta adalah sebagai berikut:
Pada masa sidang II BPUPKI, Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja Panitia Perancang
Undang-Undang Dasar pada tanggal 14 Juli 1945, dengan inti pokok sebagai berikut:
Pembentukan PPKI
PPKI singkatan dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dalam bahasa Jepang
PPKI dikenal dengan istilah Dokuritsu Junbi Linkai. PPKI dibentuk tanggal 9 Agustus
1945 menggantikan BPUPKI yang dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945.PPKI terdiri
dari 27 orang anggota, yang diketuai Ir. Soekarno dengan wakilnya Drs. Mohammad
Hatta. Susunan kepengurusan lengkap PPKI adalah sebagai berikut:
Anggota:
1. Mr. Soepomo
2. Dr. Radjiman Wedyodiningrat
3. R.P. Suroso
4. Sutardjo
5. KH. Abdul Wachid Hasyim
6. Ki Bagus Hadikusumo
7. Otto Iskandardinata
8. Suryo Hamijoyo
9. Abdul Kadir
10. Puruboyo
11. Yap Tjwan Bing
12. Latuharhary
13. Dr. Amir
14. Abdul Abbas
15. Teuku Moh. Hasan
16. Hamdani
17. Sam Ratulangi
18. Andi Pangeran
19. I Gusti Ketut Pudja
20. Wiranatakusumah
21. Ki Hajar Dewantara
22. Kasman Singodimejo
23. Sayuti Melik
24. Iwa Kusumasumantri
Semboyan ini telah mengakar kuat dalam jiwa masyarakat Indonesia, jauh sebelum
Negara ini terbentuk. Bukan sekedar kalimat biasa, tetapi kalimat semboyan ini memiliki
arti penting bagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa
yang majemuk. Dalam kemajemukan itulah, Bhineka Tunggal Ika memainkan
peranannya sebagai semboyan pemersatu.
Nah, pada kesempatan ini kami akan menjelaskan kepada Anda arti dari semboyan
Bhineka Tunggal Ika dan seberapa penting posisinya bagi bangsa Indonesia, selamat
membaca.
Sejarah Bhineka Tunggal Ika
Kalimat semboyan Bhinneka Tunggal Ika pertama kali dimuat dalam sebuah karya
berjudul Kekawin Purusadasanta (Kitab Sutasoma), yang ditulis oleh Mpu Tantular tujuh
abad silam pada zaman kerajaan Majapahit. Kalimat tersebut sebenarnya dibuat Mpu
Tantular untuk menyatukan perbedaan yang ada dalam dua agama besar saat itu, yakni
Buddha dan Hindu. Bunyi lengkap Bhinneka Tunggal Ika, seperti yang termuat dalam
kitab tersebut adalah sebagai berikut:
Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wisma, Bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma
mengrwa. Artinya: bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu) merupakan zat yang
berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal. Tercepah
belah, tetapi satu jua, artinya tidak ada dharma yang mendua.
Moh. Yamin merupakan tokoh yang pertama kali mengusulkan agar semboyan
Bhinneka Tunggal Ika tersebut diadopsi menjadi semboyan Negara. Usul ini diterima
oleh Soekarno dan ikut menjadi pembahasan dalam rapat BPUPKI. Akhirnya, semuanya
sepakat untuk menjadikan kalimat ini sebagai semboyan bangsa Indonesia bersama-
sama dengan burung Garuda yang ditetapkan sebagai lambang negara Indonesia.
Arti Bhineka Tunggal Ika
Lantas, apa arti dari semboyan Bhineka Tunggal Ika? Kalimat Bhinneka Tunggal Ika
terdiri dari tiga suka kata, yakni Bhinneka, Tunggal, dan Ika. Dalam ungkapan Jawa
Kuno, masing-masing kata tersebut memiliki arti; “Bhinneka” berarti “beragam”,
“Tunggal” berarti “satu”, dan “Ika” berarti “itu”. Sekarang ini, gabungan dari semua kata
tersebut umum diartikan sebagai “Berbeda-beda tapi tetap satu jua”.
Bagi bangsa Indonesia, kalimat ini merupakan kalimat pengikat atau pemersatu. Kalimat
tersebut mempunyai makna agar masyarakat utuh dalam ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Negara yang bersatu tidak mudah terpecah belah serta kokoh
dalam menghadapi ancaman.
1. Apakah yang dimaksud dengan dasar Negara ?
Jawabannya : Dasar Negara adalah sumber bagi pembentukan konstitusi dalam negara. Atau
dapat diartikan Fundamen yang kokoh dan kuat serta bersumber dari pandangan hidup atau
falsafah (cerminan dari peradaban, kebudayaan, keluhuran budi dan kepribadian yang tumbuh
dalam sejarah perkembangan indonesia) yang diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
Jawabannya : pandangan hidup adalah suatu hal yang dijadikan sebagai pedoman hidup, dimana
dengan aturan aturan yang di buat untuk mencapai yang di cita citakan.
Fungsinya:
Jawabannya : Kedudukan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah sebagai dasar
negara.
Fungsinya : Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk dalam
kehidupan sehari – hari masyarakat Indonesia baik dari segi sikap maupun prilaku masyarakat
Jawabannya : arti penting pandangan hidup bagi bangsa indonesia adalah sebagai pegangan dan
pedoman hidup bagi seluruh rakyat indonesia, serta sebagai pemecah masalah-masalah politik
saling berkaitan. Sila – sila dalam pancasila merupakan rangkaian kesatuan yang bulat sehingga
tidak dapat dipisahkan satu sama lain atau tidak dapat dibagi – bagi
Jawabannya : Seluruh sila dari Pancasila tersebut tidak dapat dilaksanakan secara terpisah –
pisah. Karena Pancasila merupakan satu – kesatuan yang utuh dan saling berkaitan. Sila – sila
dalam Pancasila merupakan rangkaian kesatuan yang bulat sehingga tidak dapat dipisah –
pisahkan satu sama lain atau tidak dapat dibagi – bagi atau diperas.
8. Jelaskan 5 (lima) nilai yang terkandung dalam sila ketuhanan yang maha
esa!
beragama.
9. Jelaskan 4 (empat) perwujudan sila kemanusiaan yang adil dan beradab
di lingkungan masyarakat!
Jawabannya :
Jawabannya :
1. Bergotong royong,
3. Tidak bertengkar